Ma'ruf mempunyai
seorang paman yang menjadi gubernur di suatu kota. Pada suatu hari ketika si
paman lewat di sebuah padang, ia melihat Ma'ruf sedang makan roti. Di depan
Ma'ruf ada seekor anjing. Secara berganti-ganti Ma'ruf memasukkan sekerat roti
ke mulutnya sendiri dan ke mulut anjing itu. Menyaksikan perbuatannya itu si
paman berseru:
"Tidak malukah engkau memakan roti bersama-sama dengan seekor anjing?".
Ma'ruf menjawab. "Karena mempunyai rasa malulah aku memberikan roti kepada yang miskin".
Kemudian Ma'ruf menengadahkan kepalanya dan memanggil seekor burung yang sedang terbang di angkasa. Si burung menukik. hinggap di tangannya, sedang sayap-sayapnya menutupi kepala dan,, mata Ma'ruf. Setelah itu Ma'ruf berkata kepada pamannya:
"Jika seseorang malu terhadap Allah, maka segala sesuatu akan malu terhadap dirinya".
Mendengar kata-kata ini si paman terdiam dan tak dapat berkata apa-apa.
"Tidak malukah engkau memakan roti bersama-sama dengan seekor anjing?".
Ma'ruf menjawab. "Karena mempunyai rasa malulah aku memberikan roti kepada yang miskin".
Kemudian Ma'ruf menengadahkan kepalanya dan memanggil seekor burung yang sedang terbang di angkasa. Si burung menukik. hinggap di tangannya, sedang sayap-sayapnya menutupi kepala dan,, mata Ma'ruf. Setelah itu Ma'ruf berkata kepada pamannya:
"Jika seseorang malu terhadap Allah, maka segala sesuatu akan malu terhadap dirinya".
Mendengar kata-kata ini si paman terdiam dan tak dapat berkata apa-apa.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan