Kitab Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf
Karya Ibn Abi Ishaq Muhammad ibn Ibrahim ibn Ya’qub Al-Bukhari
AL-KALABADZI
Abu Bakr Muhammad ibn Ghalib berkata kepada
ssaya bahwa dia diberi tahu oleh Muhammad ibn Khafif bahwa dia mendengar Abu
Bakr Muhammad ibn Ali al-Kattani berkata : “Aku menemui Nabi seperti yang biasa
ku lakukan waktu itu adalah kebiasaannya
untuk menemani Nabi pada setiap Senin dan Kamis malam kalau dia ingin
mengajukan beberapa pertanyaan yang akan dijawab oleh Nabi.” dan aku melihat beliau
datang kepadakau bersama empat orang. Lalu beliau berkata kepadaku : “Wahai Abu
Bakr! Kenalkah engkau dengan orang ini?” Aku menjawab : “Ya. Itu Abu Bakr.”
Beliau bertanya : “Kenalkah engkau dengan orang ini?” Aku menjawab : “Ya, dia
Usman,” Beliau berkata : “Kenalkah engkau dengan orang yang keempat ini?” Di
situ aku ragu-ragu dan tidak menjawab.
Nabi mengulang pertanyaan itu dan aku tetap
ragu-ragu; beliau bertanya untuk yang ketiga kalinya dan aku tetap ragu-ragu,
sebab aku cemburu kepadanya. Lalu Nabi mengepalkan tangannya dan menunjuk aku
dengan itu; lalu beliau melepaskan kepalannya dan memukul dadaku sambil berkata
: “Wahai Abu Bakr, katakanlah! Inilah Ali ibn Abi Thalib.”
Nabi kemudian mengenalkan diriku kepada Ali
yang memegang tanganku dan mengatakan : “Bangunlah Abu Bakr, dan pergilah ke
Al-Safa.” Dan aku pergi ke Al-Safa bersamanya, sementara aku masih tidur di
kamarku; dan aku terbangun, dan lihat, aku berada di Al-Safa.
Amsnyur ibn Abdillah mengatakan kepada saya
bahwa dia mendengar Abu Abdillah ibn al-Jalla berkata : “Aku memasuki kota
Madinah dalam keadaan merasa lapar. Aku pergi ke kubur (Nabi) dan memberi salam
kepada Nabi dan kedua sahabt beliau, Abu Bakr dan Umar; lalu aku berkata :
“Wahai Nabi Tuhan! Aku sedang merasa lapar dan aku menjadi tamumu malam ini.”
Lalu aku berpaling ke samping dan tidur di
antara batu kubur dan mimbar; dan lihat, Nabi mendatangiku dan memberiku
sepotong makanan. Aku memakannya separuh, lalu terbangun dan menemukan dalam
tanganku separuhnya lagi.” Yusuf ibn al-Husain berkata : “Kami sedang bersama seorang pemuda yang telah
mempelajari hadis sebelum dia selesai mempelajari Al-Qur’an, seseorang
mendatanginya ketika sedang tidur, dan berkata kepadanya :
Jika engkau tidak sebegitu jahat
Padaku, lalu mengapa kitabku engkau hinakan?
Pikirkanlah, jika engkau tidak buta,
Kata-kataku nan halus yang terkandung di situ.”
Bahwa penglihatan itu merupakan suatu fenomena
asli, dipersaksikan oleh kisah berikut yang diceritakan oleh Al-Hasan al-Basri
: “Aku memasuki Masjid Basrah dan mendapati sejumlah sahabat kami duduk di
sana. Aku duduk bersama mereka dan mendengarkan mereka memperkatakan seseorang,
dan mempermalukan dia. Aku melarang mereka untuk memperkatakan dia dengan
membawakan berbagai hadis yang menuturkan tentang masalah pergunjingan yang
kudengar sebagai berasal dari Nabi dan Isa Putra Maryam.
Orang-orang itu kemudian menahan diri dan mulai
membicarakan masalah lain; tapi tak lama kemudian nama orang itu muncul lagi,
dan mereka kembali membicarakannya sedang aku ada bersama mereka.
Lalu
mereka pergi ke rumah mereka masing-masing dan aku kembali ke rumahku sendiri.
Ketika aku tidur, seorang laki-laki hitam datang dalam mimpiku. Ia memegang
sebuah mangkuk anyaman yang diatasnya ada sekerat daging babi. Dia berkata kepadaku
: “Makan.” Aku berkata : “Aku tidak mau makan, ini adalah daging babi.” Dia
berkata : “Makan” Aku berkata : “Aku tak mau makan, itu daging babi yang
haram.”
Dia berkata : “Engkau harus memakannya.”
Lagi-lagi aku menolaknya. Lalu dia membuka rahangku dan memasukan daging itu ke
mulutku, dan aku mulai mengunyahnya sementara dia terus berdiri di hadapanku;
aku takut membuangnya, tapi aku tidak juga mau menelannya.
Dalam keadaan itu aku bangun; dan sejak saat
itu selama tiga puluh hari tiga puluh malam tak sesuatu pun kuminum atau
kumakan mendatangkan kesenangan bagiku, sebab aku merasakan dalam mulutku rasa
daging itu dan membauinya dengan hidungku.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan