Catatan Popular

Isnin, 30 Ogos 2010

SAJAK 'ENGKAU DAN AKU"

Kalau engkau hendak menemui aku
Turutilah jalanku jangan jalanmu
Jalanmu jalan nyata
Jalanku jalan rasa

Berjalanlah engkau pada jalanmu
Dan aku akan berjalan pula pada jalanku
Usahakan kita sejalan, engkau dan aku
Supaya tercapai yang dituju

Kalau engkau mengatakan kita sejalan
Engkau harus dapat membuktikan
Bukti yang dimaksudkan
Ialah kedsanggupan untuk menurutkan

Engkau mempunyai keinginan
Aku mempunyai kesanggupan
Engkau di luar aku di dalam
Tempatmu di kiri aku di kanan

Berjalanlah engkau pada jalanmu
Untuk menjumpai aku lebih dahulu
Dalam perjalanan kita bertemu
Engkau dan aku

Aku yang engkau jumpai di perjalanan
Tidak akan engkau perdapat, kalau engkau tak tukar haluan
Kerana di saat itu aku ke luar engkau ke dalam
Dan untuk mendapat aku, jalanku yang akan diturutkan

Berjalan pada jalanku
Bererti engkau bersertaku
Dengan jalan itu engkau akan mengenal aku
Aku yang selama ini terahsia bagimu

Sabtu, 8 Mei 2010

TEKNOLOGI AL-QURAN

Keterangan Gambar:

GAMBAR I :
Nur Allah = Tali Allah = Wasilah Allah = Al Quran Batin = HakikiBerisi Kalimah Allah, tak berhuruf, tak bersuara, jika disuarakan melalui MIC-nya, yaitu Lisan Rasulullah SAW, baru terdengar Ayat-ayat Al Quran

GAMBAR I I:
H = Adalah Jasad Bani ADAM yang MURSYIDM = Adalah Rohani Bani ADAM yang MURSYIDBentuk H dan M adalah sama/serupa.
ISI H = Jasad = Darah Daging
ISI M = Ruh berisi Gabungan Ruh Ahli Silsilah yang 35 (AULIA--AULIA ALLAH PILIHAN) yang tergabung bersatu dengan Arwahul Muqaddasah Rasulullah SAW yang berisi :
Nur Illahi = Wasilah Allah = The link to God, TALI ALLAH HAQIQI (Yang Batin) LANGSUNG datangnya dari SISI ALLAH SWT, penuh dengan Getaran Getaran dari Kalimah-Kalimah Allah yang maha cemerlang/Maha Ultra Sonoor = Maha Dahsyat, Tak Berhuruf, Tak Bersuara.
Maka oleh sebab itu kita pun BERDZIKIR TIDAK BERSUARA, sesuai dengan Firman Allah :
Q.S. Al A'raaf, Ayat 205 :
"Dzikirlah akan Tuhanmu dalam hatimu, serta merendahkan diri dan tunduk dan bukan dengan suara terdengar, waktu pagi dan petang hari, dan janganlah engkau termasuk orang-orang yang tidak berdzikir (lalai tidak ingat)."
Jika melalui MIC-nya = Lisan Rasulullah SAW baru bersuara isinya dan bunyinya Ayat-Ayat Al-Quran = (Wasilah Zahir = Tali Allah yang Zahir). JADI SAMA SEKALI TIDAK SERUPA DENGAN BERHALA-BERHALA ZAMAN NABI NUH AS, NABI IBRAHIM AS, DAN LAIN LAIN, SEPERTI DISANGKA SI AWAM.

GAMBAR III :
H1 = Adalah Jasad Si Murid
M1 = Adalah Ruh Sang Murid
H Menjadi H1 dengan ilmu-ilmu Agama melalui lisan H; dan H1 menerima ajaran itu melalui telinga, H1 menjadi baik, menjadi Islam pada alam sadar, mentalnya dan lain-lain.
Dalam munajat ke HADIRAT ALLAH, M1 (Rohani murid) menghubungkan DIRI pada WASILAH ALLAH yang berada pada M = Gabungan Rohani Aulia-Aulia Allah Pilihan dan Rohani Rasulullah SAW dimana ada WASILAH ALLAH, hingga dzikir si murid LANGSUNG terkirim sampai pada SISI ALLAH dan dari sisi Allah 'Membalas'-Nya dengan mengisi Ruh si Murid LANGSUNG, sekali lagi LANGSUNG dengan Nur Dzikir Allah.
Q.S. Al Baqarah, Ayat 152 :
"Dzikirlah kamu kepada-KU, niscaya AKU Dzikir kepadamu dan bersyukurlah kamu kepada-KU dan janganlah kamu mengingkari nikmat-nikmatKU. "
LANGSUNG!
Dikatakan LANGSUNG, karena ujung TALI ALLAH, yang dikatakan WASILAH ALLAH sudah berada dalam ARWAHUL MUQADDASAH SANG AULIA ALLAH dan RASULULLAH SAW yang sedang menunggu.

PENJELASAN :
Nur Allah menuju Arwahul Muqaddasah Rasulullah, dan mengisinya dengan Kalimah-Kalimah Allah; kemudian Arwah Rasul bergabung dengan Arwahul Muqaddasah para aulia-aulia Allah beserta isinya yaitu Kalimah-Kalimah Allah dan kemudian bergabung pula dengan ARWAH sang MURSYID dan mengisinya dengan KALIMAH-KALIMAH ALLAH. Jadi yang dinamakan WASILAH ALLAH inilah dia, yaitu KALIMAH-KALIMAH ALLAH yang berada dalam ARWAH SANG GURU, jadi bukan menggambar-gambarkan wajah Guru, seperti yang disangkakan oleh mereka yang awam!.

Dan Kalimah Allah yang berada dalam ARWAH SANG GURU adalah Kalimah Allah yang berada dalam ARWAH RASULULLAH SAW LANGSUNG DARI ALLAHU SUBHANAHUWA TA'ALA.
Begitu Sang Murid menggabungkan Ruh-nya dengan Ruh Sang Guru dan berdzikir, maka Dzikirnya turut berresonansi/berfrekwensi dengan dzikir Rasul maka LANGSUNG 'dibalas' ALLAH dengan KURNIA yang tak ada taranya.

Q.S. Al Baqarah, Ayat 152 :
"Dzikirlah kamu kepada-KU, niscaya AKU Dzikir kepadamu dan bersyukurlah kamu kepada-KU dan janganlah kamu mengingkari nikmat-nikmatKU."

KOMENTAR :
Jadi jelas ternyata, sejelas-jelasnya, dalam Firman Allah ini bahwa dzikir kita terhadap Allah, jika memakai Rukun dan Syaratnya/dengan memakai metodologinya yang tepat, yaitu dengan memakai 3 faktor :
· Tarikat, Metode Berdzikir
· Wasilah, Tali Allah Hakiki (Faktor Tak Terhingga)
· Mursyid, Si Pewaris/Si Pengantar Wasilah ALLAH dari Rasulullah SAW.
Bahwa dzikrullah kita itu menyebabkan Wasilah Allah tersebut turut bergetar, yang langsung pula mengirim getaran getaran Dzikrullah kita terhadap Allah SWT itu dan detik itu pula dari sisi Allah SWT langsung pula mendapat balasan, yang tak dapat dihitung Akbarnya, yaitu Dzikir Allah dari Allah yang diberikanNya sendiri, Dzikrullah yang mempunyai syafaat sebanyak bintang di langit dan sebanyak pasir di lautan, dzikir dari Allah sendiri yang membawa Rahmat tak terhingga banyaknya, tak habis habisnya, dzikrullah yang HIDUP dan yang HAQ dari YANG MAHA HIDUP dan YANG MAHA HAQ yang diiringi dan dikawal oleh jutaan Malaikat! Rahmat dan kurnia mana jelas turut menyelimuti si Pendzikir itu sendiri!
Jadi bukan karena 'jayanya' dzikir kita sendiri, tetapi karena hebatnya Dzikir dari Allah SWT yang semata-mata memberi bekas dan yang berjaya.
Itulah dia yang merupakan kurnia terbesar bagi kita dari Allah SWT, yang disebutkan Tuhan dalam lanjutan Ayat itu juga:
"Bersyukurlah engkau kepada-Ku, dan sadarlah engkau akan nikmat-nikmat-KU."
Niscaya orang yang mendapat Kurnia Akbar seperti yang tersebut diatas, meraih kemenangan Dunia dan Akhirat yang tak dapat dinilai besarnya dan yang tiada taranya! Inilah dia salah satu yang merupakan HAKIKAT Kemenangan Dunia Akhirat bagi kita dalam ber-Agama Islam Mulia Raya!
WALADZIKRULLAHI AKBAR, Fazkurullaaha la'allakum tuflihuun! Man kaana aakhiru kalaamihi Laa ilaa ha illallah dakhalal jannah!.
Q.S. Al A'raaf , Ayat 205 :
"Sebutlah Tuhanmu dalam hatimu, serta merendahkan diri dan tunduk, dan bukan dengan suara terdengar, waktu pagi dan petang hari, dan janganlah engkau termasuk orang yang tidak berdzikir (tida ingat = lalai)"
Saran kami sebagai salam perpisahan, kami ingin menyampaikan sepatah dua kata untuk kebaikan kita bersama yaitu kalau saudara-saudaraku kaum muslimin telah membaca naskah ini, yang diuraikan secara ilmiah teknologis, yang membawa kemenangan Islam dengan nyata secara gilang-gemilang untuk seluruh dunia, maka haraplah saudara- saudara saya yang selama ini 'mendiskreditkan' tarikat ini, menahan akan dirinya, karena yang diperburuk-burukkannya/yang disyakwasangkakannya adalah termasuk Firman Allah murni yang diuraikan secara Teknologi, karena kita tahu semua, bahwa menyangkal Firman Allah, sadar atau tidak sadar, adalah besar sekali dosanya.

RESUME dan TAMBAHAN :
1. SYARIAT: Masih berupa kuliah-kuliah saja/Cerita-cerita/Ceramah, Khotbah-khotbah, Jelas BELUM BERHASIL, karena BELUM DILAKSANAKAN, belum diperjuangkan secara gigih, (Baru pada taraf keyakinan ilmiah saja = ilmul yakin dan ainal yakin), oleh sebab itu BELUM TERWUJUD ILMU TAUHID YANG SEBENAR-BENARNYA dan BELUM PULA MEMPEROLEH KEMENANGAN. (Ilmul Yakin dan Ainal Yakin adalah masih 'dusta' belum lagi merupakan kebenaran yang Faktuil, HAQQUL Yakin itulah yang BENAR).
2. TARIKAT : Cara/Metode Pelaksanaan TEKNIS untuk mencapai HAKIKAT ILMU TAUHID itu, untuk mencapai HAQQUL YAKIN-nya; Tarikat adalah juga masa PEJUANGANNYA (jatuh bangun dalam perjuangannya, dalam Pertempuran-nya melawan IBLIS, yaitu membersihkan DIRI yang BATHIN secara tuntas/total dari semua ANASIR-ANASIR IBLIS, dari semua gelombang-gelombang dan pengaruh-pengaruh IBLIS dalam diri, barulah ia mendapat kemurnian TAUHID dalam ber- IBADAH dan dalam ber-AMAL, BARULAH TERCAPAI REALITA TAUHID yang sebenarnya yaitu KEMENANGAN HAKIKI KEKAL DAN ABADI, karena Kalimah ALLAH TELAH PENUH BERSEMAYAM dalam DIRI BATIN/HATI sanubarinya, hingga barulah ia mampu mencapai pelaksanaan SHALAT yang benar-benar Khusuk, yang membawa Kemenangan Dunia dan Akhirat!
Hadits Qudsi:
"Qaalalaahu ta'aalaa Lam yasa'nii ardhii wa laa samaa-ii wawasi'anii Qalbu 'abdil mukminul layyinul waadi'u."
Artinya: "Allah ta'ala berfirman : Tak dapat memuat Zat-Ku, Bumi dan Langit-KU; yang dapat memuat ZAT-KU, ialah hati hamba-KU yang Mukmin, Lunak dan Tenang" (H.R. Ahmad dari Wahab bin Munabbih) (= La allaakum Tuflihuun!)
3. HAKIKAT: (Kuliahnya sama dengan Syari'at pada nomor 1) tetapi sudah BERHASIL HAQQUL YAKIN, SUDAH TERWUJUD/SUDAH MENJADI KENYATAAN ILMU TAUHID itu dan oleh karenanya SUDAH MENCAPAI KEMENANGAN, (sudah HAQQUL YAKIN dalam keyakinan dan dalam amalan), lihat nomor 2 diatas.
4. MA'RIFAT: (telah TETAP ISTIQAMAH dalam REALITA ILMU TAUHID) Ia telah siap dalam PENERAPAN ILMU TAUHID yang sebenarnya dan KEHIDUPAN DUNIA AKHIRAT bagi DIRI dan kelilingnya dan seluruh JAGAD RAYA, karena dalam seluruh tubuhnya, dalam setiap tetes darahnya, dalam tiap tarikan nafasnya dan tiap gerak-gerik anggotanya, telah HADIR KALIMAH ALLAH (telah menyebar secara keseluruhan Kalimah Allah itu ke seluruh tubuhnya, berpangkal dari sumbernya (HATI Sanubarinya), lihat diatas pada nomor 2 (TARIKAT).
Dan dengan Kalimah Allah yang telah berada dalam seluruh dirinya itu, yang dianugerahkan Allah padanya, ia mampu meneruskan pekerjaan pekerjaan RASULULLAH SAW sebagai Khalifah Rasul dan Khalifah Allah di muka bumi yaitu meneruskan membawa Rahmat Allah langsung dari Allah SWT, kepada seluruh Alam semesta, sesuai dengan Ayat-ayat Al Qur'an dan Hadits-hadits Nabi, seperti yang tertera dibawah ini :
Q.S. Al Anbiyaa, Ayat 107 :
"WAMAA ARSALNAAKA ILLAA RAHMATAN LIL 'AALAMIIN"
Ertinya : "Kami tiada mengutus engkau (ya Muhammad), melainkan menjadi Rahmat untuk semesta alam."
Tiada Aku turunkan engkau ya Rasul ke dunia, melainkan untuk membawa rahmat-KU ke seluruh Alam, Langsung dari-Ku).
Orang seperti tersebut diatas yang mampu meneruskan pekerjaan-pekerjaan Rasulullah SAW sebagai Khalifah Rasul dan Khalifah Allah di muka bumi untuk meneruskan membawa Rahmat Allah kepada seluruh alam semesta (antara lain tidak akan datang kiamat, kalau masih ada orang-orang/yang benar benar berdzikir Allah, Allah) (H.R. Muslim).
Tentu saja Dzikir yang dimaksud adalah dzikir yang HIDUP dan BERJAYA yaitu dzikir dari orang-orang yang telah mencapai maqam sempurna Tauhid-nya kepada Allah SWT yaitu dari Golongan II, III, IV, yang dewasa ini jarang sekali dapat ditemui! Bukanlah Dzikir dari orang orangdari golongan I, yang banyak sekali ditemui! Barangkali berjuta banyaknya! Tetapi tidak bertenaga/tidak berjaya akan dzikirnya sama sekali, karena hanya berdzikir pada lidahnya saja, sehingga tidak dibalas Allah SWT, karena tidak memenuhi syarat Dzikir yaitu TIDAK MEMAKAI WASILAH ALLAH, yang menyampaikan Dzikirnya pada sisi Allah SWT.! Sehingga TIDAK TERBALAS.!
2. Hadits Qudsi:
"Kalau engkau melihat bahwa seseorang dikunjungi oleh masyarakat ramai dan kau lihat ia menaburkan segala macam kebajikan dan rahmat, naik saksiklah engkau, bahwa ia adalah seorang Kekasih-KU, yang AKU wakilkan kepadanya, (sebagai Khalifah-KU dan Khalifah Rasul-KU) untuk menaburkan Rahmat-KU sebanyak-banyaknya, bernaunglah engkau di bawah lindungan-nya, engkau akan selamat Dunia dan Akhirat." (H.R. Al Qudha'ie dari Abu Said R.A).
3. Q.S. Al Kahfi, 17 :
"May yahdillaahu fahuwal muhtad wa may yudhlil falan tajida lahuu waliyam mursyidaa"
Ertinya : "Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, dialah orang yang mendapat petunjuk dan siapa yang dibiarkan-Nya sesat, maka tidak ada seorang Mursyid-pun yang memberinya petunjuk."
(Petunjuk langsung dari-KU dan atas nama-KU, via khalifah-KU tersebut)
Orang yang seperti diataslah yang disebut juga sebagai Seorang Mursyid atau Khalifah Rasul dan Khalifah Allah.
4. Hadits Qudsi :
Apabila seorang hamba-KU menghampirkan dirinya kepada-Ku dengan suatu amalan yang Aku Cintai, selain/lebih dari pada sekedar ia mengamalkan apa-apa yang KU-wajibkan atasnya, dan ianya terus-menerus (Ber-wajaahidu fi sabiilihi/washabiru, washabiru) menghampirkan dirinya kepada-KU dengan amalan- amalan yang baik tersebut, hingga AKU akhirnya mencintainya, maka apabila AKU telah mencintainya, adalah AKU pendengarannya bila ia mendengar, adalah AKU penglihatannya bila ia melihat, (mata-KU diatas matanya) adalah AKU tangannya bial ia mengambil (melakukan sesuatu) (Tangan AKU berada di atas tangannya).
Q.S. Al-Fath, ayat 10:
"Tangan Allah berada di atas tangan mereka (wajah ALLAH berada di atas wajah mereka). Maka Akulah kakinya bila ia berjalan; jika ia memohon niscaya AKU perkenankan permohonannya dan jika ia meminta perlindungan kepada-KU, pastilah AKU lindungi akan dia." (H.R. Bukhari).
5. H.R. Atthabrani, Al Hakim dan Abu Na'im :
"Allah Ta'ala berfirman: Sesungguhnya Wali-Wali-KU dari pada hamba-KU dan Kekasih-Kekasih-KU dari makhluk-KU, yaitu mereka yang disebut namanya, jika orang menyebut nama-KU dan AKU disebut bila orang menyebut nama mereka."
(Sebut nama Kekasih-KU, Aku telah hadir pada sisimu, untuk memberi pertolongan-KU padamu, nama-KU berada diatas nama Kekasih-KU dan nama Wali-Wali-KU!)
6. Orang tersebut diataslah yang mampu mencapai maqam ikhsan dalam:
"Ashalatu Mi'rajul Mu'miniin (Shalat adalah Mi'raj bagi orang mukmin)."
Bukan hanya mi'raj dalam cerita saja atau dalam angan angan saja. Dan orang inilah yang dikasihi Allah dan ialah pembawa/si penerus Wasilah Allah dari Rasulullah SAW yang diterimanya via ahli Silsilah (aulia-aulia Allah pilihan); Wasilah Allah adalah suatu faktor tak terhingga kapasitasnya, yang mutlak harus ada, guna menyampaikan segala ibadah kita langsung ke Hadirat Allah SWT. Orang seperti tersebut di ataslah yang dimaksud HADITS RASULULLAH SAW yang berbunyi:
"Adakanlah (jadikanlah) dirimu (Rohanimu) beserta Allah. Jika engkau belum bisa menjadikan dirimu (Rohanimu) beserta Allah, maka adakanlah (jadikanlah) dirimu (Rohanimu) beserta dengan orang yang beserta Allah, maka sesungguhnya orang itulah yang menghubungkan engkau langsung kepada Allah (yaitu Rohaninya)." (H.R. Abu Daud).
Karena TALI ALLAH ada dalam dirinya, yang menghubungkan Roh-mu langsung pada Allah; jadi ianya bukan sembarang Guru Agama biasa yang kebanyakan.
7. Orang inilah yang selalu/senantiasa menjaga dan memelihara amalan dan ibadahnya supaya tetap dalam Muraqabah, Musyahadah dan Mukasyafah terhadap Allah SWT. Ianya adalah juga sebagai salah seorang PENASEHAT bagi semesta alam sesuai dengan Firman Tuhan
"Fas aluu ahladz dzikri in kuntum laa ta'lamuun"
Artinya: "Maka bertanyalah kepada Ahli Dzikir jika kamu tidak mengetahui"
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAAHILHAMD!
Wabillahi taufiq wal hidayah!
Sekian dan terima kasih.

TOKOH TAREKAT ZAMAN BERZAMAN

NAMA TAREKAT PENDIRI BERPUSAT DI

ADHAMIAH Ibrahim bin Adham Damskus, Syria

AHRARIYAH Khuwajah Ubaidullah Ahrar

AIDRUSIYAH Syed Abu Bakar Al Aidrus

AHMADIYAH
/IDRISIYAH Syekh Ahmad bin Idris Fez, Moroko

Cabang: Sanusiyah, Mirghaniyah,
Rasyidiyah, Dandrawiyah,
Jaafaraiyah
Ajarannya:Tahlil khusus
Selawat Azimiah
Istifar kabir

ALAWIYAH & Imam Ahmad Isa Al Muahajir Mostaganem, Aljzair

HADADIYAH Syed Abdullah Al Haddad
- Lebih ringan.
Menekankan pada amal,
akhlak dan bebrapa wirid
serta zikir ringan
- Ada 2 wirid utama: Wirid
Al Lathif dan Ratib
Al haddad
- Dikaitkan dengan kaum
Alawiyyin@ kaum syed

ALIYAH Syed Abd Ghalib Al Khujdawani

ALWANIYAH Syekh Alwan Jiddah, Arab saudi

AMMARIYAH Ammar bu senna Constantin, aljazair

ASYAQIYAH Hasanuddin Istanbul, turki

ASYRAFIYAH Asyraf Rumi Chin iznik, turki

BADAWIYAH Syed Ahmad Al Badawi
Cabangan: Anbabiyah,
Bandariyah,
Bailmiyah, Halabiyah, Hamidiyah,
Kanasiyah, Salamiyah, Syinawiyah,
Suthiyah, Zahidiyah

Amalannya:
-Selawat an Nur
-selawat al Qabdlah/ar Ra’isiyah
-Hizb ringkas
-amal pada waktu subuh dan isya’
Died: 675/

BAIRAMIYAH Hajji Bairam Velli

BAAHAIYAH Abdul Ghani Adrianopel ,Turki

BAHRAMIYAH Hajji Bahrami Ankara, Turki

BAKRIYAH Syed Abu bakar Wafai

BAKHRIYAH Abu Bakar Wafa’i Aleppo, Syria

BEKTASYI Haji Bektasyi Velli Kir sher, Turki

BISTAMIYAH Abu Yazid Al-Bistami Jabal bistam, Iran

BURHANIYAH/
BURHAMIYAH Shaikh Burhanuddin
Ibrahim al Dasuqi
Died: 687 H/1288M

CHISTIYAH Khawaja Muinuddin Hassan
Sanjari Chisti

DANDARAWIYAH Syekh Muhammad Dandarawi

DARQAWIYAH Maulai Al Arbi Al Darqawi Moroko

DASUKIYAHS Syekh Ibrahim Dasuki

GHAZALIYAH Imam Al Ghazali
- Menekan pada olah fizik

GULSYANIYAH Ibrahim Gulsyani Cairo, Mesir

HADDADIYAH Sayyid Abdullah bin alwi bin Hedzjaz, Arab saudi
Muhammad Al-haddad

IDRISIYAH Syekh Syed Aahmad bin Idris Asir, Arab saudi

IGHITBASIYAH SyamsuddinMagnesia, yunani

JAAFARIYAH Syekh Jaafar

JAHARIYAHS Syekh Hujjah Ahmad Syawi

JAIDARIYAH Syekh Syah Jaidar

JALALIYAH Syekh Syed Jalal an Hajjari

JISTIYAH Syekh Abu Ahmad Badaruddin

JALWATIYAH Pir Uftadi Bursa, Turki

JAMALIYAH Jamaluddin Istanbul, Turki

KHIDIRIYAHS Syekh Abd Aziz Ad Dabbagh
-Berguru secara langsung dgn
Nabi Khidir

KHALIDIYAH Syed Sulaiman Zuhdi Al khalidi

KHUWAJAHQIYAH Syed Khuwajah Abdul Khaliq
Ghujdwani

KUBRAWIYAH Syekh Najmuddin Kubra Khurasan, Iran


KHALWATIYAH Syekh Muhammad al-khalwati Kayseri, Turki

MADARAIYAH Syekh Madar

MAULAWIYAH Maulana Jalaluddin Ar-Rumi Konya, Anatoliya

MAZAHARIYAH Syed Mirza Mazhar Jan Janan

MIRGHANIYAH Syed Muhammad Usman Al Mirghani

MUJADIDIYAH Syekh Ahmad Faruq Sirhindi

MURADIYAH Murad Syami Istanbul, Turki

MURIDIYAH Ahmadu Bamba
Died: 1927

NAQSYABANDIYAH Syekh Bahauddin Al Uwais Bukhari Naqsayabandi.
Arifan, Turki

Ajaran Asasnya:
Ismu Zat (Allah),
Nafi Isbat
(La ilaha Illa Allah)

2 Baz Ghast – kembali kpd
Allah

3 Nigah Dasyat – menjaga,
mengawasi, memelihara , bersungguh-
sungguh

4 Yad Dasyat – mengingati Allah
secara bersungguh
- Zikir memelihara hati dalam
setiap nafas

5 Hosh Dar Dam – sedar dalan
nafas/berzikir secara sedar dalam nafas/empat
ruang nafas, 2 ruang nafas keluar masuk,
dua ruangan antara nafas keluar masuk/zikirnya
adalah ALLAH

6 Nazar Bam Qadar – Bila berjalan sentiasa
memandang ke arah kakinya, jangan melebihkan
pandang , duduk pandang ke hadapan, merendahkan
pandangan, jangan toleh kiri dan kanan

7 Safar dar watan – Bersiar-siar dalam kampung
dirinya/ meningkatkan dirinya kpd sifat malaikat:
- Taubat
- Inabat
- Sabar
- Syukur
- Qana’ah
- Wara’
- Taqwa
- Taslim
- Tawakkal
- Redha
Perjalanan ada dua jenis:
a) Perjalanan luar: dari satu tempat ke satu tempat
mencari pembimbing Rohani
b) Perjalanan dalam- tinggalkan segala tabiat buruk
kepada adab tertib yang baik dan mengeluarkan
segala isi hainya dari keduniaan
(Dalam hatinya akan muncul
segala apa yang diperlukan
olehnya dalam kehidupan ini
dan kehidupan mereka yang
berada di sampaingnya)

8 Khalwat dar Anjuman
Bersendirian dalam keramaian/
Khalawt kabir dan jalwat
(Apabila sudah mencapai
fana menerusi
zikir fikir dan semua
deria luaran difanakan,
pada waktu itu deria dalam
bebas meneroka
ke alam kebesaran dan
keagungan kerajaan
Allah SWT.)

9 Wukuf Qalbi – Tumpuan hati
dan hati pula tumpu pada Allah

10 Wuquf Abadi – memerhatikan
bilangan ganjil dalam zikir nafi
isbat

11 Wuquf zamani – Selepas solat
lakukan beberapa minit sentiasa
memerhatikan hati bertawajjuh
kepada Allah swt
- Selang beberapa jam/setiap
jam semak semula kedaan hati ,
mempastikan hati sentiasa ingat
kepada Allah

Cabang:
Yasawi - Kwajagan
Sidiqiyah - Saidina Abu Bakar
as Siddiq
Taifuriyah – Abu Yazid Bustami
Khawajahganiyah – Abdul Khaliq
Ghudjuwani
Naqsyabandiyah – Muhammad
Bahauddin
Ahrariyah – Ubaidullah Ahrar
Ragamatullah
Mujaddidiyah – Syekh Ahmad
Faruqi Sirhindi
Mazhariyah – Mirza Mashar
Jan janan Syahid
Aliyah – Shah Abdullah Ghulam
Ali Dehlawi
Khalidiyah – Syekh Ziauuddin
Muahammad Khalid Uthmani
Kurdi

NIYAZIAH Muhammad NiyazLemnos, yunani

NI’MATIYAH Syah Wali Ni’matillah Kirman,Iran

NURBAKHSIYAH Muhammad nurbakh Khurasan, Iran

NURUDDINIYAH NuruddinIstanbul, turki

QADIRIYAH Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Baghdad, Irak

Cabang:
Banawa, Ghawtsiyah, Junaidiyah,
Kamaliyah, Miyan Khei,
Qumaishiyah,
hayat al mir (India)
Hindiyah, Khulusiyah, Nawshahi,
Rumiyah, Nabulsiyah,
Wasalatiyyah
(Turki)Ahdaliyah, Asadiyah,
Mushariyah,
Urabiyah, Yafi;iyah dan
Zaila’iyah (Yaman)
Ammariyah, Bakka’iyah,
Bu’aliyah,
Mansaliyah, Jilala (Afrika)

QALANDIYAH Syekh Syarifuddin Qalandar

RASYIDIYAH Syed Ibrahim Al Rasyid

RIFA’IYAH Syekh Ahmad Ar-Rifa’iBaghdad, irak

SIDIQIYAH Saidina Abu Bakar As Sidiq

SA’ADIYAH Syed Sadudin Jibawi

SADIYAH Sa’duddin jibawi Damaskus, Irak

SAFAWIYAH Saifuddin Ardebil, Iran

SAMMANIYAH Syekh Muhammad Samman

SANUSIYAH Sidi Muhammad bin Ali As-Sanusi Tripoli, Libanon

SYAQAFIYAH Syed Saqqaf bin Salam

SALAMIYAH Syekh Abdus Salamiyah

SAQATIYAH Sirri Saqti Baghdad, Irak

SIDDIQIYAH Kiyai.Mukhtar mukti Jawa timur

SINAN UMMIYAH Alim Sinan Ummi Alwali ,Turki

SUHRAWARDIYAH Syekh Syihabuddin Abu Hafs Umar Baghdad, Irak
bin Abdullah as-Syuhrawardiyah Died:

SUNBULIYAH Sunbul Yusuf Bulawi Istanbul, Turki

SYAHRURIYAH Syekh Syihabuddin

SYAMSIYAH Syamsuddin Madinah, Arab sudi

SYATTARIYAH Abdullah As-Syattar India

Cabangnya: Ghaustiyah
(Muhammad Ghaus)

7 macam zikir
- Zikir Thawaf: Zikir memutar
kepala
- Zikir nafi isbat: Laa ila
hailallah
- Zikir isbat faqat: Ilaallah
- Zikir ismu zat: Allah
- Zikir Taraqqi: Allah hu
- Zikir Tanazul: Hu Allah
- Zikir Isim ghaib: Hu,Hu

SYAZILIYAH Abul Hasan Ali Asy – Syadziliyah Mekkah, Arab saudi
- menekankan olahan hati
& batiniah
- Zikir: Hizb al bahar, Hizb
Nashor, Hizb Barr, Hizb al Hafidzah
Cabang Tarekat:
Qasimiyah, Madaniyah,
Idrisiyah, Salamiyah, Handusiyah,
Qauqajiyah, Faidiyah, Jauhariyah,
Wafaiyah,
Azmiyah, Hamidiyah, Faisiyah,
Hasyimiyah


THAIFURIYAH Syekh Abu Yazid Al Bustami

TIJANIYAH Syekh Ahmad At-Tijani1 Fes, Morocco
Mendapat talqin daripada Rasullulah SAW:
Istighfar 100 kali
Selawat 100 kali
Lai illahaillah 100 kali

UMM SUNANIYAH Syekh Umm Sunan Istanbul, Turki

YASAWIYAH Ahamad Yasawi Turkestan

ZAINIYAH Zainuddin Kufah, Irak

Isnin, 12 April 2010

Pengenalan Kepada Sufi, Hakekat dan Makrifat

PENGENALAN ISTILAH

SUFI
Istilah sufi amat berkait rapat dengan "bersih" , "suci" , "saf (barisan hadapan)" , "bulu (pakain bulu)" , "suffah".
1. Ahli sufi digelar sufi kerana kebersihan (suffa) hati mereka dan kesucian amalan dan tindak tanduk mereka. Mereka digelar sufi kerana mereka menyerupai ahli suffah yang hidup di zaman Nabi SAW.

2. Orang Sufi adalah orang yang mempunyai hati yang ikhlas (suffa) terhadap Allah.

3. Mereka adalah orang-orang yang duduk di barisan hadapan (suffa) sekali di hadrat Allah, melalui kecintaan mereka kepada Allah, tetap berhadap hati mereka kepada Allah, dan tetap lubuk hati (sirr) mereka berhadap Allah".

4. Berkenaan dengan pakaian bulu itu hanya pakain zahir sahaja. "Mereka digelar sufi kerana tabiat mereka suka memakai pakaian daripada bulu (suff)." "Pakaian bulu adalah juga pakaian para anbia dan aulia". Hadis. "70 orang Nabi yang terdahulu yang lalu berhampiran dengan batu diRuhaasan. Mereka berkaki ayam dan berpakaian bulu dan menuju ke Kaabah". Hadis. "Nabi Musa alaihissalam memakai pakaian bulu, memakan buah-buahan, tidur pada malam hari di mana sahaja ia hendak tidur". al Hassan al Basri. "Nabi SAW berpakain bulu , menunggang keldai, dan menerima jemputan orang-orang daif untuk makan bersama". Abu MUsa al Ash'ari. "Saya mengetahui terdapat 70 orang yang terlibat dalam peperangan Badar memakai pakaian bulu". Al Hassan al Basri.

5. Kehidupan mereka ala kadar. Dunia dan keduniaan sudah tidak penting dan diutamakan oleh mereka. "Apabila Nur sudah masuk ke dalam hati maka ia akan membesar dan berkembang". Sahabat bertanya,"Apakah tandanya ya Rasul Allah?" "Meninggalkan negeri yang fana' dan berpaling kepada negeri yang baqa', dan bersedia untuk MATI sebelum mati (bercerai nyawa dengan badan)". "Bahkan kamu lebih menginginkan dunia, sedangkan akhirat jualah yang terlebih baik dan terlebih kekal". (AL A'Ala : 17 & 18.7.)

Cara hidup orang sufi ini telah bermula sejak zaman sebelum Nabi SAW, zaman Nabi SAW dan sesudahnya . Tidak timbul satu Firman atau Hadis yang menghukumkan , wajib disyariatkan atau diamalkan kerana , telah terang bagi orang yang beroleh petunjuk, bahawa INTISARI QURAN DAN HADIS itu sendiri telah tersemai kukuh, sebati dan selari dengan diri mereka. Hingga Nabi SAW sendiri sentiasa berserta mereka. Nabi SAW menyatakan bahawa apabila seseorang itu tidak dipengaruhi dunia, mesti ada bukti dan kenyataan. Nabi pernah bertanya kepada Sahabat Harithah. "Apakah hakikat Iman?" Beliau jawab. "Saya telah jauhkan hati saya daripada dunia, saya puasa di siang hari dan berjaga di malam hari, dan seolah-olah saya lihat 'Arasy Tuhanku datang, seolah-olah ahli syurga kunjung mengunjungi antara satu sama lain dan ahli neraka bermusuhan antara satu sama lain".(perhatikan berkenaan 'Arasy Allah dan syorga serta neraka yang dilihat oleh Sahabat Harithah. Perkara ini tidak dibantah oleh Nabi SAW).

Erti sufi yang dimaksudkan oleh saya dalam blog ini ialah
Orang-orang sufi senantiasa berusaha mensucikan dirinya dengan melalui latihan-latihan kerohanian tertentu. Dalam sejarah, istilah sufi baru dikenal setelah pertengahan abad kedua hijriah. Sebelum itu orang hanya kenal dengan perkataan Zuhud.


HAKEKAT

1. Akar kata haq dapat diertikan milik atau kepunyaan; benar atau kebenaran;

2. Kebenaran Illahi.

3. (Syath) Terbukanya kesadaran hamba atas kesungguhannya dalam menjalani lakuan atas perintah Gurunya yang hak dan sah bahwa hake-atnya Yang Boleh Yang Kuat, Yang Memiliki Segala Maujud, Yang Berbuat , Yang Bergerak , bahkan yang Ada dan Wujud hanyalah DiriNya Dzat Yang Al Ghaib Yang Allah AsmaNya.

4. (Syath) Hati nurani, roh dan rasa yang telah berfungsi untuk selalu mengingat-ingat dan menghayati DiriNya Dzat Al Ghaib dan Mutlak WujudNya.

HAKIKAT Dalam Tasawuf
Hakikat adalah imbangan kata syariat yang identik/terikat dengan aspek kerohanian dalam ajaran Islam. Untuk merintis jalan mencapai hakikat, seseorang harus dimulai dengan aspek akhlak yang diikuti dengan aspek ibadah. Bila kedua aspek ini diamalkan dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan ia akan dapat meningkatkan keadaan mental seseorang dari tingkat rendah secara berperingkat ke tingkat yang lebih tinggi. Pada posisi tertinggi Tuhan akan menerangi hati sanubarinya dengan nur-Nya, sehingga ia betul-betul dapat dekat dengan Tuhan, mengenal Tuhan dan melihatNya dengan mata hatinya. Di kalangan Sufi orang yang telah mencapai tingkatan ini disebut ahli hakikat. Kalau dihubungkan dengan Tuhan, hakikat adalah sifat-sifat Allah SWT, sedangkan Zat Allah disebut al-Haqq.

Sufi yang dikenal dengan faham hakikat adalah Abu Yazid al-Bustami dan al-Hallaj yang pernah menyatakan “Ana al-Haqq”.


MAKRIFAT
1. Mengenal dan mengetahui berbagai ilmu secara ringkas dan mendalam;

2. Pengetahuan Illahi. Pengetahuan hakiki yang datang melalui “penyingkapan”, “penyaksian”, dan “cita rasa” (dzauq). Pengetahuan ini berasal dari Allah.

3. (Syath) Menyaksikan (melihat dengan jelas dan nyata) kepada Ada dan Wujud DiriNya Dzat yang di muka bumi Al Ghaib. Kejadiannya hanya terjadi di alam pati. Ditarik Allah membuktikan fana dzat. Karena itu sama sekali tidak bernafas dan rasa seyakinnya merasakan Wujud DiriNya.