(Percikan Cahaya Ilahi)
SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI
Selesa Petang, 23 Rajab tahun 545 Hijriyah, di Madrasah Al Ma’murahnya.
Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :
Orang beriman itu jauh di dunia, sementara
ahlu zuhud jauh di akhirat dan orang arif jauh dari selain Allah. Orang beriman
itu terpenjara dalam dunia, kendati ia punya kelapangan rizki dan tempat
persinggahan keluarga, tapi mereka sama mentransfer harta dan kemuliaannya,
lalu mereka riang ketawa di sekitarnya, sedang mereka berada dalam penjara
batin. Riangnya di wajah sedih dalam hati, ia mengenal dunia tapi secepat itu
ditolak hati. Pertama kali sesuatu yang ditolak – satu tolakan – karena takut
kalau sampai membalikan pandang, maka ketika berbuat hal itu tiba-tiba pintu
akhirat terbuka untuknya. Kemudian ia datang dengan wajah berseri sembari
menolak dunia – sebagai penolakan kedua – ketika itu akhirat datang
mendatanganinya dan memeluknya, tetapi dunia tetap ditolak untuk penolakan
ketiga kali, lalu ia bermukim bersama akhirat, ketika itu kelembutan dan cahaya
Allah mendatanginya, lalu akhirat pun ditolak. Dunia berkata : mengapa engkau
ditolak? Ia menjawab : Kurasa aku lebih baik darimu. Akhirat juga berkata :
Kenapa kamu tolak aku? Ia menjawab : karena aku baru diadakan lagi tergambar,
sedang kamu lain darinya, bagaimana aku tidak menolakmu? Maka ketika itu
nyatalah ma’riffat kepada Tuhan lebih sempurna, praktis ia terbebas dari selain
Allah, jauh dunia, jauh akhirat, kosong dari segala sesuatu sehingga dunia
terbalik menjadi pelayannya.
Tujulah Tuhanmu dengan perangkat yang ada
ini, tinggalkan pagi ini sampai jauh kemarin, semoga esok nanti datang lagi,
sedang kamu telah mati. Wahai orang kaya, janganlah pongah dengan kekayaanmu,
mungkin esok datang apdamu sedang kau telah fakir. Janganlah keberadaanmu
bersanding dengan sesuatu, tetapi bersandinglah selalu bersama Allah.
Tradisikan beribadah, tinggalkan kebinasaan, jika tradisi buruk hangus terbakar
pula hukum yang ada di alam tradisi itu; untuk merombak; sehingga Allah
merombak dirimu, Firman-Nya :
“Sesungguhnya Allah tiada merobah keadaan suatu kaum, sebelum
mereka merobah keadaan diri mereka sendiri.” : (Qs. 33:11).
Keluarlah nafsu termasuk ciptaan yang mendekam dalam hati, saratilah
dengan memberadakan keduanya sampai keberadaan itu kembali untukmu. Betapa, ini
sesuatu yang datang di sertai puasa siang dan sholat di malamnya disertai kesucian hati dan kejehrnihan
sirri.
Ada ulama berkata : Bahwa puasa dan shalat
di malamnya itu sunyi dan tumbuh di atas hidangan dan makanan, selamanya
keduanya benar, pertama datang makanan lalu datang warna setelah warna makanan,
kemudian dimakan, menyuci tangan lalu datang menjumpai Allah, kemudian sunyi,
terputus, ramai, kembali, menyerahkan tempat tinggal dan tercabut.
Jika hati telah baik kepada Allah,
bertempat di dekat-Nya, maka ia diberi kekuasaan seisi bumi dan spektrum
(pancaran sinar) dakwah diserahkan untuknya – dari tangan ciptaan – bersabar
atas siksa mereka, untuk merombak kebatilan juga diserahkan kepadanya; termasuk
hakikat kebenaran diberikan dan diperbekalkan. Kalaupun ia diberi kaya batinnya
tetap terpenuhi hukum Allah.
Wahai sahaya,
makanan haram itu bisa mematikan hati, tapi makanan halal justru memperhidup
hati, satu suap mampu menerangi hati dan sesuap yang lain justru
memperpendeknya, satu suapan menempa hidup di dunia dan satu suapan lain
menempa kehidupan di akhirat, sesuap menjauhkan diri dari dunia – akhirat dan
sesuap yang lain cukup mempersuka untuk mencari keduanya, makanan haram
membimbangkan hidup di dunia, mendorong jiwa cenderung untuk berbuat maksiat,
tapi makanan halal mempertebal diri ke akhira dan mendorong kecenderungan untuk
bertaat, makanan halal memperdekat hati kepada Allah. Nah, demikian makanan
yang tidak kamu ketahui rahasianya kecuali disertai ma’rifat Allah. Ma’rifat
Dia sesungguhnya terletak dalam hati, bukan dalam buku, ia ada dari-Nya bukan
dari manusia.
Hanyasaja ma’rifat bisa diperoleh setelah
beramal berlandas hukum Allah, ya, setelah pembenaran dan kebenran, setelah
bertauhid dan berteguh dengan-Nya dan setelah semua ini merdeka dari ciptaan.
Bagaimana kamu mengenal Allah, padahal yang kamu kenali selama ini hanya
sekitar makanan, minuman, busana, kawin tanpa memperdulikan dari mana semua itu
diperoleh.
Nabi Muhammad saw. bersabda :
“Barangsiapa tidak memperdulikan dari mana
makanan dan minuman diperoleh, maka Allah juga tidak mengambil peduli dari
pintu mana ia dimasukkan ke dalam neraka.”
Kamu tidak perlu menghiraukan keberadaan
ini, jangan mabuk kepayang dengannya, jangan tertempa sesuatu itu, jangan kau
perkuat ciptaan darinya, selain kamu membicarai mereka tentang masalah-masalah
yang bisa mereka cerna. Sampaikan untuk mereka apa yang diberikan Tuhan,
bertatakramalah kepada mereka dengan sesuatu kemuliaan yang diberikan-Nya,
berlemah lembutlah bersama mereka, ciptakan kondisi lakumu menurut akhlaq Allah
dan kondisi tindakan menurut perintah-Nya.
Pengajar (guru) itu ada dua kriteria; yaitu
Guru Hikmah dan Guru Ilmu. Dia-lah type manusia yang menggiring dirimu menuju
pintu Allah. Di lain pihak ada dua pintu yang pasti dimasuki manusia; yaitu
pintu makhluk dan pintu Allah, pintu dunia dan pintu akhirat. Pertama pintu
makhluk, kedua pintu Allah. Dalam hal ini kamu tidak mungkin memahami rahasia
pintu akhirat kecuali bila kamu menggladi pintu pertama; yaitu pembebasan hati
dari unsur dunia sampai masuk ke pintu akhirat. Sambutlah Guru Hikmah hingga
mengantarmu sampai ke pintu Guru ilmu, bebaskan diri dari makhluk sampai
mengenal Allah. Dia Mahatinggi – di atas ketinggian, keduanya itu selamanya
ta’arudl (kontra) tidak pernah bisa diakurkan. Demikian sesuatu yang
bertentangan, karena itu kamu tak perlu spekulatif mencarinya dalam usaha
pemaduan, itu tidak akan berhasil. Lepaskan hati yang seharusnya menjadi
persemayaman Asma Allah, jangan menggandeng yang lain. Bila Malaikat saja tidak
mau masuk rumah yang didalamnya terpampang gambar, maka bagaimana Allah sudi
memasuki hati yang berpenghuni patung berhala; selain Dia termasuk berhala;
karena itu hancurkan ini, sucikan kediaman ini tentu kamu melihat persesuaian
dengan-Nya mendatangimu, di samping itu kamu akan bisa melihat
keajaiban-keajaiban yang belum pernah kamu lihat.
Wahai Tuhan kami,
berilah kami kehidupan yang baik di dunia dan kehidupan yang baik di akhirat
dan lepaskanlah kami dari siksa neraka.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan