(Percikan Cahaya Ilahi)
SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI
Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :
Orang-orang yang bersibuk diri menghabiskan
waktu dan memberi hak permulaannya untuk ciptaan berarti waktunya tersita dan
terberi untuk mereka, waktu mereka tersisa oleh Fadl dari Allah dan
rakhmat-Nya, dan terberi untuk orang-orang fakir miskin yang terjepit mereka.
Mereka melabrak dewan-dewan orang beragama yang lemah atas keputusannya. Mereka
adalah para pemimpin atau penguasa negara, ya, tidak penguasa dunia karena
menyita dan tidak memberi.
Pada umumnya orang itu meninggalkan bekas
sesuatu yang tampak dan mentauti yang tidak tampak. Mereka mentransfer punya
Allah bukan punya ciptaan, organ tubuh mereka bekerja untuk ciptaan dan hati
bekerja untuk diri sendiri. Mereka menafkahkan sesuatu untuk Allah bukan untuk
hawa nafsu. Tujuan jiwanya bukan untuk puja atau puji. Tinggalkan raa berbesar
diri di hadapan Allah atau tehadap sesama, karena perbuatan itu termasuk di
antara sifat orang sombong adalah mereka orang-orang yang mukanya akan diasah
oelh Allah dengan api jahanam. Termasuk juga dalam jajaran orang yang sombong
adalah jika kamu marah kepada-Nya. Sama halnya bila kamu mendengar ssuara
adzan, tapi kamu tidak menjawab; yakni bersegera melaksanakan shalat, sungguh
berarti kamu telah berlaku sombong kepada Allah. Dan bila seseorang berbuat
dhalim atas sesamanya berarti ia bersombong di hadapan-Nya.
Bertaubatlah, murnian taubatmu sebelum
terbinasakan melalui pengelmahan ciptaan-Nya, seperti pembinasaan atas Namrudz
dan raja-raja lalim lain. Untuk apa, jika kamu sombong kepada-Nya niscaya akan
dihinakan setelah dimuliakan, melarat setelah kaya, disiksa setelah melalui
nikmat, bahkan diperbudak setelah kehidupan ini!. Jadilah orang takwa. Syirik
itu bisa terjadi karena dua sebab; lahir dan batin; Syirik lahir seperti
menyembah patung atau sejenisnya, dan syirik batin seperti takut pada sesama
dan yakin mereka memiliki dlar dan naf’.
Di antara manusia juga terdapat orang yang
menguasai harta dunia, tetapi ia tidak mencintainya, ia memiliki tetapi tidak
dikuasai, harta menyukai tapi ia tidak mencintai, dunia melayani tapi ia tidak
melayaninya, ia bisa menyirnakan dunia tapi ia tidak bisa dihancurkannya.
Teramat bagus hatinya kepada Allah, dunia tidak pernah mampu mencelakakannya,
ia rela mengeluarkan dunia tetapi dunia tak mampu mengeluarkan dirinya. Karena
itu Nabi saw. bersabda :
“Yang paling nikmat untuk harta yang baik itu bila dikuasai orang
baik.”(Riwayat Ahmad)
“Tidak ada kebaikan dalam dunia (harta) kecuali bagi orang yang disebut demikian dan demikian.”
Ketika itu Nabi sambil berisyarah
memisahkan dua tangannya dalam keadaan yang riang gembira.
Tinggalkan dunia yang kau kuasai untuk
kebaikan dirimu bersama Allah. Keluarkan ia dari hatimu niscaya tidak
membahayakan, nikmat dan keindahannya tidak akan mampu menipumu, karena dalam
waktu singkat ini seluruhnya akan lenyap menjauh darimu.
Wahai sahaya pandanganmu tidak memuaskan
aku, karena kamu sesat. Barangsiapa merasa puas atas pandangan sendiri berarti
ia sesat, hina dan tergelincir, apabila kau merasa puas atas pandangan sendiri
hram hidayah dan keterpelihara bagimu, kaerna kamu tidak mencarinya dan tidak
menetralisir kausalitanya.
Kamu berkata : “Aku orang yang sudah
kenyang mencucup ilmu Ulama.” Dan kamu mengaku berilmu, tapi mana amalmu?
Pengakuan ini tidak berarti, pengakuan itu tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Orang yang mengaku berilmu hanya menjadi jelas kebersihan pengakuannya bila
disertai amal, ikhlas, sabar ketika dicoba, tidak bergeming, tidak gelisah atau
mengadu kepada sesama ciptaan. Kamu buta mengapa mengaku melihat, kamu sulit
menerima kefahaman (idiot) mengapa berkata mampu memahami. Bertaubatlah dari
pengakuan palsu itu -- kepada Allah
bukan yang lain. Palingkan rasamu dari keberadaan ini, carilah sang Pencipta
keberadaan ini, kamu bukanlah orang yang mampu memporakpondakan, mempermegah,
merusak atau menguasainya; bahkan kamu harus memelihara sikap kekuasaan jiwamu
sampai peroleh ketenteraman dan mengenal Tuhan. Carilah kedamaian dunia
akhirat, kamu harus memelihara takwa, tajrid, tafrid dari selain Dia, kamu harus
menjaga kekosongan jiwa salamanya! Jangan kau tetapkan dirimu dalam sesuatu
kecuali yang menjurus pada kata perintah dan larangan, kaena jika kamu lakukan
berarti dirimu tetap di sana. Wahai kaum lelaki, wahai kaum wanita, amat
beruntung di antaramu yang memasang butir-butir mutiara ikhlas dalam jiwa, ya,
termasuk butir-butir takwa, mutiara sabar dan syukur. Aku lihat kamu
orang-orang yang jatuh!.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan