Menurut
Kalam Hikmah ke 15 , Imam Ibn Athaillah Askandary menuturkan:
“Di antara dalil (apa-apa/ hal-hal yang menunjukkan kepadamu tentang wujud Al-Qahhar(Yang Maha Perkasa)-Nya SubhanaHu wa Ta’ala, adalah bahwa Dia telah menghijabmu dari-Nya dengan sesuatu yang tidak maujud bersamaa-Nya (yakni: bayangan-bayangan hijab di sisi Allah).”
Syarah Ustadz Salim Bahreisy ra:
Sepakat para arifin, bahwa segala sesuatu selain Allah itu tidak ada, artinya: tidak dapat disamakan adanya sebagaimana adanya Allah, sebab adanya alam terserah kepada karunia Allah, bagaikan adanya bayangan yang tergantung selalu kepada benda yang membayanginya. Maka siapa yang melihat bayangan dan tidak melihat kepada yang membayanginya, di sinilah justru hijabnya.
Firman Allah:
“..Segala sesuatu rusak hancur, kecuali wajah-Nya…” (QS.Al-Qashas[28]:88)
Rasulullah saw membenarkan perkataan pujangga yang berkata:
“Camkanlah, bahwa segala sesuatu selain Allah itu palsu belaka.
Dan tiap nikmat kesenangan dunia, pasti akan rusak lenyap.”
Sedangkan syarah dari Syaikh Fadhlala Haeri ra:
Sesuatu selain Allah adalah ilusi sepintas lalu dan tabir, serta gambaran-gambaran yang berkerlap-kerlip. Segala sesuatu di dunia ini berasal dari-Nya, dipelihara oleh-Nya, dan akan kembali kepadanya.
Bagaimana pun alam panca indra adalah rahmat yang bersifat kontemporer dan titik awal untuk naik menuju Allah. Sesungguhnya tak ada sesuatu pun selain-Nya dan segala sesuatu yang selain-Nya adalah sebuah refleksi atau, yang menunjukkan pancaran nur-Nya yang Ahad. Dikatakan, orang-orang yang menyadari bahwa makhluk tidak mempunyai kekuatan yang berdiri sendiri untuk bertindak maka ia telah menang, dan barangsiapa yang memandang makhluk tidak mempunyai kehidupan yang bebas maka ia telah mencapai Allah, dan orang yang memandang bahwa bahwa makhluk itu tidak ada, maka ia telah sampai kepada-Nya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan