(Percikan Cahaya Ilahi)
SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI
Pada Hari Ahad, 9 Jumadil Akhir tahun 545
Hijriyah Madrasah Al Ma’murahnya.
Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :
Sabda Nabi Muhammad saw. “Bahwa
seseorang datang kepada Nabi, katanya : sesungguhnya aku mencintai Agama Allah.
Sabda Nabi saw. : peganglah bala’ sebagai jilbab dan genggamlah fakir sebagai jilbab.”
(Riwayat Ibnu Majah)
Karena kamu ingin brsifat seperti sifatku,
maka kamu harus menerapkan sifat pribadiku dalam jiwamu; artinya demikian;
sebab di antara syarat mehabbah itu harus disertai persesuaian; Abu Bakar As
Shiddiq adalah sosok orang yang amat mencintai Rasulullah, maka beliau pun
mendarmabaktikan jiwa dan seluruh hartanya – untuk keperluan agama – dan
bersifat mengikuti sifat-sifat Rasulullah; sejalan dengan kepribadian itu,
beliau juga menerapkan kefakiran dalam jiwanya sampai beliau benar-benar sunyi
dari persediaan harta; beliau bersesuaian dengan Rasulullah, lahir atau batin,
dari yang berbentuk sirri atau yang tampak. Tetapi dirimu, wahai pendusta suka
mengaku orang shalih, padahal kamu sembunyi dari mereka baik bersama uang atau
perhiasan, dan kamu ingin dekat mereka atau berkawan dengan mereka; mana
bisa!!!..
Jadilah orang berakal, pengakuanmu itu
hanya cinta dusta; cinta itu tidak mungkin tersembunyi untuk orang yang dicinta
bahkan cinta itu membekas pada sesuatu; adapun yang biasa terjadi pada pribadi
Nabi saw. adalah fakir – itu tidak bisa ddipisahkan; karena itu beliau pernah
bersabda : “fakir itu lebih mempercepat jalinan denganku bagi orang yang
mencintai aku daripada mengalirnya air menuju hulu.”
Kata Aisyah r.a. “tidak henti-hentinya
dunia bagi kami mengeruhkan keluarga selagi Rasulullah masih di samping kami,
ketika Rasulullah wafat dunia dituangkan kepada kami secara besar-besaran.”
Maka disyaratkan cinta kepada Rasulullah harus kefakiran, dan mencinta Allah
harus menerima ujian-Nya.
Ada Ulama berkata : setiap cobaan
bergandeng kasih. Mungkinkah kau disebut cinta Allah sedang kecintaan itu kau
sertai dusa, munafiq dan riya’ atas nama-Nya; cabutlah pengakuan dan
kedustaanmu; kamu tak perlu memasukan pikiranmu jika datangmu untuk menyatakan
benar, jika tidak tak perlu ikuti kami. Kau jangan sia-sia berpindah karena kau
tidak diterima; bahkan membisu saja diketawakan; janganlah kau mengambil alat
penghibur dengan ular dan singa, karena keduanya itu bisa membahayakan jiwa;
bila kau punya mantera penakluk ular, boleh kau mempermainkannya; jika kau
punya tenaga boleh kau bermain dengan singa; sungguh jalan Allah itu butuh
sekali kebenaran, juga sangat membutuhkan nur ma’rifat; bersama mentari
ma’rifat yang terbit dalam hati orang-orang benar selamanya tidak pernah suram
– siang atau malam.
Wahai sahaya,
jadilah orang berakal; jangan dekati pencipta model zaman kini, karena
hakekatnya mereka adalah serigala yang berbusana; ambillah pengacara berfikir;
perhatikan gambar di sana; mohonlah kepada Allah agar memberi petunjuk
kepadamu; sesungguhnya aku terima berita manusia dan dari Tuhan, maka yang aku
temui keburukan terletak pada manusia, kebaikan pada Tuhan.
Wahai Allah
selamatkan kami dari keburukan mereka, limpahkan rizki untukmu di dunia dan
akhirat; sesungguhnya aku tidak memerlukanmu, hanya aku butuh kamu untukmu;
untuk memperlilit talimu; aku tidak mengambil sesuatu pun darimu kecuali
untukmu sendiri, bukan untukku; bagiku yang gmencukupkan aku bukan dari sesuatu
yang ku ambil darimu; aku tidak punya apa pun kecuali kerja bertawakal kepada
Allah; aku tidak akan menanti sesuatu yang tidak datang untukku; bukan seperti
penantianmu; karena yang demikian adalah gambaran orang-orang munafik yang suka
riya’, suka menggantungkan diri kepada sesamanya bukan kepada Allah.
Kutekankan kepada seluruh bumi; jadilah
orang berakal; jika kamu ingin beruntung usahakan agar menjadi seperti pandai
besi untuk melandasiku, hingga seluruh nafsu, hawa, tabiat, setan dan musuh
semuanya terpecah!
Tiada ulasan:
Catat Ulasan