(Percikan Cahaya Ilahi)
SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI
Pada Ahad , 28 Rajab tahun 545 Hijriyah di
Madrasah Al Ma’murahnya.
Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :
Dunia diperumpamakan pasar yang tidak lama
lagi pasti tertutup. Tutuplah pintu penglihatan untuk ciptaan, bukalah jalan
penglihatan menuju Allah, tutuplah jalan-jalan keuntungannya, causalita dalam
situasi hati yang jernih dan pendekatan sirri dalam sesuatu yang memperkhusus
dirimu; bukan yang umum; dari keahlian atau pengikut, tapi usahakan keuntungan
selain untukmu, mafaat selain untukmu, pendapatan selain untukmu, sebaliknya
carilah sesuatu yang memperkhusus dirimu dari berbagai keutamaan-Nya. Tempatkan
dirimu bersama dunia, hatimu bersama akhirat, sirrimu bersama Allah,
sesungguhnya kamu menyadari apa yang menjadi kehendak-Nya.
Ulama itu sebenarnya pengganti para Nabi,
maka terimalah kata mereka – meliputi perintah – karena mereka hanya memerintah
berdasar perintah Allah dan Rasul-Nya, juga membendung apa yang dilarang Allah
dan Rasul-Nya, juga membendung apa yang dilarang Allah dan Rasul-Nya, mereka
bicara sambunglah, mereka memberi ambillah, mereka tidak bergerak menurut gerak
tabi’at kemanusiaan atau mengikuti letupan nafsu mereka. Mereka tidak perrnah
meyekutukan Allah – dalam agama – karena terbawa oleh keinginan yang rendah.
Ikutilah Rasulullah, baik menurut kata atau tindakannya. Firman Allah :
“Apa yang diberikan oleh Rasul kepadamu hendaklah kamu terima
dan apa yang dilarangnya hentikanlah.” (Qs. LIX :7).
Ikutilah Rasulullah sehingga memperdekat
dirimu darinya yang berarti memperdekat dengan Allah.
Wahai munafik,
kau kira agama itu membawa kebencian, dan urusan yang dibawa sia-sia? Sungguh
tiada kemuliaan bagimu termasuk pembujuk dan teman-temanmu yang buruk !
Wahai Allah,
limpahkanlah taubat untukku dan untuk mereka, lepaskanlah mereka dari kehinaan
sifat-sifat munafik dan keteguhan syirik.
Sembahlah Allah, mohonlah bantuan untuk
mampu menyembah-Nya yaitu dengan mencari barang halal, karena Allah menyukai
orang beriman yang tunduk, makan dari hasil halal. Dia menyukai mereka yang
makan dari hasil kerja dan membenci orang yang makan tapi tidak suka bekerja.
Dia menyukai orang yang makan atas hasil usaha sendiri, dan membenci orang
makan dari hasil kemunafikan di samping dari hasil penggantungan kepada sesama
ciptaan. Dia mencintai orang yang bertauhid dan membenci orang yang bersekutu
(bersyirik). Demikian di antara syarat orang yang menyinta lagi bersesuaian
dengan-Nya.
Serahkan jiwamu kepada Tuhan, relakan atas
kehendak-Nya di dunia sampai akhirat. Suatu hari aku pernah mendapat cobaan
maka aku memohon kepada Allah untuk kesembuhannya, tetapi justru datang lagi
cobaan lain menimpaku, ketika itu aku berikhtiar, tiba-tiba ada suara berbicara
padaku : “Apakah kamu hendak mengalihkan coba itu kepada kami dalam situasi
permulaanmu, jika kamu benar-benar pasrah, maka sopanlah dan diamlah.”
Celaka kau, mengaku cinta Allah, ternyata
kau mencinta yang lain. Dia adalah penjernih, padahal yang lain pengaruh. Bila
kamu membaut keruh di atas kejernihan dengan laku menyinta yang lain – bukan
Allah – justru perbuatan itu memperkeruh dirimu. Dia berbuat kepadamu tidak
beda seperti yang diperbuat atas Ibrahim a.s. dan Ya’kub a.s. ketika sibuk
menyeru orang tuanya dengan membakar hati keduanya. Ibrahim dan Ya’kub
sama-sama diuji. Nabi kita Muhammad saw. kala cenderung sibuk kepada anak
menantunya (cucu) yakni Hasan dan Husain, Jibril datang kepada beliau, katanya
: “Apa kamu mencinta mereka? Nabi menjawab : “Ya benar”, Lalu Jibril berkata :
“Satu di antaranya akan diracun dan yang lain akan dibunuh”. Maka segera Nabi mengusir rasa kecintaan itu
dari hati dan menghabiskan waktu untuk Tuhan, dengan demikian beralihlah
kegembiraan terhadap kedua cucunya dengan kedukaan atas mereka.
Sungguh Allah amat cemburu terhadap hati
para Nabi, para Wali dan para hamba yang shalih. Wahai pencari dunia, dengan
laku munafiq bukalah tanganmu tentu kamu tidak melihat sesuatu pun di sana.
Celaka, kamu tidak suka berusaha, kamu hanya suka duduk sambil menikmati harta
orang lain dengan imbangan agama. Bekerja adalah termasuk perbuatan para Nabi
seluruhnya. Bukan termasuk golongan mereka kecuali orang yang sedia bekerja, di
akhirat nanti mereka mengangkat manusia atas izin Allah.
Wahai pemabuk tuak dunia,
kegemerlapan dan kegialannya, dalam waktu dekat, kamu akan diluruskan dalam
luang kuburmu !.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan