Catatan Popular

Ahad, 17 Januari 2021

PERINGATAN ILAHI DALAM HADIS QUDSI : PERINGATAN KE TIGA PULUH LAPAN

Kitab Al-Mawa’idz fil Ahadis al-Qudsiyyah (Imam Al-Ghazali)

Peringatan Ke 38

Allah berfirman:

                “Wahai manusia! Berbuatlah baik, karena ia adalah kunci pintu surga yang akan membawamu ke sana.  Tinggalkanlah keburukan, karena ia adalah kunci pintu neraka yang akan  menyeretmu ke sana.

                Wahai manusia! Ketahuilah bahwa apa yang engkau bangun itu akhirnya akan hancur.  Usiamu akan habis.  Ragamu akan ditimbuni tanah.

                Dan apa yang engkau kumpulkan akan menjadi milik para ahli waris.

                Dengan demikian, kenikmatan itu akan menjadi milik orang lain, sedangkan pertanggungjawaban akan menjadi tanggungjawabmu.  Bagian yang kau dapat hanyalah siksa dan penyesalan.  Sedangkan yang akan menjadi temanmu dalam kubur hanyalah amal perbuatanmu.

                Oleh karena itu, introspeksilah sebelum kau dimintai pertanggungjawaban.

                Tetaplah patuh kepada-Ku.  Hindari larangan-Ku.  Terimalah dengan senang hati segala yang Ku-berikan.  Masuklah engkau dalam kelompok orang-orang yang bersyukur.

                Wahai manusia! Barangsiapa melakukan dosa dengan tertawa riang, maka Aku akan memasukkan ke dalam surga dalam keadaan tertawa riang.

                Wahai manusia! Betapa banyak orang kaya yang berharap menjadi miskin pada saat hari perhitungan amal.  Tidak sedikit orang yang berkuasa menjadi tak bernilai apa-apa karena kematian.  Tidak sedikit sesuatu yang manis berubah menjadi pahit karena kematian.  Betapa banyak orang yang berbahagia atas kenikmatan yang diraihnya akhirnya terkoyak-koyak oleh kematian.  Tidak sedikit sebuah kebahagiaan yang menyebabkan duka panjang.

                Wahai manusia! Andaikata binatang-binatang itu tahu pada kematian yang kau ketahui, niscaya mereka tidak akan mau makan dan minum hingga mereka mati dalam kelaparan dan kehausan.

                Wahai manusia! Jika hanya beratnya kematian yang membebanimu, seharusnya engkau tidak bernyenyak tidur pada malam hari dan bersenang-senang pada siang hari.  Lantas bagaimana, padahal rangkaian setelah kematian jauh berat lagi?

                Wahai manusia! Rahasia kematian itu, simpanlah di belakangmu dengan kenikmatan yang kau peroleh untuk bekal menuju akhirat.

                Dan kecewalah engkau pada kebaikan-kebaikan yang terlewatkan.

                Janganlah engkau berbahagia dengan harta kekayaan yang Ku-berikan dan jangan pula engkau berputus asa karena harta.

                Wahai manusia! Dari tanah engkau Aku ciptakan. Ke dalam tanah Aku akan memulangkanmu engkau.  Dari tanah Aku akan membangkitkan engkau kembali.

                Karena itu, tinggalkanlah dunia.  Bersiap-siaplah untuk menyongsong kematian.

                Ketahuilah! Apabila Aku mencintai seorang hamba, maka Aku akan menjauhkan dunia dari dirinya dan Aku akan menggiatkan dia dalam amal-amal keakhiratan.  Aku akan memperlihatkan cacat dunia kepadanya, sehingga ia berhati-hati dan dengan rahmat-Ku dia akan melakukan amal penghuni surga.

                Apabila Aku murka pada seorang hamba, maka Aku memberi kesibukan urusan dunia yang membuat dia lupa pada-Ku dan Aku menggiatkan dia dalam amal keduniawian.  Maka ia akan termasuk dalam kelompok penghuni neraka.  Karena itu, Aku akan memasukkan dia ke dalam api neraka.

                Wahai manusia! Usia itu akhirnya akan habis juga walaupun lama.

                Dunia ini hanyalah seperti fatamorgana.  Diam sejenak, kemudian pergi dan tak kembali lagi.

                Wahai manusia! Aku-lah yang menciptakan dirimu.  Aku-lah yang memberi rejeki padamu.  Aku-lah yang menghidupkan dan mematikanmu.  Aku-lah yang membangkitkan kembali dirimu.

                Aku-lah yang akan meminta pertanggungjawaban darimu.  Jika engkau melakukan perbuatan jelek, Aku mengetahui.

                Sedangkan dirimu tak memiliki kekuatan sama sekali atas dirimu, baik memberi kemelaratan, kenikmatan, kematian, kehidupan, dan kebangkitan kembali.

                Wahai manusia! Patuhlah kepada-Ku. Jangan engkau mementingkan rejeki, karena sesungguhnya telah Aku penuhi.  Janganlah sampai engkau terbebani oleh persoalan yang telah Ku–cukupi.

                Wahai manusia! Bagaimana mungkin engkau akan menanggung persoalan yang tidak engkau kuasai dan tidak juga engkau ketahui, tak ubahnya seperti engkau akan mengambil imbalan pahala amal perbuatan yang tidak engkau kerjakan.

                Wahai manusia! Barangsiapa yang akhir perjalanannya adalah kematian, bagaimana ia dapat berbahagia dengan dunia? Barangsiapa yang akhir tempat tinggalnya adalah kubur, bagaimana ia bersuka ria dalam rumahnya di dunia?

                Wahai manusia! Rejeki yang sedikit, tetapi engkau syukuri adalah lebih baik dari pada rejeki yang berlimpah ruah, namun tidak engkau syukuri.

                Wahai manusia! Hartamu yang terbaik adalah harta yang kau bawa menghadap pada-Ku.  Hartamu yang terjelek adalah harta yang kau tinggal di dunia.

                Untuk itu, bersegeralah engkau melakukan kebajikan sebelum maut merenggutmu, maka engkau akan menemukan kebajikan itu berada di sisi-Ku.

                Wahai manusia!  Barangsiapa dilanda duka, Aku-lah yang membebaskannya.  Barangsiapa yang memohon ampun, Aku-lah yang akan memberikan ampun.  Barangsiapa yang bertobat, Aku-lah yang akan menghindarkan dia dari perbuatan durjana.  Barangsiapa yang telanjang, Aku-lah yang memberi pakaian kepadanya.  Barangsiapa yang merasa ketakutan, Aku-lah yang memberikan keamanan kepadanya.  Barangsiapa yang lapar, Aku-lah yang mengenyangkan.

                Jika hamba-Ku patuh dan menerima atas segala keputusan-Ku, maka Aku memberikan kemudahan atas segara urusannya dan mengukuhkan kekuatannya serta melapangkan dadanya.

                Wahai Musa! Barangsiapa yang mencari kekayaan dari harta fakir miskin dan anak yatim, maka Aku akan menjadikan ia fakir dan akan menyiksanya di akhirat.  Barangsiapa yang menjajah orang-orang miskin dan rakyat jelata, maka Aku akan membalas dengan menghancurkan kekuasaan yang dia bangun dan kelak Aku akan menempatkannya di neraka.  Sesungguhnya ini benar-benar termuat dalam kitab-kita terdahulu, yaitu kitab Ibrahim dan Musa.”

00** TAMAT** 00

PERINGATAN ILAHI DALAM HADIS QUDSI : PERINGATAN KE TIGA PULUH TUJUH

Kitab Al-Mawa’idz fil Ahadis al-Qudsiyyah (Imam Al-Ghazali)

Peringatan Ke 37

Allah berfirman:

                “Wahai manusia! Letakkanlah tanganmu di atas dadamu.  Maka apa yang kau senangi, akan Kujadikan orang lain senang juga.

Wahai manusia ! Ragamu lemah.  Mulutmu ringan. Sedangkan hatimu angkuh.

                Wahai manusia! Tujuan akhirmu adalah kematian.  Oleh karena itu, berbuatlah untuk menyongsong kematian sebelum kematian itu datang padamu.

                Wahai manusia! Aku tidak menciptakan satu organ dari seluruh organ tubuhmu sebelum menciptakan rejeki untukmu.

                Wahai manusia! Andaikata Aku ciptakan dirimu buta, niscaya engkau tidak akan punya penglihatan.  Jika Kuciptakan engkau tuli, niscaya engkau tidak akan punya pendengaran.

                Kenalilah Aku sebanyak nikmat yang Kuberikan.  Bersyukurlah  dan jangan ingkar pada-Ku.  Hanya kepadaku engkau akan kembali.

                Wahai manusia! Apa yang telah Ku-tetapkan pembagiannya untukmu, maka engkau tak perlu mencari dengan susah-payah.  Segala apa yang telah Ku-tetapkan pembagiannya untukmu, ia akan mencarimu hingga terpenuhi kebutuhanmu.

                Wahai manusia! Janganlah engkau bersumpah bohong pada-Ku.  Barangsiapa bersumpah bohong pada-Ku, maka Aku akan memasukkan dia ke dalam api neraka.

                Wahai manusia! Jika engkau mau makan rejeki-Ku, maka patuhlah pada-Ku.

                Wahai manusia! Janganlah engkau mencari rejeki untuk esok, karena Aku tak pernah mengharap amal perbuatanmu hari esok.

                Wahai manusia! Aku mau menerima amalmu yang sedikit, sedangkan engkau tak pernah mau menerima dengan hati lapang atas pemberian-Ku yang tak terhingga.

                Wahai manusia! Andaikata Ku-berikan dunia ini pada salah seorang hamba-Ku, sudah pasti akan Ku-berikan pada para nabi-Ku sehingga mereka mengajak para hamba-Ku untuk patuh kepada-Ku dan menegakkan agama-Ku.

                Wahai manusia! Beramallah untuk kebaikanmu sendiri sebelum kematian datang menjemputmu

                Jangan sampai engkau terpedaya oleh sesuatu yang hina, karena di atas jejaknya akan meninggalkan bekas-bekas yang menempel pada kulit.

                Kehidupan dan angan-angan yang membumbung jangan sampai melalaikan dirimu dari bertobat.  Karena menunda-nunda pertobatan akan membuatmu menyesal pada saat penyesalah sudah tidak berguna lagi.

                Wahai manusia! Jika engkau tak mau mengeluarkan hak-Ku dari harta yang Ku-berikan padamu dan hak orang-orang fakir, maka Aku akan menjadikanmu jatuh dalam kekuasaan seorang penguasa despotic (sewenang-wenang) yang akan merampas harta kekayaanmu.  Dan Aku tak akan memberi imbalan pahala padamu.

                Wahai manusia! Jika engkau mengharap rahmat-Ku, maka tetaplah dalam tunduk pada-Ku.  Jika engkau takut siksa-Ku, maka takutlah engkau berbuat durjana pada-Ku

                Wahai manusia! Jika dunia datang kepadamu, ingatlah pada kematian.

                Jika engkau berduka karena dosa, ingatlah pada tobat.

                Jika engkau mencari harta, ingatlah pada pertanggungjawaban amal di akhirat.

                Jika engkau menghadapi hidangan, ingatlah pada orang yang kelaparan.

                Jika engkau tergoda oleh keinginan mengeksploitasi orang kecil, ingatlah pada kekuasan Allah, yang seandainya Ia berkehendak niscaya akan menjadikan orang kecil itu memegang kekuasaan atas dirimu.

                Jika sebuah cobaan menimpamu, mintalah pertolongan kepada-Ku dengan membaca la haula wala quwwata illa billahi al’-aliyyil’ adzim.  Jika engkau sakit, sembuhkanlah dengan sedekah.  Jika engkau tertimpa bencana, katakanlah inna lillahi wa inna ilaihi raji’un”

PERINGATAN ILAHI DALAM HADIS QUDSI : PERINGATAN KE TIGA PULUH ENAM

Kitab Al-Mawa’idz fil Ahadis al-Qudsiyyah (Imam Al-Ghazali)

Peringatan Ke 36

Allah berfirman:

“Wahai manusia! Aku-lah Allah.  Tiada Tuhan kecuali Aku.

Maka sembahlah Aku, bersyukurlah pada-Ku dan janganlah ingkar.

                Wahai manusia! Barangsiapa yang menyakiti hati kekasih-Ku, ia benar-benar menantang perang dengan-Ku.  Aku sangat murka pada orang yang berbuat aniaya pada orang yang menjadikan-Ku sebagai pembelanya.

                Barangsiapa menerima dengan hati lapang atas segala pemberian-Ku, Aku akan memberkati rejekinya dan akan menuangkan harta berlimpah-ruah, meski dia tak pernah mendambakan

PERINGATAN ILAHI DALAM HADIS QUDSI : PERINGATAN KE TIGA PULUH LIMA

Kitab Al-Mawa’idz fil Ahadis al-Qudsiyyah (Imam Al-Ghazali)

Peringatan Ke 35

Allah berfirman:

                “Engkau ada di antara dua kenikmatan yang tidak engkau ketahui yang manakah sesungguhnya yang merupakan musuhmu yang paling besar.

                Apakah dosa-dosamu yang tak terlihat oleh orang lain ataukah pujian dan sanjungan kepadamu?

                Andaikata orang-orang mengetahui dosa-dosamu yang Aku ketahui, sudah pasti mereka tidak akan sudi lagi menerima kehadiranmu.

                Itulah nikmat-Ku.  Dan yang lebih besar dari nikmat itu adalah kesehatan di mana engkau tidak membutuhkan pertolongan mereka, dan bahkan merekalah yang butuh bantuanmu sehingga engkau terlindung dari perbuatan jelek mereka.  Karena itulah memujilah pada-Ku.

                Kenalilah Aku sebanyak nikmat yang Aku berikan padamu.  Bersihkan perbuatanmu dari rasa pamer.

                Berbekallah seperti bekal sang musafir yang dihantui kekhawatiran.

                Jadikanlah amal kebajikanmu memenuhi luas ‘Arsy-Ku.

Wahai manusia! Hatimu yang keras membatu akan menangis karena amal perbuatanmu.  Amal perbuatanmu akan menangis juga karena ragamu.  Ragamu akan menangis juga karena lantaran mulutmu.  Dan mulutmu akan menangis juga karena matamu.

                Wahai manusia ! Kekayaan-Ku tidak akan pernah habis selamanya.

                Sebanyak engkau berinfak, sebanyak itu pula aku memberi rejeki padamu.  Seberapa pula tingkat kekikiranmu sekadar itu pula Aku menahan rejekimu.

                Sikap kikirmu pada orang miskin karena prasangkamu yang jelek, tercekam oleh perasaan takut miskin dan tidak percaya kepada-Ku.

                Persoalan rejeki adalah persoalan asal kejadianmu.  Jika engkau mendambakan rejeki, lalu Aku memberi padamu, maka dermakanlah dan jangan kikir pada hamba-hamba-Ku.  Aku jamin ganti untukmu dan Aku janjikan pahala untukmu.  Lantas mengapakah engkau masih juga ragu pada kitab-Ku?

                Barangsiapa yang tidak percaya pada janji-Ku dan tidak percaya pada para nabi-Ku, ia benar-benar menentang pada ketuhanan-Ku.  Barang siapa yang membangkang pada ketuhanan-Ku, dia akan Ku-jerumuskan ke dalam api neraka”

PERINGATAN ILAHI DALAM HADIS QUDSI : PERINGATAN KE TIGA PULUH EMPAT

Kitab Al-Mawa’idz fil Ahadis al-Qudsiyyah (Imam Al-Ghazali)

Peringatan Ke 34

Allah berfirman:

                “Wahai manusia! Layanilah Aku.  Karena Aku sangat mencintai orang yang melayani Aku dan Aku akan memerintahkan hamba-hamba-Ku untuk melayani dia.

                Engkau tidak tahu berapa banyak dosa yang telah engkau perbuat selama usiamu yang telah berlalu, dan tidak tahu juga seberapa banyak lagi dosa yang akan engkau perbuat dalam sisa usiamu.

                Oleh karena itu janganlah sekali-kali engkau melupakan Aku.

                Sesungguhnya Aku Maha Kuasa melakukan apa yang Ku-kehendaki.

                Berbaktilah pada-Ku! Dirimu hanyalah hamba yang hina-dina. Sedangkan Aku adalah Tuhan yang Maha Agung.

                Andaikata teman-teman dan kekasihmu mampu mencium bau busuk dan melihat dosa-dosamu, niscaya mereka tidak pernah sudi duduk bersamamu dan tidak akan sudi juga berdekatan denganmu.  Lantas bagaimana, padahal setiap hari dosa-dosamu kian menumpuk, sementara usiamu sejak lahir dari perut ibumu terus berkurang.

                Wahai manusia! Orang yang pecah perahunya dan pulang kembali dengan selapis kayu belaka dalam gelombang lautan yang dahsyat, tidaklah lebih besar bencananya dibandingkan dengan apa yang terjadi pada dirimu. Oleh karena itu, yakinlah engkau pada dosa-dosamu dan ragulah pada amal perbuatanmu.

                Wahai manusia! Aku memandangmu dengan pandangan penuh ampunan.  Aku tutupi seluruh dosamu.  Aku sama sekali tidak butuh kepadamu, sedangkan engkau bersama dosa-dosamu sangat butuh kepada-Ku.

                Wahai manusia! Hingga kapankah engkau akan sadar? Susah payah engkau membangun dunia padahal dunia ini akan binasa.  Engkau hancurkan akhirat padahal akhirat itu akan kekal selamanya.

                Wahai manusia! Engkau kenal pada ciptaan-Ku, lalu engkau teramat takut pada murkanya.

                Wahai manusia! Andaikata seluruh penghuni langit dan bumi memohonkan ampun dosa-dosamu pada-Ku, masih sangat layak engkau meratapi dosa-dosamu.

                Engkau tak pernah tahu dalam keadaan bagaimanakah engkau akan menghadap-Ku.

                Wahai Musa Ibn ‘Imran! Simaklah kata-kata-Ku.  Tidaklah sempurna keimanan seseorang sehingga orang lain aman dari kejelekan, kebejatan, tipu daya, adu-domba, kesewenang-wenangan dan iri dengkinya.

                Wahai Musa! Katakanlah. Kebenaran itu datang dari Tuhanmu.  Maka barangsiapa yang mau beriman hendaklah ia beriman, dan barangsiapa mau ingkar silah ia ingkar”

PERINGATAN ILAHI DALAM HADIS QUDSI : PERINGATAN KE TIGA PULUH TIGA

Kitab Al-Mawa’idz fil Ahadis al-Qudsiyyah (Imam Al-Ghazali)

Peringatan Ke 33

Allah berfirman:

                “Barangsiapa gila publikasi dalam beramal tak ada bedanya dengan orang yang menggendong air untuk dipindahkan ke atas gunung.  Ia hanya memperoleh payah dan capek.  Amal perbuatannya tertolak sama sekali. Tatkala gunung itu telah menyatu dengan air, sedikit pun gunung itu tidak meleleh.

                Wahai manusia! Ketahuilah bahwa Aku tidak akan pernah menerima amal perbuatan yang tidak didorong untuk mencari keridlaan-Ku semata.  Amat beruntung orang-orang yang ikhlas!

                Wahai manusia! Apabila orang miskin datang kepadamu, maka sambutlah ia dengan ucapan: “Selamat datang tanda-tanda keagungan orang-orang saleh”. Jika yang datang kepadamu orang kaya, sambutlah dengan ucapan: “Telah datang dosa-dosa yang mempercepat siksaan”. Jika engkau melihat tamu tertahan di sana, ucapkanlah: “Aku berlindung pada Allah dari godaan setan yang terkutuk”.

                Wahai manusia! Harta kekayaan itu adalah milik-Ku.

                Engkau adalah hamba-Ku dan tamu itu adalah utusan-Ku.  Tidak takutkah engkau jika Aku mencabut nikmat-Ku?

                Rejeki itu adalah milik-Ku.  Syukur itu adalah hakmu.  Tetapi keuntungannya akan kembali pada dirimu jua. Tidakkah engkau akan memuji-Ku atas segala nikmat yang Aku berikan padamu?

                Wahai manusia! Ada tiga kewajiban bagimu: pertama, mengeluarkan zakat, kedua, menyambung ikatan tali persaudaraan, ketiga, mengurus keperluan keluarga dan tamumu

                Apabila engkau tidak melaksanakan segala yang Ku-bebankan padamu, maka Aku mengadzabmu agar menjadi pelara bagi orang lain.

                Wahai manusia! Jika engkau tidak menjaga hak tetanggamu sebagaimana engkau menjaga hak keluargamu, maka Aku tidak akan memperhatikan dirimu, tidak akan menerima amal perbuatanmu dan tidak akan mengabulkan permohonanmu.

                Wahai manusia! Jika engkau berserah diri pada makhluk sesamamu, maka Aku akan menyerahkan urusanmu kepada dia.

                Janganlah engkau congkak pada makhluk-Ku, karena sesungguhnya awal kejadianmu hanyalah setetes sperma yang Aku keluarkan melalui jalan kencing diantara tulang sulbi dan tulang dada.

                Janganlah engkau memandang segala sesuatu yang Ku-haramkan, karena sesungguhnya organ tubuhmu yang pertama kali akan dimakan ulat adalah kedua belah matamu.

                Ketahuilah! Engkau akan dimintai pertanggungjawaban atas pandangan mata dan cinta.  Ingatlah selalu pada kedudukanmu di sisi-Ku kelak, karena tak sekejap pun Aku melupakan segala rahasiamu yang tersembunyi dalam hidupmu.

                Aku Maha Mengetahui segala apa yang tersimpan dalam lubuk hati”

PERINGATAN ILAHI DALAM HADIS QUDSI : PERINGATAN KE TIGA PULUH DUA

Kitab Al-Mawa’idz fil Ahadis al-Qudsiyyah (Imam Al-Ghazali)

Peringatan ke 32

Allah berfirman:

                “Kesanggupanmu untuk meninggalkan sedikit maksiat saja adalah lebih ringan dibanding dengan kesanggupanmu untuk menanggung siksa di neraka Jahanam yang tak terbilang banyaknya. ‘Sesungguhnya siksa neraka Jahanam itu amat dahsyat’.

                Sedangkan kesanggupanmu untuk melaksanakan sedikit saja dari perintah Allah akan menyebabkan ketentraman dan kenikmatan hidup selamanya.

                Wahai manusia! Percayalah dengan sungguh-sungguh atas jaminan yang Kuberikan padamu sebelum memberikan rejekimu pada orang lain.

                Hindari kegilaan pada dunia sebelum Ku-jauhkan dunia darimu. Bersihkan dirimu dari sesuatu yang tidak jelas status hukumnya, sebelum amal kebajikanmu terhapus di hari pertanggung-jawaban amal kelak.

                Bangunlah hatimu dengan banyak mengingat akhirat, karena sesungguhnya tak ada tempat tinggal untukmu selain kuburan.

                Wahai manusia! Barangsiapa tergila-gila pada surga, maka ia akan segera melakukan kebajikan.  Barangsiapa yang takut pada siksa api neraka, maka ia akan meninggalkan keburukan.  Barangsiapa menahan diri dari kesenangan dunia, maka ia akan meraih kedudukan yang tinggi.

                Wahai Musa ibn ‘Imran! Jika sebuah cobaan menimpamu, sedangkan engkau dalam keadaan kotor, maka janganlah kau mencela selain pada dirimu sendiri.

                Wahai Musa! Kefakiran itu adalah salah satu kebajikan.  Ia adalah kematian yang agung.

                Wahai Musa! Barangsiapa yang enggan minta pendapat pada orang lain, ia akan menyesal kemudian.  Barangsiapa memohon petunjuk (istikharah) pada Allah, ia tak akan pernah menyesal”

PERINGATAN ILAHI DALAM HADIS QUDSI : PERINGATAN KE TIGA PULUH SATU

Kitab Al-Mawa’idz fil Ahadis al-Qudsiyyah (Imam Al-Ghazali)

Peringatan Ke 31

Allah berfirman:

“Wahai Manusia! Kedudukanmu di sisi-Ku akan ditentukan oleh seberapa besar kegandrunganmu pada dunia dan kecintaanmu pada-Ku.

Aku tak mungkin memadukan cinta kepada-Ku dan cinta pada harta dalam satu hati.

Wahai manusia! Berhati-hatilah dalam menjalankan hukum, maka engkau akan dapat mengenal-Ku.  Berlapar-laparlah engkau, maka engkau dapat melihat-Ku.  Konsentrasikanlah hidupmu untuk ibadah kepada-Ku.  Bersihkan amal perbuatanmu dari sikap pamer, maka Aku akan menyelubungimu dengan cinta kasih-Ku. Ingatlah selalu kepada-Ku, maka Aku akan selalu menyebutmu dihadapan para malaikat-Ku.

Wahai manusia! Yang ada di dalam hatimu selain Allah dan engkau berharap pada selain Allah.  Lantas sampai kapankah engkau akan menyebut nama Allah, sementara engkau takut pada selain Allah?.

Andaikata engkau sungguh-sungguh kenal pada Allah, niscaya engkau tak akan pernah merasa berduka oleh selain Allah dan tidak akan pernah merasa takut kecuali pada Allah.  Dan mulutmu tidak akan pernah berhenti menyebut-nyebut nama Allah.

Sesungguhnya sikap tidak mau menghentikan perbuatan jelek adalah pertobatan orang-orang pendusta.

Wahai manusia! Andaikata engkau takut pada api neraka sebagaimana engkau takut pada kemiskinan, niscaya akan Kucukupi kebutuhan hidupmu melalui cara-cara yang tak terjangkau oleh otakmu.

Wahai manusia! Andaikata engkau tergila-gila pada surga sebagaimana engkau tergila-gila pada dunia, maka Aku akan memberikan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Andaikata engkau selalu mengingat-Ku sebagaimana engkau mengingat sesamamu, maka para malaikat akan memohonkan kesejahteraan dan ketentraman hidup untukmu, pagi dan sore.

Andaikata engkau tergila-gila dalam beribadah kepada-Ku sebagaimana engkau tergila-gila pada dunia, maka Aku akan memberikan kemuliaan kepadamu sebagaimana kemuliaan para rasul.  Oleh sebab itu, janganlah kau penuhi hatimu dengan gila pada dunia, karena tak lama lagi dunia ini akan hancur”;

PERINGATAN ILAHI DALAM HADIS QUDSI : PERINGATAN KE TIGA PULUH

Kitab Al-Mawa’idz fil Ahadis al-Qudsiyyah (Imam Al-Ghazali)

Peringatan ke 30 :

            Allah berfirman :

            “Wahai orang yang beriman! Takutlah pada Allah dengan penuh kesungguhan dan janganlah engkau mati selain dalam keadaan islam.

            Wahai manusia! Ilmu yang tak membuahkan perbuatan laksana petir dan guntur yang tak membawa hujan.

            Perbuatan tanpa ilmu laksana pohon tanpa buah.

            Seorang yang berilmu namun tidak mau beramal tak ubahnya seperti anak panah tanpa tali.

            Harta kekayaan yang tak dizakati bagaikan orang yang membuat garam di atas batu padas yang licin.

            Petuah yang diucapkan pada orang dungu bagaikan intan permata di hadapan binatang.

            Orang yang keras hatinya padahal ia berilmu laksana batu padas yang ditetesi air. Petuah yang disampaikan di hadapan orang yang tidak menyukainya, tak beda dengan meniup seruling di atas kuburan.

            Bersedekah dengan barang haram sama halnya dengan orang yang mencuci kotoran yang menempel pada pakaiannya dengan air kencing.

            Bersembahyang tapi tidak mau mengeluarkan zakat seperti raga tanpa ruh.

            Orang yang berilmu namun tidak mau bertobat, laksana bangunan tanpa fondasi.

            Merasa amankah engkau dari tipu-daya Allah? Tidaklah akan merasa aman dari tipu-daya Allah selain orang-orang yang merugi.”

PERINGATAN ILAHI DALAM HADIS QUDSI : PERINGATAN KE DUA PULUH SEMBILAN

Kitab Al-Mawa’idz fil Ahadis al-Qudsiyyah (Imam Al-Ghazali)

Peringatan ke 29 :

            Allah berfirman :

            “Wahai manusia! Harta kekayaan itu adalah milik-Ku. Hartamu tidak lain hanyalah apa yang kau makan, kemudian habis, apa yang kau pakai kemudian rusak atau yang engkau dermakan kemudian menjadi kekal.

Ada tiga hal dalam hubungan antara Aku denganmu : yang satu hal milik-Ku, yang satu hal milikmu, sedangkan yang satu hal lagi adalah milik antara Aku dan kamu. Satu hal yang menjadi milik-Ku adalah ruhmu. Satu hal lagi yang menjadi milikmu adalah amal perbuatanmu. Sedangkan doa dan urusan pengabulan adalah yang menjadi milik antara Aku dan kamu. Doa itu darimu sedangkan urusan pengabulan adalah dari-Ku.

            Wahai manusia! Berhati-hatilah dalam menjalankan aturan dan terimalah pembagian rezeki sebagaimana adanya, maka engkau akan melihat-Ku. Menyembahlah kepada-Ku, engkau akan pulang kembali kepada-Ku. Carilah Aku, engkau akan bertemu dengan-Ku.

            Wahai manusia! Jika engkau berperilaku seperti para penguasa yang masuk neraka karena kesewenang-wenangannya, atau orang Arab yang masuk neraka karena kedurjanaannya, atau ulama yang masuk neraka karena iri-dengkinya, atau pedagang yang masuk neraka karena pengkhianatannya, atau penganut fatalisme yang masuk neraka karena kedunguannya, atau ahli ibadah yang masuk neraka karena pamernya, atau orang kaya yang masuk neraka karena kesombongannya, atau orang fakir yang masuk neraka karena kebohongannya, betulkah engkau memang mengharap surga?”.

PERINGATAN ILAHI DALAM HADIS QUDSI : PERINGATAN KE DUA PULUH LAPAN

Kitab Al-Mawa’idz fil Ahadis al-Qudsiyyah (Imam Al-Ghazali)

 Peringatan ke 28 :

            Allah berfirman :

            “Wahai manusia! Bagaimana mungkin engkau tergila-gila pada dunia fana dan kehidupan yang sementara?

            Sesungguhnya bagi orang-orang yang tunduk telah tersedia surga. Mereka akan memasukinya melalui delapan pintu. Dalam setiap surga terdapat tujuh puluh ribu taman. Dalam setiap taman terdapat tujuh puluh ribu istana yang terbuat dari permata. Dalam setiap istana terdapat tujuh puluh ribu gedung yang terbuat dari zamrud. Dalam setiap gedung terdapat tujuh puluh ribu rumah yang terbuat dari emas merah. Dalam setiap rumah terdapat tujuh puluh ribu bilik yang terbuat dari perak putih. Dalam setiap bilik terdapat tujuh puluh ribu meja makan yang berwarna debu. Di atas setiap meja terdapat tujuh puluh ribu piring dari permata yang di dalamnya berisi tujuh puluh ribu warna makanan. Di sekeliling setiap bilik tersedia tujuh puluh ribu tempat tidur yang terbuat dari emas merah yang di atasnya terhampar tujuh puluh ribu permadani sutera polos dan sutera yang dihiasi gambar. Di sekeliling setiap tempat tidur terdapat sungai dari air kehidupan, susu, madu dan tuak. Di tengah-tengah setiap sungai terdapat tujuh puluh ribu jenis buah-buahan. Di dalam setiap rumah terdapat tujuh puluh ribu kemah yang terbuat dari pohon urjuan. Di atas tiap-tiap permadani itu duduk bidadari yang cantik molek. Di hadapan mereka ada tujuh puluh ribu pelayan yang masih muda, putih dan bersih laksana telur yang tersimpan. Di atas tiap-tiap bilik tegak dengan megahnya tujuh puluh ribu kubah. Di atas kubah-kubah itu terdapat hadiah yang tak dapat dilihat dengan mata, tak dapat didengar dengan telinga dan tak dapat terlintas dalam angan-angan siapapun, sebuah pemberian dari Sang Maha Penyayang berupa buah-buahan yang dapat mereka pilih sendiri, daging burung yang menjadi kesukaan mereka dan bidadari yang cantik molek laksana mutiara-mutiara yang tersimpan rapat. Semua itu sebagai imbalan atas amal perbuatan yang mereka lakukan.

            Mereka tidak akan lagi menemui kematian, tetap dalam usia muda, tidak lagi kenal duka, tidak perlu lagi menjalani ibadah puasa dan sembahyang, tidak akan terkena sakit, tidak akan kencing, tidak akan buang air besar dan mereka akan tinggal selamanya.

            Maka barangsiapa yang berharap mendapat surga dan mengingat keagungan, bidadari dan nikmat-Ku, maka mendekatlah kepada-Ku dengan berbuat jujur, tidak tergila-gila pada dunia dan menerima atas pemberian-Ku yang sedikit.”

PERINGATAN ILAHI DALAM HADIS QUDSI : PERINGATAN KE DUA PULUH TUJUH

Kitab Al-Mawa’idz fil Ahadis al-Qudsiyyah (Imam Al-Ghazali)

 Peringatan ke 27 :

            Allah berfirman :

            “Wahai manusia! Bagaimana mungkin engkau berbuat durhaka, padahal terik matahari saja kau tak kuasa menahan panas.

            Sedangkan neraka Jahanam terdiri dari tujuh lapis. Di dalam masing-masing lapisan terdapat api yang saling membakar antara yang satu dengan dengan yang lain. Di dalam tiap-tiap lapisan terdapat tujuh puluh ribu macam jurang api. Di dalam setiap jurang terdapat tujuh puluh ribu macam petak lubang. Di dalam tiap petak lubang masih terdapat lagi tujuh puluh ribu petak lubang kecil. Dalam tiap petak lubang kecil itu terdapat tujuh puluh ribu lubang sumur api. Dalam setiap lubang sumur api itu terdapat tujuh puluh ribu kotak lubang api. Di dalam setiap kotak lubang itu terdapat kalajengking dari api. Di atas setiap kotak api itu terdapat tujuh puluh ribu pohon zakkum. Di bawah setiap pohon zakkum terdapat pentungan dari api. Pada setiap pentungan ada tujuh puluh ribu malaikat dan ular dari api. Panjang masing-masing ular-ular itu tujuh puluh ribu hasta di dalam mulutnya terdapat lautan racun hitam.

            Sedangkan tiap-tiap kalajengking memiliki seribu ekor yang panjangnya tujuh puluh ribu hasta dan memiliki tujuh puluh ribu kati racun merah.

            Aku bersumpah demi Aku, demi Gunung Sinai, demi kitab yang tertulis di kertas yang berserakan, demi Baitul Makmur, demi langit yang tinggi dan demi lautan yang terhampar.

            Wahai manusia! Aku tidak menciptakan neraka kecuali untuk orang-orang kafir, orang yang suka mengadu domba, orang yang suka pamer, orang yang suka menyakiti kedua orang tuanya, orang yang tidak mau mengeluarkan zakat dari sebagian harta kekayaannya, orang yang berzina, orang yang suka makan rente, pemabuk, orang yang berbuat aniaya pada anak yatim, tetangga yang berkhianat, orang yang suka meratap dan orang yang suka menyakiti hati tetangga, sedangkan terhadap orang yang bertobat, beriman dan berbuat amal kebajikan; Allah akan menggantikan keburukan-keburukannya dengan kebaikan-kebaikan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

            Wahai hamba-Ku! Berbelaskasihlah engkau pada dirimu sendiri, karena badan itu sangat lemah, sedangkan perjalanan sangat jauh, beban bawaan sangat berat, jembatan sangat halus, Sang Pengawas Maha Melihat dan Sang Hakim adalah Rabbul ‘Alamin.”

PERINGATAN ILAHI DALAM HADIS QUDSI : PERINGATAN KE DUA PULUH ENAM

Kitab Al-Mawa’idz fil Ahadis al-Qudsiyyah (Imam Al-Ghazali)

Peringatan ke 26 :

            Allah berfirman :

            Wahai manusia! Perbanyaklah bekal, karena perjalananmu amat jauh. Perbaharuilah semangat pengabdianmu pada Allah karena samudera yang kau arungi amat dalam. Bersungguh-sungguhlah dalam beramal, karena jembatan yang akan kau lewati amat halus. Ikhlaslah dalam beramal, karena Sang Pengawas Maha Melihat.

            Jika demikian, maka yang menjadi idaman hatimu hanyalah bertempat tinggal di surga dan dambaanmu hanyalah menuju akhirat. Dan imbalan pahala bagimu adalah bidadari yang cantik.

            Hiduplah untuk-Ku, maka Aku menjadi milikmu.

            Mendekatlah kepada-Ku dengan membenci dunia dan mencintai orang-orang yang suka berbuat kebajikan.

            Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.”

 

PERINGATAN ILAHI DALAM HADIS QUDSI : PERINGATAN KE DUA PULUH LIMA

Kitab Al-Mawa’idz fil Ahadis al-Qudsiyyah (Imam Al-Ghazali)

Peringatan ke 25 :

            Allah berfirman :

            “Wahai manusia! Allah bersaksi bahwa tiada tuhan selain Dia. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu tegak berdiri dengan adil.

            Tiada tuhan kecuali Dia. Dialah yang Maha Agung lagi Maha Bijaksana.

            Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah adalah agama islam. Barangsiapa menjadikan selain Islam sebagai agamanya, ia tidak akan diterima. Dan di akhirat ia termasuk golongan orang-orang yang merugi.

            Allah menyampaikan kabar gembira pada semua makhluk yang berbuat baik bahwa surga sebagai balasannya. Barangsiapa yang yakin pada Allah tanpa sekutu, lalu ia patuh dan tunduk, ia akan selamat.

            Barangsiapa kenal setan, lalu ia menentangnya, maka ia akan selamat.

            Barangsiapa tahu kebenaran, lalu ia mengikutinya, maka ia akan aman.

            Barangsiapa tahu kebatilan, lalu menghindarinya, maka ia akan beruntung. Barangsiapa tahu setan dan dunia, lalu meninggalkannya, maka ia akan bahagia.

            Barangsiapa tahu tentang akhirat, kemudian ia mencarinya, maka ia akan mendapat petunjuk.

            Sesungguhnya Allah memberi petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan kepada-Nya kamu akan kembali.

            Wahai manusia! Mengapa angan-anganmu masih juga membubung tinggi, padahal Allah telah menjamin rezekimu? Mengapa engkau masih kikir juga, padahal engkau tahu ganti itu dari Allah?

            Jika engkau tahu Iblis itu musuh Allah, mengapa engkau masih juga melupakan Tuhan?

            Jika engkau tahu bahwa siksa itu berupa api neraka, mengapa engkau masih juga bersantai-ria?

            Jika engkau tahu bahwa pahala Allah itu berupa surga, mengapa engkau masih juga berbuat durhaka?

            Jika engkau tahu bahwa segala sesuatu itu terjadi karena suratan takdir-Ku, mengapa engkau masih gundah-gulana?

            Janganlah kamu sekalian berpatah harap atas kegagalan dan jangan gembira secara berlebihan atas keberhasilan.

            Allah tidak suka pada orang-orang sombong lagi congkak.”