Kitab Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf
Karya Ibn Abi Ishaq Muhammad ibn Ibrahim ibn Ya’qub Al-Bukhari
AL-KALABADZI
Sarri As-Saqathi ditanya : “Apakah kedekatan
itu? Dia menyahut : “Kedekatan adalah kepatuhan.” Yang lein berkata :
“Kedekatan berarti engkau, pada saat yang sama, bersikap lancang terhadap-Nya,
dan tunduk dihadapan-Nya; sebab Tuhan berfirman : “Tetap Sujud dan mendekatlah
kepada-Ku.” Ruwaim ditanya mengenai kedekatan, dan dia berkata : “Menghilangkan
setiap penghalang.” Yang lain, ketika ditanya mengenai hal yang sama, menyahut
: “Itu berarti engkau menyaksikan apa yang telah dilakukan-Nya terhadap
dirimu.” Arti perkataan ini adalah, bahwa engkau melihat tindakan-tindakan
serta pemberian-pemberian-Nya kepdamu, dan di situ engkau tidak sadar akan
tindakan-tindakan dan usaha-usahamu; atau itu bisa juga mengisyaraktkan
bahwa engkau menganggap dirimu sendiri
sebagai wakil Tuhan, menurut firman Tuhan, : “Waktu kamu melempar itu,
sebenarnya bukan kamu yang melempar, melainkan Allah jualah,: dan “Sebenarnya,
bukan kamu yang membunuh mereka itu, tetapi Allah.”
Al-Nuri menulis sebagai berikut :
Aku telah mengira bahwa, setelah menjauh
Dari diri, dalam kekhusyukan, aku harus membuat
jalan..
Menuju Engkau : Tapi, oh! Tak satu makhluk pun
boleh
Mendekati Engkau, kecuali lewat jalan yang
Engkau tunjuk..
Aku tak bisa hidup lebih lama lagi, Tuhan,
tanpa Engkau..
Tangan-Mu ada di mana-mana, tiada mampu aku
lari..
Ada yang berhasrat dengan harap untuk datang
kepada-Mu..
Dan telah Engkau tampakkan dalam diri mereka
tujuan Tinggi..
Lihat, aku telah memutuskan setiap pemikiran
dari diriku..
Dan mematikan kehadiran, agar bisa menjadi
milik-Mu..
Berapa lama, buah hatiku? Habis tenagaku..
Tak kuat lagi ku jalani pembuangan ini..
Inilah penafsirannya : Keadaanku membuatku
mengira-ngira bahwa kekhusyukanku kepada Mu dan menjauhnya diriku dari semua
yag selain Engkau merupakan jalan untuk mendekat kepada Mu. Tapi kekusyukan dan
kemenjauhan itu hanyalah alat; dan kedekatan dengan diri-Mu tak dapat dicapai
dengan alat apa pun yang ku miliki, kecuali dengan perantraan Engkau sendiri,
sebagaimamana kedekatan itu datang dari-Mu. Dia meneruskan : Beberapa orang
telah berusaha mendekat kepada-Mu lewat perbuatan-perbuatan dan
tindakan-tindakan kepatuhan mereka, dan Engkau telah menyatu bersama mereka
dengan karunia-Mu. Aku tiada berbuat apa-apa yang bisa mendekatkan-Mu kepadaku,
dan aku merasa akan musnah karena kerinduanku untuk berada dekat dengan-Mu;
tapi aku sendiri tak memiliki alat untuk datang ke situ.
Syair berikut juga karya An-Nuri :
Aku melihat-Nya lewat,
Dan ku sangka Dia dekat,
Tapi tuntutan-Nya membuatku pilu, dan harapanku
mati.
Lalu, kala datang keputusasaan,
Dan memberikan kesaksian..
Cemerlang dengan mukjizat baru yang tak kan
berakhir..
Dia mengatakan : Setiap kali aku berputus asa
sepanjang menyangkut diriku sendiri, karunia yang telah diperlihatkan-Nya
mengobati keputusasaanku.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan