Kitab Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf
Karya Ibn Abi Ishaq Muhammad ibn Ibrahim ibn Ya’qub Al-Bukhari
AL-KALABADZI
Sejumlah orang datang untuk mengunjungi Rabi’ah
ketika perempuan itu sedang menderita suatu penyakit. Mereka berakta kepadany :
“ Bagaimana keadaanmu?” Dia menjawab : “Demi Tuhan, aku tidka tahu sebab
penyakitku, kecuali bahwa surga dipamerkan dihadapanku dan aku merindukan itu
di dalam hatiku; dan aku menganggap bahwa Tuhanku cemburu kepadaku, dan karena
itu menyalahkan diriku. Hanya Dia yang dapat membahagiaanku.”
Al-Junaid berkata : “Aku datang pada Sirri
al-Saqathi dan mendapatkan sepotong mangkuk yang pecah di dalam kamarnya. Aku
berkata kepadanya : “Apakah ini? Dia menyahut : “Kemarin dulu, putriku yang
masih kecil membawakan sepoci air untukku, dan berkata kepadaku, “Ayah, poci
itu tergantung di sini; kalau sudah dingin, minumlah, sebab malam ini panas
sekali.”
Ketika aku jatuh tertidur.” Aku elihat seorang
perempuan cantik masuk ke kamarku dan aku berkata, “Siapakah engkau? Dia
menyahut : “Hamba-Nya yang tidak minum air dingin dari pooci. Lalu dia
menyambar poci itu dengan tangannya dan poci itu pun pecahlah; dan inilah poci
yang engkau lihat.” Poci itu tetap tinggal di tempat yang sama, tanpa
dipindah-pindahkan, sampai tertutup debu.”
Al-Mujayyin berkata : “Sekali waktu aku pernah
tinggal di sebuah tempat di padang pasir selama tujuh hari, tanpa ada sesuatu
pun yang masuk ke mulutku. Kemudian seseorang mengundangku ke rumahnya dan
menawarkan kepdaku kurma dan roti; tapi aku tidak dapat makan.
Ketika malam hari, aku merasa ingin makan, maka
aku mengambil biji kurma dan kucoba itu untuk membuka mulutku. Biji itu
mematahkan gigiku. Salah seorang di antara gadis-gadis di rumah itu berseru :
“Ayah, berapa banyak tamu kita yang makan malam ini? Aku menjawab : “Tuhanku,
aku kelaparan selama tujuh hari, dan kini Engkau iri hati kepadaku. Terwujudlah
kehendak-Mu, aku tidak akan menikmatinya.”
Ahmad ibn al-Salim berkata : “Sekali waktu aku
sedang berjalan di sepanjang jalan menuju Mekkah, ketika aku mendengar
seseorang berseru, “Wahai manusia Tuhan, milik Tuhan! Aku berkata. “Apakah yang
menyakitkanmu? Dia menyahut : “Ambillah dariku dirham-dirham ini; aku tidak
dapat mengingat Tuhan selama uang itu ada padaku” Maka aku mengambil uang itu
darinya; dan dia berseru; “Tuhan, inilah aku, di sinilah aku!” Waktu itu, Wang
itu berjumlah empat belas dirham.” Abu’l Khair al-Aqtha” suatu kali pernah
ditanya apa sebab tangannya terpotong.
Dia
berkata : “Aku sedang berada di Gunung Lukkam, atau mungkin di Libanon, bersama
seorang temanku. Lalu datanglah seseorang yang merupakan wakil pemerintah,
sedang membagikan dinar. Dia memberiku satu dinar, dan aku membuka tanganku,
dia pun menempatkan dinar itu di atasnya, lalu aku menjatuhkan dinar itu ke
pangkuan temanku dan berdiri. Satu jam kemudian para opsir pemerintah mencari
maling; dan mereka menahanku dan memotong tanganku.”
Keaslian fenomena dipersaksikan ooleh Hadis
Nabi : “
“Tuhan melindungi hamba-hamba-Nya dari dunia
ini, Jika dia mencintai-Nya, bahkan seperti ketika engkau melindungi dirimu
yang sakit.”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan