(Percikan Cahaya Ilahi)
SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI
Pada Pagi Ahad, 16 Jumadil Akhir tahun 545
Hijriyah di Madrasah Al’Mamurahnya.
Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :
Wahai manusia,
amat beruntung orang yang mengenal Allah atas kenikmatan-Nya dan menyandarkan
segala permasalahannya kepada-Nya, menelanjangi jiwanya sebab-sebab, dan
kekuatannya; orang berakal adalah orang yang tidak memperhitungkan amalnya
untuk Allah, tidak mencari pahala atas segala perbuatan baiknya.
Celaka, kau sembah Allah tanpa dasar ilmu,
berzuhud tanpa ilmu, mengabil dunia tanpa ilmu, itulah penutup di atas penutup,
kau tidak memilah yang baik dari yang buruk, kau tidak bedakan antara apa yang
wajib dan apa yang tidak wajib bagimmu; kau tidak mengenal teman dan musuhmu; setiap
hal ini hanya terjadi karena kedunguanmu atas hukum-hukum Allah dan
peninggalanmu untuk melayani para guru; yaitu guru amal dan guru ilmu yang bisa
menunjukkan kamu pada jalan Allah; sehrusnya ucapan itu untuk yang pertama,
sedang amal yang kedua, dan dengan mengamalkannya kamu bisa sampai kepada
Allah; tiada sesuatu penyambung kecuali disetai ilmu zuhud di dunia dan
berpaling dengan hati memutar jiwa; orang berzuhud itu rela melepas dunia dari
cengkeramannya, adapun zuhud yang benar itu mengusir rasa dunia dari hati;
berzuhudlah didunia dengan mengikuti hati mereka maka jadilah zuhud itu
setingkat dengan mereka, pergaulilah lahir dan batin mereka; karena api tabiat
mereka telah padam, hawa mereka terkoyak, nafsu mereka terkendali dan
keburukannya jadi baik.
Wahai sahaya,
bila zuhudmu di dunia telah sempurna, maka zuhudlah dalam ikhtiar dan ciptaan;
kamu tak perlu takut atau mengharap mereka; segala sesuatu yang memerintah
nafsu jangan kau terima, kecuali setelah datang perintah Allah; Adapun yang
biasa terjadi padamu dari sudut hati; itu melalui ilham atau tidur sambil sinis
menjauh dari semua ciptaan; kendati organ tubuh tenteram tidak ada ibarat yang
membuat madlarat bagimu ibarat (pengajaran) itu hanya terjadi disertai
ketenangan hati; ia adalah perrkara besar yang tidak menenteramkan dirimu
sampai nafsu; tabiat, hawa dan apapun selain Allah padam bagimu; ketika itu kau
baru hidup berdektan dengan-Nya; mati lalu bangkit; lalu saat dikehendaki kamu
dibangkitkan kepada-Nya; pengembalian menjadi makhluk – ketika itu – tidak
diketahui; sejauh mana perrbaikan mereka dan pengembalian mereka menuju
pintu-Nya; engkau datang dari dunia dan akhirat bermil-mil semata untuk
memperoleh bagian keduanya – dunia akhirat; kau diberi kekuatan lagi karena
kekerasan manusia, lalu kamu dikembalikan kepada mereka – dari sesat – mereka
dan menetapkan perintah kewajiban-Nya; jika hal itu tidak dikehendaki, maka
pendekatan Dia bagimu dan kebebasan dari lain-Nya; tiada amanat untuk ciptaan
setelah mencapai Al-Haq – Dzat pengda keberradaan ini – Dia Maha ada sebelum
dunia ini; pengada segala sesuatu yang konstan setelah keberadaan ini;
ketahuilah, dosa-dosamu itu laksana hujan; maka siapkan taubat untuk setiap
tetesannya.
Celaka, kau pembenci : kau pemuja nafsu
“libido” kau penggemar hawa, kau penghormat semua itu; lihatlah isi pelajaran
kubur; bicarailah penghuni-penghuninya dengan lisan iman, niscaya mereka
menyampaikan berita tentang situasi yang melingkupinya.
Wahai manusia,
perbaguslah persahabatanmu bersama Allah, takutlah kepada-Nya; beramallah
dengan hukum-hukum-Nya; karena Dia membebanimu berupa amalan-amalan hukum itu;
beramallah dengan hukum ini; datangi hak-Nya; jika kau beramal menggunakan
hukum itu, berarti telah menunaikan amal dengan usahamu; bahkan kamu termasuk
mendorong orang lain untuk mengamalkan; berdampak ilmu yang kau punya itu pun
membawa kegunaan (manfaat) atas ilmu yang belum pernah kau pelajari (mungkin yg
dimaksud ilmu laduni),; karena, ketika itu keberadaanmu bersama ilmu-Nya dan
bersama manusia dengan hukum-hukum-Nya; jika demikian, kamu tercatat orang
pertama yang mengetahui bersumber ilmu-Nya menuju ke pencarian ke dua. Bila
kenyataan penjejakan dalam hal pertama berhasil, suatu ketika yang kedua pun
terdapat berupa orang yang kau jumpai; Tapi, bagaimana engkau bisa bertemu
Ustadz – jika lakumu tetap begitu – surutlah ke belakang (berorientasi) dan
terapkanlah akal, pendapat ilmu, baru amal dilanjutkan ikhlas. Sabda Nabi saw.
“Bertaqqarublah... baru beruzlah.”
Orang beriman itu, orang yang belajar sesuatu
yang diwajibkan atas dirinya, kemudian mengisolir dari manusia bersunyi-sunyi
diri untuk beribadah kepada Allah; ia mengenal ciptaan cukup sebagian di antara
mereka, dan mengenal Tuhan lalu mencitai, mencari dan melayani-Nya; ia juga
tahu bahwa dlar, naf’, baik atau buruk, bukan di tangan mereka; bahkan hal itu
justru berlaku untuk mereka datang dari Allah; maka bisa dilihat bahwa orang
yang termasuk golongan mereka itu lebih baik daripada yang lekat dunia untuk
kembali kepada-Nya dengan meninggal furu’nya; diketahui pula bahwa furu’ itu
cukup banyak, sedang sumbernya hanya satu; karena itu genggamlah Dia.
Lihatlah kaca berfikir, maka bisa kau lihat
bahwa berhenti pada satu pintu itu lebih baik daripada berhenti pada
pintu-pintu yang beraneka ragam; Karena itu berhentilah pada Dia; genggamlah
Dia; orang berriman yang yakin ikhlas lagi berakal sebenarnya telah diberi
kejernihan berakal, oleh sebab itu ia menjauh dari keramaian manusia, dan
mengambil mereka dari samping.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan