Catatan Popular

Selasa, 28 Julai 2015

KAMUS ILMU TASAWWUF ’B’



BA ALAWI
Tarekat Ba Alawi atau  Alawiyyah merupakan salah satu tarekat mu’tabarah dari 41 tarekat yang ada di dunia. Tarekat ini berasal dari Hadhramaut, Yaman Selatan dan tersebar hingga ke berbagai negara, seperti Afrika, India, dan Asia Tenggara (termasuk Indonesia).
Tarekat ini didirikan oleh Imam Ahmad bin Isa al-Muhajirlengkapnya Imam Alawi bin Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir — , seorang tokoh sufi terkemuka asal Hadhramat pada abad ke-17 M. Namun dalam perkembangannya kemudian,
Tarekat Alawiyyah dikenal juga dengan Tarekat Haddadiyah, yang dinisbatkan kepada Sayyid Abdullah al-Haddad, selaku generasi penerusnya. Sementara nama “Alawiyyah” berasal dari Imam Alawi bin Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir.
Tarekat Alawiyyah, secara umum, adalah tarekat yang dikaitkan dengan kaum Alawiyyin atau lebih dikenal sebagai saadah atau kaum sayyid – keturunan Nabi Muhammad SAW – yang merupakan lapisan paling atas dalam strata masyarakat Hadhrami. Karena itu, pada masa-masa awal tarekat ini didirikan, pengikut Tarekat Alawiyyah kebanyakan dari kaum sayyid (kaum Hadhrami), atau kaum Ba Alawi, dan setelah itu diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat muslim lain dari non-Hadhrami.

BADAWIYAH
Tarekat sufi Badawiyyah atau Ahmadiyyah, ditubuhkan pada abad ketiga belas di Mesir oleh Hazrat Ahmad al-Badawi (anhu radiaAllah). Hazrat Ahmad al-Badawi (anhu radiaAllah) adalah salah satu daripada 4 kutub  yang memegang dunia ini yang nizham semua Auliya Allah.

Beliau dilahirkan di Fez, Maghribi pada 596 H dan meninggal di Tanta, Mesir pada 675 AH. Ia terkenal kerana perilaku pertapa, dan juga dikenali mempunyai banyak mukjizat.

Silsila ini, sangat popular semasa pemerintahan Ottoman Mamluk Mesir. Sultan Mamluk sering disokong 'Mawlids' tempat istirahat  Sheikh Ahmed al-Badawi (radiaAllah anhu) dilembah dataran bandar sungai Nil dari Tanta.

Selama tempoh Uthmaniyyah, ia menyebar ke Turki dan Tekkes ada beberapa zawiyas di Istanbul banyak yang bertahan sampai tertubuhnya Kerajaaan Republik Turki.

Cabang- cabang Tarekat dan Silsilahnya
Asy-Syaikh Ahmad al-Badawy adalah seorang wali Allah yang sangat terkenal di negara Mesir. Dia juga adalah pengasas ath-Thariqah al-Ahmadiyyah, yang dikenali juga sebagai ath-Thariqah al-Badawiyyah.
 Dan ath-Thariqah al-Ahmadiyyah pula, telah berpecah kepada beberapa cabang dan ranting lain, seperti
ath-Thariqah al-Anbabiyyah
ath-Thariqah al-Bandariyyah,
ath-Thariqah al-Baiyimiyyah,
ath-Thariqah al-Halabiyyah,
ath-Thariqah al-Hammidiyyah,
ath-Thariqah al-Kannasiyyah,
ath-Thariqah as-Salamiyyah,
ath-Thariqah asy-Syinnawiyyah,
ath-Thariqah as-Suthhiyyah,
ath-Thariqah az-Zahidiyyah


BADI BILA BADI
Berbagai kedaaan rohani, cahaya-cahaya ilahiyyah an kejernihan zikir yang terlintas dalam hati  orang-orang ahli maktifat


BADI    
Sesuatu yang muncul dalam hati pada saat ia berada dalam keadaan kerihaian
tertentu.

BAI’AH
Janji taat setia
Salah satu tata cara yang harus dilewati untuk memperoleh ilmu Syaththariah yang diisikan kedalam rasa hati;

Memperoleh keberkahan ilmu tentang Zat Allah dari Guru yang hak dan sah; untuk memenuhi firman Allah dalam QS: 48. Al-Fath; 10.
Beriman yang Ma’rifatun : 1. (Syath) Orang yang hati nuraninya telah mengenal dan mengetahui Ada dan Wujud Diri-Nya Dzat Yang Al-Gahib (lih. Al-Ghaib).
Pembukaan yang membuka terhadap Ada dan Wujud Diri-Nya Dzat Al GhaibNya yang dekat sekali dalam hati yang mencahaya. Hingga apabila Bismillahirrahmanirrahim diucapkan dengan kata, Rasa hati langsung menghayati Diri-Nya Dzat Yang Al Ghaib Wu-judNya. Lalu  mencahaya dengan Diri-Nya.
Dan kenalnya hati yang padanya ada pancaran cahaya-Nya yang menyejukkan ini. Pada kebenaran Al-Hadi yang dipercaya Ilahi sebagai wakilnya menjadi rasa jiwa yang selalu hidup dengan DiriNya. Menadikan jiwa dengan Arrahman dan Arrahim-Nya. Dapat menikmati rasa ngumawula kepadanya. Karena itu betapakah yang ada dalam dada. Apakah tidak pernah diperhatikan. Lalu apakah tidak kamu tolong sendiri untuk menyela-matkan.

BADAL
Pembantu ulama atau orang yang dianggap suci (tuah) dalam menjalankan fungsi dan peranan dari sang pemimpin,baik dalam lingkungannya maupun di luar.

BAI’AT
Perjanjian atau sumpah dalam tata aturan kaum rohani yang berarti ungkapan kesetiaan untuk mengikuti ajaran suatu aliran tarekat atau aliran aliran tertentu dan tidak melepas diri dari golongannya seumur hidup.Bai'at lazim digunakan untuk memperlihat tuah atau kemampuan pimpinan golongan tersebut yang akan berakibat fatal dikemudian hari apabila dilanggar

BALA SIRULLAH
Sahabat setia lahir batin yang dengan sabar dan tawakkal berusaha untuk dapat mencapai tingkat dan martabat rasa (lih.martabat rasa).

BALHUT
Keadaan Zat Allah s.w.t yang tidak dapat dihuraikan.


BALA            
Munculnya ujian Haq kepada hambanya dalam hakikat



BANDA        
yang terhad, di mana sifat telah ternyata dalam perbatasan; makhluk.



BAIRAMIYAH
Aliran Tarekat di asaskan oleh Hajji Bairam Velli



BAAHAIYAH
Aliran Tarekat di asaskan oleh Abdul Ghani Adrianopel ,Turki



BAHRAMIYAH
Aliran Tarekat di asaskan oleh Hajji Bahrami Ankara, Turki



BAKRIYAH
Aliran Tarekat di asaskan oleh Syed Abu bakar Wafai



BAKHRIYAH
Aliran Tarekat di asaskan oleh Abu Bakar Wafa’i Aleppo, Syria


BAQA
Suasana kerohanian selepas peringkat fana. Dalam kebaqaan hati merasakan kekal, iaitu tidak berpisah dengan Allah s.w.t.
Berkekalan lihatan seseorang hamba, bahawa semua itu kerana dikuasai dan
dilakukan oleh Allah, milik Allah sebelum Ia lakukan untuk Allah dan dengan
Allah.
Peringkat kekal. Setelah fana (binasa diri), dega kenang kenangan memanadang 
ke tingkatan-tingkat lebih tinggi  iaitu amthal, arwah, wahdiyyat dan lain-lain



BAQABILLAH
Baqa atau kekal bersama-sama Allah s.w.t



BAQI
Orang-orang yang dalam baqa



BARILWIS  
Sebuah sekte muslim di India yang memusatkan pada pengalaman kehadiran Nabi Muhammad saw dalam beribadah, dan mereka percaya bahawa d alam ketidaksedaran mereka bertemu dengan Nabi Muhammad SAW


BARAKAH
Suatu keagungan ; khususnya dikaitkan dengn kurnia Kerohanian    
yang dianugerahkan oleh Allah SWT


BARQ  
Cahaya



BARZAKH
Batas yang memisah antara  dua benda atau keadaan sama ada bersekutu atau tidak



BARZAKH  JAMI’
Peringkat hakikat Muhammad


BASIRAH
Pandangan mata hati/hati nurani/pandangan batin
Mata hati atau keupayaan mengenal yang ada pada rohani.



BASYAR
Al  Basyar adalah manusia yang terdiri daripada gumpalan daging.



BASYARIYAH        
Sifat-sifat manusiawi



BASTH        
Kelegaan atau Keredaaan rohani seorang arif yang dilepas oleh Haq tapi sentiasa dahaga dan dipelihara sehingga manusia boleh berbudi pekerti
kerananya

BARZANJI
Sebuah kitab bahasa Arab dalam bentuk puisi yang berisi riwayat hidup nabi Muhammad saw dan puji pujian terhadap beliau.


BASTHU
Kegembiraan yang meluap


BAUN           
Pemisahan diri


BATHIN
Tersembunyi,bagian dalam yang bersifat exoteris dan lazimnya dipakai untuk menyebutkan sisi internal dari sesuatu.Dan alBathin juga merupakan salah satu dari 99 nama Allah yang disebut dalam Alqur'an


BATIL           
Apa sahaja yang tidak wujud


BAWADIH
Bawadih adalah sesuatu yang secara tiba-tiba mendatangi hatimu dari alam gaib melalui jalan rasa yang amat menegangkan. Ada kalanya berupa dorongan rasa senang atau sedih.

Sesuatu yang menegangkan dalam hati


BAZ  GASTH          
Kembali kepada Allah dengan lafaz “Ilahi Anta Maqsudi, Wa Ridhoka Matlubi,
A’tini Mahabbataka Wa Ma’rifataka”.

BEBERAN
Memperoleh limpahan safa’at/-pertolongan dari Guru yang hak dan sah.

BEKTASHI
Hajji Bektash Wali merupakan Syekh pendiri Tarekat Bektashiyyah (Bektashi) yang berasal dari Khurasan (Iran) dan hidup di Anatolia (Turki), hidup sekitar tahun 1209-1271 M. Nama lain beliau adalah Syekh Hunkar. Bektashiyyah sendiri berkembang atau berpengaruh sangat kuat dalam  kelompok Alevi – yang karena itu selalu disandingkan Alevi-Bektashi – suatu kelompok/suku-suku (yang semula) nomaden/hidup di pedesaan/daerah terpencil di pegunungan Turki yang luas.
Pengaruh Bektashiyyah juga mencapai kelompok militer Janiseri pada zaman Sultan Mahmud II Turki Usmaniyah,  juga kelompok-kelompok Qizilbash, Alians, Ishikiyyah dan sebagainya yang acapkali disandingkan dengan kelompok Syiah Ghulat yang sering disalahfahami sebagai kelompok yang menuhankan Imam Ali. Seperti semua kelompok di Jalan Imam Ali dan Ahlulbayt, kelompok-kelompok mistis dan spiritual ini menekankan devosi atau ketaatan dan bakti setia kepada para imam sehingga bagi mereka yang bersebarangan akan memahaminya sebagai bentuk mendewakan para Imam.
Sebagaimana yang telah saya tulis panjang lebar dalam empat artikel (Wejangan Syekh Hunkar), Bektashiyyah memang memiliki bentuk yang sangat beragam, dari yang sangat fundamental sampai liberal, bahkan melahirkan bentuk-bentuk spiritual baru yang terkait dengannya karena menetapkan Hajji Bektash Wali sebagai Guru Utama atau Pir, walaupun secara institusional dan organisatoris satu sama lain tidak selalu berhubungan/berkaitan. Penekanannya terdapat dalam ketaatan terhadap Imam Ali dan kemudian 11 imam lainnya. Pada tarekat-tarekat tradisional Bektashiyyah sendiri, kehidupan spiritual sangat menekankan syariat bermazhab Ja’fari yang kuat, sementara dalam bentuk yang lebih liberal akan terlihat pada kelompok Alevi yang memiliki corak tradisi khas Turki, terutama dalam semah dan hubungan antara laki-laki dengan perempuan. Jadi Alevi dengan Bektashi harus dapat dibedakan walaupun keduanya serupa. Di samping itu ternyata pada isu-isu kontemporer, Alevi modern sudah jauh berbeda karena terdiri dari berbagai bentuk/golongan

BERKAH
1. Bai’ah;
2. Salah satu tata cara yang harus dilewati untuk memperoleh ilmu Syaththariah yang diisikan kedalam rasa hati;
3. Memperoleh keberkahan ilmu tentang Zat Allah dari Guru yang hak dan sah; untuk memenuhi firman Allah dalam QS: 48. Al-Fath; 10


BIDAAH
Perbuatan dan perkara-perkara yang tidak sesuai dengan Sunah Rasulullah s.a.w.

Amalan yang tidak menuruti Sunnah



BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM 
1. Dengan menyebut Nama Allah Dzat Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Pada ayat pertama ini Bismi-nya gandeng menjadi satu. Sebab dengan menyebut Nama-Nya berarti (seharusnya) rasa hati telah mengenali Ada dan Wujud Diri-Nya Dzat Yang empuNya nama Allah yang meskipun Al Ghaib, nyata sangat dekat sekali dalam rasa hati. Artinya sama dengan telah mengetahui rahasia yang ada pada titiknya ba’.
Maha pemurah karena Dialah Dzat Yang melim-pahkan segala kebutuhan hidup dari kehidupan hamba-hambaNya. Bahkan kepada hamba yang ka-firpun Allah meliputinya. Sebab hamba yang kafir-pun kalaulah tidak dengan ijinNya, bernafaspun tidak apalagi hingga berdaya dan bertenaga. Hanya saja lalu diaku dan diperalat oleh hawa nafsu dan syahwatnya. Namun sama sekali tidak disadarinya, karena itu betapa hebat ancaman azab yang diterima oleh mereka.
Yang Maha Penyayang karena Dialah Dzat yang senantiasa menyayangi hamba-hamba pilihanNya. Supaya selalu berada pada keimanan dan ketaqwaan yang benar-benar sejalan dengan kehendakNya. Dan cara menyayanginya justru diuji dengan ber-bagai cobaan yang bermacam-macam. Dan karena disayangi, hamba yang demikian sadar sesadar-sesadarnya bahwa diwujudkannya berjiwa raga dalam kehidupan dunia memang sebagai tempat ujian dari DiriNya. Karena itu justru akan malah menyuburkan niat dan tekadnya dalam berlaku sabar dan tawakkal membuktikan jihadun-nafsinya demi mendekat kepadaNya sehingga sampai dengan selamat dan bahagia bertemu lagi dengan DiriNya.



BISTIMIYAH
Aliran Tarekat di asaskan oleh Abu Yazid Al-Bistami Jabal bistam, Iran


BITAHSSINIL AKHLAQ
1. Bagusnya budi pekerti,
2. Bagusnya akhlak yang terbentuk dari seseorang yang ilmunya manfaat, yakni seseorang yang dengan ilmunya itu selalu mengetahui terhadap aibnya diri. Selalu mengetahui terhadap aibnya mencintai kepada dunia, serta mengetahui terhadap bencananya amal baik yaitu watak takabur, sum’ah, ujub dan ria.

BUAH DZIKIR
Beberapa buah, berkah atas membekasnya dzikir antara lain : 1. Sepinya batin dari berbagai kecondongan apa saja selain-Nya hingga sampai pada membuktikan selamatnya mati; 2. Tidak ada rasa kumandel kepada apa saja dan siapa saja, selain hanya kepada Dzat Allah Swt; 3.Pada soal makanan dan yang semacamnya makan- an, sepertinya menjadi banyak sekali serta mencu-kupi walaupun sebenarnya (seandainya dihitung) sedikit; 4. Diamnya lisan atas keadaan dunia dan semua yang menjadikan senang dan nikmatnya dunia; tidak memuji dan tidak mencela; 5. Terbu-kanya hijab yang mendinding hati sehingga akan dapat mengetahui berbagai macam indahnya ajaib-Nya dan juga terhadap beberapa rahasianya alam rasa.

 

BU’DU
Jauh



BURDAH
Seni Kerohanian berisikan puji-pujian kepada Nabi Muhammad saw



BURHAN
Bukti. Nabi Muhmmad saw adalah pemilik bukti (Shahih al burhan)
Dalam dunia tasawwuf juga dikenal bukti rasional (burhan aqli)



BURHANIYAH
Dikenali dengan nama Tarekat Burhaniyyah atau Burhamiyyah. Sebuah tarekat dinisbatkan kepada Sheikh Burhanuddin Ibrahim al Dasuqi (wafat 687H/288M) , merupakan sebuah cabang utama Tarekat Syadziliyyah dan juga cabang dari tarekat Rifa’I, dan sangat berpengaruh di Mesir.


BURUZ
Pengaruh satu ruh kepada ruh yang lain, masing-masing di tempatnya masing
masing

KITAB AD DURRUN NAFIS : FASAL 4 TAUHIDUL ZAT



SYEIKH MUHAMMAD NAFIS AL-BANJARI (ULAMA SUFI BANJAR)

Bermula fasal yang keempat pada menyatakan tauhid azzat ertinya mengesakan allah ta'ala pada zat dan maqam inilah yang setinggi2 maqam tiada lagi di atasnya daripada maqam ini yang sampai pengetahuan segala makhluk kepadanya dan kepadanya kesudah-sudahan musyahadah dan pandang segala orang yang 'arif dan kepadanyalah perhentian perjalanan mereka itu dan kepadanyalah diperolihi lazat yang terlintas pada hati manusia dan kepadanyalah sehingga2 dan sehabis2 sampai pengetahuan segala makhluk dan kepada maqam yang di atasnya daripada ini tiada siapa yang dapat pengetahuan akan dia hingga nabi mursal dan malaikat yang muqarrobin sekalipun tiada sampai kepadanya  iaitu maqam kunnuhu zat allah ta'ala seperti

firman allah ta'ala  al baqarah

ya'ni dipertakuti allah ta'ala daripada sampai makrifat akan kunnuhi zatnya


dan lagi) sabda nabi saw


KULLUKUM FI ZATILLAHI AHMAQ


ya'ani sekelian kamu mendapat akan kunnunhi zat allah ta'ala ahma'

ertinya tiada mendapat kepada kunnunhi zatnya sekali2


(Kata) Syech Abdul Wahab Assyarani qadassalahu sirrahu di dalam kitab aljuahir waddhurur daripada menterjemahkan kata Syechnya Ali Khawas rodhiallahu anhu


(Bermula) pengetahuan akan hanya hak allah ta'ala itu tiada merasai dan mendapat akan dia olih seorang juapun daripada segala makhluknya kerana bahawasanya allah ta'ala itu bukan ia 'ain yang dihukumkan akandia olih akal dan bukan ia 'ain yang dihukumkan akan dia olih syuhud hati dan mata


tetapi adalah ia dibalik yang demikian itu maka bukan ia 'ain yang dikenal olih mereka itu akandia dan bukan ia 'ain yang dijahilkan olih mereka itu akandia


(Dan barangsiapa) mengetahui ia akan yang demikian itu maka wajib atasnya bahawa menyembah ia akan zat yang suci lagi ghoib iaitulah 'ain yang disyuhud dan iaitulah 'ibadat yang sempurna 'ibadat wallahu 'alam ah


(shahadan) tiada yang sampai kepada maqam tauhid azzat ini melainkan nabi kita Muhammad saw jua dan barang yang ada daripada segala anbia' dan aulia' yang di bawah qidamnya kerana tiada yang dijadikan allah ta'ala dengan zatnya itu hanya nabi kita Muhammad saw jua seperti yang tersebut di dalam hadis jabir rhodiallahu anhu yang lagi akan datang pada khotimah


(shahadan) bermula kifiyat yang mengesakan allah ta'ala pada zat itu iaitu


dipandang dengan mata kepala dan dengan mata hati bahawasanya tiada yang maujud di dalam ujud ini hanya Allah ta'ala jua


iaitu 'ibarat daripada fana' segala zat kita dan segala zat yang lainnya daripada zat kita daripada segala makhluk di bawah zat allah ta'ala sekira2 tiada yang maujud melainkan allah ta'ala jua sendirian dan adalah ujud segala yang lain daripada segala makhluk itu menempati tiada kerana ujud yang lain daripada allah ta'ala itu bukan maujud sendirian hanya ia maujud dengan allah ta'ala jua ertinya ujud yang lain daripada allah ta'ala itu qhoim ia dengan ujud allah ta'ala tiada qoim dengan sendirinya tetapi adalah ujud yang lain daripada allah ta'ala itu khayal ertinya menempati akan ma'dum pada tempat yang maujud dan waham ertinya sangka dan bathil jua dengan dinisbahkan kepada ujud allah ta'ala


(Kata) Syechuna al'arifi billah assyech Siddiq bin umar khan rohimallah :


“Bermula segala ujud ghairrullah itu seperti ujud yang kita lihat akandia di dalam mimpi jua tiada baginya haqiqat maka apabila jaga kita hilanglah ia seperti demikian itulah ujud ghairrullah apabila kita mati nescaya hilanglah ia maka baharulah pada ketika itu kita jaga dan kita lihat bahawasanya tiada baginya ujud yang sebenarnya


 (seperti) sabda nabi saw:

AN NASU NYAMUN FA IZA MATU INTABAHU

Bermula segala manusia itu tidur maka apabila mati merekaitu baharulah jaga mereka itu


(Maka adapun) mati itu dua perkara pada istillah ahli attassawuf

(pertamanya) mati khassi namanya iaitu iaitu 'ibarat bercerai ruh daripada jasad


(keduanya) mati ma'nawi namanya iaitu yang diisyaratkan olih rasullullah saw dengan sabdanya

“mutu qabla antamutu waman arada ay yan zhuro ila mayyitin yamsi ‘ala wajhil ardhi fal yan hur ila abi bakrin”


ya'ni matikan olihmu akan diri kamu sebelum lagi mati kamu dan barangsiapa menghendak melihat kepada mayat yang berjalan ia di atas bumi maka hendaklah lihat olihmu kepada abu bakar


iaitu 'ibarat daripada mati nafsu yang amarah dan 'ibarat daripada pandang akan bahawasanya segala ghairrullah itu fana' dan tiada pada haqiqatnya 'intaha'


(Bermula) ujud allah ta’ala itu ujud yang sebenarnya dengan nisbah kepada tiap2 suatu yang lain


(seperti) sabda nabi saw ALA KULLU SAIN MA KHALALLAHU BATHILUN


ertinya ketahui olihmu bermula tiap2 suatu yang lain daripada allah ta’ala itu iaitu bathil jua adanya


(dan dalil) yang menunjukan atas demikian itu amat banyak seperti


firmannya KULLU MAN ALAIHA FANIN WA YARQO WAJHU RABBIKA ZUL JALALI WAL IKRAM


tafsirnya Bermula tiap2 barangyang ada daripada segala haiwan atau yang bersusun atas zat dan sifat sekelian itu binasa pada masa yang dahulu dan pada masa sekarang dan masa yang lagi akan datang dan kekal zat tuhanmu ya Muhammad yang mempunyai kebesaran dan kemulian


(dan lagi) firman allah ta’ala KULLU SAIN HALIKUN ILLA WAJHAHU

ya’ni Bermula tiap2 sesuatu itu binasa ia pada masa yang telah lalu dan pada masa sekarang dan pasa masa yang lagi akan datang melainkan zat allah ta’ala jua yang tiada binasa


(dan) sabda nabi saw KANALLAHU  LAM YAKUN SAI UN MA ‘AHU


ertinya adalah allah ta’ala itu pada hal tiada ada sesuatu sertanya


(dan) menambahi ulama (WAHUWA ANA ALA HUWA ALAIHI MA KANA


ertinya dan iaitu adalah allah ta’ala pada sekarang ini atas barang yang ada ia atasnya telah berlalu


(dan lagi) sabda nabi saw yang diriwayat akan dia olih Imam tarmizi


WALADZI NAFSI BIYADIHIL LAU ANNAKUM DALAITUM BIHABLIN ILAL AEDHI LAHABITHA ALALLAHISTUMMA QORO ‘A , HUWA AWWALU WAL AKHIRU


erti Demi tuhan yang ada diri Muhammad itu jadi dengan qudratnya jikalau kamu hulurkan akan tali daripada langit ke bumi nescaya turun sampai ia atas ujud allah ta’ala kemudian daripada ayat maka membaca rasul saw (هو الآول والآخر) hingga akhir ayatnya , Dialah yang awal dan yang akhir


(bermula) hasilnya segala ujud suatu itu dengan dinisbahkan kepada ujud allah ta’ala yang haqiqi itu khayal dan waham dan majaz jua kerana ujudnya antara dua ‘adam bermula ujud yang antara dua adam itu adam jua dan tiada ujud pada haqiqatnya itu dengan sendirinya tetapi adalah adanya itu dengan ujud allah ta’ala ya’ni qoim ia bijjudillahi ta’ala dan tiada ujud haqiqi itu hanya ujud allah jua


(Kata) ‘arif billah maulana assayed Abdullah ibnu ibrahim mir’ani rohimallahu di dalam tuhfatul mursalat:

(Bermula) segala mumkin yang maujud pada khorij itu pada sekira2 ujudnya iaitu ‘ain ujud alhaq subhanahu wata’ala dengan sekira2 zhohir mumkin itu lain daripada allah ta’ala dan sekira2 haqiqatnya ujud mumkin itu iaitu ‘ain ujud allah ta’ala dan mithalnya seperti buih dan ombak dan kendi yang jadi daripada air beku maka sekelian itu daripada sekira2 haqiqatnya ‘ain ujud air jua dan daripada sekira2 nafinya lain daripadanya intiha’

(kata) setengah ‘arif bermula alam ini naskhah alhaq ta’ala


(dan) dan kata setengah ini cermin haq ta’ala


(kata) AsSyech Al Akbar walkibriyat alahmar qadassallahu sirrahu di dalam fusus al Hikam

Dan apabila adalah haq allah ta’ala itu waqayah bagi hamba pada suatu wajah iaitu keadaan haq ta’ala itu zhohir ia didalam cermin hamba dan jadilah hamba itu bathin dan apabila adalah hamba itu waqayah bagi haq ta’ala pada suatu wajah iaitu keadaan hamba itu zhohir ia didalam cermin haq ta’ala maka jadilah haq ta’ala itu bathin


(maka engkau katalah) hai salik pada sekelian yang maujud yang dizhohirkan ini barangyang engkau kehendaki dengan segala ‘itibar yang bersalah2an


(jikalau) engkau kehendaki maka engkau kata iaitu makhluk yang zhohir ia didalam cermin haq ta’ala dengan ‘itibar keadaan hamba itu waqayah akan ujud haq ta’ala iaitu ertinya pandang yang banyak didalam yang satu


(kata) Syech Suhami qadassallah sirrahu sebab didahulukan ‘itibar ini kerana terlebih sukar pada memfahamkan dia kepada segala akal orang awam


(dan jika engkau) kehendaki maka engkau kata akan dia itu haq ta’ala ertinya rupanya yang zhohir ia pada cermin makhluk dengan ‘itibar keadaan haq ta’ala itu waqayah akan hambanya iaitu ertinya pandang yang satu dalam yang banyak
(dan jika engkau) kehendaki maka engkau kata akandia itu haq allah ta’ala pun ia dan makhluk pun ia dengan ‘itibar zhohir tiap2 satu daripada keduanya didalam cermin yang lain serta ketiadaan tamyiz akan dua cermin itu kerana bahawanya segala ‘itibar itu hanya thabit ia didalam ilmu haq ta’ala yang tiada mengubahkan dia olih cenderong pada segala wajah itu


(dan jika engkau) kehendaki maka engkau kata akan dia itu bukan ia haq allah ta’ala pada tiap2 wajah dan bukan ia makhluk pada tiap2 wajah dengan ‘itibar beza antara dua cermin itu pada satu wajah dan iaitu wajah yang membezakan ilmu itu daripada zat


(kata) Syech Abdul Ghani an Nablussi qadassallahu sirrahu

(bermula) murad keadaannya itu bukan ia haq ta’ala pada tiap2 wajah itu tetapi adalah ia ‘itibar haq ta’ala itu pada wajah keadaannya maujud faqad dan murad keadaannya bukan ia makhluk pada tiap2 wajah itu tetapi adalah ia itu dengan dengan ‘itibar makhluk pada wajah keadaannya berupa jua intiha’


(dan) jika engkau kehendaki maka engkau kata akan dia dengan hairan tercengang pada yang demikian itu iaitu seperti engkau kata tiada diketahui mana yang zhohir dan mana yang bathin kerana yang zhohir pada cermin itu menjadilah ia bathin dengan ‘itibar keadaannya diri cermin dengan tilik yang lain


(maka apabila) engkau kenal dan engkau ketahui akan segala perkara wajah ini maka sanya telah nyatalah bagimu hai salik yang dituntut olih tiap2 seorang daripada segala orangyang mutaqin akan mertabat ujud dengan ‘itibar zatnya dan zhuhornya dan jika ada yaqin itu melazimkan bagi tahdid maka tiada mengapa yang demikian itu


(dan) dalil yang menunjukan tahdid itu tiada mengapa atas haq ta’ala bahawasanya jikalau tiada tahdid harus bagi allah ta’ala nescaya tiada menkhabarkan segala rasul itu dengan tahwil ya’ni yang warid daripada allah ta’ala pada hadrat zhuhornya dengan bertahwil haq allah ta’ala itu pada segala rupa

(kata) syech abdul ghani alnablussi qadassallahu sirrahu

Bermula murad dengan tahdid yang harus bagi allah ta’ala itu iaitu pada zhuhornya jua pada haq ta’ala tiada berubah pada sekira2 bathinnya atas barang yang ada atasnya yang maha besar lagi maha mulia intiha’

iaitu barang satu daripada ahadiyat bahawasanya allah ta'ala itu tajalli ia pada hari qiamat bagi segala makhluk rupa yang dimungkarkan

maka firman ia ANA RABBUKUMUL ‘ALA
ertinya Akulah tuhanmu yang maha tinggi maka jawab mereka 
NA’UDZU BILLAHI MINKA ertinya berrlidunglah kami dengan allah ta'ala daripadamu
kemudian maka tajalli ia pada rupa segala 'itiqad mereka itu maka sujudlah mereka itu baginya
(maka apabila) adalah sekelian yang ada itu daripada martabat haq allah ta'ala serta bahawasanya baginya itu tahwil pada segala rupa padahal tiada rupa itu bagi segala 'ayan daripada sekira2 'adam

(maka) janganlah engkau pandang akan 'ain itu sama ada di dalam cermin haq ta'ala atau didalam cermin makhluk melainkan kepadanya jua dan tiada tertentu yang demikian itu dengan penglihatan tetapi tiada jatuh hukum itu melainkan atasnya sama ada hukum itu dengan lihat atau lainnya kerana ma'dum itu daripada sekira2 ia ma'dum tiada tetap baginya hukum maka tiada hukum itu atas segala 'ayan dengan melihat dan lainnya itu melainkan 'itibar thubutnya dalam ilmunya yang tiada bolih mengubahkandia daripada segala perkara intiha'
Samb.....
(Shahadan) Adalah wujud yang lain daripada Allah taala iaitu fana di bawah wujud allah taala maka tiadalah yang maujud hak allah taala jua dan wujud di alam ini mazhar wujud allah taala jua di ibarat  misal oleh aribillah kerana menghampirkan kepada faham jua bukan hakikatnya

(Seperti) laut dan ombak  dan buih , maka laut dan ombak dan buih itu mazhar  air jua dan tiada yang maujud hanya air jua dan tatkala zahir itu dengan rupa bergerak-gerak maka jadi dariapdanya ayat ombak dan buih dan tatkala luas tempatnya air iaitu jadi air laut tetap sekalianya ayat hakikat air jua tiada maujud  pada sekaliannya ayat hanya air jua meliputi wujud air iaitu pada laut dan ombak dan buih kerana jikalau air itu tiada bergerak dan tiada nampak luas nsecaya tiadalah baginya ombak, buih dan laut, maka kembalilah ia kepada air semata-mata dan hilanglah omak, buih dan lautan itu padanya seperti demikinalah wujud allah taala itu meliputi wujudnya itu pada segala alam ini kerana alam ini tiada maujud hanya ia jua yang alam dan sekelaian itu fana pada wujud allah taala.

(seperti)  seperti firman  Allah taala “ WALLAHU BIKULLI SAIN MUHITH”
ertinya “Allah taala meliputi segala sesuatu”.

(Bermula) meliputi itu kata Syeikh Allamah al Arifbillah Maulana Abdul Rahman bin Abdul Azizi al Maghribi al Umary Rahimullah taala dengan zatnya  yamg melazimkan baginya sifat pada makna yang tersebut itu kerana allah taala itu nama bagi zat yang wajib wujud yang mempunyai segala sifat kepercayaan dan kesempurnaan bukannya murad dengan meliputi itu dengan ilmu fekah seperti tinggal kebanyakan ilmu zohir yang terdinding mereka itu dariapa mengenall zat dengan sifatnya dengan sempurna pengenalan  dan lagi

Firmannya WAILLAHIL MASRIQU WAL MAGHRIBU FA AI NAMA TUWALLU FASTAMMA WAJHULLAH
ertinya “Bagi allah taala jua musyrik dan maghrib dasn barang dimana hadap kamu maka adalah wujud Allah”
(yakni) barang ke mana engkau hadapakan akan muka mu itu hati atau ruh mu itu atau akal makada adalah disini zat allah
(dan) lagi firman nya:
‘ WAHUAWA NA AKUM AI NAMA KUNTUM”
ertinya “Dan iaitu allah taala serta kamu barang dimana ada kamu”
(dan) ,Aurad dengan berserta itupun denga zatnya jua yang melazimkan baginya seperti pada makna fana sekalian alam ini maka tiada yang maujud itu hanya allah taala jua maka barang di mana ada wujud itu adalah allah taala itu .......
(kata) Sheikh Abdul Wahab Syaroni q.s syarah dalam kitab al jawaqitu wal jawahir :
“ Barangsiapa mengatakan ma’iyah allah akan makluknya itu dengan sifatnya fekah maka lazimlah daripada katanya itu  boleh nafikan sifat itu daripada zat maka yang demikian itu mustahil”
(Tetapi) Barangsiapa mengata ia bahawasnya yang ma’iyah  (penyertaan)  itu kembali maka sifat jua itu bagi zatnya maka iaitu adab amat sempurna ia jikalau ada sifat allah itu taiada boelh bercerai denganzatnya sekalipun maka bercerai akan oleh mu akan dia kerana bahawasnya itu sangat halus

(shahadan)  bermula wujud allah taala dan zatnya itu bukan ia jama dan bukan ia jauhar dan bukan ia ardh dan bukania ittihad dan bukan ia hulul dan taiada i a berjihat dan tiada baginya jihat kerana bahawasnya ia tiada berhad dan tiada berhingga  dan tiada baharu dan berlainan adalah itu dengan tiap tiapa sesuatu
(seperti) firmannya : LAIKAMISLIHI SA UN WAHUWA SAMI UL BASHIR
ertinya :Tiada seperti allah taala sesuaut jua apapun dan ia jua yang amat mendengar lagi amat melihat”
(dan) lagi taiad ia bersahabat dan tiada ia beranak dan tiada ia dieprnakan eda ia taiada sekutu baginya  dan berkehendak tiap tiapa barang yang lain kepadantya
(Seperti) firmannya : KUL HUWAL AHAD ALLAH HUSOMAD LAMYALID WALAM YU LAD)
ertinya “Katakan oleh mu hai muhammad bermula allah taala esa dan yakni berkehendak tiap tiap orang yang lain kepadanya dan tiada ia beranak dan tiada ia dipernakkan dan tiada seorang jua pun yang sebangasa baginya”
(Shahadan) manakala tahakik memadang mu akan bahawasnya tiada yang maujud ini hanya allat taala jua dan adalah wujud sekalian alam ini mazahir bagi wujud allah taala jua tiada baginya wujud pada hakikatnya hanyasanya khayal dan waham jua dengan dibangasakan kepada wujud allah dan tiada yang maujud pada hakikatnya hanya allha taasla jua maka fana pada ketika itu sekalian makhluk pada perbuatan allah taala dan asmanya pada sifat allah taala dan zat allah taala maka tiadalahtinggal lagi pada ketika itu pada makhluk hanya klhyal dan waham jua dan hapuslah sekelaian annarabbin pada muzar dan dilihatnya akan hakikat alam ini dengan sinarnya maka adalah dilihatnya segala perbuatan yang didalam alam ini sekelaiannya perbuatan allha taala adalah  hamalan sperti umpama binatang  yang tergantung pada hawa jua ditiup angin ke sanja ke sini tiada baginya perbuatan.
(demikianlah) kelihatan sekalian asma  yang di dalam alam ini semuanya dilahatanya asma allah taala lain sepertinya pun sekalian sifat allah dan wujudnya pun sekalian nwujud allahh maka menyalahi ia ketika itu dalam lautan ahdiyyat  allah taala dan tiadalah hampir diharap akan selamanya drp empunya ayat dan snagatlah keras mabukya dengan sebab minum ia akan khamar hakikat  dan tiadalah hampir  harapana akan siuman drp sgt pening khamar itu

KAMUS TAUHID ZAT
ahma' (أحمق) buta @ tidak mampu memahami @ sukar dicapai indera-rasa
                
'ain (عين) materi @ kehadhiran @ fenomena @ fatasia

ghairullah (غيرالله) bukan ketuhanan @ selain tuhan

kunnuhu (كنّه) keberadaannya @ keadaannya @ hal manifestasinya

ma'dum (معدوم) tidak ujud @ tidak dapat dikatakan ada kerana kepastian tiadanya @ tidak juga bolih dikatakan kosong kerana tidak pernah adanya

ma'nawi (معنوى) pengertian yang mendalam @ pengertian disebalik tabir

maujud (موجود) kelibat @ keberadaan @ dualisma  zat (الفصل الرابع فى بيان توحيد الذات)


adam (آدم) tidak pernah ada @ tidak dapat dikatakan ada kerana tiadanya
majaz (مجاز) dibolihkan bersahaja
mumkin (ممكن) kemungkinanan sahaja adanya bukan sesuatu realiti @ fantasia @ imaginasi @ pemikiran cuma @ figments of the mind

faqad (فقط) semata2 @ jua @ cuma @ hanya
haq (حق) milik @ haqiqat @ kebenaran
'itibar (إعتبار) metafora @ kiasan @ gagasan kaedah @ jalan pertunjuk
murad (مراد) tujuan @ bermaksud @ mendatangkan ma'ana dan ma'ani
tamyiz (تمييز) perbezaan @ mencerai2kan hingga mendatangkan desriminasi atau kelainan
tahdid (تحديد) menentukan @ mempuat keputusan @ menetapkan @ kata penghujung
tahwil (تحويل) penukaran @ pelencungan @ pengobahan @ tidak telus dikaitkan dengan asal bicara
thabit (ثابت) yg menetapkan @ memutuskan @ tidak berobah
waqayah (وقاية) penjelmaan @ tajalli @ keberadaan @ kehadiran @ penyataan diri