Khawatir ( Bisikan-bisikan jiwa)
Allah Ta’ala
berfirman’ ” Dan jiwa serta penyempurnaannya. Maka Allah mengilhamkan pada jiwa
itu kefasikannya dan ketakwaannya” ( QS.91 : 9 : 7-8 ).
Menisbatkan ilham
kesesatan kepada Allah ta’ala merupakan etika yang buruk. Ilham sesat mesti
dinisbatkan pada setan. Rasullulah saw berkata’ ” Satu bagian dalam diri
manusia bagi malaikat dan satu bagian bagi setan.” Maka kata ganti ha ( dhamir)
yang ada dalam ayat di atas, yang pertama merujuk kepada setan dan yang kedua
merujuk kepada malaikat, karena tidak layak memperbandingkan Pencipta dengan
makhluk.
Setan, ada yang
kasat mata seperti jin dan manusia, dan ada yang tidak kasat mata (maknawi).
Yang tidak kasat mata yakni setan memberi satu pintu yang asalnya benar dalam
agama kepada manusia, setelah itu manusia menegaskan satu pendapat dalam
dirinya, ia di pengaruhi beberapa makna yang tidak bisa ia tolak, sampai setan
menjadi muridnya dan belajar darinya. Kemudian setan mengemukakan satu masalah
umum padanya yang disepakati jiwa, dan dari kesamaran ini muncul berbagai hal
yang jika ia mengungkapkannya maka iblis belajar kesesatan.
Supaya bisa memilah
antara bisikan hati yang berasal dari jiwa dengan yang bersal dari setan,
ketahuilah bahwa jiwa ( nafs) berdiam diri pada satu maksiat yang ia
perintahkan, sedangkan setan akan membisikan satu bentuk kemaksiatan dan
kemudian meninggalkannya untuk membisikan bentuk kemaksiatan lainnya, dan
seterusnya demikian. Setan tidak tetap dalam satu kemaksiatan. Pertama kali
setan akan mengajari jiwa tentang satu kemaksiatan, kemudian menyerahkan diri
anda pada jiwa anda, jiwa itulah yang menyuruh anda melakuka maksiat setelah ia
mencicipi manisnya maksiat itu. Jika mengingat Allah Ta’ala, maka setan akan
menyingkir, tinggallah jiwa menyusahkan waktu anda dan anda tidak bisa
mengeluarkannya kecuali dengan pertolongaan Allah Ta’ala, sedangkan setan, jika
diperangi ia lemah.
Sekelompok orang
memahami bahwa setan adalah musuh bagi mereka, maka mereka sibuk memeranginya,
dan itu membuat mereka lupa mencintai Kekasih. Sekelompok lain memahami bahwa
setan adalah musuh mereka dan Allah adalah kekasih mereka, maka mereka sibuk
mencintai sang Kekasih, mereka tidak perlu memusuhi setan. Dan Allah Ta’ala
dengan karunianya, menjadikan setan, jiwa dan manusia sebagai wadah kehadiran,
maka tak ada seorangpun yang memasuki kehadiran, kecuali yang menguasai mereka.
Dalam penampakan
lahirnya, jiwa dan setan merupakan bencana ( niqmat) bagi orang yang mengikuti
keduanya serta terhijab oleh keduanya, sedangkan bagi para wali, Allah
mengantikan kedudukan keduanya dengan kebaikan. tidak ada sesuatupun yang
menimpa para wali melainkan karunia Allah.
Ilmu Laduni
Ilmu laduni
merupakan ilmu yang niscaya ada pada asal penciptaan, seperti ilmu yang di
miliki hewan-hewan, burung-burung dan anak kecil, dengan berbagai manfaat dan
mudaratnya ” Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah:…( Qs. 16: 68 )
Allah memberikan
ilmu laduni kepada anak yang baru lahir dari rahim ibunya, lmu ini tidak dicari
dan dipikirkannya. Pemberian ini terus berlangsung sampai si anak memiliki
nalar dan imajinasi. Ketika nalar dan imajinasi yang di milikinya bertambah,
ilmu laduni yang diterimanya lenyap sampai habis, kemudian ruhnya menyerap ilmu
dari pikiran dan nalar atau imajinasi yang sudah di milikinya.
Kemampuan itu ada
tiga: Kemampuan ilmu, amal dan berfikir
Seluruh entitas,
seperti lebah, laba-laba, burung, hewan-hewan serta manusia, mendapat limpahan
cahaya illahi di awal perjalanannya. Dengan cahaya Illahi inilah mereka belajar
dan beramal. Kemudian muncul kemampuan ilmu dan amal yang diserap dari ilmu
laduni. Seluruh ensitas menerima ilmu ini, kecuali manusia dan jin. Ketika
dalam kemampuan ilmu dan amal tersebut terbentuk kemampuan berpikir, ruh mereka
menerima ilmu dari pikiran. Maka bagi mereka kemampuan berpikir ini menempati
tempat hakikat ketuhanan bagi entitas selain diri mereka, sehingga malaikat
menyanjung kita. Malaikat memiliki kemampuan ilmu dan amal, hanya saja,
kebaikan mereka di sebabkan oleh kemampuan ilmu, bukan karena amal.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan