Dikatakan tentang Zubair pada waktunya yang tepat
Ia
mengatakan bahwa ia membaiat kepada saya dengan tangannya tetapi tidak
mernbaiat dengan hatinya.[1] Jadi, ia tidak mengakui baiat. Mengenai
pengakuannya yang lain dengan hatinya, ia harus mengajukan argumen yang jelas
untuk itu. Apabila tidak, maka ia harus kembali ke tempat dari mana ia telah
keluar.[2] •
[1] Setelah
membaiat (bersumpah atau berjanji setia) kepada Amirul Mukminin, Zubair ibn
'Awwam melanggar baiat itu. Kadang-kadang ia mengajukan dalih bahwa ia terpaksa
membaiat dan bahwa baiat yang dipaksakan bukanlah baiat; kadang-kadang ia
mengatakan bahwa baiat itu hanya sekadar pertunjukan; hatinya tidak sesuai
dengan itu. Seakan-akan ia sendiri mengakui dengan lidahnya kegandaan wajah
lahir dan batinnya. Tetapi, dalih ini serupa dengan dalih orang yang murtad
setelah menerima Islam, dan untuk mcngelakkan hukuman mengatakan bahwa ia telah
menerima agama Islam hanya dengan lidah, tidak di hati. Jelaslah bahwa dalih
semacam itu tak dapat dibenarkan, juga tak dapat mengelakkan hukuman dcngan
argumen ini. Apabila Zubair mencurigai bahwa 'Utsman dibunuh atas dorongan
Amirul Mukminin, kecurigaan ini mestinya telah ada kctika ia menyatakan sumpah
setianya dan mengulurkan tangannya untuk membaiat, bukan sekarang setelah harapan-harapannya
mengalami frustrasi dan harapan-harapannya mulai nampak muncul dari tempat
lain.
[2] Amirul Mukminin menolak pengakuan Zubair secara
singkat: Ketika ia mengakui bahwa ia telah membaiat maka ia harus patuh kepada
baiatnya hingga ada alasan untuk melanggarnya. Tetapi, bila hatinya tidak
sesuai dengan apa yang ia lakukan maka ia harus memberikan bukti. Karena bukti
tcntang keadaan hati tidak dapat diajukan, maka penegasan tanpa bukti itu tidak
dapat diterima
Tiada ulasan:
Catat Ulasan