Kitab Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf
Karya Ibn Abi Ishaq Muhammad ibn Ibrahim ibn Ya’qub Al-Bukhari
AL-KALABADZI
Kegairahan (ekstase) adalah suatu perasan yang
merasuki hati, entah itu berupa rasa takut, rasa sedih, atau bayangan kehidupan
yang akan datang, atau mengungkapkan keadaan antara manusia dengan Tuhan.
Mereka berkata : “Dan kegairahan merupakan
pendengaran dan penglihatan oleh hati,”
Tuhan berfirman : “Sebab bukan mata mereka yang
buta melainkan hati yang ada dalam dada mereka itulah yang buta.” Dan lagi :
“Dan menggunakan pendengarannya, sebab dia menyaksikan sendiri.” Jika
kegairahan seseorang itu lemah, berarti dia memamerkan kegairahanyya; “pameran”
ini terjadi ketika yang dirasakannya di dalam batinnya terejawantah dalam tata
lahirnya. Tapi, jika kegairahannya kuat; dia mengatasi dirinya sendiri dan
menajdi pasif. Tuhan berfirman : “Tegak bulu roma orang-orang yang takut kepada
Tuhannya. Kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingati
Allah.”
Al-Kegairahan adalah lidah api yang muncul dari
hati, dan timbul dari kerinduan, dan pada rahmat atau hukuman Tuhan itu
(warid), anggota-anggota tubuhnya tergerak, entah oleh kegembiraan atau
kesedihan.”
Mereka telah berkata : “Kegairahan itu sama
dengan yang berlalu (zawal), sedang ma’rifat itu mantap dan tidak akan berlalu’
Syair berikut ini adalah gubahan Al- Junaid :
Dalam gairah senangnlah dia
Menemukan, dalam kegairahan itu, ketenangannya;
Tapi kalau Kebenaran datang, gairah
Itu sendiri dilenyapkan.
Dulu pernah kegairahan menjadi kesenangan
bagiku;
Tapi Dia yang benar-benar ku temui
Dalam kegairahan mengambil seluruh
penglihatanku,
Dan terhadap yang lain-lainnya aku buta.
Salah seorang tokoh besar Sufi mengubah syair
berikut :
Dia perlihatkan selubung dan wibawanya
Mengguncangkan kebesaran hakikat segala
Dan setiap bentuk yang terbayang. Sayang, Dia
Harus selalu dirasa dalam kegairahan,
Mengenai lidah api itu tak lain dari bayangan
Dari ketidak mampuan yang ateralahkan
(Kemampuan yang lebih tinggi)
Kegairahan hanya menyentuh bentuk, yang lari
Di hadapan sifat ketuhanan-Nya yang bercahaya
Dan dia bersama mereka. Aku pun sebelumnya
menemukan
Kesenangan dalam kegairahan; tapi sengsaralah
hatiku,
Kadang di sana, kadang di sini. Lalu, sebagai
pelipurku,
Dia berikan kepadaku kesaksian, lepas
Dari
segalanya kecuali Yang Disaksikan; kegairahan itu
Tertelan, dan semua kesenangan
Dari segala bentuk yang terlihat, ada dalam
Kesatuan yang Esa.
Salah seorang tokoh Sufi berkata : “Kegairahan
adalah berita-berita gembira yang dikirimkan oleh Tuhan tentang penaikan sang
Sufi menuju tingkatan-tingkatan perenungannya.” Yang lain berkata :
Adalah lebih pantas bahwa Dia
Yang dengan segala pemberian-Nya membawakanku
kegairahan
Haruskah karunia-Nya yang tak terbatas
Menyapu bersih jiwaku dari setiap jejaknya?
Kala pertama Dia datang kepadaku
Kala pertama Dia menggerakan jiwaku menuju
kegairahan
Aku tahu bahwa Dia akan membawa
Hadiah yang jauh di luar jangkauan angan-angan
As-Syibli menulis syair berikut ini :
Aku percaya bahwa kegairahan itu meragukan
Jika dia muncul bukan dari penyaksian;
Dan setiap saksi itu terlempar,
Kala Kebenaran itu membawa saksinya yang jelas.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan