(Percikan Cahaya Ilahi)
SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI
Pada Ahad pagi, 13 Sya’ban tahun 545
Hijriyah di Madrasah Al Ma’murahnya.
Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :
Perbanyaklah kebaikan dan pembiakan dirimu,
tinggalkan ucapan “Qaala wa qilla” (Katanya... jarene); dan kepongahan dunia,
lepaskan cinta dunia itu semaksimal mungkin. Sabda Nabi :
“Lepaskan dirimu dari rasa kecintaan dunia, menurut kemampuanmu.”
Wahai pendungu karena dunia,
seandainya akamu menyadari apa yang kau cari?!, Jika kamu mendatangi, apakah
juga mengikuti, dan jika ia berpaling darimu kamu meratapi? Seandainya kamu
mengenal Allah tentu mengenal pula seelain Dia, tetapi rupanya kamu tentang
rahasia Allah, Rasul, para Nabi dan wali-Nya.
Bagaimana kamu berpertuah dengan pola yang
telah membudaya oleh para pendahulumu; hanya tentang dunia semata. Carilah
kehabisannya, tinggalkan bsuananya serta menjauh, tinggalkan bsuana nafsu dan
sirr menuju pintu Allah. Jika kamu ingin menemani orang shalih dunia akhirat,
maka ikutilah kata, tindakan dan kehendaknya. Kuliaht kamu telah membelakangi
kata ini, bahkan giat menentang, mencabut tabiat yang sejalan dengannya. Mereka
menyerumu, lakukan ini, tapi kamu tidak mematuhi mereka seakan mereka para
hamba dan kamu sesembahan. Betapa besar perkara yang dipikulnya, seandainya tak
dipikul tentu kamu bisa melihat secara jelas apa yag ada padamu. Jika kamu
ingin beruntung maka tenanglah di hadapan-Nya, meliputi penenangan lahir batin.
Lakukan apa yang diperintahkan atau yang didlarang, tenangkan lahir batinmu
dari bicara yang bukan-bukan di hadapan-Nya tentu kau bisa melihat kebaikan
dunia akhirat.
Kamu jangan pinta sesuatu dari ciptaan
karena mereka sendiri juga lemah, tidak punya apa-apa, tidak mampu
mengendalikan jiwa sendiri, apalagi yang lain, tidak madlarat atau bermanfaat.
Bersabarlah bersama Allah, jangan tergessa-gesa bahil, jangan bercita dengan
dunia. Dia adalah pelindung sejati, peliharalah persesuaian dengan Allah karena
Dia amat mengetahui rahasia dirimu. Padahal tidaklah setiap apa yang dkandung
dunia membawa kebaikan bagimu atau bisa menunjukkan kepada-Nya. Firman-Nya :
”Dan boleh jadi kamu kurang menyukai sesuatu sedang dia berguna
bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu sedang dia merusakmu, dan Allah
mengetahui dan kamu tidak mengetahui.” (Qs. 2:216).
Barangsiapa ingin menempuh jalan Allah
hendaklah mengolah nafsu terlebih dulu, nafsu itu seburuk-buruk perilaku karena
ia cenderung meyuruh perihal buruk. Iblis, seorang yang punya hobi membujuk
nafsu tidak punya daya kepada Allah di hadapan orang beriman yang benar
(shiddiqiin), baik penyatruan atau perlawanannya, lalu bagaimana akibatnya.
Jangan kamu kira ia akan masuk surga atau Adam dikeluarkan dari surga atas
kekuatannya, bukan, sungguh bukan, tetapi Adam keluar dari surga tas perintah
Allah.
Wahai orang yang pendek akal,
janganlah lari dari pintu Allah hanya karena cobaan yang ditimpakanmu. Karena
Dia amat tahu kegunaan coba itu; tiada lain membawa faedah dan hikmah. Ketika
kau mendapat coba berteguhlah, ratapi dosamu dan pebanyak membaca istighfar,
pintalah kesabaran serta keteguhan dari-Nya, jika kamu ingin beruntung jalinlah
hubungan dengan guru yang alim berdasar hukum Allah dan ilmu-Nya agar
mengajarimu dan mengajari sopan, dan mengenalkan dirimu pada jalan Allah.
Wahai pelancong dunia,
janganlah menceraikan kafilah penuntun dan teman jalan, jika tidak tentu harta
dan nyawamu segera lepas darimu. Wahai pelancong ke jalan akhirat, jadilah
secra kekal bersama penentuan sampai mencapai tujuan. Layanilah ia dalam
perjalanan itu, perindah adabmu bersamanya, jangan menjauh dari pendapatnya
tentu ia mempelajari dan merekatkan dirimu dengan Allah, pegangilah kiri, kanan
dan belakangmu, carilah jalan orang-orang yang mempunyai malu agar kamu tahu
tapi jangan kamu lalui dengan kemuliaan yang benar, karena itu harus diterapkan
pada jalan Allah.
Wahai sahaya, mereka itulah orang-orang
yang mempergauli mereka di dunia, bsok tentu kau tidak akan melihat mereka
terputus darimu. Bagaimana tidak terputus antara dirimu dan teman yang buruk;
yaitu orang-orang yang kau pergauli bukan karena Allah. Jika kamu amat terpaksa
bergaul denngan manusia, maka bergaullah bersama orang-orang wara’, ahlu zuhud,
arifin, ahli beramal yang sama menempuh jalan Allah. Perindahlah kesopananmu di
hadaan guru, perbanyaklah berdiam daripada angkat bicara, karena hal itu sebagai
penjembat sang guru dan mendekatkan dirimu ke hatinya. Adab yangbagus itu
mendekatkan dirimu dengan guru dan adab yang buruk itu menjauhkan dirimu.
Bagaimana kamu beradab sedang dirimu tidak suka berlatih adab? Bagaimana kamu
belajar sedang kau tidak suka ilmu, tidak berbaik sangka dalam hal itu?
Tiada ulasan:
Catat Ulasan