Pada
hakikatnya siapakah mursyid yang akan ”menghampiri” kita adalah semata-mata
kehendak Allah Azza wa Jalla. Pesan kami jika pembaca dalam penantian
mursyid, berhati-hatilah jika seseorang mempromosikan dirinya sebagai mursyid
bagi anda namun sebaliknya jangan pernah menganggap remeh seorang muslimpun
yang dijumpai karena bisa jadi beliau adalah mursyid anda.
Baiklah
sambil menanti mursyid, berikut adalah tips atau langkah-langkah awal dalam
bertasawuf
Bertauhidlah
dengan cara menjadikan Allah Azza wa Jalla sebagai pihak pertama yang dikomunikasikan
segala permasalahan, cobaan, kebutuhan dan keinginan kita, termasuk atas segala
kenikmatan yang telah Allah ta’ala berikan dalam bentuk bersyukur.
Begitupula kita komunikasikan kebutuhan dan keinginan bertasawuf kepada Allah
ta’ala.
Teguhkan tujuan
hidup kita adalah untuk sampai kepada Allah Azza wa Jalla sedangkan surgaNya
adalah keniscayaan/kepastian bagi mereka yang beriman kepada Allah dan
berpegang teguh kepada (agama)-Nya.
“Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan
berpegang teguh kepada (agama)-Nya niscaya Allah akan memasukkan mereka ke
dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan
menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya.” ( QS
An Nisaa’ [4]:175 )
Sampai
kepada Allah Azza wa Jalla , sehingga dapat berkumpul dengan Rasulullah dan
para Nabi, para Shiddiqin, para Syuhada dan para Sholihin. Ikutilah jalan
mereka yang termasuk orang-orang yang telah Allah Azza wa Jalla berikan nikmat.
”(iaitu) Jalan orang-orang yang
telah Engkau beri ni’mat kepada mereka” (QS Al Fatihah [1]:7 )
Shiddiqin
adalah orang-orang yang amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran Rasul
Syuhada adalah orang-orang yang mati syahid
Syuhada adalah orang-orang yang mati syahid
Sholihin adalah orang-orang sholeh atau muslim yang terbaik atau muslim yang Ihsan (muhsin), muslim yang dapat melihat Allah ta’ala dengan hati/keimanan atau muslim yang selalu yakin bahwa Allah ta’ala melihat perbuatan.
Allah Azza
wa Jalla telah memberikan ni’mat kepada mereka dan setelah mereka merasakan
kematian, mereka hidup di sisi Allah Azza wa Jalla, sesuai dengan kehendak
Allah menempatkan mereka dan mereka masih mendapatkan rezeki atau kehendakNya.
”Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah
(syuhada) itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat
rezki.” (QS Ali Imran [3]: 169)
Imam
al-Baihaqi telah membahas sepenggal kehidupan para nabi. Ia menyatakan dalam
kitab Dalailun Nubuwwah: “Para nabi hidup di sisi Tuhan mereka seperti para
syuhada.“
Jadi tujuan
kita bertasawuf karena Allah ta’ala semata atau agar kita sampai kepadaNya dan
berkumpul dengan mereka yang telah menerima ni’mat dari Allah Azza wa Jalla.
Berikut
langkah-langkah untuk memulai bertasawuf sampai Allah Azza wa Jalla menetapkan
mursyid (pembimbing) bagi kita.
Mulailah
dengan pembersihan diri, bertobatlah kepada Allah Azza wa Jalla
Bersikap
tawaduk, merendah serta memohon maaf dan ampunan, apakah kita telah melakukan
dosa atau tidak. Jika kita melakukan kesalahan atau dosa, akuilah segera dan
mintalah ampunan, karena orang yang bertobat dari dosa laksana orang tidak
berdosa. Semua manusia pasti melakukan kesalahan. Tak ada yang lepas sepenuhnya
dari dosa. Namun yang paling penting, jagalah diri kita agar tidak terus
berkubang dosa.
Nasehat
Syaikh Ibnu Athoillah dalam al-Hikam,
”Adakalanya Dia bukakan pintu ketaatan untukmu, tetapi tidak membukakan
pintu penerimaan. Adakalanya Dia menetapkanmu berbuat dosa, tetapi itu menjadi
sebab kau sampai kepada-NyaMaksiat yang melahirkan rasa hina dan papa lebih
baik daripada ketaatan yang melahirkan kecongkakan dan kesombongan.”
Setelah
pembersihan diri dengan bertobat kemudian buktikan syahadat kita dengan
menegakkan sholat wajib 5 waktu, zakat, puasa dan berhaji jika mampu.
Jadikan
sholat wajib 5 waktu bukan sebuah beban namun rasakan sebagai wujud Ar Rahmaan
dan Ar Rahiim nya Allah Azza wa Jalla dalam bentuk peluang bagi kita untuk
dapat berkomunikasi denganNya, 5 kali sehari. Kitalah yang membutuhkan sholat.
Raihlah
ridho Allah ta’ala dengan sholat wajib 5 waktu dengan tepat waktu dan di masjid
bagi pria. Karena sesungguhnya bagi yang tidak sholat berjamaah ke masjid tanpa
alasan yang berarti dan mereka yang tidak sholat wajib 5 waktu tepat waktu
tanpa alasan yang berarti adalah mereka yang mengharapkan maafnya Allah ta’ala.
Sedangkan kita butuh ridho Allah ta’ala agar kita sampai kepadaNya.
Disetiap
selesai sholat wajib 5 waktu, berdzikir dan berdoalah. Dalam berdzikir
sebaiknya diawali istighfar, syahadah, sholawat dan dzikir sebagaimana
Rasulullah anjurkan kemudian akhiri dengan doa yang menunjukkan keinginan kita
bertasawuf agar sampai kepadaNya.
Berdoalah
seperti “Ilahi
Anta Maqsudi Waridhoka Matlubi“, Tuhan
hanya Engkaulah yang kumaksud dan ridhoMu yang kuharap. dan ditambah berdoa
dengan redaksi sesuai keinginan sendiri seperti “Ya Allah ampunkanlah dosa
kami, Bimbinglah kami dengan kasih sayangMu, untuk sampai kepadaMu“. .
Setelah
seluruh perkara yang Allah Azza wa Jalla wajibkan berikut niat dan doa
kita laksanakan maka lanjutkan untuk meraih cintanya Allah Ar Rahmaan dan Ar
Rahiim dengan amalan-amalan sunnah agar kita sampai kepadaNya dengan derajat
kekasih Allah (Wali Allah).
Dari Abu
Huriroh rodhi Allahu ta’ala ‘anhu beliau berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
“Allah ta’ala berfirman, barang siapa memusuhi wali-Ku
maka aku izinkan untuk diperangi. Tidaklah seorang hamba-Ku mendekatkan diri
kepada-Ku dengan suatu amal ibadah yang lebih aku cintai dari pada perkara yang
Aku wajibkan. Hamba-Ku akan senantiasa
mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah hingga Aku mencintainya.
Jika Aku mencintainya, Akulah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar,
Akulah penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, Akulah tangannya yang dia
gunakan untuk berbuat, Akulah kakinya yang dia gunakan untuk berjalan. Jika dia
meminta kepada-Ku akan Aku berikan, jika dia meminta perlindungan pada-Ku, akan
Aku lindungi.” (HR. Bukhari)
Ikutilah
amalan-amalan sunnah sebagaimana para ulama kita terdahulu contohkan yakni para
Wali Songo yang mengajak kita untuk mentaati Allah ta’ala dan RasulNya.
Nasehat
mereka tertuang dalam syair lagu ”OBAT HATI”
Obat hati ada lima perkara.
Yang pertama, baca Qur’an dan maknanya
Yang kedua, shalat malam dirikanlah
Yang ketiga, berkumpulah dengan orang saleh
Yang keempat, perbanyaklah berpuasa
Yang kelima, dzikir malam perpanjanglah.
Obat hati ada lima perkara.
Yang pertama, baca Qur’an dan maknanya
Yang kedua, shalat malam dirikanlah
Yang ketiga, berkumpulah dengan orang saleh
Yang keempat, perbanyaklah berpuasa
Yang kelima, dzikir malam perpanjanglah.
Yang
pertama, baca Qur’an dan Maknaya
Untuk bertasawuf atau menjadi orang khusus (yang dicintai Allah ta’ala) , bacalah Al-Qur’an dengan maknanya. Jadikanlah Al-Qur’an sebagai petunjuk dalam kita melakukan segala aktivitas. Pergunakanlah terjemahan Al-Qur’an dan lebih baik dengan tafsir.
Yang kedua,
Sholat malam dirikanlah
“Dan pada sebagian malam tahajudlah kamu, sebagai ibadah tambahan bagimu, semoga Rabbmu mengangkat derajatmu ke tempat yang paling terpuji.” (QS Al Isro’ [17]:79 )
“Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat
(untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.” (QS Al
Muzzammil [73]:6 )
Rasulullah SAW.
bersabda: “Kerjakan sholat malam, sebab hal itu adalah kebiasaan orang-orang
sholeh sebelum kamu, juga sebagai suatu jalan untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT, sebagai penebus keburukan-keburukanmu, dan pencegah dosa.” (HR
Tirmidzi)
Yang ketiga,
berkumpulah dengan orang sholeh
Untuk bertasawuf atau menjadi orang sholeh maka kitapun harus memperbanyak berkumpul dengan orang sholeh.
“ar-ruuhu junnudun mujannadah “
“Ruh itu kelompok
(berbala) yang mengelompok atau teman yang ditemankan.” (HR Bukhari)
Kalau kita
berkumpul dengan orang-orang sholeh, maka kita akan menjadi orang sholeh. Orang
sholeh seperti penjual minyak wangi – kata Nabi. Jadi orang sholeh itu akan
menyemprotkan wangi-wangiannya ke sekelilingnya. Jadi sekitarnya akan menjadi
wangi karenanya. Oleh karena itu dekat-dekatlah kita kepada penjual minyak
wangi sebab kalaupun toh tidak mampu membeli kita akan memperoleh bau wanginya.
Berkumpul
adalah melihat dan mendengar. Termasuk berkumpul dengan orang sholeh jika kita
membaca tulisan/buku-buku yang ditulis oleh orang sholeh. Hindari membaca buku
yang ditulis oleh Dukhala ‘Ilmi yakni ahli ilmu (ulama) namun bukan ahli
bidang tasawuf.
Selain
bergaul dengan orang sholeh, kita upayakan meninggalkan pergaulan dengan orang
yang tidak sholeh seperti
- Tinggalkan menonton sinetron TV yang berisikan atau mempertunjukkan sifat-sifat orang yang tidak sholeh seperti marah, sombong, dengki, iri, hasut dll. Menonton sinetron TV seperti itu pada hakikatnya kita bergaul dengan orang tidak sholeh.
- Tinggalkan menonton infotainment yang berisikan membicarakan keburukan orang lain (ghibah).
- Tidak menonton acara yang memperlihatkan gaya hidup yang bukan berzuhud. Sedangkan berzuhud adalah gaya hidup yang dicintai Allah ta’ala.
Yang
keempat, perbanyaklah berpuasa
“Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, yaitu kegembiraan ketika berbuka dan kegembiraan ketika bertemu dengan Tuhannya” (HR Bukhari).
Dari Sahl dari Nabi bersabda : Sesungguhnya dalam surga terdapat sebuah
pintu yang bernama Ar Rayyan, orang-orang yang berpuasa akan masuk melaluinya
pada hari kiamat, dan selain mereka tidak akan masuk melaluinya. ….(Hadist
riwayat Bukhari dan Muslim)
Lakukanlah
puasa sunnah Senin-Kamis, sepanjang tahun jika kesempatan memungkinkan.
Yang kelima,
dzikir malam perpanjanglah.
“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS Al Ahzab [33]:41 )
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati
Allah-lah hati menjadi tenteram.” [QS Ar Rad [13]:28 ]
Hal yang
sebaiknya dilakukan sebelum dalam berdzikir adalah harus diawali dengan
bertawasul atau diawali beberapa dzikir Iaitu istighfar, syahadah, laahaulaa ,
sholawat dstnya..
Dizkrullah
adalah alat atau sarana kita untuk mi’raj kepada Allah Azza wa Jalla atau
untuk sampai kepada Allah Azza wa Jalla. Sebaik-baiknya dzikir atau sebaik-baiknya
mi’raj adalah sholat. Inilah yang dimaksud perkataan Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wasallam, bahwa Ash-shalatul Mi’rajul Mu’minin,
“sholat itu adalah mi’rajnya orang-orang mukmin“
Demikianlah
tips dari kami untuk memulai bertasawuf, dalam perjalanannya nanti, jika
dikehendaki Allah Azza wa Jalla datanglah mursyid yang ditetapkanNya.
Tulisan ini
kita akhiri dengan firman Allah swt yang terkait dengan jiwa, yang Ertinya
“Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu
dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya, Maka masuklah ke dalam jama’ah
hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku” QS (Al Fajr [89] 27-30 )
1 ulasan:
Bergurulah kepada orang yang dianggap bijak dan pandai dan guru yang paling bijak dan paling pandai adalah guru yang Maha bijak dan Maha pandai serahkan diri bulat bulat kepada Nya. amin..
Catat Ulasan