Habib Muhammad Bin Abdullah Alaydrus Bin Abu Bakar As-Sakran
Orang
orang yang telah meletakkan kedudukkan dirinya sebagai Dai (pendakwah) dan
Salik/Murid untuk memberikan petunjuk kepada hamba-hamba Allah. Mulakan dari
diri kamu sendiri, benarkan diri kamu. Hati-hati, jangan sampai perbuatan kamu
bertentangan dengan ucapan kamu. Ingatlah sikap itu sangat buruk dan tercela.
Jika kamu berbuat demikian maka pengikut kamu akan terdiri dari orang-orang
bodoh yang tidak tahu pertimbangkan akalnya (tidak tahu mengunakan akal) dan
tak dapat dipercaya.
Perhatikan indahnya syair
ini:
“Wahai orang yang mengajar orang lain, mengapa
pelajaran itu tidak kau sampaikan kepada diri sendiri? Mulalah dari diri kamu,
halanglah supaya ia tidak menyimpang. Jika berhasil, maka kamu telah bersikap
bijaksana. Kamu tuliskan (menasihati) resepi untuk si sakit supaya sembuh,
padahal kamu sendiri yang sakit. Kami lihat kamu selalu memperbaiki akal kami
dengan petunjuk kamu. Namun kamu sendiri jauh dari petunjuk itu. Jangan kamu
larang seseorang untuk berperangai tertentu, sedangkan kamu sendiri
melakukannya. Jika kamu lakukan ini, maka sungguh besar kesalahan kamu. (Jika
kamu ikuti nasihat kami) akan didengar dan diikuti, ucapan kamu. Dan akan
bermanfaatlah ajaran kamu”
Jangan sampai semangat kamu
mencari ilmu hanya untuk meindahkan gaya bahasa dan susunan kalimat bukan untuk
beramal dan berakhlak. Sayidina Ali kwh berkata:
“Ilmu orang munafik terletak pada lidahnya sedangkan
ilmu orang mukmin terletak pada amalnya”
“Betapa banyak Dai (pendakwah) dan Salik/Murid menyeru ke jalan Allah
padahal lari meninggalkanNya. Betapa banyak orang mendekatkan diri kepada Allah
Taala dengan sesuatu yang Dia (Allah) benci. Dan betapa banyak pembaca
ayat-ayat Allah tapi tidak mahu mengamalkannya”
Jangan ada perasaan (maksud
tujuan) untuk menjadi Ulama / Wali Allah yang dakwat mereka disisi Allah lebih
berharga daripada darah syuhada, sebelum ilmu kamu merasuk batin kamu,
berpeganglah dengan bashirah kamu dan mengikuti dorongan kamu untuk bermohon,
merendahkan diri, takut kepada Allah dan berusaha mengikuti akhlak para salaf,
radhiyallahu anhum. Hati hati kerana manusia dewasa ini suka menulis / membaca
buku, bermain kata-kata dihadapan kawan-kawannya dan banyak membicarakan dan
mengumpul biografi (manaqib) kaum sholihin. Mereka senang dan bersemangat kerana
berbicara itu mudah tapi untuk mengamalkannya sulit.
Jika kamu ingin mendidik /
menasihat seseorang, berperangailah dengan lemah lembut, nasihatilah mereka.
Jangan nak tunjuk yang kamu pandai dan mereka bodoh untuk memahami apa yang
kamu nasihatkan. Sesuaikanlah nasihat yang kamu sampaikan dengan tingkatan akal
dan pemahaman mereka. Ikutilah orang yang cerdas akal fikiran yang
memperhatikan hikmah Allah swt yang terdapat pada makhluk-makhlukNya, mengikuti
sunnahnya dengan lemah-lembut, ramah-tamah dan berusaha menutup
kesalahan-kesalahan mereka.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan