(Percikan Cahaya Ilahi)
SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI
Pagi Jumaat Pagi , 19 Rajab tahun 545
Hijriyah di Madrasah Al Ma’murahnya.
Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :
Nabi bersabda :
“Barngsiapa lebih suka menjadi manusia termulia hendaklah
bertakwa kepada Allah, dan barangsiapa lebih suka menjadi manusia terrkuat,
hendaklah bertawakal kepada Allah, dan barang siapa lebih suka menjadi manusia
terkaya, hendaklah kukuh menggenggam sesuatu yang ada dalam kekuasaan Allah
melebihi kekukuhan sesuatu yang ada pada dirinya.”
Barangsiapa lebih suka mendapat kemuliaan
dunia akhirat bertakwalah kepada Allah, karena Dia berfirman :
“Sesungghnya
yang paling mulia di antara kamu dalam pandangan Allah, ialah yang lebih bertakwa.” (Qs. IL:13).
Kemuliaan terletak menurut ukuran takwa
kepada Allah, dan kehinaan terletak menurut jalan maksiat. Barangsiapa lebih
suka memperkokoh Agama Allah, maka bertakwalah kepada-Nya, karena takwa itu
memperjernih hati, memperkokoh, mengajar dan memperlihatkannya pada keajaiban.
Sekali-kali kamu jangan bergelanyutan pada uang dan causalita yang mengitarimu,
karena hal itu hanya memperlemah dirimu, sedang takwa kepada Allah itu
memperkokoh diri, memperjelas penglihatan, memperlunak dan membukakan untukmu
berbagai jalur pembebas causalita tanpa diduga. Janganlah memperdulikan
kedatangan dunia atau kelenyapannya, jika mampu maka ketika itu kamu menjadi
oarng paling kuat. Penggantunganmu pada harta, pangkat, keluarga da causalita
yang mengitarimu, sungguh bisa memalingkan diri dari Allah, sebab hal itu
penipu yang tidak menghendaki hatimu terus melihat selain Dia.
Barangsiapa lebih cinta ingin kaya di dunia
– akhirat, hendaklah bertakwa kepada Allah, berhenti di pintu-Nya, merasa malu
jika hendak datang ke pintu yang lain, lalu pejamkan mata dari penglihatan yang
menuju selain Dia; yang daku kehendaki dengan penglihatan disini adalah
penglihatan hati.
Bagaimana kamu teguh menggenggam sesuatu
yang ada padamu, sedang ia cenderung meninggalkanmu – sampai kamu
mengesampingkan pertalian dengan Allah, padahal Dia tidak akan pernah lenyap,
sekejap pun. Kedunguanmu akan hal ini malah bisa membawamu berteguh pada yang
lain daripada teguh bersama Allah.
Wahai pemaling takwa,
sungguh keramat dunia akhirat diharamkan atasmu, wahai orang yang bertawakal
kepada sesama dan causalita, sungguh kekuatan dan kemuliaan bersama Allah
diharamkan untukmu; dunia atau akhirat. Wahai orang yang teguh menggenggam
sesuatu, sungguh kekayaan Allah diharamkan bagimu di dunia akhirat.
Wahai sahaya, jika ingin menjadi orang
bertakwa, tawakal, peneguh, maka harus mampu memelihara sabar, karena hal itu
merupakan landasan setiap kebaikan, bila nikmat bersabarmu telah bersih, maka
bersabrlah karena Allah, niscaya Dia akan membalasmu; yaitu memasukan rasa cinta-Nya dan
pendekatan-Nya dalam hatimu di dunia atau di akhirat.
Kamu jangan sibuk mencari dunia dan
berbangga-bangga atas sesama ciptaan, karena perbuatan itu tidak menghasilkan
untung dari Allah sedikit pun. Hatimu saja kotor oleh syirik, skeptis (ragu)
tentang keberadaan-Nya. Lagi membenci-Nya, kala diketahui hal itu menjadi
sifatmu, ternyata kamu marah yang justru kau tuduhkan kepada orang-orang
shalih.
Di antara Ulama rahimullah ada juga yang
enggan keluar rumah kecuali setelah membalut mata – perbuatan itu dilakukan
oleh puteranya – hal itu ditamppakkan di hadapan orang banyak. Jika ditanya
orang ia menjawab : demikian ini sehingga aku tidak melihat orang kafir penentang
Allah. Suatu hari ia keluar rumah dengan mata telanjang, ketika itu segera
mendadak ada selelmbar penutup yang jatuh dari atas menutup matanya. Alangkah
besar kecemburuan Allah, jika demikian bagaimana kalau kamu bersembah selain
untuk-Nya, bahkan kamu menyekutukan segala? Bagaimana kamu tega menyantap
nikmat pemberian-Nya, di lain pihak kafir kepada Dia?Kendati kamu tidak mencoba
memperbaiki hal itu, sebaliknya justru bergantung orang kafir, dan serta merta
merengek di hadapannya, suka menemani. Tentu saja dalam hatimu tidak terbersit
rasa iman dan cemburu untuk Allah.
Peliharalah taubat, istighfar dan bermalu
di hadapan Allah, tanggalkan busana penutup mulutmu untuk-Nya dan berjongkoklah
di hadapan-Nya, jauhilah keharaman dunia beserta syahwatnya, kaerna perolehanmu
pada dunia dengan hawa dan syahwat cukup mempersibuk diri, lupa Allah, Sabda
Nabi :
“Dunia adalah sijn (penjara) bagi
orang-orang beriman.”
Bagaimana orang Islam bisa bersukaria dalam
penjara, sama sekali tidak meriakan; hanya keriangan tampak di wajah sedih
dalam hatinya, dan Allah mencintai orang-orang penyabar.
Sebenarnya ini hanya sebagai ujian Allah
karena amat mencintanimu, kala kamu turiti perintah-perintah Dia, mencegah
larangan-Nya, bertambahlah cinta Allah, ketika kamu sabar atas coba,
bertambahlah kedekatan Dia kepadamu.
Ada Ulama berkata : “Sesungguhnya Allah
menolak untuk menyiksa kekasihnya, tetapi Dia hanya mencobai dan
mempersabarkannya.
Nabi Muhammad sendiri bersabda :
“Seakan-akan dunia tidak ada, dan
seolah-olah akhirat tidak sirna.”
Wahai pencari dunia, wahai pecinta dunia,
kemarilah menghadap aku sampai aku tahu aibmu lalu aku tunjukkan jalan menuju
Allah, dan aku pertemukanmu dengan orang-orang yang mengendari keridlaan Allah
semata. Kini, sebenarnya kamu berada dalam lingkaran gila. Dengarkan kataku,
amalkan konsepsi lalu ikhlaslah dalam beramal, jika kamu faham apa yang ku
katakan kemudian sempurna dalam beramal niscaya terangkat ke illiyyin, di sana
kamu lihat, bahwa pusat kataku berada di sana, percayalah atas kebenaran Isarah
yang ku tunjukkan ini.
Wahai manusia,
tinggalkan kegilaanmu, kepercayaan yang batil dan persibuklah dengan mengenang
Allah. Bicaralah tentang sesuatu yang bermanfaat bagimu, berdiamlah atas
perkara yang membawa bencana, jika hendak bicara pikirlah dulu, apa yang hendak
dibicarakan dan hasil apa yang didapat – jika sudah – berniatlah yang baik,
baru berbicara. Karena itu ada orang berkata : “Lisan yang tolol itu di depan
hati dan lisan yang berakal lagi berilmu itu di belakang hati.”
Sibukkan dirimu bersama Allah, jika Dia
mengendalikanmu bicara tentu Dia membicaraimu. Jika kamu menghendaki perkara
segeralah menuju-Nya. Dia menemani segala kebisuan, bila bisu telah sempurna
pembicaraan datang dari-Nya, atau mengekalkan dirimu sampai berpagut akhirat.
Demikian amksud Sabda Nabi :
“Barangsiapa mengetahui Allah, penatlah
hatinya.”
Suara lahir dan batin penat menyanjung Dia
dalam segala kondisi hidup, lalu terjadi penyesuaian tanpa pembantah, mata
hatinya buta memandang yang lain; hari-hari dunianya tercerai lalu menjauh dari
keberadaannya, demikian pula dunia akhirat pun menjauh dan jabatannya lenyap :
“Sesudah itu apabila
dikehendaki-Nya dibangkitkan-Nya.” (Qs. LXXX:22).
Dia temukan setelah faqd (sunyi), Dia
mengembalikan dalam bentuk lain, memfanakan dengan kuasa fana’ lalu Dia
mengembalikan dengan kuasa baqa. Demikian tercapai pertemuan. Setelah itu Dia
mengembalikan manusia untuk berseru dari
fakir ke kaya. Kaya adalah jika bersama Allah dengan menjalin pertalian
dengan-Nya. Fakir adalah jauh dari Allah dengan memperkaya selain-Nya. Berkaya
itu termasuk pertumbuhan hati, bedekat Allah, sedang fakir kebalikannya. Siapa
ingin kaya tinggalkan dunia akhirat dan apa saja yang ada di sana.
Wahai Allah,
tunjukkan hati kami kepadamu dan berilah kami kehidupan yang baik di dunia dan
kehidupan yang baik di akhirat, dan selamatkanlah kami dari siksa neraka.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan