Kitab Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf
Karya Ibn Abi Ishaq Muhammad ibn Ibrahim ibn Ya’qub Al-Bukhari
AL-KALABADZI
Penyatuan berarti pemisahan dari segala sesuatu
yang selain Tuhan, dalam hati tidak melihat – dalam arti memuja – apa-apa
kecuali Tuhan, dan tidak mendengar apa-apa kecuali firman Tuhan.
An-Nuri berkata : “Penyatuan adalah
pengungkapan hati dan perenungan kesadaran.” Pengungkapan hati itu dilukiskan dalam
kata-kata Haritsah : “Seolah-olah sya melihat Singgasana Tuhan saya tampil.”
Sedangkan perenungan (dari) kesadaran itu ditunjukan dalam perkataan Nabi :
“Pujalah Tuhan seolah-olah engkau melihatnya.”
Dan perkataan Ibn Umar : “Kami melihat Tuhan di
tempat itu. Yang lain berkata : “Penyatuan terjadi ketika kesadaran datang
dalam keadaan alpa.” Yang berarti bahwa pemujaan kepada Tuhan itu mengacaukan
pemujaan kepada segala sesuatu yang lain.
Salah seorang tokoh besar Sufi berkata :
“Penyatuan adalah ketika hamba itu tidak bersaksi atas apa pun yang ada padanya
kecuali mengenai Pembuat dirinya.”
Sahl berkata : “Mereka digerakkan oleh
kesusahan, karena itu mereka berada dalam kekacauan. Kalau mereka sedang
tenang, maka mereka pasti telah mencapai penyatuan.”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan