(Percikan Cahaya Ilahi)
SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI
Pada Ahad pagi , 23 Jumadil Akhir tahun 545
Hijriyah di Madrasah Al Ma’Murahnya.
Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :
Barangsiapa mengetahui orang yang dicintai
Allah berarti telah mengetahui orang yang mengenal Allah melalui hatinya yang
masuk dalam sirrinya. Tuhan kita Azza wa Jalla adalah Dzat yang wujud yang bisa
dilihat. Ini sebagaimana ditandaskan oleh Nabi saw. :
“Kamu semua akan dapat melihat Tuhanmu secara jelas seperti kamu
melihat matahari dan bulan yang tidak menyakitkan penglihatanmu.” (Riwayat
Bukhari)
Hari ini kamu bisa melahat-Nya melalui mata hati dan besok dengan mata kepala :
“Tiada penyerupa bagi-Nya sesuatu pun dan dia Maha Mendengar lagi Maha
Melihat.”
Orang yang dicintai Allah tentu rela atas
ketentuan-Nya, bukan kepada yang lain, mereka mohon pertolongan dari-Nya dan
mempersempit selain Dia, baginya kepahitan menjadi orang fakir sebagai
kemanisan, tanpa mengurangi arti rela kepada-Nya, dan merasa nikmat jika
bersama-Nya. Letak kaya ada di fikiran, nikmat mereka jika sedang sakit,
kejinakan berada dalam ketakutannya. Alangkah beruntung wahai orang penyabar,
wahai orang rela, wahai orang yang memadamkan nafsu dan hawanya.
Wahai manusia, sertai Dia dan relakan
perbuatan-Nya, janganalah merasa pintar atau merasa lebih berakal terhadap
orang-orang yang berakal daripadamu. Firman Allah :
“Dan Allah mengetahui dan kamu tidak mengetahui.” (Q.S.
Al-Baqarah : 216).
Berhentilah di hadapan-Nya, berpijak pada
kejatuhan akal dan ilmu, tentu kamu akan memperoleh ilmu-Nya.
Dengarlah dan amalkan sesungguhnya aku
pemintal perhubunganmu, aku pemintal tali perhubunganmu penuh lembut, sedang
pemula keputusannya bukan dari daku; mereka; karena kepentingan mereka sendiri.
Daku tidak mengenal sedih, aku laksana burung di mana saja!.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan