(Percikan Cahaya Ilahi)
SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI
Pada Ahad pagi , 7 Rajab tahun 545 Hijriyah
di Madrasah Al Ma’murahnya.
Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :
Nabi Muhammad saw. bersabda :
“Sakitkanlah setan-setan yang menggodamu dengan kalimat “Laa
ilaaha illallah Muhammadaur rasulullah”, karena sesungguhnya
setan-setan itu bisa terssakiti dengan bacaan itu, seperti salah seorang di
antaramu menyakiti ontanya dengan memperbanyak beban dan mempersarat muatan di
atas punggungnya.”
Wahai manusia sakitilah setan-setan musuhmu
dengan membaca “Laa Illaaha Illallah” secara ikhlas, kalimat tauhid itu mampu
membakar setan-setan musuhmu; baik dari jenis manusia atau jin, karena kalimat
itu perwujudan api bagi setan dan cahaya (nur) bagi orang yang bertauhid.
Bagaimana kamu berucap “Laa ilaaha Ilallah” sedang dalam hatimu terdapat
bermacam-macam Tuhan? Setiap sessuatu yang kau pergantungi dan kau minta
tolong; selain Allah; ia kau jadikan berhala, jadi pengakuan tauhid yang keluar
dari lesan itu tidak berguna jika masih disertai penyekutuan, penyucian hati
tidak berguna bila disertai pengotoran.
Orang bertauhid itu menyakitkan setan dan orang bersyirik itu disakitkan setan,
sedang ikhlas itu menjadi penguat ucapan dan perbuatan, karena itu jika
perbuatan sunyi dari ikhlas berarti seperti kulit tanpa kerangka, dan kulit
saja padahal tidak berrguna kecuali untuk bahan bakar.
Wahai
Kaum Ku, dengarlah kataku, beramalllah menurut
tuntutan ini karena hal itu bisa memadamkan api kerakusan dan membelah
pengaduan jiwamu. Kamu jangan mendatangi tempt yang bisa menyalakan tabiat,
jika demikian niscaya menghancurkan bangunan agama dan imanmu.
Tak perlu kau dengar biacara orang munafik
yang suka mencipta tipudaya dan mengadu domba, karena watak mereka terleetak
paa ucapan yang berisi aduan domba.
Jangalah berdiam pada lintasan peranganan,
hingga ma’rifat jadi sehat, lalu baik dan sehat jelas tampak olehmu.
Tundukkanlah matamu dari perkara haram, tahanlah nafasmu dari syahwat,
rangsanglah nafsumu pada makanan halal, pelihara batinmu dengan muraqabah
kepada Allah dan lehirmu mengikuti sunnah, jika ini terrjadi sungguh pemikiran
yang bersih terjadi atasmu, ma’rifat yang bersih juga terjadi padamu.
Wahai sahaya
pelajarilah ilmu, ikhlaslah sampai kamu suci dari jaringan munafiq besrta
pukatnya, carilah ilmu karena Allah semata bukan karena makhluk atau karena
dunia, tanda pencarian ilmu semata karena Allah adalah terletak pada rasa
prasaan yang takut kepada Allah, ketika datang perintah dan larangan justru
kamu merapat berendah diri di hadapan-Nya, selain itu bertawadlu kepada sesama tanpa
motivasi hajat, tidak tamak terhadap apa saja yang mereka punya, bersedekah di
jalan Allah dan kembali kepada-Nya, karena sadaqah di jalan selain Allah
berarti menetapkan pengembalian kepada yang lain, padahal pemberian tanpa
berdasar Allah berarti haram.
Sabda Nabi saw.
“Iman itu ada dua bagian, sebagian berisi sabar dan sebahagian
lagi berisi syukur.”(Riwayat Syihab)
Bila kamu tiadk punya sabar pada penyakit,
tidak syukur atas nikmat, berarti bukan Mukmin sejati. Di antara kebenaran
Islam seseorang itu terletak dalam kepasrahan jiwanya. Wahai Allah hidupkan
hati kami dengan tawakal kepada-Mu, taat dan mengenang-Mu, dengan mengikuti dan
mengesakan-Mu.
Wahai sahaya,
satu permasalahan penting yang bisa memperterang jiwamu adalah pengamalan Al
Qur’an dan Sunnah serta ikhlas dalam mengamalkannya. Kulihat ulama-mmu itu
terdiri orang-orang tolol, orang-orang zuhud di antaramu adalah para pencari
dunia, amat mendambakan dunia, pasrah kepada ciptaan dan lupa Allah, padahal
mendatangkan pertolongan selain Allah itu bisa menjadi sebab turunnya laknat.
Nabi saw. bersabda :
“Amat dilaknati orang yang meminta pertolongan kepada ciptaan
sepadannya.”
Juga sabdanya :
“Barangsiapa menjunjung ciptaan, maka sungguh hinalah.”
Ya, kamu perlu tahu; jika dirimu terbebas dari ciptaan lalu
menyertai Allah, niscaya kamu mengetahui rahasia apa yang ada padamu dan
sesuatu apa yang terjadi atasmu, pada gilirannya diperjelas antara apa yang ada
padamu dan apa yang ada pada selain kamu.
Peliharalah “tsubut” (tetap) dan “dawa,”
(kekal) di pintu Allah, putuskan causalita dari saluran hati, sungguh kamu
lihat kebaikan dan dunia akhirat. Nah, inilah sesuatu yang tidak sempurna,
ciptan, riya’ masih bercokol dalam hati, dan apa saja selain Allah juga masih
tumbuh di hatimu, karena itu tidak mungkin kamu punya kemampuan berlembut
seperti kelembutan zarrah. Jika kau tidak bisa menerapkan sabar, berarti tidak
berguna dan imanmu tidak ada puncaknya.
Nabi Muhammad saw. bersabda :
“Sabar termasuk sebahagian dari iman, seperti kepala termasuk dari
bahagian tubuh.”
Sedang arti sabar adalah tiada pengaduan
(darimu) kepada seseorang pun – ketika kamu mendapat coba – tidak bergantung
pada causalita (penyebab); tidak membenci cobaan dan juga tidak merasa gembira
akan kelenyapannya. Seseorang ketika berendah diri di hadapan Allah dalam
situasi kefakiran dan ketidakmampuannya, sabar bersama Dia atas penarikan itu
dan tidak memandang mudah sifat-sifat mubah, menyambung cahaya pada kelam dan
antara ibadah dengan kasab (kerja), tentu Allah memandangnya dengan pandangan
kasih, mempermudahnya beserta keluarga dengan sesuatu yang tak pernah diduga,
datangnya.
Allah berfirman :
“Dan siapa yang patuh kepada Allah, maka dijadikan kepadanya
jalan keluar (dari kesulitan). Dan memberi rizki kepadanya dari (sumber) yang
tidak pernah diduganya.” (Q.S. Ath-Thalaq : 2-3).
Kau laksana pembekam yang mengeluarkan
penyakit oang lain, sedang dalam dirimu sendiri terdapat penyakit bisul yang
sulit dikeluarkan. Kulihat kau terlalu memperkaya ilmu lahir tapi bodoh ilmu
batin. Di dalam Taurat tertulis : “Barangsiapa memperkaya ilmu, maka diperkaya
kepedihan”, apakah kepedihan itu?; yaitu takut Allah, memperhina diri di
hadapan-Nya atau kepada hamba-Nya, jika kau tak punya ilmu belajarlah.
Jika kau tak punya ilmu, amal, ikhlas, adab,
baik sangka terhadap guru, maka bagaimana sesuatu bisa datang kepadamu,.
Sungguh kau jadikan puncak himmah berupa dunia beserta isinya, dalam waktu
dekat kau akan diperdaya; antaramu dan Dia, di mana kamu termasuk orang yang
berhimmah satu, yaitu batin bermuraqabah, mereka mengolah hati seperti
mengolahragakan organ tubuh – hingga pabila hal ini sempurna atas mereka,
sungguh mereka terpelihara. Syahwat terpelihara oleh pancaran sirri, maka dalam
hati tidak terdapat satu syahwat pun yang menetap, kecuali syahwat yang satu;
yaitu mencari Allah, bertaqarub dan bermahabbah kepada-Nya, cukup sudah!
Diceritakan, bahwa suatu ketika Bani Israil
ditimpa cobaan yang cukup berat, kemudian mereka berkumpul mengadu kepada Nabi
mereka. Kata mereka : “Sampaikanlah kepada kami, bagaimana agar Allah meridloi
kami, sekiranya hal itu bisa menjadi sebab lenyapnya cobaan ini. Segera Nabi
mereka memohon kepada Allah tentang permasalahan tersebut, maka Allah pun
mewahyukan kepadanya :
“Sampaikan kepada mereka jika kamu
menghendaki relaku; maka sukailah orang-orang miskin, bila kamu menyukai
mereka, Aku baru menyatakan rela-Ku, tapi jika kamu tetap membenci mereka, Aku
tetap memurkaimu.”
Nah, dengarlah wahai orang berakal. Mengapa
kamu tak henti-hentinya membenci orangporang miskin, padahal kamu mengharap
ridla Allah, tidak mungkin ridla-Nya diberikan, bahkan kamu tak henti-hentinya
mendapat murka-Nya. Jadikanlah pegangan kataku yang kasat ini, tentu kamu
beruntung, pemegangan itu berarti penumbuhan taubat. Aku bukan tipe orang yang suka
menjauh atas penuturan guru, atau kerana kekurangan dan kekerrasannya, bahkan
aku lebih menjaga kepicikan bencana yang melanda mereka, jika kau di hadapannya
patuh tapi kamu tidak sabar atas penuturan mereka, padahal kamu ingin bahagia.
Tidak ada kemuliaan atau bahagia sampai kamu menyesuaikan diri dengan
kehendaknya. Peliharalah pergaulan bersama para guru, bersesuaianlah dalam
setiap kondisi, tentu bagian dunia akhirat.
Makanlah apa yang kusampaikan ini dan
amalkan. Faham tanpa pelaksanaan tidak bisa disamakan, sebagaimana amal tanpa
ikhlas. Seandainya kau bersabar bersama Allah, tentu bisa menyaksikan keajaiban
atas kelembutan-Nya. Nabi Yusuf as. Manakala bersabar mendapat coba Allah,
bahkan tak henti-hentinya beribadah dalam kurungan, berendah diri, menerima
kehendak Tuhan-Nya, maka kemuliaan Yusuf pada akhirnya jadi bersih dan tahta
kerajaan pun di dapat oleh kerendahan sifatnya, sehingga Yusuf as. Memperoleh
kemuliaan sejak hidup sampai mati,
Nah, ini konsepsi yang harus kamu
perhatikan, jika mengikuti syari’at, sabar bersama Allah, takut harap
kepada-Nya, menekan nafsu rendah bersama setan-setan pengendali jiwamu, tentu
kamu terlatih darimana semula dirimu berada ke peringkat lain – yang lebih
tinggi – teralihkan dari sesuatu yang dibenci pada yang disukai.
Celaka, ini konsepsi yang harus kamu
perhatikan, jika mengikuti syari’at, sabar bersama Allah, takut harap
kepada-Nya, menekan nafsu rendah bersama setan-setan pengendali jiwamu, tentu
kamu teralih darimana semula dirimu berada ke peringkat lain – yang lebih
tinggi – teralihkan dari sesuatu yang dibenci pada yang disukai.
Celaka, betapa kamu tidak punya malu
mencari sesuatu bukan dari Allah, padahal Dia lebih dekat denganmu daripada
yang lain; kendatipun kamu tetap mencari kebutuhan itu dari sesama. Kamu punya
harta sampai bertumpuk, tapi dirimu masih saja mempersempit mata pencaharian
orang fakir, jika sampai mati tersingkaplah kepelitan dan penimbunan hartamu,
lalu kau dipersilahkan menerima laknat. Seandainya kamu berifikir, tentu lelbih
mencari percik-percikan halus dari iman yang bisa mempertemukan dirimu dengan
Allah, hendaklah selalu menjalin hubungan dirimu dengan orang-orang shalih dan
berakhlaq di hadapan mereka, hingga apabila menara imanmu naik dan keyakinanmu
sempurna, berikhlas karena Allah, menata sopan santun, menekuniperintah serta
menahan larangan, tentu semua itu terlaksana dari seluruh isi hatimu.
Wahai penyembah berhala,
riya’ itu tidak mampu mencium kedekatan dengan Allah, juga, tidak dunia, tidak
akhirat. Wahai penyekutu ciptaan, pengunjung mereka; sesekali mereka tidak
membawa sengsara atau manfaat, pemberi atau pencegah, kamu tak perlu mengaku
bertauhid jika masih bersekutu. Karena hal itu tidak berarti bagimu !.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan