Kitab Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf
Karya Ibn Abi Ishaq Muhammad ibn Ibrahim ibn Ya’qub Al-Bukhari
AL-KALABADZI
Ketiadaan menandaskan bahwa seseorang itu tidak
sadar akan hasratnya sendiri, dan tidak tahu mengenai hasrat-hasrat itu sama
sekali, meskipun semua itu masih ada dalam dirinya, hanya dia tidak ada bersama
hasrat-hasrat itu karena dia ada bersama sesuatu yang menjadi milik Tuhan.
Seseorang berkata kepada al-Auza’i : “Kami
melihat pelayan perempuanmu yang bermata biru di pasar.” Dia menyahut : “Apakah
dia bermata biru?
Ketika Abu Sulaiman al-Darani diberi tahu
tentang ini, dia berkata : “Mata hati mereka terbuka, dan mata di kepala mereka
tertutup.”
Dengan begitu dia menunjukan baha meskipun dia
tidak sadar akan fakta bahwa perempuan itu bermata biru, tapi dalam dirinya
akan kesukaan terhadap perempuan-perempuan yang bermata hitam, sebab dia
berkata : “Apakah dia bermata biru?
Kehadiran menandakan bahwa seseorang itu
menganggap hasratnya adalah milik Tuhan, bubkan miliknya sendiri; apa pun yang diturutnya, dia menurut pada
jiwa kehambaannya, dan tunduknya sifat kemanusiaannya, bukan demi kesenangan
ataupu nafsu.
Tapi tetap ada ketiadaan di balik ini, yang
didalamnya seseorang tidak sadar akan keterlarutannya; tidak ada bedanya antara
orang yang melarut dalam kehadiran keberlangsungan, dengan orang yang masih
berlangsung (hidup), sebagai yang dijelaskan oleh Haritsah dalam kasus dirinya
sendiri. Kehadiran adalah suatu kesadaran akan rasa terkuasai, bukan suatu
kesadaran yang bisa dilihat, sementara ketiadaan adalah ketiadaan dari apa yang
menguntungkan arau apa yang membahayakan, bukan ketiadaan yang berarti
terselubungi atau terselimuti. Al-Nuri menulis :
Jika aku ada, tidak ada pandangan yang kulihat
Ketika aku memandang; cukuplah bahwa Dia
Yang, walaupun tak terlihat, ada di mana-mana,
Menatap mata jiwaku tak henti-hentinya.
Jika aku tiada, rahasia itu bertapa anehnya....
Ketiadaan lewat ketiadaan tiada berkisar;
Lalu apakah ketiadan-Nya dalam cahaya uang
indah
Mengejawantah di balik segala kekuatan
perubahan?
Salah seorang Syekh kami menjelaskan kehadiran
sebagai berikut : “Kehadiran berarti bahwa apa ppun yag disaksikan oleh
seseorang, orang itu memandangnya rendah dan menganggapnya seolah-olah tidak
ada, karena kehadiran Tuhan yang menguasainya.” Inilah arti syair berikut ini :
Sesungguhnya, segala sesuatu selain Tuhan itu
sia-sia
Dan
Hampa, dan setiap keindahan harus dihancurkan.
Maka Musa berkata : “Ini sungguh-sungguh suatu
cobaan dari engkau.” Dia beranggapan bahwa orang-orang Samaritan itu tidak ada
dikarenakan kesadarannya akan Tuhan. An-Nuri menulis :
Tuhan mengirimkan tipuan-tipuan untuk
menyelubungi diriku,
Dan aku tersembunyi dari seluruh umat manusia;
Kekuasaan-Nya tak terbatas
Mencemaskan benak yang mencerap
Kala, tiada tahu bahwa aku tak punya bagian di
dalam nya
Dan mengenai urusan kala, aku tak menyadarinya,
Satu perintah Tuhan aku tunggu,
Dan kucaci tangan nasib
Tiada ulasan:
Catat Ulasan