Catatan Popular

Sabtu, 28 Ogos 2021

KITAB MUKASYAFATUL QULUB BAB 71 Keistimewaan Bulan Rajjab (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI

 

iriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda:

"Ketahuilah bahwa bulan Rajab itu adalah bulan Allah, maka barang siapa yang berpuasa 1 hari dalam bulan Rajab dengan ikhlas, maka pasti ia mendapatkan keridhoan yang besar dari Allah SWT".

"Barang siapa yang berpuasa 2 hari dalam bulan Rajab mendapatkan kemuliaan di sisi Allah SWT"

"Barang siapa yang berpuasa 3 hari dalam bulan Rajab, maka Allah akan menyelamatkannya dari bahaya dunia, siksa akherat, dari terkena penyakit gila, penyakit putih-putih di kulit badan yang menyebabkan sangat gatal dan diselamatkan dari fitnahnya syaitan dan dajjal".

 

"Barang siapa yang berpuasa 5 hari dalam bulan Rajab, permintaannya akan dikabulkan oleh Allah SWT".

"Barang siapa berpuasa 7 hari dalam bulan Rajab, maka ditutupkan 7 pintu neraka jahannam."

"Barang siapa berpuasa 8 hari dalam bulan Rajab, maka dibukakan 8 pintu surga baginya".

"Barang siapa yang berpuasa 15 hari dalam bulan Rajab, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan menggantikan semua kejahatannya dengan kebaikan"

"Dan barang siapa yang menambah (hari-hari puasa) maka Allah akan menambahkan pahalanya".

Sabda Rasulullah SAW:

Pada malam Mi'raj, saya melihat sebuah sungai yang airnya lebih manis dari madu, lebih sejuk dari ais dan lebih harum dari minyak wangi, lalu saya bertanya kepada Jibril AS:

"Wahai Jibril untuk siapakah sungai ini?"

Berkata Jibril AS:

"Ya Muhammad, sungai ini adalah untuk orang yang membaca sholawat untuk engkau di bulan Rajab".

Dalam sebuah riwayat, Tsauban bercerita:

Ketika kami berjalan bersama Nabi SAW melalui sebuah kuburan, lalu Nabi berhenti dan baginda menangis dengan amat sedih, kemudian baginda berdo'a kepada Allah SWT. Lalu saya bertanya kepada Rasulullah SAW:

"Ya Rasulullah, mengapakah engkau menangis?"

Lalu Rasulullah SAW bersabda:

"Wahai Tsauban, mereka itu sedang disiksa dalam kubur mereka dan saya berdo'a kepada Allah, lalu Allah meringankan siksa kubur mereka"

Sabda Rasulullah SAW lagi:

"Wahai Tsauban, kalau sekiranya mereka ini mau berpuasa 1 hari saja dalam bulan Rajab dan mereka tidak tidur semalam saja di bulan Rajab, niscaya mereka tidak akan disiksa dalam kubur"

Tsauban bertanya:

"Ya Rasulullah, apakah hanya berpuasa 1 hari dan beribadah 1 malam dalam bulan Rajab, sudah boleh mengelakkan dari siksa kubur?"

Sabda Rasulullah SAW:

"Wahai Tsauban, Demi Allah Dzat yang telah mengutus saya sebagai Nabi, tiada seorang muslim lelaki dan perempuan yang berpuasa 1 hari dan mengerjakan sholat malam sekali dalam bulan Rajab dengan niat karena Allah, kecuali Allah mencatatkan baginya seperti berpuasa 1 tahun dan mengerjakan sholat malam 1 tahun"

Sabda Rasulullah SAW:

"Sesungguhnya Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban adalah bulan aku (Rasulullah SAW) dan bulan Ramadhan adalah bulan umatku".

"Semua manusia akan berada dalam keadaan lapar pada hari kiamat, kecuali para Nabi, keluarga Nabi dan orang-orang yang berpuasa pada bulan Rajab, Sya'ban dan Ramadhan. Maka sesungguhnya mereka kenyang serta tidak ada rasa lapar dan haus bagi mereka"

 

KITAB MUKASYAFATUL QULUB BAB 70 Larangan Bid'ah (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI


Nabi SAW bersabda:

"Takutlah kalian akan hal-hal yang baru, sebab setiap perbuatan yang baru disebut bid'ah, setiap bid'ah adalah sesat. Dan setiap yang sesat di neraka".

Nabi SAW bersabda:

"Barangsiapa yang membuat barang baru dalam perkaraku (maksudnya Islam), dimana sebenarnya bukan dari Islam, maka ia ditolak".

Nabi SAW bersabda:

"Hendaklah kalian memegang teguh Sunnahku dan Sunnah (kebiasaan) khulafaaur rasyidin sepeninggalku".

Dari hadits-hadits ini bisa diambil pengertian bahwa sesuatu yang tidak sama dengan Kitab Al Quran, Sunnah serta Ijma' para ulama (termasuk Qiyas adalah ijma'nya para ulama; disamping Al Quran dan Hadits), maka sesuatu tersebut termasuk bid'ah yang ditolak.

Nabi SAW bersabda:

"Barangsiapa yang melakukan suatu perbuatan yang baik, ia akan memperoleh pahala dari perbuatan itu dan pahala orang yang mengamalkan perbuatan tersebut sampai hari kiamat. Dan barangsiapa yang meletakkan sebuah tindakan perbuatan yang jahat, ia akan memperoleh dosa dari perbuatan itu dan orang yang mengamalkan kejahatan sampai hari kiamat".

Kata Qatadah RA mengenai firman Allah SWT:

"Dan sesungguhnya ini (Yang KUperintahkan) adalah jalanKU yang lurus, maka ikutilah,,, (QS.Al An'am:153)".

Ialah jalan tersebut merupakan jalan 1 yang terkumpul menjadi petunjuk untuk berjalan menuju surga. Dan sesungguhnya iblis menciptakan jalan berupa bid'ah dengan beberapa jalan, yakni jalan kesesatan yang pada akhirnya di neraka".

Kata Ibnu Mas'ud RA:

Nabi SAW membuat beberapa garis di sebelah kanan dan kiri, lalu beliau SAW bersabda:

"Semua ini adalah cara yang didalamnya tidak ada cara kecuali disana ada jalan syetan yang pasti mengajak untuk mengikutinya".

Dan beliau SAW membacakan ayat ini.

Dan kata Ibnu Abbas:

"Yang dimaksud jalan seperti ini ialah kesesatan".

Kata ibnu Athiyah:

"Cara atau jalan seperti ini adalah yang ditempuh Umat Yahudi, Nasrani, Majusi dan semua ahli bid'ah dan agama yang sesat; yakni golongan orang yang mengikuti hawa nafsu. Juga ahli mengasingkan diri dalam cabang-cabangnya dan lain-lain, yakni golongan yang suka berdebat. Semua ini arahnya kepada kesesatan dan bukan tidak mungkin akan mengurangi keyakinan (i'tiqod)".

Nabi SAW bersabda:

"Barangsiapa yang membenci Sunnahku, maka dia bukan golonganku".

Sabda Nabi SAW:

"Tidak 1 pun umat yang membuat bid'ah dalam agamanya setelah Nabinya, kecuali dia telah menyia-nyiakan, misalnya Sunnahku".

Nabi SAW bersabda:

"Tiada Tuhan yang disembah dibawah naungan langit yang lebih besar menurut Allah daripada mengikuti hawa nafsu".

Nabi SAW bersabda; 'Amma ba'du:

"Sesungguhnya sebaik-baik cerita dalam Kitab Allah dan sebaik-baik perbuatan (sunnah/kebiasaan) adalah perbuatan Nabi Muhammad SAW. Sejahat-jahatnya perkara ialah yang baru dari perkara itu (bid'ah) dan setiap bid'ah adalah sesat. Dan aku mengkhawatirkan kalian tentang kesenangan sesat dalam perut dan kemaluanmu serta yang menyesatkan akan kesenangan hawa nafsu. Hati-hatilah terhadap sesuatu yang baru, sebab setiap yang baru (dalam agama) adalah sesat".

 

Nabi SAW bersabda:

"Sesungguhnya Allah menghalangi tobat dari kalangan pemilik bid'ah sampai dia meninggalkan bid'ah itu".

Nabi SAW bersabda:

"Allah tidak menerima para pemilik bid'ah akan puasanya, ibadah haji, umrah, jihad, tobat, dan juga tidak menerima tebusan. Ia keluar dari syetan laksana rambut keluar dari adukan tepung roti, (halus dan tidak terasa). Aku meninggalkan ajaran yang selalu bersinar terang; malamnya bersinar seperti siang, dan tiada yang menyimpang kecuali mereka yang celaka. Setiap umrah memiliki semangat, dan setiap semangat pasti ada kendornya. Barangsiapa yang semangatnya selain itu, maka dia benar-benar celaka. Sungguh aku mengkhawatirkan umatku jatuh pada 3 hal,

Orang alim yang tergoda,

Mengikuti hawa nafsu, dan

Putusan hakim yang salah.

Imam Tirmidzi menghasankan hadits diatas di beberapa tempat dan menshahehkan di tempat lain. Lafadz Syirroh (syin di kasrah dan Ro' di fathah) artinya semangat dan tujuan.

Alat Kesenangan Hawa Nafsu

Imam Bukhari meriwayatkan:

Sesungguhnya Nabi SAW bersabda:

"Barangsiapa yang berkata kepada temannya; 'kemarilah dan kita bermain judi' maka sebaiknya ia bersedekah".

Nabi SAW bersabda:

"Ibaratnya orang yang bermain nardi (alat judi; cara kerjanya menerka-nerka dan untung-untungan), lalu ia shalat, maka dia seperti wudhu dengan nanah dan darah babi hutan, kemudian shalat".

Maksudnya shalatnya tidak diterima, sebagaimana ada penjelasan dalam riwayat lain. Diriwayatkan oleh Imam Baihaqi: Hadits melalui Yahya bin Katsir RA, katanya Nabi SAW melewati beberapa kaum yang bermain nardi, lantas beliau SAW bersabda:

"Hati yang senang bermain, tangan yang senang bekerja, dan lidah yang berkata tiada guna".

Dikeluarkan oleh Imam Ad Dailami bahwa Nabi SAW bersabda:

"Bilamana kamu melewati mereka yang bermain azlam (semacam dadu); mengundi nasib) catur atau nardi dan jenis-jenis lain (yang disebut judi) menyerupai permainan yang diharamkan, maka kamu jangan memberi salam pada mereka. Kalau mereka memberi salam kepadamu, kamu jangan menjawabnya".

Nabi SAW bersabda:

"3 hal termasuk judi ialah qimar (judi), memukul beberapa ka'aabin (semisal dadu) dan bunyi siulan burung merpati (yang dibuat tanda firasat tertentu)".

KITAB MUKASYAFATUL QULUB BAB 69 Hukum Lantunan Lagu (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI

 

Ditetapkan oleh Al Qodli Imam Abu Tayyib Ath Thabrani, dari Imam Syafi'i, Imam Malik, Imam Abu Hanifah dan Imam Sofyan, beberapa ulama dan lafadz yang bisa dibuat dalil, menerangkan dan menetapkan akan haramnya sebuah lagu atau nyanyian. Imam Syafi'i berkata dalam Kitab 'Adabil Qodlo':

"Sesungguhnya nyanyian adalah senda gurau yang dibenci dan mendekati kebatilan. Barangsiapa yang memperbanyak, maka dia bodoh dan ditolak kesaksiannya".

Qodli Abu Thayyib Ath Thabrani berkata:

"Mendengarkan suara wanita yang bukan mahramnya hukumnya haram, menurut Imam Syafi'i secara transparan atau di belakang tabir, wanita budak atau merdeka. Bila mendatangkan manusia untuk mendengarkan nyanyian, dia orang safih (bodoh) yang ditolak kesaksiannya".

Dia berkata dari Imam Syafi'i bahwa sesungguhnya ia membenci ketukan dengan tongkat dan berkata:

"Orang-orang Zindiq telah memulainya sampai sibuk dan mengabaikan Al Quran".

Kata Imam Syafi'i:

"Benci bermain dengan Nardi (Mainan Persi) melebihi benciku terhadap musik. Aku tidak senang dengan catur, bahkan benci terhadap semua yang dibuat mainan manusia. Sebab permainan bukanlah perbuatan orang-orang beragama dan bukan sifat perwiranya seseorang".

Demikian juga pendapat Imam Malik dan semua ulama Madinah, kecuali Ibrahim bin Sa'id.

Pendapat Abu Hurairah RA:

"Sesungguhnya dia membenci dan mendengar nyanyian termasuk dosa".

Demikian juga semua ulama Kufah; Sufyan Ats Tsauri, Hammad, Ibrahim, Asy Sya'bi dan lain-lain. Pendapat-pendapat ini dinukil oleh Imam Al Qodli Abuth Thayyib Ath Tabrani.

Dan Imam Abu Thalib Al Maliki memperbolehkan nyanyian. Dia berkata:

"Telah bernyanyi para sahabat seperti Abdullah bin Ja'far, Abdullah bin Zubair, Al Mughiroh bin Syu'bah, Mu'awiyah dan lain-lain".

Dia berkata:

"Sebagian besar ulama tetap melakukan, yakni orang-orang salaf yang shaleh, sahabat maupun tabi'in dengan tujuan kebaikan".

Dia berkata:

"Para ulama Hijaz tidak henti-henti disamping kami, di Mekkah, menyanyikan pada hari-hari utama dalam setahun, yakni pada hari yang dihitung diperintahkan Allah kepada Hamba-Nya agar berdzikir kepadaNya pada hari Tasyriq. Ulama-ulama di Madinah tidak henti-hentinya bernyanyi seperti orang-orang Mekkah sampai saat ini".

Kami menemukan Abu Marwan Al Qodli memiliki budak-budak wanita yang menyanyikan lagu-lagu buat manusia. Dia telah bernyanyi untuk orang-orang sufi. Abu Thalib Al Maliki berkata:

"Atha' punya 2 budak wanita yang bernyanyi, dan teman-temannya mendengarkan".

 

Kata Yahya bin Mu'adz:

"Aku melihat dalam kitab menerangkan kenyataan dari harta Al Muhasibi. Disana ada hal yang menunjukkan tentang bolehnya bernyanyi bila disertai dengan kezuhudan, menjaga dan mencurahkan perhatian terhadap agama dengan bersemangat".

Ada yang berkata:

"Imam Mujahid tidak menghadiri undangan kalau disana tidak ada nyanyian".

Abul Hasan As Qolani Al Aswad dari golongan auliya' sedang asyik bernyanyi. Dia menyusun buku mengenai bernyanyi dan menolak pendapat yang mengingkarinya. Demikian pula para ulama, mereka menyusun karangan untuk menolak orang-orang yang mengingkari nyanyian.

Nabi SAW bersabda:

"Aku sama sekali tidak mengingkari nyanyian, namun katakanlah kepada mereka agar sebelumnya, mereka memulai dengan Al Quran dan mengakhiri dengan Al Quran,,,".

Semua ini dinukil dari beberapa pendapat. Barangsiapa yang mencari kebenaran dalam taqlid, maka selamanya mereka meneliti dan menemukan pendapat-pendapat yang bertentangan. Mereka akan bingung dan akan condong kepada salah 1 pendapat. Sikap seperti ini amat sempit, dan seharusnya ia mencari kebenaran dengan caranya sendiri; yakni meneliti lebih dalam dasar-dasar yang melarang atau yang memperbolehkan.

KITAB MUKASYAFATUL QULUB BAB 68 Kejahatan Syetan (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI


Seorang pria bertanya kepada Hasan:

"Hai Abu Sa'id, apakah syetan juga tidur".

Dia tersenyum dan berkata:

"Andaikan dia bisa tidur, tentu kita bisa istirahat".

Katanya:

"Kalau begitu orang mukmin tidak ada yang bisa selamat".

Sekalipun begitu, masih ada jalan untuk menolak dan melemahkan syetan. Nabi SAW bersabda:

"Sesungguhnya orang mukmin mampu membuat syetan kurus, sebagaimana kamu membuat kurusnya unta dalam perjalanan".

Ibnu Mas'ud berkata:

"Syetannya orang mukmin pasti kurus".

Qais bin Hallaj berkata:

Syetan berkata kepadaku:

"Aku masuk ke dalam tubuhmu, padahal aku seperti binatang yang siap disembelih, dan aku sekarang seperti burung pipit".

Kataku:

"Mengapa bisa begitu".

Syetan menjawab:

"Engkau menghancurkan aku dengan dzikir kepada Allah".

 

Jadi orang-orang bertaqwa tidak sulit menutup jalan yang membuat ia kearah maksiat, namun dia bisa tergelincir pada jalur-jalur syetan yang rumit. Mereka tidak memperoleh jalan kearah itu dan bisa menjaganya, sebab syetan punya banyak jalan menuju hati manusia, sedangkan malaikat hanya punya 1 jalan. Sungguh pintu 1 ini jelas kabur dibanding pintu yang amat banyak. Laksana seorang musafir di hutan yang sulit memperoleh jalan, gelap malam, kecuali dengan penglihatan mata hati. Makudnya hati bersih yang dibersihkan oleh sikap taqwa. Dan mataharinya hati agar bisa bersinar terang adalah dengan ilmu yang diambil dari Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya yang mampu dibuat bekal petunjuk untuk mmpersulit jalannya syetan. Mengapa kamu tidak bersikap begitu! Padahal jalannya syetan amat banyak dan sulit.

uatu hari Abdullah bin Mas'ud RA berkata dan Rasulullah sedang menggaris dihadapan kami, beliau SAW bersabda:

"Ini adalah jalan Allah".

Dan beliau SAW membuat beberapa garis lagi disebelah kanan dan kiri garis tadi. Sabdanya:

"Ini beberapa jalan, dan setiap jalan ditarik oleh syetan".

Dan beliau SAW membaca ayat:

"Sesungguhnya ini jalan-KU yang lurus, untuk itu turutilah jalan-KU ini, dan kamu jangan menuruti jalan-jalan yang lain, nanti kamu akan bercerai-berai dari Jalan-Nya. Demikianlah Allah berwasiat kepadamu, semoga kamu bertaqwa. (QS.6 Al An'am:153)".

Kami sudah menerangkan perumpamaan jalan-jalan syetan yang rumit. Namun para ulama sering tertipu, demikian juga para ahli ibadah yang pandai menguasai kesenangan nafsu dari maksiat dzahiriah. Kami menerangkan jalannya syetan yang bersifat terang tanpa ragu lagi, dan anak cucu Adam terpaksa menempuhnya.

Ada riwayat hadits cerita dari Nabi Muhammad SAW (ringkasnya):

Di kalangan Bani Israil ada seorang pendeta. Di lain pihak ada wanita sakit, dan syetan menunjukkan suatu faham pada keluarga si anak bahwa obat anakmu ada di pendeta. Maka keluarga membawa si anak ke pendeta. Syetan mempengaruhi pendeta untuk menggunakan kesempatan baik, dia terus menggoda, dan akhirnya si pendeta menggauli si gadis. Namun syetan terus menggoda, berkata:

"Aibmu sekarang sudah menyebar, sebab ayahnya akan datang padamu, maka bunuh saja anak ini. Dan katakan pada keluarganya bahwa anakmu meninggal dunia karena sakit yang diderita".

Anak itu dibunuh. Kemudian syetan menuju keluarga si anak, dikatakan bahwa anak anda dihamili pendeta, lalu dibunuh dan dikubur".

Maka keluarganya datang dan bertanya kepada pendeta tentang anaknya. Jawab pendeta:

"Dia telah meninggal".

Kemudian syetan datang:

"Akulah orang yang mencekiknya dan akulah yang mempengaruhi hati mereka. Maka sekarang taatlah padaku, kamu pasti selamat dari mereka".

Kata pendeta:

"Bagaimana caranya".

Kata syetan:

"Bersujudlah padaku 2X".

Maka pendeta sujud 2X, kemudian syetan berkata padanya:

"Sesungguhnya aku tidak akan bertanggung jawab tentang kamu".

Firman-Nya:

"Seperti syetan yang berkata kepada manusia: 'Kafirlah engkau,,,!' Ketika manusia sudah kafir, syetan berkata: 'Sesungguhnya aku melepaskan diri darimu,,, (QS.59 Al Hasyr:16)".

Iblis menipu dalam kebajikan sebagaimana ia menipu dalam kejahatan secara jelas. Taktik ini menjadikan celakanya para ahli ibadah, orang-orang zuhud, orang yang kaya atau orang lemah dari semua makhluk, kecuali orang yang dijaga oleh Allah.

 

Ya Allah, jagalah kami dari tipu daya kejahatan syetan, sehingga kami menghadap Engkau dapat memperoleh petunjuk.

KITAB MUKASYAFATUL QULUB BQB 67 Keutamaan Berjuang Di Jalan Allah (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI

 

Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang mukmin ialah orang-orang yang percaya (iman) kepada Allah dan Rasul-Nya; mereka tidak akan ragu dan mereka terus berjuang (jihad) dengan harta dan dirinya pada jalan (agama) Allah. Mereka inilah orang-orang yang benar. (QS.49 Al Hujurat:15)".

Dari Nu'man bin Basyir RA:

Aku pernah disamping mimbar Rasulullah SAW dan seorang pria berkata:

"Aku tidak peduli tidak mengerjakan suatu amalan setelah Islam, kecuali aku memberi minum orang-orang yang beribadah haji".

Yang lain berkata:

"Aku tidak peduli tidak mengerjakan amalan setelah Islam, kecuali memakmurkan Masjidil Haram".

Yang lain berkata:

"Sungguh berjuang, jelas lebih utama daripada yang kalian katakan".

Kemudian Umar bin Khattab RA melarang mereka berbincang-bincang dan berkata:

"Janganlah kalian mengeraskan suara disamping mimbar Rasulullah SAW, ini adalah hari Jum'at. Setelah shalat Jum'at, aku akan masuk dan minta fatwa kepada beliau SAW tentang yang kalian perbincangkan".

Kemudian turunlah firman Allah SWT:

"Apakah kamu menjadi tukang pemberi minum orang-orang haji dan memakmurkan Masjidil Haram, sama dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, serta orang yang berjuang di jalan Allah! Sekali-kali mereka tidaklah sama menurut Allah. Allah tidak akan menunjukkan kepada orang-orang yang dzalim. (QS.9 At Taubah:19)".

Diriwayatkan:

Sesungguhnya ada seorang lelaki bertanya:

"Ya Rasul, tunjukkanlah amal kepadaku yang sebanding dengan berjuang disisi Allah (jihad)".

Sabda beliau SAW:

"Aku tidak menemukannya".

Lantas beliau SAW bersabda lagi:

"Apakah kamu mampu bila posisi berjuang; kamu masuk masjidmu, berdiri beribadah tanpa henti, dan kamu berpuasa tidak berbuka-buka".

Dia berkata:

"Siapakah orang yang mampu seperti itu".

Nabi SAW bersabda:

"Sesungguhnya orang berjuang di jalan Allah, dimana Allah mengetahui orang yang berjuang dijalan-Nya, ialah laksana orang yang berpuasa, berdiri di malam hari, khusuk, ahli ruku' dan sujud".

Nabi SAW bersabda:

"Barangsiapa yang ridho dengan Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulnya, maka wajib masuk surga".

Abu Sa'id Al Khudri RA heran, katanya:

"Ulangi lagi, ya Rasul".

Beliau SAW kemudian mengulangi lagi untuk Abu Sa'id, beliau SAW bersabda:

"Tapi masih ada yang lain; yakni Allah akan mengangkat 100 tingkat seorang hamba, dimana setiap jarak 2 tingkatnya sejauh antara langit dan bumi".

Perawi lain berkata:

"Apa itu, ya Rasul".

Sabda Nabi SAW:

"Ialah berjuang di jalan Allah".

KITAB MUKASYAFATUL QULUB BAB 66 Hak Suami Kepada Istri (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI

 

Para istri memperoleh hak dari suaminya amat banyak; diantaranya berbuat baik, tabah menerima gangguan sebagai rasa kasih sayang mereka, sebab mereka amat terbatas akalnya. Allah SWT berfirman:

"Dan bergaullah dengan mereka secara patut,,, (QS.4 An Nisa:19)".

Firman-Nya menerangkan besarnya hak mereka:

"Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil darimu perjanjian yang kuat,,, (QS.4 An Nisa:21)".

Firman-Nya:

"Dan (istrimu sebagai) teman sejawat). (QS.An Nisa:36)".

Dia adalah wanita. Dan wasiat Rasulullah SAW yang terakhir ada 3 hal: beliau SAW menjelaskan sampai-sampai lidahnya terbata-bata dan nyaris tak terdengar. Sabdanya;

 

Shalat: Peliharalah shalat dan apa-apa yang menjadi tanggung jawabmu, janganlah kamu memaksa mereka terhadap sesuatu yang mereka tidak mampu.

Allah: Tanggung jawabmu akan wanita terhadap Allah, sebab mereka adalah tawananmu. Kamu mengambilnya berdasarkan amanah Allah, dimana halal farji-nya dengan lafadz Allah.

Nabi SAW bersabda:

"Barangsiapa yang bersabar atas jelek budi pekerti istrinya, Allah akan memberikan pahala setiap pahala yang diberikan kepada Ayyub. Dan barangsiapa yang sabar atas jeleknya budi pekerti suaminya, Allah akan memberikan pahala seperti pahalanya Aisyah istri Fir'aun".

Nabi SAW bersabda:

"Seorang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling bagus budi pekertinya dan paling sayang terhadap keluarganya (istri dan anak)".

Nabi SAW bersabda:

"Orang yang paling utama diantara kamu ialah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah orang yang paling baik diantara istri-istriku dibanding kalian'.

Umar RA berkata dengan keras:

"Sebaiknya seorang lelaki ketika dalam keluarganya seperti anak kecil, dan bila mereka minta apa yang ada disampingnya, dia ditemukan sebagai seorang lelaki".

Lukman berkata:

"Seharusnya bagi orang berakal dalam keluarganya seperti anak kecil. Dan bila dia ada ditengah-tengah kaum, ia ditemukan sebagai seorang lelaki".

Dalam sebuah penafsiran diriwayatkan:

"Sesungguhnya Allah amat murka terhadap orang Ja'dhari dan Jawwadl".

Maksudnya:

"Dia adalah orang yang keras lagi sombong terhadap keluarganya. termasuk maksud ayat; 'Utulin,,,' (QS.68 Al Qolam:13) artinya kasar hati,,," dan ada yang berpendapat: Utullin adalah orang-orang yang mulut dan hatinya kasar terhadap keluarga".

Nabi SAW bersabda kepada Jabir RA:

"Sebaiknya kamu mencumbu gadis (yang jadi istri), dan dia bisa mencumbumu".

Sikap seorang suami sebagai haknya istri misalnya, dia tidak terlalu banyak bercumbu rayu, tidak mengikuti hawa nafsunya yang sampai merusak budi pekerti istrinya, sehingga kewibawaan lelaki hancur dihadapan istri. Namun semuanya harus dijaga sewajar-wajarnya, (tidak berlebihan).

Al Hasan berkata:

"Demi Allah, tidak akan disegerakan seorang lelaki yang taat kepada istrinya dalam hal hawa nafsu, kecuali Allah akan membuatnya tersungkur dalam neraka".

Kata Umar RA:

"Lawanlah seorang istri, karena dalam perlawanan (terhadap nafsu) terdapat berkah".

Sungguh dikatakan:

"Mintalah pendapat kepada istri, dan lawanlah mereka (ketika mengikuti hawa nafsu)".

Nabi SAW bersabda:

"Celakalah yang menghambakan diri kepada istri".

Beliau SAW bersabda demikian, bila suami mengikutinya dalam hal hawa nafsu, maka dialah hamba yang celaka. Sebab Allah menguasakan hawa nafsu terhadap wanita, dan pria menguasakan dirinya terhadap wanita. Misalnya, dia telah mentaati syetan sesuai yang Dikatakan:

"Dan kuperintah mereka untuk merubah ciptaan Allah,,, (QS.4:119)".

Hak seorang lelaki yang seharusnya diikuti, tidaklah harus mengikuti. Dan sungguh, Allah telah menyebutkan bahwa lelaki adalah pemimpin wanita. Dan Allah menerangkan kedudukan suami adalah sebagai Sayyid (Gusti), Firman-Nya:

",,,setibanya di pintu, keduanya bertemu dengan sayyidnya (suaminya),,, (QS.12 Yusuf:25)".

Bilamana seorang sayyid ternyata bisa ditundukkan (oleh seorang istri), maka dia benar-benar telah merubah nikmat Allah dengan mengingkarinya. Wanita adalah ukuran bagi dirimu, kalau kamu melepaskan kendalinya sekalipun sebentar, dia akan jadi binal dalam waktu yang sama.

Kata Imam Syafi'i:

"Ada 3 hal, bila kamu memuliakan mereka, tentu mereka akan menghinamu. Dan bila kamu menghinakan mereka, mereka tentu akan memuliakanmu. Mereka adalah wanita, pelayan dan bangsa Nabthi".

Maksudnya memuliakan secara murni; tidak mencampur adukkan antara kekerasan dan kelembutanmu, dan antara kekerasan dan kehalusanmu.

KITAB MUKASYAFATUL QULUB BAB 65 Hak Istri Terhadap Suami (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI


Kata-kata yang paling tepat:

Bahwa pernikahan mirip semacam perbudakan. Jadi istri dalam perkawinan laksana budak saja. Dalam setiap hal seorang istri wajib mentaati suaminya secara mutlak, dan hadits banyak yang menerangkan.

Sabda Nabi SAW:

"Wanita manapun yang meninggal dunia, sementara suami ridho, maka dia ada di surga".

Nabi SAW bersabda:

"Bila seorang wanita shalat 5 waktu, berpuasa sebulan, menjaga farjinya dan taat kepada suaminya, maka dia masuk surga Tuhannya".

Rasulullah SAW pernah menerangkan tentang wanita, beliau SAW bersabda:

"Mereka para wanita adalah yang mengandung, melahirkan, menyusui dan menyayangi anak-anak mereka,,,".

Nabi SAW bersabda:

"Aku melihat neraka, dan penduduknya terbanyak dari para wanita".

Ada yang bertanya:

"mengapa bisa begitu, ya Rasul".

Sabda Nabi SAW:

"Mereka sering melaknat dan mengingkari suaminya (yang menggauli/jima')".

Dalam hadits lain:

"Aku diperlihatkan ke dalam surga, dan penghuni dari wanita amat sedikit".

Ada yang bertanya:

"Lantas dimana para wanitanya".

Sabda Nabi SAW:

"Mereka hanya sibuk mengurusi 2 buah barang merah, emas perak dan minyak wangi".

Aisyah RA berkata:

Ada seorang pemuda menghadap Nabi SAW, dia berkata:

"Ya Rasul, sesungguhnya aku seorang pemuda yang dipinang, namun aku benci dengan pernikahan. Lantas apa hak suami yang diberikan istri".

Nabi SAW bersabda:

"Andaikan bagian tubuh suami sampai telapak kakinya dipenuhi nanah dan istrinya menjilatnya, dia belum memenuhi syukurnya terhadap suami".

Pemuda itu berkata:

"Apakah aku harus menikah".

Sabda Nabi SAW:

"Ya, menikahlah. sebab nikah lebih utama".

Ibnu Abbas RA meriwayatkan;

Seorang wanita dari Khats'am menghadap Nabi SAW, dia berkata:

"Sesungguhnya aku wanita bujangan dan ingin menikah, lalu apa hak suami".

Sabda Nabi SAW:

"Sesungguhnya hak suami yang diberikan istri adalah bila suami menghendaki dan merayu (jima'), sedang wanita berada di unta (misalnya), maka dia tidak boleh menolaknya. Diantara hak suami lagi, sebaiknya wanita tidak memberi sesuatu dari rumah lelaki kecuali tanpa izin suami. Bila ia melakukannya, maka dosanya ditanggung istri dan pahalanya diberikan kepada lelaki. Diantara haknya, sebaiknya dia tidak berpuasa sunnah kecuali atas izinnya. Bila ia tetap mengerjakan, puasanya tidak diterima, hanya memperoleh lapar dan haus. Bila si wanita keluar rumah tanpa izinnya, maka para malaikat melaknati sampai ia kembali ke rumah suami atau bertobat".

 

Nabi SAW bersabda:

"Andaikan aku diperbolehkan memerintah bersujud kepada orang lain, pasti aku memerintah istri bersujud kepada suami, sebab besarnya hak atas istri".

Nabi SAW bersabda:

"Seorang wanita bisa dekat dengan Dzat Tuhan bila ia berada dalam rumah suami. Sesungguhnya shalat wanita dalam rumah lebih utama daripada shalat di masjid. Shalat dikamarnya lebih utama daripada shalat di ruang tengah rumahnya. Dan shalat dalam mihda' lebih utama daripada shalat dalam kamar".

Mihda' ialah kamar didalam kamar, sebab tempat itu lebih tertutup.

Nabi SAW bersabda:

"Wanita adalah aurat, bila dia keluar, maka syetan selalu mengawasinya".

Nabi SAW bersabda:

"Wanita memiliki 10 aurat; ketika dia menikah, maka suaminya menutupi 1 auratnya. Bila ia meninggal dunia, maka kuburan akan menutupi 10 auratnya".

 

Istri memberikan hak suami amat banyak sekali, namun yang utama ada 2:

Menjaga dan menutupi,

Tidak menuntut apa yang diluar kebutuhan dan menahan diri dari hasil suami akan barang haram.

Memang demikian kebiasaan para wanita zaman dahulu. Bila seorang pria (suami) keluar dari rumahnya, si wanita akan berkata:

"Hati-hatilah memperoleh penghasilan haram. Kami lebih senang tabah menghadapi kelaparan dan penderitaan daripada menghadapi neraka".

Pernah seorang lelaki zaman dahulu bepergian, sementara tetangga amat tidak suka dia pergi. Mereka berkata kepada istri pria itu:

"Mengapa kamu ridho dengan kepergiannya! Padahal dia tidak memberikan nafkah untukmu".

Kata sang istri:

"Sejak aku kenal suamiku, dia kukenal sebagai orang yang pekerjaannya makan dan tidak kukenal sebagai orang yang mencari rizki. Dan aku punya Tuhan Yang Maha memberi makan".

 

(Kisah):

Rabi'ah binti Ismail meminang Ahmad bin Abil Hawari, dan Ahmad merasa tidak senang demi membela ibadahnya. Dia berkata kepada Rabi'ah:

"Demi Allah, lantaran kesibukanku, aku tidak berkeinginan dengan wanita".

Jawab Rabi'ah:

"Sungguh aku lebih sibuk dengan keadaanku dan tidak ada selera untukku. Aku mewarisi banyak harta dari suamiku, dan aku berharap kamu bisa menginfakkan buat teman-temanmu, sehingga aku bisa mengenal orang-orang shaleh lantaran kamu. Dan itu menjadi jalanku menuju Allah SWT".

Kata Ahmad:

Sampai akhirnya aku minta izin kepada guruku, dan dia melarangku untuk menikah, katanya:

"Diantara muridku tidak akan kawin kecuali telah berubah. Namun setelah guruku mendengar perkataan Rabi'ah binti Ismail, dia berkata:

"Kawinilah dia, sebab dia seorang kekasih (wali) Allah".

Ini adalah bahasan orang-orang beriman. Kata Ahmad:

"Nikahkanlah aku dengannya".

Rabi'ah binti Ismail dalam kalangan penduduk Syam mirip dengan Rabi'ah Al Adawiyah.

Diantara kewajiban bagi seorang istri ialah tidak menghamburkan harta suami, dia harus memelihara untuk suaminya. Nabi SAW bersabda:

"Tidak halal bagi seorang istri memberi makan dari rumah suami kecuali dengan izin suami,,,".

Hak orang tua wajib mengajarkan kepada putrinya agar mengajarkan kebaikan kepada suami. Sebagaimana ada riwayat bahwa Asma' binti Kharijah Al Fazari berkata kepada putrinya ketika menikah:

"Sesungguhnya kamu sudah keluar dari sarangmu yang selama ini mengembangkan dirimu, yakni menuju ke suatu tempat yang belum engkau kenal dan belum terbiasa dengannya. Kamu sebagai dasarnya, dan dia sebagai tiang penyanggamu. Jadilah kamu sebagai budak perempuan untuk lelakimu. Kamu jangan terlalu meminta, sebab dia bisa melupakanmu. Jika ia dekat, dekatilah; jika dia jauh, menjauhkan; jagalah hidung, pendengaran dan matanya. Sekali-kali dia jangan menciummu kecuali engkau selalu harum, tidak mendengar (darimu) kecuali yang bagus-bagus dan tidak melihat kecuali yang bersih-bersih".

 

Kata seorang pria kepada istrinya:

",,,janganlah terlalu banyak keluhan, ia bisa menghilangkan kecintaan yang tertolak dari hatiku. Memang hati selalu berubah; sungguh dalam hati ada suatu cinta dan penyakit, bila ia berkumpul, ia tidak bisa menetap dan selalu pergi".

KITAB MUKASYAFATUL QULUB BAB 64 Keutamaan Shalat Jum'at (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI


Ketahuilah bahwa hari Jum'at adalah hari yang agung. Allah mengagungkan orang Islam dan agama Islam dengan hari jum'at. Firman Allah SWT:

"Hai orang-orang beriman, bilamana kamu diserukan untuk shalat pada hari jum'at, maka hendaklah kamu pergi mengingat Allah (shalat Jum'at) dan tinggalkanlah jual beli,,, (QS.62 Al Jumu'ah:9)".

Allah mengharankan menyibukkan diri dalam urusan dunia atau sesuatu pun yang bisa memalingkan pergi jum'atan.

Nabi SAW bersabda:

"Barangsiapa yang meninggalkan jum'at sampai 3X tanpa ada uzur (alasan), maka Allah akan menutup hatinya".

Lafadz lain mengatakan:

"Maka dia sungguh telah membuang Islam di belakang punggungnya".

Ada seorang lelaki berdebat dengan Ibnu Abbas RA. Dia menanyakan kepada Ibnu Abbas RA tentang lelaki yang mati dan tidak pernah jum'atan (shalat jum'at) atau jama'ah. Maka Ibnu Abbas RA berkata:

"Dia masuk neraka".

Pria tersebut masih kesana kemari menanyakan status pria yang dimaksud, dan tetap dikatakan:

"Dia masuk neraka".

Dalam hadits:

"Sesungguhnya orang-orang yang memiliki 2 Kitab diberikan pada hari jum'at, mereka tetap berselisih dan berpaling: Allah menunjukkan pada hari ini. Dia mengakhiri dan menciptakan hari tersebut sebagai hari raya,,,".

Hadits Annas RA bahwa Nabi SAW bersabda:

Jibril datang padaku, ditangannya ada cermin putih, dia berkata:

"Ini adalah hari jum'at, Tuhanmu mewajibkan padamu agar menjadi hari raya untukmu dan untuk umatmu sepeninggalmu".

 

Hari Jum'at adalah pemimpin semua hari, dan kelak pada hari kiamat kita akan menyebutkan sebagai Hari Tambahan. Aku (Nabi SAW) berkata:

"Mengapa begitu".

Jibril menjawab:

"Sesungguhnya Tuhanmu 'Azza Wa Jalla membuat lembah yang baunya amat semerbak dan putih warnanya. Bila datang hari jum'at, maka Allah akan turun dari Illiyyin menuju Kursi-Nya dan melihat mereka, sampai mereka bisa memandang DzatNya yang Agung".

Nabi SAW bersabda:

"Sebaik-baik matahari terbit ialah hari Jum'at. Hari itu Adam diciptakan, dimasukkan ke surga, diturunkan ke bumi, diterima tobatny, hari kematiannya dan hari akan datangnya kiamat. Hari itu menurut Allah adalah hari tambahan. Pada hari itu para malaikat bisa menyebut di langit, dia adalah hari dimana bisa memandang Allah dalam surga".

Riwayat Annas RA bahwa Nabi SAW bersabda:

"Bilamana di hari Jum'at selamat, maka akan selamat semua hari".

Nabi SAW bersabda;

"Sesungguhnya neraka Jahim tiap hari apinya menyala pada saat zawal dan istiwa'. (Zawal: matahari sedikit tergelincir dari tengah langit. Dan Istiwa'; matahari tepat ditengah/atas) dalam jantung langit. Pada saat itu janganlah shalat kecuali hari Jum'at tanpa terkecuali, sebab neraka Jahannam menyala pada saat-saat seperti itu".

Ka'ab berkata:

"Sesungguhnya Allah 'Azza Wa Jalla lebih mengutamakan kota Mekkah daripada kota-kota lain (negara lain), mengutamakan Ramadhan diantara bulan-bulan dan mengutamakan hari Jum'at diantara sekian hari-hari".

 

Sabda Nabi SAW:

"Barangsiapa yang mati pada hari Jum'at atau malam jum'at, maka pahalanya ditulis seperti matinya syahid, dan akan dijauhkan dari siksa (fitnah) kubur".