Pada suatu hari Abu Muslim sampai ke rumahnya, istrinya pun menyambutnya di
depan pintu. Dengan wajah sedih, istrinya berkata, “Tidak ada kayu dirumah kita yang bisa
digunakan iuntuk menghangatkan tubuh dari musim dingin yang menggigit ini”
Lalu Abu Muslim keluar dari rumahnya dan pergi ke
masjid untuk shalat 2 rakaat. Setelah itu, dia berdzikir, beristighfar, dan
berdoa, “Ya Allah yang Maha Mengetahui
rahasia , Engkau Mahatahu bahwa aku malu jika meminta pertolongan selain
kepada-Mu. Wahai Tuhan yang luas kemurahannya, karuniakanlah padaku gandum,
terigu, minyak dan kayu bakar. Karuniakan pada istriku, pakaian dan kerudung,
dan karuniakan kepada anakku pakaian dan sapi untuk diminum susunya. Ya Allah
kabulkanlah doaku, Amiin”
Abu Muslim pun menjawab, “Di dalam sakuku tidak ada uang dinar
atau dirham untuk membeli kebutuhan kita”
Istrinya pun berkata, “Bagaimana bisa kau mengeluh fakir dan tidak punya apa-apa, padahal
engkau adalah orang yang palig dekat dan dihormati khalifah? Pergilah kesana
dan jelaskan kepadanya keadaan kitaa bahwa kita sangat kekurangan, fakir dan
perlu bantuan. Aku yakin, khalifah pasti membantu dan tidak akan membiarkan
kita hidup fakir”
Abu Muslim menjawab, “Na’udzubillah, aku berlindung kepada Allah kalu sampai aku melakukan
hal itu. Aku malu kepada Allah. Kalau sampai minta bantuan kepada makhluk
ciptaan Allah, padahal Allah Maha Pemurah. Aku tidak mungkin meminta bantuan
kepada selain Allah”
Kebetulan pada saat itu di dalam masjid ada seorang
lelaki yang termasuk salah satu pegawai istana khalifah. Pegawai itu merasa
aneh mendengar doa itu, segera dia bergegas keluar masjdi dan langsung menuju
istana. Dia ingin menemui khalifah untuk menceritakan apa yang didengarnya di
dalam masjid.
Begitu sampai di hadapan khalifah, dia berkata, “Aku melihat, sekarang ini ada seorang
lelaki di masjid berdoa pada Tuhannya dan meminta hal-hal aneh”. Lalu dia pun
menyebutkan hal-hal aneh yang diminta oleh lelaki itu pada khalifah.
Ketika mendengar hal-hal yang diminta itu, khalifah
tertawa dan berkata, “Aku yakin, aku
tahu siapa lelaki yang berdoa di dalam masjid itu. Aku yakin dia adalah Abu
Muslim. Dia seorang lelaki yang sangat malu kepada Allah. Sekarang, coba kau
ulangi lagi isi doanya. Aku ingin mengirim barang-barang yang dimintanya itu
kerumahnya secepatnya sebelum dia keluar dari masjid. Setiap satu barang yang
dia minta, kirim dua”
Sementara itu Abu Muslim tetap berada di masjid
beberapa saat lamanya untuk membaca Al-Qur’an dan berdoa kepada Tuhannya.
Setelah dirasa cukup lama, dia keluar dari masjid dan pulang kerumahnya. Sampai
dirumah dia disambut istrinya dengan penuh rasa gembira. Sang istri
menyambutnya dengan penuh kehangatan.
Istrinya berkata, “Coba renungkan Abu Muslim, sekarang kita tidak kekurangan lagi. Ini tidak
lain karena kau mau mendengar nasihatku. Akhirnya kau pergi juga ke tempat
khalifah”
Abu Muslim terkejut mendengar ucapan istrinya. Dia
bersumpah bahwa dia tidak pergi menemui khalifah. Bahkan dia tidak berjumpa
dengannya selama satu minggu. Istrinya lalu bertanya, “Kalau begitu,
ceritakan kepadaku kemana kau pergi? Kepada siapa kau mengadu?”
Abu Muslim menjawab, “Aku pergi kemasjid dan mengadukan keadaan kita kepada Allah swt. Aku
sangat malu kepada Allah jika sampai Dia melihat aku minta tolong kepada selain
dia”
Seketika itu istrinya meneteskan air mata, dia
terharu dan dia bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada suaminya. Dia
berkata, “Alangkah mulianya jiwamu,
alangkah indahnya perbuatanmu suamiku. Alangkah pengasihnya Allah yang tidak
pernah melupakan hambanya”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan