(Percikan Cahaya Ilahi)
SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI
Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :
Betapa celaka orang yang sombong,
ketahuilah penghambaanmu itu tidak membenam dalam bumi tetapi naik ke langit.
Firman Allah :
“Kepada-Nya naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang
baik itu dimuliakan oleh Tuhan.” (Q.S. Fathir :10).
Allah berkuasa atas Arasy dan Dia
pemeliharan kekuasaan itu, ilmu-Nya mengakar ke segala penjuru yang baru. Dalam
Al-Qur’an terdapat tujuh macam ayat yang menjelaskan hal ini, tetapi kesemuanya
itu tidak memungkinkan daku untuk menjelaskan karena ketololanmu.
Kamu mempertakuti aku dengan pandanganmu,
tapi aku tidak gentar, kamu hendak memperjinak aku dengan hartamu; aku tidak
pernah akan butuh; bahkan aku semakin takut Allah. Aku mengharap Dia bukan yang
lain, aku menyenbah di hadapan-Nya bukan di hadapan yang lain, rizkiku ada di
sisi-Nya. Setiap hamba membutuhkan Dia, tetapi ia tidak mungkin
menundukkan-Nya. Tersebut bahwa, ia (Abdul Qadir al Jailani) melalui usahanya
telah mengIslamkan orang lebih dari 500 (baca :limaratus) dan mentauabatkan
20.000 (baca : dua puluh ribu) orang. Ia berkata : “Yang demikian karena berkah Nabi-ku Muhammad saw. semata .
“(Dia) Maha Tahu perkara yang tersembunyi dan tidak
diterangkan-Nya rahasia-Nya itu kepada siapa jua pun selain kepada utusan yang
disukai-Nya.” (Q.S. Al-Jin : 26, 27).
Al Ghaib (sesuatu yang tidak aksat mata)
berada di sisi-Nya, maka perdekatlah Dia sampai kamu melihat dan mengetahui apa
yang ada di sisi-Nya. Untuk itu, tinggalkan keluarga, harta, desa, isteri, anak
dan keluarga mereka dari lubuk hati, tinggalkan semua perkara itu dan
ber-sirri-lah di pintu-Nya,. Jika kamu sampai di pintu-Nya, maka tidak akan
tersibukkan oleh syahwat atau harta benda, kalaupun kamu dihadapkan senampan
santapan, tidak melahapnya, jika kamu di tempatkan dalam sebuah kamar, tidak
menempatinya; jika kamu dikawinkan lagi, tidak mau; dus, kamu tidak menerima
sesuatu pun dari semua itu, sampai kamu menjumpai-Nya seperti pertemuan antara
kulit dengan bajumu, baju dengan air, seperti debu dengan perjalanan orang,
beserta keteracakan rambutnya. Inilah arti : “Tawalli” dengan cipta.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan