Dua orang sufi berbeda di dalam meghadapi dunia. Sufi pertama terlihat banyak mengalami kesusahan, sedang sufi kedua selalu merasa gembira dan senang.
Karena merasa tidak pernah merasa susah, sufi pertama penasaran, ia ingin sekali merasakan bagaimana susahnya itu sebagaimana yang di rasakan sufi pertama. Dan ia pun mendatangi sufi yang pertama dan bertanya.
"Saudaraku, ku dengar banyak orang mengatakan hidupmu banyak susahnya,
sebaliknya aku, seumur hidupku aku belum pernah merasakan susah
sepertimu". katanya". "Ajari aku bagaimana aku bisa merasakan
susah sepertimu".
Akhirnya terjadi Dialog di antara mereka berdua. Yang intinya. Bahkan walau di
beri kesusahan Sufi pertama selalu bersyukur atas ketetapan Allah itu.
Maka,
Sesungguhnya sufi yang kedua, Yang menurutnya selalu merasa bahagia, tidak
pernah merasa susah, Seharusnya lebih bersyukur dari pada sufi yang pertama.
Namun,
walaupun sufi yang pertama sudah berbicara panjang lebar, sufi yang kedua tetap
bersikeras minta di ajari bagaimana cara mendapatkan kesusahan.
Maka
akhirnya, sufi yang pertama pun berkata. "Sholat berjamaahlah bersama
raja, posisikan dirimu di belakang raja. Ketika sholat, pukullah kepala
raja".
Logiknya, siapapun yang menghina raja apalagi sampai memukulnya pasti akan
mendapatkan hukuman. apalagi memukul kepala raja pada sholat berjamaah di
belakang raja, pasti raja akan murka dan marah besar. dan akan di penjarakan.
Logiknya lagi, siapapun yang mendapat hukuman dan hidup di penjara, pasti akan mendapatkan
kesusahan.
Benar
saja kata-kata sufi pertama itu di ikuti oleh sufi ke dua. Namun bukannya
mendapat hukuman malah di beri hadiah oleh raja. dan raja pun berterima kasih
pada sufi ke dua.
Jadi bukannya mendapat ke susahan malah mendapatkan hadiah dan kesenangan dari
raja.
Apa
pasalnya...
Ternyata, saat memukul kepala raja, di kepala raja ada kala jengking yang
membahayakan raja. Sehingga sang raja selamat dari sengatan kala jengking yang
ganas.
Melihat
kejadian itu sang raja pun memberikan hadiah kepada sufiyang ke dua dan sangat
berterima kasih kepada sufi yang kedua.
Dari kisah di atas dapat kita fahami, bahwa orang yang bersyukur kepada Allah,
maka akan di tambah kenikmatan itu, sedangkan kalau kufur sungguh azab allah
sangat pedih
Bersyukurlah kepada Allah, dan bersabar dalam menghadapi ketetapan Allah.
Mudah-mudahan dalam cerita ini menjadi pelajaran untuk kita amalkan
Tiada ulasan:
Catat Ulasan