(HADHRAT JALALUDDIN AR ROWI)
ALAM
DUNIA
SETELAH sempurna
kejadian manusia di dalam kandungan
rahim ibunya, maka Allah
mengeluarkannya ke Alam Dunia
bagi menguji penyaksian
mereka masing-masing, agar
mengenali antara satu
sama lain, membiakkan keturunan
mereka agar menjadi
orang-orang yang bertaqwa. Dia yang
menjadikan berbagai kaum
serta suku-suku bangsa dan
semuanya itu membuktikan
kekuasaanNya. Banyak
tanggungjawab yang perlu
dilaksanakan oleh manusia
dalam kehidupan di Dunia
bagi menyempurnakan amanah
yang telah Allah
kurniakan kepada manusia semenjak awal
penciptaannya.
Allah Subhanahu Wa
Ta’ala berfirman dalam Surah
An-Nahl ayat 78,
Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibu kamu
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia
menjadikan bagi kamu As-Sam’u yakni pendengaran, AlAr-
Absar yakni penglihatan dan Al-Af-idah yakni hati-hati,
agar kamu bersyukur.
Firman Allah Subhanahu
Wa Ta’ala dalam ayat 212
surah Al-Baqarah yang
bermaksud,
Kehidupan Dunia dijadikan indah dalam pandangan orangorang
kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang
beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih
mulia daripada mereka di hari Qiyamat. dan Allah memberi
rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa
batas.
Allah Subhanahu Wa
Ta’ala berfirman dalam Surah
Al-Mukmin ayat 39 yang
bermaksud,
Wahai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah
kesenangan (sementara) dan Sesungguhnya akhirat Itulah
negeri yang kekal.
Dalam Surah Ali Imran
ayat 185, Allah Subhanahu Wa
Ta’ala berfirman yang
bermaksud,
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan
Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan
pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah
beruntung. Dan tidaklah kehidupan Dunia itu melainkan
kesenangan kebendaan yang memperdayakan.
Allah Subhanahu Wa
Ta’ala berfirman dalam Surah
Al-An’am ayat 32 yang
bermaksud,
Dan tiadalah kehidupan Dunia ini, selain dari main-main
dan senda gurau belaka dan sungguh kampung Akhirat itu
lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah
kamu memahaminya?
Maksudnya,
kesenangan-kesenangan duniawi itu
hanya sebentar dan tidak
kekal. janganlah orang terperdaya
dengan kesenangan-kesenangan
dunia, serta lalai dari
memperhatikan urusan
akhirat. Seterusnya Allah Subhanahu
Wa Ta’ala berfirman
dalam Surah Al-Ankabut ayat 64 yang
bermaksud,
Dan tiadalah kehidupan Dunia ini melainkan senda gurau
dan main-main dan sesungguhnya Akhirat Itulah yang
sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.
Dalam Surah At-Taubah
ayat 38 Allah Subhanahu Wa
Ta’ala berfirman yang
bermaksud,
Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila
dikatakan kepadamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada
jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di
tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia
sebagai ganti kehidupan di Akhirat? Padahal kenikmatan
hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan)
diakhirat hanyalah sedikit.
Seterusnya pada ayat 55
Surah At-Taubah, Allah
Subhanahu Wa Ta’ala
berfirman yang maksudnya,
Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka
menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan
(memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa
mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang
nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir.
Allah Subhanahu Wa
Ta’ala memberikan
perumpamaan tentang
kehidupan Dunia ini menerusi
Firmannya dalam surah
Yunus ayat 24 yang bermaksud,
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah
seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu
tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman
bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan
binatang ternak. hingga apabila bumi itu telah sempurna
keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya dan
pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti
menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami
di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanamtanamannya)
laksana tanam-tanaman yang sudah disabit,
seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah
Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada
orang-orang berfikir.
Perhiasan maksudnya,
bumi yang indah dengan
gunung-gunung dan
lembah-lembahnya telah menghijau
dengan tanam-tanamannya
dan dapat memetik hasilnya.
Perumpamaan kehidupan
Dunia seperti air dijelaskan lagi
oleh Allah Subhanahu Wa
Ta’ala dalam Surah Al-Kahfi ayat
45 yang bermaksud,
Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia),
kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari
langit, Maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di
muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering
yang diterbangkan oleh angin, dan adalah Allah, Maha
Kuasa atas segala sesuatu.
Seterusnya Allah
Subhanahu Wa Ta’ala berfirman
pada ayat 46 dalam surah
Al-Kahfi yang bermaksud,
Harta dan anak-anak
adalah perhiasan kehidupan Dunia
tetapi amalan-amalan
yang kekal lagi saleh adalah lebih
baik pahalanya di sisi
Tuhanmu serta lebih baik untuk
menjadi harapan.
Dalam Surah Al-Hadid
ayat 20, Allah subhanahu Wa
Ta’ala berfirman yang
maksudnya,
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan Dunia ini
hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan
dan bermegah-megah antara kamu serta berbanggabanggaan
tentang banyaknya harta dan anak-anak, seperti
hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani;
kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat
warnanya kuning kemudian menjadi hancur dan di Akhirat
(nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaanNya, dan kehidupan Dunia ini tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu.
Maka, Allah Subhanahu Wa
Ta’ala telah
memperingatkan manusia
menerusi FirmanNya dalam Surah
Luqman ayat 33 yang
bermaksud,
Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan
takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak
tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak
dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya
janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali
kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula)
penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati)
Allah.
Namun, perkara yang
paling utama dalam kehidupan
di Alam Dunia ini adalah
Ma’rifat Allah yakni mengenal
siapakah Tuhan yang
disebut Allah itu? Allah adalah Tuhan
Semesta Alam dan kita
adalah hamba-hambaNya dari
kalangan makhluk-makhluk
ciptaanNya. Tugas kita sebagai
hamba adalah
mengenalinya dengan seakrab yang mungkin
dan menunaikan ketaatan
pengabdian dan kehambaan kita
terhadapNya. Allah
berfirman dalam Surah Az-Zariyat ayat
56 yang bermaksud:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepadaKu.
Allah Subhanahu Wa
Ta’ala berfirman dalam Surah
Al-Hujurat ayat 13,
Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Menyedari.
FirmanNya lagi di dalam
Surah Al-Insan ayat 1 – 3
yang bermaksud,
Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa,
sedang Dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat
disebut?
Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari setetes
mani yang bercampur yang
Kami hendak mengujinya
(dengan perintah dan
larangan), karena itu Kami jadikan
Dia mendengar dan
melihat.
Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus;
ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan