(Percikan Cahaya Ilahi)
SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI
Pada Jumaat pagi , 3 Ramadhan tahun 545
Hijriyah di Madrasah Al Ma’murahnya.
Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :
Wahai manusia lekaslah menuju Allah, lari
kepadanya dari cengkeraman makhluk, dunia dan selain-Nya, jalanlah ke sana
dengan kejernihan hati. Kamu dengan firman Allah :
“Ingatlah, segala urusan akan kembali kepada Allah.” (Qs.XLII
:53).
Wahai sahaya, janganlah memandang ciptaan
dengan mata tak terpejam, tetapi lihatlah dengan mata fana’, janganlah pandang
mereka dengan mata madlarat atau manfaat, tapi pandanglah dengan mata rendah
atau lemah. Esakanlah Allah serta tawakkal. Wahai manusia jika suaraku belum
menembus keadaanmu, maka dengarlah dengan penuh kepercayaan serta
membenarkannya, suaraku lurus mengarah hati maka dengarkan dengan hati dan
sirrimu; niscaya terbebaskan lahir dan batinmu, bahkan hawa nafsumu terporak
dan memadamkan api syahwatmu. Yang terbunuh atasmu adalah syahwat yang amat
suka dunia, di lain pihak membenci fakir atau kejahatanmu.
Ada Ulama berkata : “Bahwa hakikat taqwa
adalah, seandainya kamu kumpulkan sesuatu yang ada di hati, tetapi kamu tetap
meninggalkannya dalam nampan terbuka. Tidak tenggelam di pasar tidak ada
sesuatu yang ada di sana lebih kamu malui daripada-Nya.
Wahai si tolol,
apa yang mampu mencukupi dirimu, sungguh kamu bukan tipe orang takwa, sampai
jika dikatakan kepadamu : bertakwalah, tiba-tiba kamu marah. Jika dikatakan :
Allah itu Maha Mendengar dan Mahamenyatukan orang, tiba-tiba kamu ingkar, tapi
jika ada orang mengingkarimu, kamu marah dan menjatuhkan kemarahan untuknya.
Dari Amiril Mukminin Umar r.a., berkata :
“Barangsiapa bertakwa, tidak kembali marahnya.”
Allah berfirman :
“Adalah Aku mencintaimu ketika kamu
mencintai-Ku, maka jika kamu bermaksiat tentu murka-Ku untukmu.”
Sesungguhnya Allah mencintaimu, Dia tidak
berhajat kepadamu, justru rakhmat-Nya melimpah atasmu, itu menujukkan bahwa Dia
masih menykaimu, bukan kamu yang menyukai-Nya. Sebenarnya Dia amat menyukai
ketaatanmu, di samping kemanfaatannya juga kembali kepadamu sendiri. Kamu
disibukkan mengenang dan menghadap siapa yang kamu cinta dan berpaling dari
orang yang mencintai-Nya. Yang disebut orang beriman itu jika lupa segala
sesuatu dan mengenang Tuhan, dari sana ia berhasil menarik kedekatan dan hidup
bersama-Nya, tidak bisa tidak bersihlah tawakalnya. Ia mendapat kecukupan himmah
dunia akhirat, apabila tawakal orang beriman telah bersih dan tauhidnya juga
jernih, apa yang diamalkan selalu berdasar Allah seperti pengalaman Ibrahim
a.s., ia diberi makna dan tingkahnya jadi bukan predikat yang diberikan, ia
diberi makan dari makanan pilihan-Nya, ia diminumi dengan minuman pilihan-Nya
dan ditempatkan di halaman istananya, karena ia diberi pandangan maqam, maka
ketika itu bersihlah keikutannya dari Dia yang tercermin dari sudut makna bukan
dari sudut ilusi.
Wahai Allah,
jadikanlah kami termsuk orang yang bisa melihatmu di dunia dengan mata hati dan
di akhirat dengan mata kepala. Dan berilah kami kehidupan yang baik di dunia
dan kehdiupan yang baik di akhirat, dan selamatkanlah kami dari siksa neraka.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan