(Percikan Cahaya Ilahi)
SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI
Pada Hari Sabtu , 10 Dzulkaedah tahun 545
Hijriyah di Madrasah Al Ma’murahnya.
Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :
Sabda Nabi saw. :
“Di antara simpanan Arasy adalah penyembunyian bencana
(Kesusahan).” (Riwayat Abi Hatim)
Wahai pengadu kepada manusia
atas bencana yang menimpa; pengaduan mana bisa bermanfaat bagimu; pengaduan
kepada ciptaan tidak akan bermanfaat atau membawa bencana (dlar); jika kamu
berpegang teguh kepada mereka tapi menyekutukan Allah hanya memperjauh, sedang
marah-Nya telimpah untukmu, tentu Dia amat tertutup bagimu; wahai si tolol,
mengapa suka mengaku berilmu; di antara sekian banyak ketololan yaitu mencari
dunia tanpa dasar Tuhan; kau mencari ikhlas dari tindakan-tindakan bencana
tetapi mengadu kepada ciptaan.
Celaka, jika ini terjadi pada anjing
pelacak – suatu perbedaan jauh – karena ia berlatih menjaga buruan dan
meninggalkan makanan buruannya; demikian juga burung dengan tabiatnya ia
meninggalkan makanan – makanan binatang buruan yang khusus diperuntukkannya;
ilmu dan kefahamanmu sampai kamu tidak menyantap agama atau memperkoyaknya dan
aku tak berniat membawa amanat Alalh – yang diletakkan pada dasar-dasar agama
orang beriman untuk memelihara daging dan darahnya; janganlah kau pergauli
mereka sebelum mengajarimu kepada-Nya; jika kamu telah dipelajari dan faham
akan kandungannya baru dirimu merasa tenang ketika bergaul dengan-Nya; ke mana
saja engkau menghadap tak terpisah dari-Nya meliputi segala keberadaan jika dirimu telah tenteram jadilah
penyabar, berilmu, mudah ridlo ketentuan apa yang datang, janganlah kamu
pisahkan antara tepung gandum dan tepung beras yang kau ambil untuk
dibagi-bagikan; karena tidak makan itu lebih aku sukai dariapda makan di atas
keberuntunganmu itu melebihi perbuatan baik, taat dan itsar; tabiatnya itu
beralih menjadi kemurahan yang mulia, berzuhud di dunia, cinta akhirat; bila
kau berzuhud pada akhirat dan mencari Tuhan, maka carilah agar seiring bersma
hatimu menuju pintu-Nya; ketika itu datang padamu sambil berkata :
wahai orang yang tidak makan, makanlah;
wahai orang yang tidak minum; minumlah; orang sakit yang berakal itu tidak akan
pernah makan kecuali menurut resep dokter atau perintahnya, itu pun disertai
adab penuh kesopanan dan meninggalkan tardisi buruknya ketika dokter itu datang
atau pergi, wahai pelahap makanan buruk;
wahai pencicil sungguh makanan dicipta
untukmu; siapa lagi yang mampu makan hal itu kecuali hanya kamu; pakaian,
kediaman, kendaraan dan pernikahan sungguh tercipta untukmu; siapa lagi mampu
memperoleh hal itu dan mengenakannya selain kamu. Cih, ini hanya untuk orang
tolol.
Sebenarnya kamu itu tidak punya kepastian, akal- iman dan pembenaran janji
Allah, tentu Allah tidak akan menerima pertalian yag disertai kebencian; Allah
hanya menerima pertalian yang disertai adab, ketentuan lahir dan persesuaian
yang abadi; setiap orang yang menerima ketentuan Allah abadilah pertaliannya
bersama Allag; orang arif Billah lagi berilmu tentang Allah, selamanya bersama
Dia tidak bersama yang lain, sejalur dengan Allah tidak yang lain; hidup
bersama-Nya mati juga bersama-Nya.
Wahai
sahaya, jika kamu bicara, bicaralah dengan niat
bersih; jika kamu diam, diamlah dengan niat yang suci, setiap orang yang
mendahulukan niat – sebelum pelaksanaan amal – maka tiada amal baginya; kamu
jika bicara atau diam menunjukkan ketiak itu dirimu berada dalam lingkaran
dosa, karena kau tidak punya niat suci, diam dan bicaramu itu tanpa sunnah, yaitu
ketika terjadi perubahan situasi serta penyempitan rizki (pendapatan) maka kamu
sama meubah niat demi memperoleh sesuap nasi itu; ketika terjadi
perceraiberaian harta ternyata kau mengingkari nikmat yang disebabkan adanya
pergeseran, maka kembalilah nikmat itu, karena kau suka sombong, suka
menjatuhkan hukum atasnya; lakukan dan jangan kau laksanakan; kenapa kau
lakukan? Itu lebih baik jika terjadi demikian; karena permasalahan ini lebih
jauh (kompleks) meliputi waktu dan penjauhan diri.
Siapa dirimu, wahai Bani Adam, kau
hanya sosok ciptaan yang tercipta dari tetesan air hina; rendahkan dirimu di
hadapan Tuhan, hinakan untuk-Nya; bila kau tidak punya rasa taqwa, maka tiada
kemuliaan bagimu di sisi-Nya; peliharalah dirimu di hadapan orang-orang shalih,
dunia seluruhnya adalah hukum sedang akhirat seluruhnya adalah ketentuan.
Wahai manusia,
peliharalah takutmu, bertakwalah kepada Al-Haq; tiada sessuatu terbaik bagimu
kecuali meniti jalan itu, jadilah orang berakal, bukalah matahatimu; pabila
Ulama mengunjungi rumahmu janganlah kamu mendahului bicara, sebaliknya bicaramu
harus berisi jawaban-jawaban, dan jangan bertanya perihal sesuatu yang tidak
diketahuinya.
Menerapkan tauhid itu wajib, mencaari ilmu,
menetapkan ikhlas dalam beramal, mengangkat, mengganti uantuk melaksanakan
sesuatu kerja itu juga wajib, menjauhlah dari kaum fasiq dan munafik, benarkan
orang-orang shalih; orang-orang benar; pabila kamu merasa berat dalam
menghadapi masalah, sedangkan kamu tidak bisa memisahkan antara yang shalih dan
munafiq, maka bangunlah di malam hari untuk melakukan shalat dua raka’at, lalu
ucapkan doa : Wahai Tuhan, tunjukan aku orang-orang shalih, tunjukan aku
orang-orang yang menuntunaku dan berilah aku makanan dari makanan yang Engkau
pilih, celakilah mataku dengan nur pendekatan dengan-Mu, dan beritailah aku
dengan sesuatu yang nampak di mata, bukan taklid.” Wahai manusia makanlah dari makanan keutamaan
Allah dan minumlah dari minuman kejinakan dengan-Mu; bermusyawarahlah di pintu
yang mendekatkannya; janganlah cukup menerima kebaikan bahkan bermujahadahlah,
bersabarlah dan pergilah dari mereka sampai berita mereka jadi nyata; ketika
mereka sampai bertaut kepada Tuhan niscaya mereka dilatih sopan, tatakerama,
hikmah dan beraneka ragam disiplin ilmu; mereka ditampakkan kerajaan-Nya dan
mereka dikenalkan bahwa di langit atau di bumi tiada penguasa lain selain Dia;
tiada penggerak, tiada penenang kecuali Dia, tiada penentu atau peutus kecuali
Dia; mereka diperlihatkan apa pun yang
ada di sisi-Nya, maka mereka meliaht Dia melalui mata hati dan sirri
mereka, praktis dunia atau keberadaan apa saja tidak tertinggal bagi mereka dan
mereka pun tidak menggunakan semua itu untuk berhias.
Wahai Allah
perlihatkan kami sebagaimana Engkau perlihatkan kepada mereka, beikan ma’af dan
afiat kepada kami.
Dan berikan kepada kami kehidupan yang baik
di dunia dan kehidupan yang baik di akhirat dan selamatkanlah kami dsri siksa
neraka.
Wahai manusia,
bertaubatlah dari penjauhan takwa; takwa itu pengobat (terapi) dan penjauhannya
itu penyakit; bertaubatlah, karena taubat itu pengobat; sedang disa itu
penyakit; sabda Nabi saw :
“Mahukah kamu aku beritahu tentang sesuatu pengobat dan
penyakit? Mereka menjawab : Ya, kami bersedia wahai Rasulullah. Sabda
Rasulullah : penyakitmu adalah dosa dan pengobatmu adalah taubat.”
(Riwayat Al Hakim)
Taubat itu landasan iman, penekunannya
terletak dalam berdzikir dan taat kepada Allah, jika ditekuni niscaya oleh
dzikir itu menjadi terapi jiwa; bertaubatlah dengan lisan iman, niscaya membawa
keberuntungan; jadikanlah iman sebagai pedangmu ketika datang bencana (ujian)
Tuhan.
Segala puji bagi Allah, Tuhan pengausa
seluruh alam.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan