SIRI 11
IBNU QAYYIM AL
JAUZIYYAH
Ditilik dari ilmu dan amal,
ubudiyah itu mempunyai beberapa tingkatan.
Ubudiyah dari sisi ilmu ada
dua tingkatan: Ilmu tentang Allah dan
ilmu tentang agama-Nya. Ilmu
tentang Allah ada lima macam: Ilmu tentang
Dzat, sifat, perbuatan, asma'
Allah dan membebaskan-Nya dari hal-hal yang
tidak sesuai dengan-Nya. Ilmu
tentang agama-Nya ada dua macam: Ilmu
yang berkaitan dengan perintah
dan syariat, yang sekaligus merupakan jalan
lurus yang menghantarkan
kepada Allah, dan ilmu yang berkaitan dengan
pahala serta siksa.
Ubudiyah berkisar pada beberapa penopang. Siapa
yang dapat menyempurnakan
penopang-penopang ini, maka
dia dapat menyempurna-kan
tingkatan-tingkatan ubudiyah
di atas. Jelasnya, ubudiyah itu terbagi atas
hati, lisan dan anggota tubuh.
Masing-masing dari tiga bagian ini
mempunyai ubudiyah yang bersifat khusus. Sementara
hukum-hukum
ubudiyah ada lima macam: Wajib, sunat, haram, makruh dan
mubah. Lima
hukum ini berlaku untuk hati,
lisan dan anggota tubuh.
Yang wajib bagi hati ada yang
sudah disepakati kewajibannya dan ada
yang diperselisihkan. Yang
disepakati kewajibannya adalah: Ikhlas,
tawakal, cinta, sabar, pasrah, takut, berharap, pembenaran,
niat dalam
ibadah. Yang diharamkan bagi hati adalah: Takabur, riya',
ujub, dengki,
lalai dan kemunafikan. Semua
ini dapat dihimpun dalam dua perkara:
Kufur dan kedurhakaan. Kufur
seperti keragu-raguan, kemunafikan, syirik dan
segala cabangnya. Kedurhakaan ada dua macam, besar dan
kecil.
Kedurhakaan yang besar seperti riya', takabur, ujub,
membanggakan diri,
putus asa dari rahmat Allah,
merasa aman dari tipu daya Allah, merasa
senang melihat penderitaan
orang Muslim, suka jika ada kekejian yang
menyebar di tengah orang-orang Muslim, iri terhadap karunia
yang
mereka terima, berharap agar
karunia itu sirna dari mereka dan hal-hal lain
yang sejenis. Semua ini jauh lebih diharamkan daripada
pengharam-an zina
dan minum khamr serta dosa-dosa besar yang zhahir. Semua
keburukan ini
muncul karena ketidaktahuan tentang ubudiyah hati dan tidak
memperhatikannya.
Tugas iyyaka na'budu dibebankan kepada hati terlebih
dahulu sebelum dibebankan
kepada anggota tubuh. Jika tugas ini
diabaikan, maka yang muncul
adalah kebalikannya.
Dosa-dosa kecil dalam hati
seperti menginginkan hal yang haram dan
membayangkannya. Perbedaan
tingkat keinginan, tergantung pada
perbedaan tingkat sesuatu yang
diinginkan. Keinginan terhadap kufur dan
syirik adalah kufur. Keinginan
terhadap bid'ah adalah kefasikan.
Keinginan terhadap dosa besar
adalah kedurhakaan. Jika seseorang meninggalkan
keinginan ini karena Allah
menurut kesanggupannya, maka dia
mendapat pahala.
Sedangkan ubudiyah lisan ada
lima macam: Yang wajib adalah
mengucapkan syahadatain,
membaca apa yang harus dibaca dari isi Al-
Qur'an, seperti yang menjaga
keabsahan shalat, mengucapkan dzikirdzikir
yang wajib dalam shalat
seperti yang diperintahkan Allah dan Rasul-
Nya, membalas ucapan salam,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang mungkar,
mengajari orang yang bodoh, menunjuki
orang yang sesat, memberikan
kesaksian yang dibutuhkan, berkata jujur
dan lain-lainnya. Sedangkan
yang sunat bagi lisan adalah membaca Al-
Qur'an, terus-menerus menyebut
asma Allah, menggali ilmu yang bermanfaat
dan lain-lainnya. Sedangkan
yang haram bagi lisan ialah mengucapkan
perkataan apa pun yang dibenci
Allah dan Rasul-Nya, menyampaikan
bid'ah yang bertentangan dengan ketetapan Allah dan
Rasul-Nya,
menyeru kepada bid'ah, menuduh dan mencaci orang Muslim,
dusta,
memberikan kesaksian palsu dan
mengatakan tentang Allah tanpa didasari
pengetahuan. Sedangkan yang
makruh bagi lisan ialah mengatakan
sesuatu, padahal andaikata hal
itu tidak dikatakan, maka akan lebih baik.
Hal ini tidak mengakibatkan
siksaan.
Ubudiyah yang harus dilakukan
anggota tubuh ada dua puluh lima,
karena indera ada lima dan masing-masing indera mempunyai
lima kewajiban,
yang meliputi wajib, sunat, haram, makruh dan mubah.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan