Diceritakan pada masa Syekh Ata’ As-Silmy, Allah SWT memberikan cobaan kepada para penduduk kota dengan tidak menurunkan hujan selama beberapa waktu.
Kemudian
Syekh Ata’ As-Silmy mecoba untuk mengajak kepada para warga desa untuk
melakukan sholat istisqo’. Beliau bersama para penduduk berencana untuk sholat
dan berdoa kepada Allah agar Dia menurunkan hujan.
Ketika
berada di tengah perjalanan menuju padang lapang, Syekh Ata’ As-Silmy bertemu
dengan Sa’dun Al-Majnun yang berada di sekitar lokasi pemakaman atau kuburan.
Sa’dun
mendapatkan julukan Al-Majnun artinya gila, beliau adalah salah satu kekasih
Allah yang benar-benar berniat untuk hidup karena Allah semata, sehingga beliau
lupa dengan semua urusan duniawi. Ini membuat beliau melakukan aktivitas yang
tidak biasa dan terlihat seperti orang gila, untuk itu mengapa beliau
mendapatkan julukan Al-Majnun atau gila.
Kemudian,
Sa’dun Al-Majnun menoleh kepada Syeh Ata’ As-Silmy dan berkata “Wahai Ata’,
apakah ini adalah hari dimana manusia dikumpulkan dan dibangkitkan dari alam
kubur ?”.
Syekh
Ata’ As-Silmy pun menjawab “Bukan, tetapi hujan kerap tidak turun kepada kami,
sehingga kami keluar untuk berdoa meminta hujan”.
Sa’dun
Al-Majnun berkata lagi “Wahai Ata’, dengan hati bumi atau hati langit ?”
(Maksudnya dari hati bumi adalah hati yang masih ternoda dan terlena oleh
urusan dunia dan maksiat, sedangkan hati langit adalah hati yang benar-benar
bersih dan menginginkan rohmat Allah).
Syehk
Ata’ As-Silmy pun menjawab “Tidak, tetapi dengan hati langit”.
Sa’jun
Al-Majnun berkata lagi “Aduh wahai Ata’, katakan kepada orang-orang yang
melakukan dosa secara terang-terang, jangan melakukan dosa secara terang-terang
!!! Karena sesungguhnya Dzat yang Maha meneliti selalu melihat”.
Kemudian
Sa’dun Al-Majnun menegadahkan kepala ke atas langit sambil memejamkan mata dan
berdoa
“Wahai Tuhanku, Wahai Bagindaku,
janganlah Engkau menghancurkan negara-negara-Mu karena dosa hamba-hamba-Mu.
Demi rahasia yang tersimpan dari asma-asma-Mu dan sesuatu yang bisa membuka
hijab dari keluhuran-Mu, maka turunkanlah hujan yang deras dan lebat kepada
kami, yang bisa menghidupi hamba-hamba-Mu dan menyegarkan negara-negara-Mu.
Wahai Dzat yang berkuasa atas segala sesuatu”.
Maka
sebelum doa tersebut dipanjatkan secara sempurna, maka tak henti-henti langit
mengeluarkan suara guntur dan kilat, lalu hujan turun dengan sangat lebat.
Sa’jun
Al-Majnun pun segera menyingkir sambil menyanyikan sebuah lagu :
Beruntung
orang-orang yang zuhud dan orang-orang yang ahli ibadah,Karena kepada Tuan
mereka, mereka mengosongkan perut,Mereka tidak memejamkan mata karena cinta, Mereka
menghabiskan malam-malam mereka sambil terjaga mata mereka,Mereka sibuk
beribadah kepada Allah, sehingga,Orang-orang menyangka bahwa di antara mereka
ada orang gila.
(Lagu
yang dinyanyikan oleh Sa’jun Al-Majnun adalah syair arab, seperti itulah
terjemah dari lagu tersebut). Semoga Allah senantiasa menjaga hati dan iman
kita,
Tiada ulasan:
Catat Ulasan