Kitab Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf
Karya Ibn Abi Ishaq Muhammad ibn Ibrahim ibn Ya’qub Al-Bukhari
AL-KALABADZI
Abu Sa’id al-Kharraz berkata : “Pada mala
Arafah, perasaan akan dekatnya Tuhan memutuskan diriku dari hasrat untuk berdoa
kepada Tuhan. Kemudian jiwaku menentangku agar aku berdoa kepada Tuhan; dan aku
mendengar sebuah suara berkaa : “Setelah engkau menemukan Tuhan, apakah engkau
akan berdoa kepada yang selain Tuhan?”
Abu Hamzah al-Khurasani berkata : “Suatu saat,
pada saat aku melaksanakan perjalanan haji, aku sedang berjalan sepanjang jalan
itu ketika tiba-tiba aku jatuh ke dalam sebuah sumur. Jiwaku menentangku agar
berteriak minta tolong; tapi aku berkata : “Tidak, demi Tuhan, aku tidak akan
berteriak! Aku baru saja akan selesai dengan renungan itu ketika dua orang
lewat di ujung sumur, dan salah seorang dari mereka berkata kepada yang satunya
: “Mari kita isi mulut sumur ini agar rata dengan jalan .’ Maka mereka membawa
sebuah tongkat dan sebuah tikar alang-alang; aku tergerak untuk berteriak; lalu
aku berkata : “Wahai Engkau yang lebih dekat kepadaku dibanding mereka!” Dan
aku merasa tenang ssampai mereka selesai mengisi sumur dan pergi.
Lalu aku melihat sebilah kaki tejuntai ke sumur
dan berkata, “Tangkap aku dan pegang erat-erat.” Maka aku memegangnya dan
melihat bahwa ia adalah seekor singa; dan aku mendengar sebuah suara berkata :
“Wahai Abu Hamzah, luar biasa! Kami telah menyelamatkan engkau dari kebinasaan
di dalam sumur lewat seekor singa.” Salah seorang sahabt kami bercerita kepada
saya bahwa dia mendengar Abu Walid menuturkan kisah berikut ini : “Suatu hari
sahabat-sahabat kami membawakan susu dan aku berkata : “Itu akan mencelakakan
diriku.” Lalu suatu hari aku berdoa kepada Tuhan dengan mangatakan : “Wahai
Tuhan,ampuni aku, sebab Engkau tahu bahwa aku tidak pernah menyekutukan Engkau
denagn Tuhan- tuhan lain, walaupun hanya sekejap mata !”
Aku mendengar sebuah suara berkata : “Tidak
juga pda malam hari kisah susu itu?” Abu Sa’id al-Kharraz berkata : “Suatu kali
pernah aku berada di padang pasir dan benar-benar kelaparan.
Jiwaku menuntutku agar minta makanan kepada
Tuhan; dan aku berkata : “Itu bukan tindakan orang yang mempercayai Tuhannya.”
Lalu jiwaku menuntutku agar aku berdoa kepada Tuhan meminta kesabaran; dan
ketika aku akan melakukan ini, aku mendengar sebuah suara berkata :
‘Lihat, akulah malam!’ Dia berseru dengan
congkak;
Tapi tak seorang pun pernah datang
Untuk mencari pertolongan kami ditolak,
Dan diusir dalam kehinaan.
Begitu lirih manusia kuasa itu menangis
Dalam
kelemahan yang menyedihkan
Seakan-akan kami tak pernah terlihat
Olehnya, ataupun dia terlihat oleh kami.
Bahwa fenomena dari suara gaib itu asli,
dipersaksikan oleh cerita berikut ini : “Ketika mereka ingin membasuh (tubuh)
Nabi, mereka berselisih dengan mengatakan : “Demi Tuhan, kami tidak tahu apakah
kai mesti melepaskan seluruh pakaian Nabi sebagaimana yang kami lakukan dengan
orang-orang mati lainnya di antara kami, atau kemi basuh beliau dengan pakaian
masih menempel.”
Ketika mereka sedang berselisih paham itu,
Tuhan menidurkan mereka, hingga dagu setiap yang hadir tersampir di atas dada
mereka. Lalu sebuah suara yang ditujukan kepada mereka dari arah Ka’bah, yang
tak seorang pun tahu suara siapa itu, mengatakan : “Basuhlah Nabi dengan
pakaiannya masih menempel.”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan