Catatan Popular

Selasa, 30 Oktober 2018

WASILAH KEPADA ALLAH


Imam Ahmad Syihabuddin Bin Salamah Al-Qulyuby

Diceritakan dari Dzunnun Al Misri dia berkata: saya mempunyai anak dari saudara perempuanku yang bekerja hanya karena Allah kemudian saya kehilangan dia pada selama satu bulan, saya tidak tahu keberadaannya .

Kemudaian saya mendekatkan diri kepada Allah selam satu hari satu malam dengan melakukan puasa dan shalat. Ketika saya tidur saya bermimpi, ada suara yang berkata kepadaku : ” Sesungguhnya yang kau cari itu berada di gurun sahara”.

Saya bangun dan berkata Subhanallah bagaimana dia dia bisa berada ditempat itu. Kemudian saya mengemasi bekal dan saya mencarinya selama sepuluh hari tetapi saya tidak menemukannya.

Ketika saya sudah mulai putus asa dan beban juga membebaniku maka saya berniat untuk kembali kerumah besok. Kemudian saya tidur dan ketika saya tidur ada seseorang yang menggoyang-goyangkan badanku, sayapun bangun.

Dan ketika saya bangun orang yang menggoyangkan badanku berdiri disampingku sambil tertawa dan bertanya kepadaku: “apa yang sedang paman lakukan?”.

Saya menjawab: “saya kehilanganmu selama satu bulan. Kemudian dia berkata kepada: ”hai pamanku, demi Allah dalam mihrabku dan dalam hatiku bahwa Tuhan bumi, tuhan langit, tuhan mata air, tuhan lut, dan tuhan adalah satu.

Kemudian saya berkata; ”saya akan beribadah kepadanya selama satu bulan di dan satu bulan di sehingga saya melihat kemuliaan dan kekuasaannya.

Saya pergi ke padang sahara selama empatpuluh hari dan saya melihat tuhan saya dengan penglihatan yang sangat jelas, dan dia juga memberiku segalanya sehingga saya tidak membutuhkan semua makhluk.

Kemudian saya menangis kemudian diam, Dzunnun berkata : ”dan saya sangat lapar, saya ingin maenanyakan kepadanya tentang besok. Kemudian dia melihat kepadaku dan berkata: “ hai pamanku sepertinya paman lapar?”.

Saya menjawab:”ya”. Dia melihat kelangit dan berdoa:”


TAWAKKAL KEPADA ALLAH DAN SBARA TERHADAP QADHANYA

Imam Ahmad Syihabuddin Bin Salamah Al-Qulyuby

Diceritakan: Dari Malik bin Dinar r.a dia berkata: ”saya pergi haji dan ketika saya sampai pada suatu gurun, saya melihat burung gagak yang membawa roti. Saya berkata: ”burung ini terbang dan membawa roti diparuhnya, pasti ada sesuatu”.

Kemudian saya mengikutinya sampai dia turun ke dalam goa saya pun mengikutinya . Di dalam goa itu saya melihat seorang laki-laki yang kedua tangan dan kakinya diikatkan pada punggungnya dan burung gagak itu memberikan suapan roti yang berada diparuhnya.

Kemudian burung itu pergi dan tidak kembali lagi, saya bertanya kepada laki-laki tersebut; ” dari mana kamu?”.

Dia menjawab; ” Saya dari haji , segerombolan perompak merampas semua hartaku, mengikatku, dan membuangku ditempat ini. Saya sabar menahan lapar selama lima hari , kemudian saya berkata:” Hai Dzat yang berfirman dalam kitabnya, hai Dzat yang mengabulkan doa orang yang teraniaya, saya sedang teraniaya maka kabulkan doaku.

Kemudian Allah mengutus burung gagak, dan memberiku makan dan minum setiap hari dan juga melepaskan ikatan.

Kemudian kita pergi dan kita kehausan yang mana kita mempunyai air kemudian kita melihat kolam yang dikerumuni segerombolan kijang, kemudian kita berkata: ”Alhamdulillah, kita telah menemukan sumur dan kolam.

Kami mendekati sumur itu yang menyebabkan kijang-kijang itu lari, ketika sampai ternyata airnya kering hingga dasar sumur, saya mengambilnya kemudian kita meminumnya.

Kemudian saya berkata:” Ya tuhan sesungguhnya kijang-kijang itu tidak ruku’ dan sujud kepadaMu tetapi kenapa engkau memberi minum dimuka bumi ini, sedangkan kita harus menimbanya sampai seratus diro’.

Dan ketika itu juga ada suara:” Hai kamu sesungguhnya kijang itu bertawakal terhadapku maka aku memberinya minum sedangkan kamu bertawakal 

DITERIMANYA NASIHAT DENGAN RASA SENANG .


Imam Ahmad Syihabuddin Bin Salamah Al-Qulyuby

Diceritakan; Ada seorang Raja kafir yang mempunyai wazir sholeh, dan wazir tersebut mencari kesempatan yang baik untuk menasehati raja.

Dan pada suatu malam Raja berkata kepada Wazir; “Berdirilah, kita akan berjalan-jalan dan melihat keadaan manusia”.

Ketika mereka berjalan-jalan mereka sampai ke tempat yang seperti gunung yang terdapat cahayanya, dan merekapun menuju tempat itu.

Setelah sampai ternyata, rumah yang di dalamnya terdapat suara nyanyian dan suara gitar. Di dalam rumah itu juga terdapat seorang laki-laki yang berada di tempat kotoran dan dia sedang membuat pakaian dia duduk di atas gundukkan kotoran.

Di samping laki-laki itu terdapat kendi yang di dalamnya terdapat benang. Istrinya berada disampingnya seraya menghormatinya seperti penghormatan sang raja.

Laki-laki tersebut juga menghormatinya seperti penghormatan seorang ratu.

Raja berkata:”Mungkin mereka melakukan hal seperti ini setiap malam. Melihat suatu peluang yang bagus, maka wazir berkata: ”Baginda raja, saya takut baginda terpedaya seperti mereka”.

Raja bertanya:”bagai mana biasa begitu?”. Wazir menjawab: “Sesungguhnya, baginda dimata orang yang tahu tentang kerajaan itu seperti tempat ini menurut pandangan baginda, dan begitu juga singgahsana dan kerajaan baginda, dan jasad dan pakaian baginda menurut orang yang tahu tentang kebersihan dan yang mempunyai pandangan tajam itu seperti mereka menurut pandangan baginda”.

Raja bertanya;”Siapa orang yang mempunyai pandangan seperti itu?”. Wazir menjawab; “Yaitu orang-orang yang berpendapat bahwa di dalam kota itu harus terdapat kebahagiaan bukan kesusahan, cahaya bukan kegelapan, dan keamanan bukan ketakutan.

Raja : ”Apa yang menyebabkan kamu tidak memberitahukan hal ini kapadaku sebelumnya?”.

Wazir: ”kehormatanmu”. Raja: ”Apabila yang telah kamu katakan itu benar maka baik bagi kita untuk menjadikan siang dan malam kita ditempat ini.

Wazir: ”Apakah baginda memerintahkan saya untuk mencari kebenarannya?”. Raja:” Ya”. Setelah beberapa hari wazir berkata kepada raja: ”Saya menemukan yang baginda cari dibait-bait yang terdapat dimakam nenek moyang baginda. Raja:”Apa itu?’.

Wazir: Apakah kamu buta dari dunia sedangkan kamu melihat. Apakah kamu tidak mengetahui tentang dunia sedangkan kamu mengetahui. Apakah membangun dunia seakan-akan kamu akan hidup abadi sedangkan kamu besok akan dijauhkan dari bangunanmu.
Kamu akan diangkat dari dunia ini karena kesombonganmu. Bajumu adalah rumah di dalam kuburan yang sempit, bahkan lebih buruk.

Lakukanlah seperti yang ingin kau lakukan. Sesungguhnya rumah orang-orang yang mati adalah kubur.

Ketika raja mendengar hal ini raja langsung bertaubat dan masuk islam dan hal inilah yang menyebabkan dia selamat.

TENTANG SESEORANG YANG DIPILIH DAN DIRIDHAI ALLAH


Imam Ahmad Syihabuddin Bin Salamah Al-Qulyuby

Diceritakan dari Dhunnun Al Misri bahwa dia masuk masjid  Haram , kemudian dia melihat seorang laki-laki yang menjatuhkan diri dalam keadaan telanjang dan dia berada di bawah tiang dan berzikir dengan hati yang bersedih, dunnnun berkata saya mendekatinya dan memberi salam kepadanya, kemudian saya saya bertanya kepadanya.

Dari mana kamu? Laki-laki tersebut menjawab; saya orang aneh.. Saya tanya kepadanya ; Sipa namamu? Dia menjawab saya orang yang dicari oleh dzat yang saya lari darinya.

Saya bertanya lagi kepadanya; Apa maksud dari perkataanmu? Kemudian dia menangis dan saya juga ikut menangis, dia tidak berhenti-henti menangis sampai dia meninggal ketika itu juga.

Saya melepas sarungku dan menutupinya kemudian saya keluar untuk mencari kain kafan dan ketika saya kembali mayatnya sudah tidak ada.

Saya berkata; Hai Dzat yang maha suci siapa yang telah mendahuluiku?.Dan ketika itu juga ada suara: Hai Dzunnu orang itu dicari oleh syetan dibumi tetapi dia tidak menemukanya , dicari oleh malaikat malik sipenjaga neraka, dai tidak menemukannya dan dicari oleh Malaikat Ridwan si penjaga surga, diapun tidak menemukanya.

Saya bertanya kepadanya di mana orang tersebut?. Dia menjawab: Dia berada di tempat yang semestinya, disamping raja yang berkuasa!

Dan dengan hal ini dikatakan bahwa manusia dalam beribadah ada tiga macam; Ruhani, khayawani, dan rubbani.

Ruhani: yaitu orang yang beribadah kepada Allah karena takut kepada siksanya.

Khayawani; yaitu oarang yang beribadah kepada Allah karena mengharapkan rahmat dan ampunanNya.

Rubbani: yaitu orang yang beribadah kepada Allah karena, sedangkan dia tidak mau mengetahui dunia, akhirat, surga, neraka, dirinya, dan ruhnya.

Golongan orang yang pertama ketika hari kiamat dia  dibangunkan dari kuburnya dan selamat dari api neraka.

Golongan yang kedua dia dimasukkan ke surga.
Dan golongan yang ketiga adalah golongan yang kucari, kekasihku  Aku tidak menjadikan dunia kecuali untuk orang yang semisalnya. 

ORANG YANG MENGIKUTI HAWA NAFSU...


Imam Ahmad Syihabuddin Bin Salamah Al-Qulyuby

Diceritakan bahwa ada seorang hamba dari Bani israel bernama Syeikh Barseso dia terkenal sebagai seorang hamba yang selama hidupnya mempunyai hati yang teguh pada suatu saat ratu di negara tersebut melahirkan seorang anak perampuan kerena sang ratu merasa khawatir kalau nanti anaknya diganggu oleh laki-laki lalu dia menyerahkan anak perempuannya itu kepada Syeikh Barseso yang terkenal teguh itu hingga tak seorangpun tahu akan hal itu, anak itu pun hidup di bawah asuhan Syeikh barseso waktupun terus berjalan hingga diapun menjadi seorang gadis yang rupawan saat itu datanglah iblis laknatulloh dengan bentuk orang tua dan memperdaya Barseso sampai pada akhirnya kyai barseso menyetubuhi gadis itu dan akhirnya hamil.

Ketika kehamilannya semakin jelas iblis datang menemui kyai barseso dan berkata kepadanya : Kamu adalah orang yang zuhud dan jika perempuan ini sampai melahirkan anak maka kamu akan ketahuan kalau kamu telah melakukan zina, dan kamu menjadi jelek dimata manusia, maka bunuhlah gadis itu sebelum ia melahirkan dan kuburlah dia, dan tiada satu orangpun yang tahu , kemudian kyai barseso membunuh wanita itu dan memberitahukan pada orang tuanya serta meminta ijin untuk menguburkannya.
Kemudian iblis  datang menghadap raja dangan wujud seorang laki-laki ngalim dan menceritakan kepada raja tentang kisah seorang hamba dan anak perempuannya. Iblis berkata kepada raja: teliti dan robeklah perut mayat gadis itu, jika kamu menemukan anak didalam perutnya maka aku benar jika tidak kamu boleh membunnuhku. Lalu sang raja mendatangi kuburan itu serta menggali dan mengeluarkan mayat itu dan merobek perutnya, ternyata menemukamn seorang anak didalam perut  mayat seperi yang dikatakan oleh iblis. Kemudian raja menangkap raja tersebut dan membawa ke negaranya serta menyalipnya. Iblis lalu mendatangi hamba yang sedang disalib.

Iblis berkata: kamu telah melakukan zina atas perintahku dan kamu juga telah membunuh atas perintahku maka berimanlah kepadaku dan aku akan membebaskanmu dari siksaan raja, Barseso merasakan kebingungan yang luar biasa kemudian dia beriman kepada iblis dengan harapan dibebaskan dari siksaan sang sang raja lalu Iblis berpaling jauh dan meniggalkan kai barseso.
Barseso berteriak kepada iblis:kenpa kamu tidak menolangku? Iblis menjawab: aku takut kepada Allah penguasa seluruh alam semesta iblispun pergi berlalu meninggalkan Barsseso.

Ahad, 14 Oktober 2018

DUKUN YANG BERTEMU RASULULLAH DAN PELUK ISLAM DENGAN CARA ANEH

Ketika Umar bin Al-Khattab r.a menyampaikan khutbah kepada orang ramai di atas mimbar Rasulullah S.a.w, tiba-tiba dia mengatakan; "Wahai sekelian manusia, apakah ada di antara kalian yang bernama Sawad bin Qarib?" Namun tidak ada seorang pun memberikan jawaban pada tahun itu.

Dan ketika tahun berikutnya tiba, Umar dalam khutbahnya bertanya lagi; "Apakah di antara kalian ada Sawad bin Qarib?" 

Lalu kutanyakan," lanjut al-Barra', "Wahai Amirul Mukminin, siapakah Sawad bin Qarib itu?"

Umar r.a menjawab; "Sesungguhnya Sawad bin Qarib itu memulakan keIslamannya dengan suatu yang aneh." Ketika inilah Sawad  muncul. Umar r.a berkata; "Wahai Sawad, beritahukan kepada kami tentang awal keIslamanmu, bagaimana kejadiannya?"

Sawad r.a menjawab, "Sungguh aku dulu pernah menetap di India dan aku mempunyai seorang kawan dari bangsa jin. Dan pada suatu malam, ketika aku sedang tidur, tiba-tiba jin itu datang dalam tidurku, dan ia berkata kepadaku; "Bangunlah, fahami dan berfikirlah jika engkau memang berakal. Sesungguhnya telah diutus seorang Rasul dari Lu-ai bin Ghalib.

Setelah itu dia bersenandung;

Aku kagum dengan para jin dan upayanya
Menaiki unta diikat dengan talinya
Pergi ke Mekkah untuk mencari petunjuk
Tidaklah jin yang baik itu sama dengan jin yang jahat
Maka, bangkitlah untuk menemui orang pilihan dari Bani Hasyim
dan arahkanlah pandanganmu kepada puncaknya."

Lebih lanjut Sawad berkata, "Lalu ia membangunkan ku dan mengejutkan ku seraya berkata, "Wahai Sawad bin Qarib, sesungguhnya Allah telah mengutus seorang Nabi, bangkit dan pergilah kamu kepadanya, nescaya kamu akan mendapat petunjuk.

Pada malam kedua dan malam ketiga jin itu datang bersenandung lagi.

Seterusnya Sawad bin Qarib menceritakan, "Setelah aku mendengarnya berkali-kali, malam demi malam, maka timbullah dalam hatiku dengan kehendak Allah kecintaan kepada Islam, berkenaan dengan perkara Rasul Allah S.a.w. Kemudian aku ambil pelanaku lalu kuikatkan pada kenderaanku dan menaikinya, dan aku tidak melakukan hal lain sehingga aku mendatangi Rasulullah S.a.w.

Ternyata beliau sedang berada di kota, iaitu Makkah, sedang orang-ramai telah mengelilingi beliau. Setelah Nabi S.a.w melihatku maka beliau berkata; "Selamat datang wahai Sawad bin Qarib, kami telah mengetahui sebab kedatanganmu."

Katanya lagi, "Maka ku katakan; "Ya Rasulullah, aku telah membuat syair, maka dengarkan lah." Maka beliau pun bersabda; "Ucapkanlah wahai Sawad." Lalu ku ucapkan;

"Telah datang kepadaku seorang kawan dari jin di tengah malam pada waktu tidur
Dia bukanlah seorang pendusta, menurut pengalamanku
Tiga malam berturut-turut, setiap malam ia katakan;
Ia telah datang kepadamu, kepadamu seorang Rasul dari Lu-ai bin Ghalib
Aku pun bergegas menyingsingkan kain
Berkenderaan unta yang besar pipinya di tengah padang pasir
Maka, aku bersaksi bahawasanya hanya Allah sebagai Rabb
dan tiada yang lain, dan sesungguhnya engkau telah
diberi kepercayaan kepada setiap yang ghaib.
Dan engkaulah Rasul yang mempunyai jalan paling dekat
kepada Allah, wahai putera orang-orang mulia lagi baik.
Maka, perintahkan kepada kami apa yang engkau bawa, wahai Rasul yang terbaik.
Sekalipun di antara apa yang dibawa itu berkenaan
uban orang-orang yang luhur
jadilah engkau pemberi syafaat bagiku,
pada hari tidak ada lagi yang dapat memberi syafaat kecuali
dirimu, sungguh Sawad bin Qarib sangat memerlukan."

Rasulullah S.a.w pun tersengih sehingga nampak gigi-gigi geraham beliau, lalu bersabda kepadaku, "Beruntunglah engkau wahai Sawad."

Kemudian Umar r.a bertanya kepadanya, "Apakah kawanmu dari jin itu masih juga datang sekarang?" Dia menjawab; "Sejak aku membaca Al-Quran, ia tidak lagi datang. Sungguh, ganti yang baik dari jin ialah Kitab Allah 'Azza wa Jalla

ABU HURAIRAH RA ITULAH SEBABNYA, IA DIBERI GELAR BAPA KUCING


Begitulah Abu Hurairah menjelaskan mengapa ia menjadi seorang yang paling banyak mengelurkan riwayat hadis dari Rasulullah saw.

Pertama, karena ia banyak meluangkan waktunya untuk menyertai Nabi lebih banyak dari para sahabat lainnya.
Kedua, karena ia memiliki daya ingatan yang sangat kuat, yang telah diberi berkat oleh Rasulullah, hingga ia jadi semakin kuat.
Ketiga, ia menceritakan hadis bukan karena ia gemar bercerita, tetapi karena keyakinan bahwa menyebarluaskan hadits-hadis Nabi, merupakan tanggungjawabnya terhadap agama dalam hidupnya. Jika hal itu tidak dilakukannya, berarti ia menyembunyikan kebaikan dan haq, dan termasuk orang yang lalai yang sudah barang tentu ia akan menerima adzab karena kelalaiannya.

Oleh sebab itulah, ia terus saja memberitakan hadits, tak ada suatupun yang bisa menghalanginya dan tak seorangpun boleh melarangnya. Hingga pada suatu hari Amirul Mukminin, Umar bin Khattab berkata kepadanya, “Hendaklah kamu hentikan menyampaikan berita dari Rasulullah! Jika tidak, maka akan kukembalikan kau ke Tanah Daus…!” (yaitu tanah kaum dan keluarganya).

Tetapi larangan ini mempunyai maksud sebagai pengukuhan dari suatu pandangan yang dipandang baik oleh Umar, yaitu agar orang-orang Islam dalam jangka waktu tertentu tidak menghafal yang lain, kecuali Al-Qur’an sampai ia melekat dan mantap dalam hati sanubari dan pikiran mereka.

Oleh sebab itu Umar berpesan, “Sibukkanlah dirimu dengan Al-Qur’an karena itu adalah kalam Allah, dan kurangilah meriwayatkan hadis perihal Rasulullah kecuali yang berkenaan dengan amal perbuatannya!”

Abu Hurairah sangat menghargai pandangan Umar, tetapi ia juga percaya pada dirinya dan tetap teguh mengemban amanat, hingga ia tidak hendak menyembunyikan suatu pun dari hadis yang diyakininya bahwa menyembunyikannya adalah dosa dan kejahatan…

Ada suatu hal yang selalu merisaukan hati dan dapat menimbulkan kesulitan bagi Abu Hurairah, yaitu adanya tukang hadis lain yang menyebarkan hadis-hadis Rasulullah dengan menambah-nambah dan melebih-lebihkan, sehingga sebagian sahabat merasa tidak puas terhadap sebagian besar hadis-hadisnya. Orang itu bernama Ka’ab Al-Ahbaar, seorang Yahudi yang masuk Islam.

Suatu hari Marwan bin Hakam bermaksud menguji kemampuan menghafal Abu Hurairah. Dipanggillah Abu Hurairah untuk menemuinya dan dibawa duduk bersamanya, lalu dimintanya Abu Hurairah untuk meriwayatkan hadis-hadis gari Rasulullah saw.

Sementara itu disuruhnya seseorang untuk menuliskan apa yang diceritakan oleh Abu Hurairah dari balik dinding. Sesudah berlalu satu tahun lamanya, dipanggillah Abu Hurairah kembali, dan dimintanya membacakan kembali hadis-hadis yang dulu yang telah di tulis oleh sekretarisnya. Ternyata tak ada yang terlupa sedikitpun walau hanya satu kalimat atau sepatah katapun.

Ia pernah berkata tentang dirinya: “Tidak ada seorangpun dari sahabat-sahabat Rasul yang lebih banyak menghafal hadis daripadaku, kecuali Abdullah bin Amr bin Ash, karena ia pandai menuliskannya sedang aku tidak”. Imam Syafi’i pernah mengemukakan pendapatnya tentang Abu Hurairah, “Ia seorang yang paling banyak hafal diantara seluruh perawi hadis pada masanya”. Sementara Imam Bukhari menyatakan, “Ada kira-kira delapan ratus orang atau lebih dari sahabat Tabi’in dan ahli ilmu yang meriwayatkan hadis dari Abu Hurairah”.

Abu Hurairah adalah seorang yang ahli ibadah, ia selalu melakukan ibadah bersama istri dan anak-anaknya semalam-malaman secara bergiliran. Mula-mula ia bangun sambil shalat sepertiga malam kemudian dilanjutkan oleh istrinya sepertiga malam dan sepertiganya lagi dimanfaatkan oleh putrinya”. Dengan demikian, tak ada waktu sedikitpun berlalu setiap malam di rumah Abu Hurairah, kecuali berlangsung disana ibadah, dzikir dan shalat.

Karena keinginannya selalu menyertai Nabi, ia pernah menderita kelaparan yang amat sangat, yang belum diderita oleh orang lain. Bagaimana rasa lapar itu menggigit-gigit perutnya, ia meletakkan batu diperutnya dengan mengikat pakai sorban, lalu ditekannya batu itu ke ulu hatinya dengan kedua tangannya, samp;ai ia terjatuh di masjid sambil menggeliat-geliat kesakitan, hingga sebagian sahabat yang melihatnya mengira ia sakit ayan, padahal sama sekali tidak…!

Abu Hurairah pernah menceritakan kepada Mujahid dan Ahmad bahwa ia pernah menceritakan tentang dirinya: “Demi Allah, terkadang aku menekan perut ke tanah karena rasa lapar, dan terkadang juga aku mengganjal perutku dengan batu. Pada suatu hari aku duduk di pinggir jalan yang biasanya selalu dilalui oleh para sahabat, tiba-tiba Abu Bakar ra. Lewat di disitu, maka aku bertanya mengenai salah satu ayat Al-Qur’an, padahal sebenarnya aku tidak semata-mata bertanya melainkan dengan harapan supaya dia mengajak aku kerumahnya, tetapi dia tidak mengajakku. Kemudian Umar ra lewat di tempat itu, kepadanya juga aku bertanya mengenai ayat Al-Qur’an, dengan harapan dia akan mengajakku kerumahnya, tetapi Umar pun tidak mengajakku.

Tidak lama kemudian Rasulullah saw lewat di tempat itu. Ketika beliau melihat raut wajahku, beliau memahami apa yang ada dalam hatiku, maka beliau berkata, “Wahai Abu Hurairah, kemarilah” aku menyahut “Labbaik ya Rasulullah!” Nabi berkata, “Ikutlah denganku!” ketika sampai di rumah beliau, aku minta izin untuk masuk , belay mengizinkan aku masuk. Di dalam rumah, aku melihat ada semangkok susu. Lalu Rasulullah bertanya kepada keluarganya, “Darimana kalian peroleh susu ini?” keluarganya menjawab, “Seseorang mengantarkannya kemari sebagai hadiah untuk kita.” Nabi saw berkata padaku, “Wahai Abu Hurairah,” aku menyahut, “Labbaik ya Rasulullah.”

Beliau berkata lagi, “Pergilah ke ahli Suffah dan panggillah mereka kesini!” Abu Hurairah berkata, “Ahli Suffah adalah para tetamu Islam yang tidak mempunyai rumah dan juga tidak mempunyai harta benda. Apabila ada suatu hadiah datang kepada Rasulullah saw, maka sebagian dimakan oleh Nabi saw dan sebagian lagi diberikan kepada ahli suffah, dan apabila suatu datang kepada beliau sebagai sedekah, maka beliau tidak memakannya melainkan memberikan semuanya kepada ahli suffah.”

Ketika aku disuruh memanggil ahli suffah, aku merasa susah hati, karena sebelumnya aku sangat berharap dapat meminum susu tersebut, sehingga dapat memulihkan kekuatanku untuk sehari semalam, sedangkan aku disuruh Rasulullah saw untuk memanggil mereka. Jika mereka datang, maka pasti aku harus memberikan susu itu kepada mereka, lalu mereka semua meminumnya sehingga tidak akan tersisa lagi untukku. Akan tetapi tidak ada jalan lain selain taat kepada Allah dan Rasul-Nya, karena itulah aku pergi memanggil mereka. Lalu mereka datang dan meminta izin masuk, dan duduk di tempatnya masing-masing.

Kemudian Rasulullah saw berkata, “Wahai Abu Hurairah ambillah susu itu dan berikan kepada mereka!” Akupun mengambil mangkok susu itu dan memberikannya kepada mereka, lalu secara bergantian setiap orang meminumnya hingga merasa kenyang, sehingga aku memberikannya kepada orang yang terakhir diantara mereka. Setelah selesai, aku serahkan kembali mangkok susu itu kepada Rasulullah, lalu beliau menerimanya yang ternyata di dalam mangkok itu masih tersisa susu.

Kemudian Nabi mengangkat kepalanya melihat ke arahku sambil tersenyum dan berkata, “Wahai Abu Hurairah!” kini tinggal aku dan kamu,” aku menjawab, “Engkau benar ya Rasulullah.” Beliau berkata, “sekarang duduk dan minumlah!” maka akupun duduk dan meminum susu tersebut. Nabi saw menyuruhku meminum lagi. Akupun meninumnya lagi. Belaiu terus menyuruhku untuk meminumnya, sehingga aku berkata, “Cukup, demi Dzat yang telah mengutus engkau dengan kebenaran, tidak ada lagi tempat yang kosong dalam perutku, Rasulullah berkata, “Baiklah, berikanlah mangkok itu padaku”. Naka akupun memberikan mangkok itu kepada beliau, kemudian beliau meminum sisa susu yang masih terdapat di dalam mangkok tersebut.”


Di lain waktu Abu Hurairah menceritakan, “Sudah tiga hari lamanya aku tidak makan apa-apa, lalu aku keluar berniat pergi ke suffah, tetapi karena badanku sangat lemah, ditengah jalan aku terjatuh. Anak-anak kecil yang melihatku berkata, “Abu Hurairah terkena penyakit gila!” aku menjawab, “Tidak, Kalianlah yang gila.” Aku terus merangkak hingga sampai di suffah. Setibanya di sana, aku melihat ada dua piring Tsarid (roti yang dicampur daging kuah) dibawa kehadapan Rasulullah, lalu beliau memanggil ahli suffah untuk bersama-sama makan tsrid tersebut. Merekapun menyantapnya bersama-sama.
Aku melihatnya dengan memanjangkan leher berharap agar Nabi memanggilku. Setelah ahli suffah selesai makan, mereka semua berdiri, sedangkan yang tersisa hanya sedikit makanan di pinggiran piring, kemudian Rasulullah mengumpulkan sisa makanan tersebut, maka terkumpullah menjadi satu suapan, lalu beliau letakkan sesuap makanan itu di jari-jari beliau sambil berkata padaku, “Ucapkanlah Bismillah dan makanlah,” Demi Dzat yang aku berada dalam genggaman-Nya aku terus menerus memakan dari satu suapan tersebut sehingga aku merasa kenyang.”

Sejak ia menganut agama Islam tidak ada yang memberatkan dan mengganjal perasaannya dari berbagai persoalan hidup yang dialaminya, kecuali satu masalah yang hampi menyebabkan tak dapat memejamkan mata, iaitu masalah ibunya, yang waktu itu ia menolak untuk masuk Islam, tidak hanya itu, bahkan ibunya menyakiti perasaannya dengan menjelek-jelekan Rasulullah di depannya.

Ia bercerita tentang ibunya, “Sambil menangis aku datang menemui Rasulullah sambil mengadu kepada beliau, “Ya Rasulullah, aku telah meminta ibuku untuk masuk Islam, tetapi ajakanku ditolaknya, dan hari ini aku baru saja memintanya masuk Islam. Sebagai jawaban ia malah mengeluarkan kata-kata yang tak kusukai terhadap diri engkau. Karenanya mohon anda doakan kepada Allah kiranya ibuku itu mendapatkan petunjuk untuk masuk Islam.”

Rasulullah pun berdoa, “Ya Allah, tunjukilah Ibu Abu Hurairah!”

Setelah itu aku pun berlari menemui ibuku untuk menyampaikan kabar gembira tentang doa Rasulullah itu, saat aku sampai di depan pintu, kudapati pintu itu terkunci, dari luar terdengar suara gemericik air, dan : suara ibu memanggilku: “Hai Abu Hurairah, tunggulah di tempatmu itu…!”

Saat ibuku keluar ia memakai baju kurungnya dan membalutkan selendangnya sambil mengucapkan dua kalimat syahadat.”

Akupun segera berlari menemui Rasulullah sambil menangis karena gembira, sebagaimana aku dulu menangis karena berduka. Aku berkata kepada beliau, “Aku sampaikan kabar gembira ya Rasulullah, bahwa Allah telah mengabulkan doa anda, Allah telah menujukkan jalan kepada ibuku dalam Islam, Ya Rasulullah mohon doakan kepada Allah, agar aku dan ibuku dikasihi orang-orang mukmin!” maka Rasulullah berdoa, “Ya Allah, mohon Engkau jadikan hamba-Mu ini beserta ibunya dikasihi oleh sekalian orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.”

Di zaman Umar bin Khattab menjadi Khalifah, ia diangkat sebagai Amir di Bahrain. Umar sebagaimana kita ketahui adalah orang yang sangat keras dan teliti terhadap pejabat-pejabat yang diangkatnya. Jika ia mengangkat seseorang sedang ia mempynuai dua pasang pakaian maka sewaktu meninggalkan jabatannya nanti haruslah tetap mempunyai dua pasang pakaian juga, malah lebih baik kalau ia hanya memiliki satu pakaian saja. Apabila waktu meninggalkan jabatan itu terdapat tanda-tanda kekayaan, maka ia tidak akan luput dari introgasi Umar, sekalipun kekayaan itu berasal dari jalan yang halal yang dinbolehkan syara’.

Rupanya sewaktu Abu Hurairah memangku jabatan sebagai kepala daerah di Bahrain ia telah menyimpan harta yang berasal dari sumber yang halal. Hal ini diketahui oleh Umar. Karena itulah ia dipanggil untuk datang dan menghadap di Madinah.

Umar berkata kepada Abu Hurairah, “Hai musuh Allah dan musuh Kitab-Nya, apa engkau telah mencuri harta Allah?” jawab Abu Hurairah, “Aku bukan musuh Allah dan bujkan pula musuh Kitab-Nya, aku hanya menjadi musuh orang-orang yang memusuhi keduanya dan aku bukanlah orang yang mencuri harta Allah!” Umar bertanya, “Dari mana kau peroleh sepuluh ribu itu? Abu Hurairah menjawab, “Kuda kepunyaanku beranak pinak dan pemberian orang berdatangan.” Kembalikan harta itu ke perbendaharaan Negara (baitul mal) jawab Umar.

Abu Hurairah menyerahkan hartanya itu kepada Umar, kemudian ia mengangkat tangannya kea rah langit sambil berdoa, “Ya Allah, ampunilah Amirul Mukminin”.

Tak beberapa lama Umar memanggil Abu Hurairah kembali dan menawarkan jabatan kepadanya di wilayah baru, tapi ditolaknya dan meminta maaf karena tidak dapat menerimanya. Umar bertanya, “Kenapa, apa sebabnya? Abu Hurairah menjawab, “Agar kehormatanku tidak sampai tercela, hartaku tidak dirampas, punggungku tidak dipukuli. Dan aku takut menghukum tanpa ilmu dan bicara tanpa belas kasih!”

Ia meninggal dunia dalam usia 78 tahun pada tahun ke 59 hijriyah. Ia dikebumikan di pekuburan Baqi’. Salah seorang diantara mereka yang baru masuk Islam bertanya kepada temannya, “Kenapa Syekh kita yang telah berpulang ke rahmatullah itu diberi gelar “Abu Hurairah” (bapak kucing)? Si temannya itu menjawab, “Di waktu jahiliyah namanya dulu Abdu Syamsi, dan tatkala memeluk Islam. Ia diberi nama oleh Rasulullah saw dengan nama Abdurrahman.

Ia sangat penyayang kepada binatang, dan ia mempunyai seekor kucing, yang selalu diberinya makan, digendongnya, dibersihkannya dan diberinya tempat berteduh. Kucing itu selalu menyertainya kemanapun ia pergi seolah-olah baying-bayangnya. Itulah sebabnya ia diberi gelar “Bapak Kucing”. Semoga Allah ridlo kepadanya dan menjadikannya ridlo kepada Allah swt.

MALAIKAT MENDEKAT KERANA INGIN MENDENGAR SUARA MU.


Asid bin Hadhir ra adalah orang yang paling merdu bacaan Al-Qur'annya. Ia bercerita, 'Pada suatu malam aku membaca surah Al-Baqarah, sementara kudaku dalam keadaan terikat, di sampingku terbaring anak laki-lakiku yang masih kecil.

Tiba-tiba kudaku berputar-putar, aku berdiri karena mencemaskan anakku. Aku melanjutkan membaca Al-Qur'an, dan kuda itu berputar-putar lagi.

Aku kembali bangkit karena mencemaskan anakku. Aku kembali membaca surah Al-Baqarah, kudaku berputar-putar lagi. Maka aku mendongakkan kepalaku, terlihat ada sesuatu seperti bayangan mirip lampu turun dari langit. Kejadian tersebut membuatku takut, lalu aku terdiam.

Esok paginya, aku segera menemui Rasulullah dan menceritakan kejadian semalam.

Beliau berkata, `Itu malaikat, mereka mendekat karena ingin mendengar suaramu.

Seandainya kamu membaca sampai pagi, tentu orang-orang juga akan melihat mereka."' (Diriwayatkan oleh Ibnu Atsir dalam kitab Usud al-Ghabah)


KHABIB BIN ZAID MAKAN ANGGUR DARI ALLAH SEBELUM DIBUNUH


Abu Hurairah r.a. menceritakan bahwa Rasulullah Saw pernah mengirim pasukan yang dipimpin oleh Ashim bin Tsabit.

Mereka berangkat, dan ketika tiba di daerah antara Asfan dan Mekkah, mereka teringat akan caci-maki suku Hudzail.

Ternyata suku Hudzail membuntuti pasukan muslimin dari jarak dekat sejauh 100 lemparan anak panah.

Suku Hudzail mengikuti jejak pasukan muslimin sampai kemudian berhasil menyusul mereka. Ashim dan pasukannya berada di Fad-Fad, sebuah tempat yang cukup tinggi.

Namun suku Hudzail berhasil mengepung pasukan muslimin, dan mengadakan perjanjian, "Kalian harus berjanji bahwa jika kalian turun, maka kami tidak akan membunuh seorang pun dari kalian."
Ashim menjawab, "Kami tidak akan turun untuk meminta perlindungan orang kafir. Ya Allah, kabarkanlah keadaan kami kepada Nabi-Mu!"

Suku Hudzail dengan liciknya memanah pasukan muslimin sehingga berhasil membunuh Ashim dan tujuh orang lainnya, yang tersisa adalah Khabib, Zaid bin Ditsnah, dan seorang lainnya.

Akhirnya, tiga orang ini mau membuat perjanjian dan kesepakatan dengan suku Hudzail. Mereka turun, tetapi suku Hudzail melepaskan tali busur dengan bengis, lalu mengikat mereka.

Ditsnah berkata, "Mereka melanggar perjanjian."
Ditsnah menolak tunduk kepada suku Hudzail, maka mereka menarik dan memaksanya untuk tunduk kepada mereka, tetapi ia tetap tidak mau, akhirnya suku Hudzail membunuhnya.
Suku Hudzail membawa Khabib dan Zaid lalu dijual sebagai budak di Mekkah.

Keturunan Harits bin 'Amir bin Naufal membeli Khabib, padahal Khabiblah yang membunuh Harits pada waktu perang Badar.
Khabib menjadi tawanan mereka sampai ada kesepakatan mereka untuk membunuhnya.

Khabib meminjam pisau cukur dari salah seorang anak perempuan Harits, perempuan itu meminjamkannya.

Perempuan itu berkata, "Aku lupa anakku ada di mana." Khabib mencari anak itu sampai menemukannya, lalu memangku anak itu di atas pahanya.

Ketika perempuan itu melihat Khabib, ia betul-betul kaget karena Khabib juga menggenggam pisau cukur. Khabib bertanya, "Apakah kau takut aku akan membunuhnya?
Insya Allah aku tidak akan melakukannya." Perempuan itu berkomentar, "Aku belum pernah melihat tawanan sebaik Khabib. Aku pernah melihatnya makan anggur yang baru saja dipetik, padahal ketika itu di Mekkah tidak musim buah-buahan dan ia masih terikat rantai besi. Itu tak lain rezeki dari Allah."

Ketika keturunan Harits membawa Khabib keluar dari Mekkah untuk dibunuh, Khabib meminta waktu untuk shalat dua rakaat.
Ia melakukan shalat, lalu berdoa, "Ya Allah, lemparilah mereka terus menerus dengan kerikil, bunuhlah mereka semua, hingga tiada seorang pun yang tersisa."

Dalam riwayat lain, Khabib mengucapkan doa, "Ya Allah, aku tidak menemukan utusan untuk mengabarkan keadaan kami kepada RasulMu. Sampaikan salamku untuknya!"

Jibril kemudian menemui Nabi Saw untuk memberitahukan keadaan Khabib dan menyampaikan salamnya. Para sahabat melihat Rasulullah Saw yang saat itu sedang duduk berkata, "Salam kembali untuknya. Khabib telah dibunuh suku Quraisy."
(HR Al-Baihaqi dan Abu Na`im dari jalur Musa bin Uqbah, dari Ibn Syihab, dari `Urwah)


JENAZAH AMIR FUHAIRAH DI ANGKAT KE LANGIT


Mundzir bin Amr menceritakan tentang kisah orang-orang utusan Nabi yang biasa mengajarkan Al-Qur'an dan Sunnah kepada kaumnya.

Dalam kisah itu, ia menyebutkan bahwa Amir bin Thufail bertanya kepada Amr bin Umayyah, "Apakah engkau kenal rekan-rekanmu?"'Amr bin Umayyah menjawab, "Ya." Lalu Amir bin Thufail mengelilingi jenazah para syahid yang gugur dan menanyakan nasab mereka kepada Amr bin Umayyah, lalu bertanya, "Apakah kamu kehilangan salah scorang dari mereka?" Amr bin Umayyah menjawab,'Aku mencari budak Abu Bakar yang bernama Amir bin Fuhairah."

Amir bin Thufail bertanya lagi, "Bagaimana perilakunya?" Amr bin Umayyah menjawab, "Ia orang yang paling baik di antara kami."
Amir bin Thufail berkata, "Aku akan memberitahukan keadaan Amir bin Fuhairah. Ia tertusuk tombak di medan perang, lalu tombak itu lepas sendiri.

Kemudian jenazahnya diangkat ke langit, hingga, demi Allah, aku tidak bisa melihatnya lagi. Yang membunuhnya adalah seorang laki-laki dari suku Kilab bernama Jabbar bin Salma.
Ketika Jabbar berhasil menusuknya, ia mendengar Amir bin Fuhairah berkata, `Demi Allah, aku menang.'
Lalu Mundzir, menemui Dhahhak bin Sufyan al-Kilabi dan menceritakan kisah Amir bin Fuhairah.

Mundzir masuk Islam setelah mengetahui kisah Amir bin Fuhairah yang jenazahnya diangkat ke langit dan tiada satu orang pun yang seperti itu. Dhahhak menulis hadis yang disandarkan kepada Rasulullah Saw. yang menyatakan bahwa para malaikat menguburkan jenazah Amir bin Fahirah dan menempatkan nya di surga yang tertinggi. (Riwayat Al Waqidi dari Mash'ab bin Tsabit dari Abdul Aswad dari `Urwah)

Menurut riwayat Al-Baihaqi, jenazah Amir bin Fuhairah mungkin diangkat ke langit, diletakkan lagi ke bumi, lalu hilang, senada dengan riwayat Bukhari dari jalur `Urwah yang menyatakan bahwa jenazah Amir bin Fuhairah diangkat ke langit, kemudian diletakkan kembali ke bumi, dan sampai saat ini belum ditemukan.
Orang-orang mengatakan bahwa malaikat telah menguburkannya.


Isnin, 8 Oktober 2018

WASIAT -WASIAT IBN ARABI - WASIAT 5 : WASIAT IHWAL ZIKIR KEPADA ALLAH


Kitab Al-Washaya li Ibn al-‘Arabi

Hendaknya engkau berzikir kepada Allah dalam keadan sembunyi mahupun terang terangan, dalam keadaan sendiri mahupun berkumpulan.

Allah berfirman: Ingatilah kepada Ku, niscaya Aku akan ingat kepadamu (QS Al Baqarah,2.:152)

Jawapan atas zikir hamba kepada Nya adalah zikir Allah kepadanya.

Kesengsaraan apakah yang lebih besar di derita seorang hamba selain dosa?

Dalam keadaan sempit beliau berdoa: ‘Alhamdulillah ‘ala kulli hal (segala puji bagi Allah dalam segala keadaan).

Dan dalam keadaan lapang, beliau berdoa sebagai berikut: ‘Alhamdulillah al-Mun’im al-Mufdhil (segala puji bagi Allah yang memberikan nikmat dan memberikan keutamaan).

Jika engkau merasakan hatimu selalu melantunkan zikir kepada Allah dalam segala keadaan, nescaya hatimu akan diterangi dengan cahaya zikir.

Cahaya itu akan memberikan kepadamu al-kasyf (penyingkapan).
Dengan itu akan memberikan atau tersingkaplah segala sesuatu. Jika penyingkapan itu tampak, maka tampaklah pula rasa malu yang menyertainya.

Buktimu atas hal itu adalah perasaan malu yang menyertainya. Buktimu atas hal itu adalah perasaan malumu kepada tetangga dan kepada orang orang yang engkau miliki hak dan kemampuan.
Tidak pelik lagi, keimanan memberikan kepadamu pengagungan hak mu.

Allah SWT berfirman: Dan laki laki dan perempuan yang banyak mengingat Allah (QS Al Ahzab, 33:35).

Dan zikirlah yang paling agung adalah mengingati Allah dalam apa jua keadaanmu.

WASIAT -WASIAT IBN ARABI - WASIAT 4: WASIAT IHWAL PRASANGKA BAIK KEPADA TUHAN


Kitab Al-Washaya li Ibn al-‘Arabi

Berbaik sangkalah kepada Tuhanmu dalam setiap keadaan.
Dan kamu janganlah berburuk sangka, sebab engkau tidak tahu, apakah engau berada akhir hayatmu dalam setiap tarikan nafas yang keluar darimu, dan kemudian engkau meninggal serta menemui Allah dalam keadaan berbaik sangka, bukan dalam keadaan berburuk sangka kepada Nya. Engkau pun tidak tahu bahwa mungkin saja Allah menggenggammu pada suatu napas yang keluar darimu.

Tinggalkanlah perkataan orang yang menampakkan prasangka buruk dalam hidupmu dan memperlihatkan prasangka baik kepada Allah di saat kematian menyonsongmu.

Yang demikian ini tidak dikenal di kalangan para ulama yang sungguh sungguh mengenal Allah, kerana mereka bersama Allah dalam setiap tarikan nafas mereka.

Di dalam prasangka baik itu terdapat faedah dan pengetahuan tentang Allah, yakni bahwa engkau telah memenuhi dan menunaikan hak Nya.

Hak Allah atas dirimu ialah bahwa engkau beriman kepada firman Nya: Dan Kami jadikan kamu dalam keadaan tidak mengetahui (QS Al Waqiah,56:61).

Mungkin saja Allah menjadikan kamu dalam suatu tarikan nafas yang menurut kiraan atau pandangan mu, boleh menyebabkan kematianmu.

Engkau pun lantas kembali kepada Nya, padahal, engkau telah berprasangka buruk kepada Tuhanmu dan menemui Nya dalam keadaan demikian.

Diriwayatkan dari Rasulullah saw.

Tentang  apa yang diriwayatkan dari Tuhannya, bahawa Dia berfirman: “Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada Ku. Kerana itu, berbaik sangka lah kepada Ku.”

Dan bersangka baik tidaklah khusus berlaku pada waktu tertentu saja. Jadikanlah prasangkamu kepada Allah SWT sebagai pengetahuan bahawa Dia akan memaafkanmu dan menyerumu kepada prasangka baik ini sesuai dengan firman Nya: “ Wahai hamba-hamba Ku yang melampaui batas kepada diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah (QS Az-Zumar, 39:53).

Tidak ada mencegahmu dari hal itu, melainkan kamu harus mengakhirinya.