Catatan Popular

Ahad, 26 Februari 2023

TAMPAKNYA KEBENARAN SETELAH DATANG KESALAHAN

Imam Ahmad Syihabuddin Bin Salamah Al-Qulyuby

Alkisah ada seorang laki-laki Bani Kurdi bersama seorang raja dalam meja makan, tersedia 2 burung puyuh goreng, kemudian Kurdi mengambil 1 sambil tertawa, sang raja bertanya :

apa maksud tertawamu?

Kurdi menjawab : Aku telah merampok seorang pedagang, pada saat aku ingin membunuhnya, dia berlutut sehingga aku tak jadi membunuhnya. Ketika aku menoleh kesamping aku melihat 2 ekor burung puyuh diatas gunung.

Aku bertanya : apakah kalian berdua (burung puyuh) menyaksikanku ? aku adalah pembunuh yang dzolim, lalu aku membunuh pedagang tadi.

Raja mendengar cerita itu dan berkata : Demi Allah sungguh kedua burung itu telah menyaksikanmu ketika mengambil kuda dan pergi, kemudian memukul leher kuda itu.

 

MUKJIZAT NABI ISA DAN PENGHIANATAN PEREMPUAN

Imam Ahmad Syihabuddin Bin Salamah Al-Qulyuby

Suatu hari seorang lelaki Bani Israil punya istri paling cantik. Lelaki itu sangat mencintai istrinya. Tapi sayang, istri tercinta yang sangat cantik itu meninggal dunia.

Lelaki itu bersedih, sehingga selalu berada di kuburan sang istri. Hingga lewatlah Nabi Isa AS dan melihat lelaki itu berada di kuburan tersebut dan sedang menangis.

Nabi Isa kemudian bertanya kepada lelaki itu, “ Mengapa engkau menangis?? Lelaki itu bercerita tentang kehilangannya.

Dan Nabi Isa kembali bertanya, “ Apakah engkau senang kalau saya menghidupkannya lagi untukmu?”

 

Lelaki itu menjawab, “ Ya.” Lalu Nabi Isa berdoa untuk orang yang dikubur itu.

Lalu, keluarlah seorang lelaki berkulit hitam yang hidungnya mengeluarkan api. Selain itu, api juga keluar dari mata dan lubang-lubang lainnya. Rupanya dia mendapat siksa kubur.

Lalu, lelaki berkulit hitam yang dihidupkan itu berkata, “ Laa ilaaha illallah. Isa ruhullah.”

Dan pria yang memohon istrinya dihidupkan itu kemudian berkata, “ Wahai Nabiyullah, bukan kuburan ini, tapi yang ini.” Dia menunjukkan kuburan yang lain.

Nabi Isa kemudian berkata kepada orang hitam itu, “ Kembalilah ke tempatmu.” Dan lelaki berkulit hitam itu meningal lalu ditutupi tanah kembali.

Kemudian, Nabi Isa menoleh ke kuburan yang ditujuk dan berkata, “ Bangkitlah, hai yang berada di kuburan ini dengan izin Allah!”

Kuburan itu terbelah, dan muncullah seorang perempuan yang mengibaskan tanah dari kepalanya. Lalu, laki-laki itu berkata, “ Inilah istriku, hai ruhullah.”

Dan Nabi Isa berkata, “ Ambillah istrimu.”

Lelaki itu membawa istrinya pulang. Sampai di rumah, lelaki itu ingin tidur dan terlelap di pangkuan sang istri.

 

Tak berapa lama, pemuda tampan dari seorang raja lewat. Dan istri lelaki itu, yang baru saja dihidupkan Nabi Isa, jatuh cinta.

Kepala sang suami yang berada di pangkuan dilepaskan dan jatuh ke tanah. Perempuan itu mendekati pangeran tampan itu dan berkata, “ Ambillah saya.”

Anak raja itu kemudian membawanya. Sementara, sang suami yang bangun dari tidur bingung karena tak menemukan istri yang bari dihidupkan Nabi Musa.

Lelaki itu mencari, dan menemukan istrinya bersama sang pangeran. Lelaki itu berkata, “ Hai anak raja! Ini istriku. Oleh karena itu, lepaskan dia!”

Namun, istrinya ternyata tak mau dan berkata, “ Saya budak anak raja ini.”

Dan anak raja itu berkata, “ Apakah engkau cemburu terhadap budakku?”

Lelaki itu menjawab, “ Demi Allah, sungguh dia istriku. Sungguh Nabi Isa telah menghidupkannya setelah kematiannya untukku.”

Ketika perdebatan itu terjadi, lewatlah Nabi Isa. Lelaki itu berkata kepada Nabi Isa, “ Wahai Ruhullah. Apakah perempuan ini istriku yang telah engkau hidupkan untukku?”

Nabi Isa menjawab, “ Ya.” Namun perempuan itu berkata, “ Wahai Ruhullah, dia pembohong. Saya adalah budak putra raja ini.”

Dan Nabi Isa kemudian bertanya, “ Apakah engkau perempuan yang telah aku hidupkan atas izin Allah?”

Perempuan itu menjawab, “ Tidak, demi Allah. Wahai Ruhullah.”

Nabi Isa kemudian berkata kepada wanita itu, “ Kembalikan kepada saya apa yang telah saya berikan kepadamu!”

Perempuan itu kemudian jatih dan mati.

Lalu, Nabi Isa berkata, “ Barang siapa yang ingin melihat orang yang mati kafir lalu dihidupkan kembali dan beriman lalu mati dalam keadaan beriman, maka lihatlah lelaki yang berkulit hitam itu.”

“ Dan barangsiapa yang ingin melihat orang yang mati dalam keadaan beriman lalu dia dihidupkan oleh Allah lalu dia kufur dan mati dalam keadaan kufur, maka lihatlah perempuan ini.”

Lalu, laki-laki itu bersumpah tidak menkah lagi setelah peristiwa itu. Lalu pergi ke padang pasir untuk beribadah kepada Allah sepanjang hayatnya.

 

SEBAGIAN DARI MUKJIZAT NABI SAW DAN ANUGERAHNYA

Imam Ahmad Syihabuddin Bin Salamah Al-Qulyuby

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah ra, ia berkata,

"Aku keluar bersama Rasulullah pada perang Dzat ar-Riqa’, dari Nakhl dengan mengendarai seekor unta yang lemah.

Ketika Rasulullah kembali dari perang Dzat ar-Riqa’, teman-temanku dapat berjalan dengan lancar, sementara aku tertinggal di belakang hingga beliau menyusulku.

Beliau bersabda kepadaku, "Apa yang terjadi denganmu, wahai Jabir?"

Aku menjawab, "Wahai Rasulullah, untaku berjalan sangat pelan."

Beliau bersabda, "Suruh ia duduk!" Aku mendudukkan untaku dan beliau juga mendudukkan untanya.

Setelah itu beliau bersabda, "Berikan tongkatmu kepadaku!" Atau beliau bersabda: "Potongkan sebuah tongkat untukku dari pohon itu."

Lalu aku pun mengerjakan perintah Rasulullah SAW., dan beliau mengambil tongkat yang dimintanya. Beliau menusuk lambung untaku beberapa kali kemudian bersabda, "Naikilah untamu!" Aku segera menaikinya.

Demi Allah yang mengutus beliau dengan membawa kebenaran, untaku mampu menyalip unta beliau.

Kami bercakap-cakap, kemudian beliau bersabda, "Wahai Jabir, apakah engkau bersedia menjual unta mu kepadaku?"

Aku menjawab, "Tidak wahai Rasulullah, namun aku akan menghibahkannya kepadamu."

Beliau bersabda, "Juallah untamu ini ke padaku!"

Aku menjawab, "Kalau begitu, hargailah untaku ini." Beliau bersabda, "Bagai mana kalau satu dirham?" Aku menjawab, "Tidak, wahai Rasulullah, kalau harganya seperti itu, engkau merugi kanku."

Beliau bersabda, "Dua dirham?" Aku menjawab, "Aku tidak mau seharga itu, wahai Rasulullah." Beliau terus me naikkan penawaran hingga harga unta itu mencapai satu uqiyah (kira-kira setara dengan 40 dirham).

Aku berkata, "Wahai Rasulullah, apakah engkau ridha dengan harga itu?"

Beliau menjawab, "Ya." Aku berkata, "Kalau begitu unta ini menjadi milikmu."

"Ya, aku telah terima" jawab beliau lalu bersabda, "Wahai Jabir, apakah engkau sudah menikah?" "Sudah, wahai Rasulullah," Jawabku.

Beliau bertanya, "Dengan gadis ataukah janda?", "Dengan janda," Jawabku.

Beliau bersabda, "Kenapa engkau tidak menikahi seorang gadis hingga engkau bisa bercanda dengannya dan ia bisa bercanda denganmu?"

Aku menjawab, "Ayahku gugur di perang Uhud dan meninggalkan tujuh orang anak perempuan. Aku menikahi seorang wanita yang dewasa sehingga bisa mengurus dan mengasuh mereka."

Beliau bersabda, "Engkau benar, insyaAllah. Bagaimana jika telah tiba di Shirar (Sebuah tempat kira-kira 5 km dari kota Madinah) nanti aku perintahkan penyiapan unta untuk disembelih, kemudian kita adakan jamuan daging unta pada hari tersebut hingga istrimu mendengar kabar tentang kita dan ia melepaskan bantalnya?"

"Aku tidak memiliki bantal wahai Rasulullah," jawabku.

Beliau bersabda, "Engkau akan memilikinya insyaAllah. Karena itu, jika engkau telah tiba di rumahmu, maka lakukanlah perbuatan orang cerdik."

Setibanya di Shirar, Rasulullah SAW, memerintahkan para sahabat untuk menyiapkan unta dan kemudian disembelih. Kami mengadakan jamuan makan pada hari itu.

Pada sore hari, beliau masuk ke rumah, dan kami pun masuk ke rumah kami. Aku ceritakan kisah ini dan sabda Rasulullah kepada istriku.

Istriku berkata, "Lakukanlah itu, dengar dan taatlah."

Esok paginya aku membawa untaku, menuntun dan mendudukkannya di depan pintu masjid Rasulullah, kemudian aku duduk di dekat masjid.

Ketika beliau keluar dan melihatnya, beliau bersabda, "Apa ini?" Para sahabat menjawab, "Ini unta yang dibawa Jabir."

Beliau bersabda, "Di mana Jabir?" Aku pun di panggil, kemudian beliau bersabda, "Wahai anak saudaraku, ambillah unta mu, karena ia menjadi milikmu!"

Beliau memanggil Bilal dan bersabda kepadanya, "Pergilah bersama Jabir, dan beri kan kepadanya Wang satu uqiyah!"

Aku pergi bersama Bilal, dan kemudian ia memberiku wang satu uqiyah dan memberi sedikit tambahan kepadaku.

Demi Allah, pemberian beliau tesebut terus berkembang dan bisa dilihat tempatnya di rumahku hingga aku mendapat musibah di perang al- Harrah belum lama ini.

AKIBAT PERBUATAN KEJI

Imam Ahmad Syihabuddin Bin Salamah Al-Qulyuby

Dikisahkan bahwa pada zaman Bani Israel terdapat seorang laki-laki  yang mandul yang mana tidak mempunyai anak dan pada saat dia keluar dia melihat seorang anak, dia terhenti dan masuk ke rumahnya dan membunuhnya.

setelah itu dilemparkannya di dalam gudangnya.

Laki-laki tersebut bersama seorang perempuan yang menangis karena kejadian tersebut sambil berkata : jangan begitu, kemudian laki-laki itu berkata :

sesungguhnya jika Allah menghukumku atas sesuatu pasti Allah akan menghukumku pada saat aku melakukan hal tersebut, kemudian perempuan itu berkata :

Sesungguhnya Allah tidak membiarkanmu tapi kalau kamu sudah penuh (dosa) pasti Allah menghukummu.

Kemudian pada suatu hari laki-laki itu keluar dan melihat dua anak laki-laki bersaudara yang ke dua-dua nya lemah.

Kemudian laki-laki tadi berhenti dan mengajak ke dua dua anak itu ke rumahnya kemudian membunuhnya setelah itu dilemparkan dalam gudangnya, kemudian bapak ke dua-dua anak itu mencari tapi tidak menemukannya, lalu bapa itu pergi ke Nabi menjelaskan semua yang terjadi, setelah itu Nabi bertanya :

“apakah ke dua-dua anakmu bermain seperti biasanya ?

Bapak itu menjawab: “ya, sejak kecil keduanya bermain dengan seorang laki-laki.

Nabi berkata: datangkanlah padaku laki-laki yang bermain dengan anakmu, lalu didatangkanlah laki-laki itu oleh bapak tadi, setelah itu Nabi meletakkan cincinnya di antara kedua matanya lalu dilepaskannya.

Nabi berkata : ikutilah cincin itu dan lihatlah setiap rumah yang dia masuki dari penduduk Israel maka kau akan mendapat penjelasan, kemudian cincin itu menemukan lubang di sebuah rumah kemudian  menyusupnya dan orang-orang mengikuti dari belakang kemudian menggalinya dengan kedua kakinya sampai mereka menemukan ke dua dua anak tadi dalam keadaan sudah terbunuh bersama banyaknya anak-anak.

Kemudian Nabi menyuruh mereka untuk mendatangkan laki-laki tadi dan menyuruh untuk menyalibnya.

Pada saat disalib, wanita yang pernah memperingatkannya itu datang dan berkata: aku sudah memperingatkanmu dengan hal ini, sesungguhnya Allah itu tidak membiarkanmu, sesungguhnya sekarang kantongmu sudah penuh (dosa).

MENGHINDARKAN DIRI DARI MELIHAT SESUATU YANG DIHARAMKAN

Imam Ahmad Syihabuddin Bin Salamah Al-Qulyuby

Alkisah Sebagian 'ulama menceritakan tentang seorang laki- laki yang bertemu seorang perempuan kemudian dia melihatnya maka menjadilah ia orang yang terhina.

Kemudian dia berkata: ya Allah Engkau telah menciptakan penglihatan untukku yang mana dengan penglihatan itu aku bisa melihat nikmatmu dan sesungguhnya aku takut penglihatan itu akan memurkaiku untuk itu hilangkanlah, kemudian pada saat itu juga dia menjadi buta.

Pada suatau hari Ibnu Akhin pergi ke masjid dia dituntun oleh seorang anak kecil, setelah sampai di masjid anak itu meniggalkannya untuk bermain bersama teman- temannya.

Suatu saat Ibnu Akhin membutuhkannya kemudian memanggilnya anak itu datang kemudian kembali lagi bermain.

Di masjid Ibnu Akhin menyadari apa yang melanda dirinya kemudian dia memanggil anak tadi, akan tetapi anak tersebur tidak mau.

Kemudian Ibnu Akhin memandang kelangit sambil berdoa : ya Allah, ya Tuhanku sungguh Engkau telah memberikanku penglihatan, yang dengan penglihatan itu aku bisa melihat ni'mat  Mu dan aku khawatir dengan adanya penglihatan itu aku mendapat murkamu.

Aku meminta supaya Engkau mengabulkan permintaanku, sungguh aku membutuhkan penglihatan itu  maka aku meminta pada Mu ya Allah, apabila engkau akan mengembalikan maka kembalikanlah.

Maka pada saat itu juga dia dapat melihat dan dia kembali dalam keadaan melihat.

 

MENGALAHKAN NASFU DEMI MENDAPAT RIDHA ALLAH

Imam Ahmad Syihabuddin Bin Salamah Al-Qulyuby

Ada seorasng fakir, istri dan anak-anaknya selama tiga hari belum makan.

i istri berkata suami “ wahai suamiku ! tidakkah kamu lihat anak-anak , wajah mereka telah berubah pucat, mereka tidak sesabar, dan sekuat seperti kita.

Sang suami menjawab “ aku sudah berkeliling kepada orang yang mau meperkerjakan aku dengan upah 2 dirham untuk memenuhi kebutuhan makan anak-anak, akan tetapi aku tidak mendapatkannya seseorangpun.

Walaupun api berada di atas ubunku karenanya.

Kemudian istrinya berkata “ ambillah baju besi ini lalu juallah!! Nanti hasil penjualannya belikanlah makanan untuk mereka.

Si suami lalu mengambil baju besi itu lalu menjualnya seharga dua dirham. Ia berjalan untuk membeli makanan.

Di tengah perjalanan ia mendengar seseorang berkata

“ kasihanilah aku karena mengharap ridha Allah dan karena cinta kepada Rasulullah. Wahai orang yang……………    Allah zat yang maha kaya, demi Allah saya tidak mempunyai sesuatupun di dunia ini.

Lalu orang fakir tadi berkata kepadanya “ ambillah uang 2 dirham ini karena Allah dan karena cinta kepada Rasulullah ! setelah itu si fakir merasa malu untuk menghadap istrinya tanpa membawa makanan, ia takut jika nanti akan disakiti hatinya dengan kata-kata  yang jelek dari sang istri.

Lalu ia berjalan ke masjid untuk shalat dan bertafakkur apa yang telah ia lakukan.

Ketika menjelang malam ia pulang kepada sang istri dan anak-anaknya dan ia sampainya sudah lewat kepulangannya.

Istrinya membentak “ apa yang kau lakukan dengan baju besi itu sedangkan kamu telah meninggalkan anak-anak kita dalam keadaan kelaparan.

Lau si fakir menceritakan apa yang telah terjadi yakni apa yang telah dilakukannya tentang seorang peminta-minta, dikasihnya si peminta-minta tersebot.

Si isteri berkata “ apabila kamu telah benar-benar telah melakukan pekerjaan karena Allah maka Allah adalah zat yang maha kaya , sebaik-baik pekerjaan adalah apa yang telah kamu kerjakan bersama Allah.

Si istri melanjutkan kata-katanya “ ambillah………                                                     lalu juallah dan belikan makanan untuk kami.

Ia berkeliling membawa itu akan tetapi tidak ada seorangpun yang mau membelinya sampai-sampai ia merasa putus asa kelelahan.

Pada waktu ia berkeinginan pergi kepada istrinnya tiba-tiba ada seorang nelayan yang membawa satu ikan yang sangat besar yang sedang di timbang, si fakir berkata

“ wahai saudaraku! Ambillah barangku ini yang tidak laku dan berikanlah ikanmu itu ! si nelayanpun menyetujui apa yang telah dikatakan dsi fakir, lalu si nelayan memberikan ikan yang besar tersebut.

Lalu si fakir memberikannya ke sang istri, pada waktu si istri melihat ikan itu wajah suka cita terpancar padanya dan dengan segera ia membelah perut ikan.

Di dalam pertut ikan itu ia melihat sesuatu yang belum pernah ia kenal. Kemudian sang suami mengambilnya dan dibawa kepada para pedagang.

Setelah para pedagang mengamati benda tersebut mereka berkata “ ini bukan;lah sekedar batu biasa.

Benda itu adalah sebuah batu permata yang sangat berharga mempunyai nilai yang tinggi. Setelah dihitung hitung harga batu permata itu bernilai 10 ribu dirham . sang suami membawa wang hasil penjualan batu permata itu kepada istri dan keluarga , mereka sangat senang dan hilanglah rasa sedih dan susah, tiba-tiba datanglah seorang peminta-minta berada di depan pintu dengan berkata

“ wahai hamba Allah!!! berilah aku sedikit sesuatu dari apa yang telah diberikan allah kepadamu ! kemudian si suami bergegas keluar dan berkata kepadanya ! apa yang telah Allah berikan akan kami ambil setengah, setengahnya yang lain adalah untuk kamu seorang, jika saja anda masih merasa kurang , kami juga sanggup akan memberimu dengan lebih.

Si peminta menjawab iya. Lalu ia pergi mengambil keranjang untuk membawa barang yang akan dikasihkan kepadanya.  akan tetapi, si peminta itu tidak kembali lagi sedangkan si suami menanti-nanti kedatangannya sampai ia tertidur dan bermimpi.

Dalam mimpinya ia bertanya kepada si peminta mengapa ia tidak kembali lagi. Si peminta itu menjawab ” aku bukanlah seorang peminta-minta aku adalah malaikat yang diutus Allah untuk menguji kesabaranmu atas apa yang telah allah berikan kepadamu .

Serta saya datang kepadamu untuk memberikan kabar gembira bahwa Allah telah menerima dua dirhammu dan menggantinya dengan memberi beberapa dirham ini di akherat nanti Allah juga, akan memberimu sesuatu yang belum pernah di lihat mata, di dengar oleh telinga dan terpetik dalam hati manusia, karena kamu telah beramal dengan ikhlas mengharap ridha Allah.

Allah tidak pernah menyia-nyiakan amalmu di dalam kitab yang telah Allah turunkan kepada para nabinya. 

TIPUDAYA PELACUR TERHADAP HAMBA PILIHAN

Imam Ahmad Syihabuddin Bin Salamah Al-Qulyuby

Di kisahkan dulu, di zaman bani israil terdapatlah seorang hamba yang soleh yang menyendiri beribadah kepada Allah di sebuah tempat ibadah tua.

Pemimpin desa tersebut mendatanginya setiap hari pada waktu pagi dan sore hari. Dengan begitu banyak sekali orang yang membencinya. Kemudian mereka bersepakat untuk menggodanya dengan mengirimkan wanita penggoda yang paling cantik di zamannya.

Suatu malam, wanita penggoda datang kepada hamba Allah tadi dan berteriak

“ Wahai hamba Allah yang paling taat beribadah dibanding dengan manusia dan jin!! Aku bertanya kepadamu demi Allah Zat yang Maha Esa, Maha Pemberi, demi Nabi Musa ibn maryam, dan demi Nabi Muhammad yang diutus di akhir zaman akankah kamu akan selamat dari godaanku malam ini, yakni ; dapatkah kamu mengalahkan semua bujukan syetan??” kemudian malam menjadi gelap, desa….

Pada waktu wanita pelacur berada di tempat ibadah hamba soleh, ia menyibakkan pakaian di hadapannya, berdiri telanjang bulat, seluruh tubuhnya terlihat oleh hamba tadi.

Si hamba lalu memejamkan matanya dan menjaga dirinya dari perempuan tadi sambil berkata:

“ apakah kamu tidak malu terhadap Zat yang melihatmu, mengetahui segala yang kaulakukan secara rahasia maupun terang-terangan?? 

Perempuan tadi menjawab “ kamu harus merasakan kecantikanku dan kemolekanku! Si hamba menyahutnya

“ celaka kamu….! Apakah kamu menerima ( sabar ) , merasakan kenikmatan sekejap sedangkan api menyala-nyala menghampiri badan, dan menghapus ibadahku yang telah aku lakukan selama bertahun-tahun.

Perempuan tadi menggodanya lagi, lalu si hamba berkata

“ perhatikan api kecil itu lentera itu dpenuhi minyak tanah, dan dimasuki tali sumbu, si perempuan tetap memperhatikan ke arah lentera itu.  Kemudian si hamba memasukkan jempol tangannya ke dalam nyala api, lama-kelamaan nyala api itu menjalar ke jari telunjuknya si hamba belum juga menarik tangannya sampai-sampai telapak tangannya terkena sengatan api kecil itu, sambil berkata:

“ ini adalah api dunia, bagaimana dengan api neraka nanti ? “

Perempuan tadi menjerit dengan kerasnya dan mati seketika. Si hamba bingung dengan keadaan ini, ia menutupi perempuan tadi dengan pakaiannya dan berajak untuk melakukan shalat.

Si iblis tahu akan keadaan itu lalu berteriak di keramaian kota “ sungguh si fulan yang taat beribadah telah zina dengan si fulanah, kemudian ia membunuhnya di suraunya.

Pemimpin negara mendengar kabar si iblis tadi, lalu bergegas menemui si hamba tadi untuk menanyakan berita itu, si hambapun menjawabnya dengan jujur.

Beliau bertanya “ dimana si fulanah”? ia di sisiku  “ jawab si hamba.

Katakan kepada si fulanah supaya ia menemuiku sekarang juga! “ si hamba mejawab ; ia sudah mati.

Sang amir menduga bahwa apa yang telah ia dengar itu benar, lalu beliau berkata lagi :

“ wahai sang zayid…! Kamu bertahun-tahun tekun beribadah kepada Allah, kenapa kamu tidak takut terhadap alam ghaib dan alam syahadah ( persaksian ), mengapa ibadahmu tadi kamu jual dengan membunuh hambaNya, tidakkah kamu merasa takut apa yang telah kamu  akukan ini besrta akibatnya??

Si hamba tadi tertegun atas ucapan sang amir yang hebat ini, ia tidak tahu harus menjawab bagaimana. Lalu sang amir memerintahkan untuk merobohkan suraunya, memborgol tangannya dengan rantai, dan meyeretnya ke tempat penyiksaan.

Sedangkan perempuan tadi dibawa oleh tentera sang amir dengan ditaruh di atas papan kayu. Sang amir memerintahkan supaya abid tadi di salib, diperlakukan seperti kebiasaan orang yang telah melakukan perzinaan di negara itu, tidak ada yang boleh menolongnya, mencegah dan atau memintakan keringanan siksa baginya.

Ketika gergaji telah diletakkan leher si abid, ia mengaduh dan berkata dengan lesan dan hatinya

“ wahai zat yang mengetahui segala rahasia” tiba-tiba ia mendengar seruan “ berhentilah meminta kepadaku, penduduk langitku menangis atasmu, sungguh…! Aku adalah zat yang memperhatikan apa yang telah kamu lakukan dalam situasi apapun, andai saja kamu mengaduh lagi niscaya langit pun mengaduh.

Setelah itu Allah mengembalikan ruh perempuan tadi pada jasadnya, perempuan tadi berteriak:

“ Demi Allah, ia adalah orang yang terzalimi, ia tidak zina denganku, sekarang ini aku masih perawan.

Perempuan tadi lalu menceritakan apa yang dilakukan si abid dengan tangannya, lalu mereka membuktikan cerita itu dengan melihat tangan si abid dan ternyata yang dilihat oleh mereka sesuai dengan yang telah diceritakan oleh perempuan tadi.

Sang amir menyesal atas perbuatannya kepada sang abid, beliau berkata “ ini adalah peristiwa yang sangat besar”

Si abid menghela nafas terakhir kalinya , mati.

Mereka memakamkannya bersama perempuan tadi  setelah perempuan tadi mati yang kedua kalinya.

 

PENGALAMAN KEROHANIAN MENGKAGUMKAN HAMBA PILIHAN

Imam Ahmad Syihabuddin Bin Salamah Al-Qulyuby

Dikisahkan ; dari Ibrahim al Khawwas r a , ia berkata

“ sebagian orang terhormat menanyakan kepadaku mengenai kejadian menakjubkan yang pernah aku alami pada waktu rihlahku ( beriadah )

Aku bercerita kepada mereka “ di waktu luangku aku pergi ke tepi pantai selama beberapa hari, bahkan sampai beberapa bulan. Di sana aku membuat keranjang jerami untuk saya lemparkan ke pantai. Pada suatu hari aku akan mencarinya sampai mana keranjang tadi mengikuti aliran pantai ini.

Di hari berikutnya aku berada di tepi pantai baru sebentar tiba-tiba aku bertemu di dengan seorang wanita tua renta sedang menangis.

Aku bertanya kepadanya “ apa yang membuatmu menangis? “ ia menjawab “ saya mempunyai 5 anak perempuan, ayahnya telah meninggal, dan kami hidup dalam kemiskinan”.

Saya tidak tahu apa yang bisa saya lakukan, lalu aku pergi ke tepi pantai  ini. Di sini aku menemukan keranjang jerami, aku mengambilnya dan kubawa pulang kemudian aku jual untuk dibelikan makanan bagi anak-anak. Hal ini kemudian menjadi kebiasaanku selama berhari-hari. Sehingga saya sampai sekarang bisa memberikan makanan untuk anak-anakku dan untukku sendiri.

Pada hari ini, aku datang ke pantai ini dan tidak melihat keranjang jerami satu pun , sedangkan anak- anakku menunggu kedatanganku.

Setelah aku mendengarkan cerita perempuan tua tadi , aku menangis daa mengadu kepada Allah “ ya Allah….! Andai saja aku tahu kalau dia mempunyai lima anak perempuan niscaya aku akan lebih keras dalam bekerja.

Lalu aku berkata kepadanya “ kamu tidah usah sedih, aku adalah seorang pembuat keranjang jerami, kemudian aku mengantarnya pulang ke rumahnya.

Setelah itu aku pergi untuk bertafakkur ciptaan Allah, Lalu ku tidur di bawah sebuah pohon besar, tiba-tiba datanglah setan kepadaku dan berkata “ pergilah dari situ ! aku menjawabnya “ enyahlah dariku, aku ingin istirahat!! Ia menimpali kataku lagi “ wahai khawwas …!

Dibelakang sana ada beberapa anak dalam keadaan kelaparan, bagaimana kamu  isa tidur?

Aku sadar, ini adalah sebuah nasehat bagi diriku, hilanglah dari kedua mata ku rasa kantuk, lalu aku terperanjat berdiri, setan itu berkata lagi “ aku membawa dua barang “ halal dan haram, yang halal berupa buah anggur yang aku petik dari gunung ini dan yang haram berupa 2 ikan hut yang aku pinta dari 2 nelayan, aku bertemu mereka dan melihat salah satu diantaranya berkhianat kepada satunya yang lain.

Ambillah barang halal ini dan tinggalkanlah barang yang haram.

Aku mengambil anggur tadi kemudian aku pergi kepada perempuan tadi, aku mengunjunginya setiap pagi dan sore hari.

Suatu hari, pada saat aku bersama-sama dengan para jamaah, tiba-tiba  kami mendengar suara gemuruh yang tidak mengenakkan, aku keluar menelusuri lorong dimana suara iru berasal, aku mencari-carui sebentar kemudian aku kembali ke masjid melewati lorong tadi.

Tiba-tiba ada seekor anjing menggonggong kepadaku dan berdiri di hadapanku, aku pergi ke masjid, bertafakkur sebentar lalu balik lagi ke tempat tadi.

Pada waktu anjing tadi melihatku, ekornya bergerak-gerak lalu aku mendekat ke pintu rumah. Tiba-tiba ada seorang pemuda tampan keluar dari pintu tadi memandangku sambil berkata.

” Kamu tak usah menggubris gonggongan anjing itu, karena anjing itu tidaklah liar bagi orang yang telah ia kenal, bahkan ia bisa memahami apa yang aku tulis.

Tapi ingatlah “jangan sekali-kali kamu mengulangi apa yang telah kamu lakukan itu.

KISAH IBRAHIM BIN ADHAM DINASIHATI SEEKOR HARIMAU

Imam Ahmad Syihabuddin Bin Salamah Al-Qulyuby

Ketika berada di Mekkah dalam rangka melaksanakan ibadah haji, Ibrahim bin Adham tiba-tiba merasakan udara sangat dingin. Tak kuasa menahan, ia pun pergi menunju gua yang berada pada sebuah gunung. Tanpa ia tahu, gua tersebut ternyata adalah rumah seekor harimau.

Tak beberapa lama setelah Ibrahim berada di sana harimau penunggu gua itu datang. Merasa ada orang asing di dalam rumahnya, harimau itu bertanya, “Siapa yang berani memasukkan kamu ke sini tanpa izin dariku?”.

“Maaf, aku adalah orang tersesat. Anggap saja aku ke sini sebagai tamumu,” jawab Ibrahim.

Harimau itu memaklumi. Ia lantas tidur di samping Ibrahim. Oleh karenanya, Ibrahim merasa aman. Malam itu, Ibrahim tidak tidur, melainkan membaca Al-Qur’an semalam suntuk.

Esok harinya, ketika Ibrahim akan keluar gua, tiba-tiba si harimau menasihati. Harimau itu menyarankan agar Ibrahim menghindari sifat ‘ujub (berbangga diri). Pasalnya, bewan buas ini ternyata mengetahui isi hati Ibrahim yang terlewat percaya diri menyatakan bisa berada di samping harimau dengan aman (karena tidak dimangsa).

“Aku sebenarnya sudah tiga hari tidak makan apa-apa. Kalau engkau sebagai tamuku, niscaya aku pasti akan mememakan mu,” jawab si harimau.

Aman dari harimau, Ibrahim lantas mengucapkan hamdalah. Ia keluar dari gua itu.

Singkat cerita, kini, ibadah haji yang dilakukan Ibrahim telah selesai dan ia pulang ke rumah.

Dalam perjalanan pulang itu, tiba-tiba Ibrahim ingin memakan buah delima. Maklum, sudah dua puluh tahun ia tidak memakan buah ini. Saat itu, setiap ingin makan delima, ia selalu menahannya.

Keinginan hati Ibrahim untuk makan delima itu semakin kuat. Bahkan hatinya sampai menyatakan kata-kata ancaman. “Wahai Ibrahim, jika engkau tidak menuruti kemauanku ini, niscaya aku tak akan mau diajak untuk beribadah”.

Ibrahim berjanji kepada dirinya sendiri, bila sudah berada di tempat yang ramai, ia akan mencari delima untuk dimakan.

Di tengah perjalanan, ia menemukan sebuah pohon.

Setelah iditeliti, ternyata pohon ini benar-benar pohon delima. Setelah dilihat-lihat, pohon itu berbuah. Ibrahim mengambil satu buah delima dimakan. Ternyata rasanya asam.

BERKAH MEMBERI KEGEMBIRAAN DI HARI ASYURA

Imam Ahmad Syihabuddin Bin Salamah Al-Qulyuby

Suatu hari, bertepatan dengan Asyura ada seorang fakir yang memiliki tanggungan anak pergi ke rumah tuan Qadi (hakim).

Sebetulnya dia enggan meminta karena dia juga seorang Alawiyyin, akan tetapi melihat anaknya yang sudah berhari-hari tidak makan ia pun pergi menuju kota.

Untuk menuju ke kota, ia harus berjalan cukup jauh melewati padang pasir. Akhirnya, tibalah ia di rumah tuan Qadi.

Ia pun menceritakan keadaannya. “Inii rajulun fakirun dzu ‘iyalin (saya ini lelaki fakir yang punya banyak tanggungan keluarga). Hari ini bertepatan 10 Muharam, saya mau minta kepada anda tidak banyak: 10 potong roti, 10 potong daging, dan wang 2 dirham,” kata si fakir. “Iya, nanti siang anda ke sini lagi,” jawab Qadi.

Lalu pulanglah ia ke desa, sementara itu anaknya melihat kedatangan sang ayah merasa gembira. Berharap membawa sesuatu untuk dimakan.

Akan tetapi kali ini ia pulang dengan tangan hampa. “Sabar ya nak, nanti siang ayah kembali lagi ke sana,” jawab sang ayah.

Siangnya, si fakir kembali menemui Qadi dan mendapat jawaban sama. “Maaf, nanti sore kembali lagi ya” jawab Qadhi.

Jawaban tersebut terulang lagi, ketika pada sore harinya si fakir menemui Qadii. Bahkan, ia justru mendapat makian dari Qadi karena meminta-minta.

Merasa sedih dan tidak berdaya lagi, ia pun berdoa kepada Allah. “Ya Allah! Mata mana yang tega melihat kondisi anak saya? Telinga mana yang mampu mendengar ratap tangisan anak saya? Mulut mana yang mampu menjawab pertanyaan anak saya!” pinta fakir.

Maka ia pun pulang dengan langkah longlai. Namun, di tengah jalan ia bertemu dengan seorang Nasrani bernama Saiduk. “Ada apa, kenapa menangis?” tanya Saiduk.

“Jangan tanya kondisi saya,” jawab fakir. “Saya tanya, billahi, mengapa kamu menangis?” tanya Saiduk kembali.

Akhirnya, ia menceritakan kisahnya kepada Saiduk dan membuatnya iba, kemudian ia bertanya. “Saat ini kalau dalam Islam, hari apa?” tanya Saiduk.

“10 Muharram. Ini hari yang penuh berkah,” jawab fakir.

“Kalau begitu saya ingin memberi kepada anda, lebih dari yang anda minta,” jawab Saiduk.

Tidak hanya itu, bahkan Saiduk berjanji untuk selalu memberi bantuan kepada si fakir. Hal ini membuat fakir bahagia. Ia pun pulang dengan disambut gembira anak-anaknya, sebab kali ini ia pulang dengan membawa sejumlah makanan dan wang.

“Ya Allah, orang yang membuat kami senang, maka buatlah dia gembira, secepatnya,” ungkap anak-anaknya.

Sementara itu, pada malam harinya tuan Qadi bermimpi. Ia mendengar suara tanpa rupa (hatif). “Angkat kepalamu!” Dilihatnya dua rumah istana yang terbuat dari emas dan perak.

“Ini untuk siapa?” tanya Qadi. “Sesungguhnya untuk kamu, seandainya kamu melayani kebutuhannya orang fakir tadi, tapi karena kamu tidak melayani, maka ini diberikan kepada Saiduk,” jawab hatif.

Esok hari, tua Qadi bergegas menuju ke rumah Saiduk untuk menanyakan perihal mimpi semalam.

“Wahai Saiduk, amal kebajikan apa yang telah kamu lakukan semalam?” tanya Qadi.

Saiduk pun menceritakan kembali, tentang seorang fakir yang bertemu dengannya semalam.. “Baiklah Saiduk, apa yang kau berikan kepada orang fakir tersebut, saya ganti 100.000 dirham,” kata Qadi.

Namun, di luar dugaan tawaran tersebut ditolak  Saiduk.

“Tuan Qadi, jangankan sejumlah yang anda tawarkan. Seandainya diberi dunia ini penuh dengan emas, tidak akan saya berikan. Sekarang saksikan dan pegang tangan saya, Asyhadu an laa ilaaha illa Allah wa Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah,” tukas Saiduk yang akhirnya ditakdirkan Allah menjadi orang yang beruntung, sesuai dengan namanya.