"Thariq bin Syihab menuturkan bahwa
Rasulullah saw. bersabda, "Ada seseorang yang masuk
surga sebab seekor lalat, dan ada pula seseorang yang masuk neraka sebab seekor
lalat ...." (HR Ahmad).
Lebih lengkapnya, marilah kita simak
lanjutan hadis di atas.
"Para sahabat bertanya, 'Bagaimana
hal itu, wahai Rasulullah saw.?' Beliau menjawab, 'Ada dua orang berjalan
melewati suatu kaum yang mempunyai berhala, yang tidak seorang pun
diperkenankan melewati berhala itu sebelum mempersembahkan kepadanya suatu
kurban (persembahan).
Ketika itu, mereka berkata kepada salah
satu dari dua orang tersebut. 'Persembahkanlah kurban untuknya!' Dia menjawab,
'Aku tidak mempunyai sesuatu yang dapat aku persembahkan untuknya.' Mereka
berkata kepadanya, 'Persembahkanlah meskipun seekor lalat.' Lalu, orang itu
mempersembahkan seekor lalat dan mereka memperkenankan orang itu untuk
meneruskan perjalanannya. Maka, dia masuk neraka karenanya.
Kemudian, mereka berkata kepada seorang
yang lainnya, 'Persembahkanlah kurban kepadanya.' Dia menjawab, 'Aku tidak patut
mempersembahkan suatu kurban kepada selain Allah.' Kemudian, mereka memenggal
lehernya. Oleh sebab itu, orang tersebut masuk surga'." (HR Ahmad).
Kita harus meyakini bahwa Allah adalah yang menciptakan langit dan bumi beserta
isinya, termasuk manusia. Banyak sekali bukti yang mendukung kebenaran hal
tersebut. Di antaranya bahwa sesuatu yang ada di muka bumi ini tidak mungkin
ada dengan sendirinya, tetapi pasti ada yang menciptakannya atau ada yang
menjadikannya dari yang tidak ada menjadi ada. Tidak mungkin kita, manusia, ada
dengan sendirinya, atau tidak mungkin manusia yang telah menciptakan dirinya.
Allah SWT menerangkan, "Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun,
ataukah mereka yang telah menciptakan diri mereka sendiri? Atau, merekakah yang
telah menciptakan langit dan bumi …?" (Ath-Thur: 35--36).
Bahkan, ada seorang sahabat Rasulullah
saw. yang menerima Islam hanya sebab ayat ini.
Yaitu, ketika Jabir bin Muth'im masih
dalam keadaan musyrik, ia mendengarkan Rasulullah saw. membaca surat Ath-Thur
hingga ketika sampai pada ayat tersebut dia merasa bahwa jiwanya seakan-akan
terbang melayang. Itulah awal tertancapnya keimanan di hatinya. Gambaran
tersebut kiranya cukup menjadi bukti bahwa hanya Allahlah pencipta langit dan
bumi beserta isinya. Karena, selain Allah tidak ada yang mampu.
Selain menciptakan semua makhluk-Nya, Dia juga telah menyediakan rezeki untuk
seluruh makhluk-Nya. Rezeki itu adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh mereka.
Allah sungguh Maha Adil dan Bijaksana. Tidak ada satu makhluk pun tercipta,
melainkan sudah ditentukan rezekinya. Kita bisa
saksikan semut hitam yang kecil berjalan mondar-mandir dalam rangka mencari
rezeki hingga akhirnya mendapatkannya.
Setelah menciptakan dan memberi rezeki kepada makhluknya, khususnya manusia,
ternyata Allah tidak membiarkan mereka begitu saja. Akan tetapi, Dia mengutus
seorang rasul yang membawa risalah bagi mereka pada tiap-tiap masa. Barang
siapa menaati rasul itu, niscaya dia akan selamat dan masuk surga, tetapi
barang siapa yang mendurhakai dan membangkangnya, maka dia akan celaka dan
pasti masuk neraka. Hal inilah yang seharusnya disadari oleh manusia.
Allah telah menciptakan manusia, Allah juga memberi kesempatan kepada manusia
untuk menikmati kehidupannya, namun Allah juga mengutus seorang rasul dengan
membawa ajaran, aturan, dan pedoman hidup. Jadi, manusia tidak dibiarkan hidup
begitu saja untuk melampiaskan hawa nafsunya tanpa aturan dan petunjuk. Jika
demikian, apakah perbedaan antara manusia dan binatang. Di sinilah pentingnya
seorang rasul yang diutus oleh Allah kepada manusia dengan membawa suatu
risalah (ajaran). Maka, rasul harus dijadikan sebagai petunjuk bagi manusia
agar manusia tidak keliru dalam menempuh dan menjalani kehidupannya.
Jika tidak mengikuti ajaran rasul, sangat mungkin dia akan melakukan kekeliruan
dan kesalahan yang berakibat fatal. Baik hal tersebut dia sadari maupun tidak.
Seperti kisah dari hadis tentang lalat di atas.
Hanya seekor lalat bisa menyebabkan seseorang masuk neraka.
Sebaliknya, lalat juga bisa menyebabkan
orang yang lain masuk surga.
Meskipun kelihatan remeh, hal tersebut pada hakikatnya merupakan hal yang
sangat prinsip. Yaitu menyangkut masalah akidah. Jika manusia yang beriman
tidak berhati-hati dalam menjalani kehidupan dan menentukan sikap, tidak
menutup kemungkinan ia akan sangat mudah terjerumus kepada hal-hal syirik yang
bisa menggugurkan keimanannya.
Ketika Rasulullah saw. mengabarkan kepada para sahabat bahwa ada seorang yang
masuk neraka karena lalat, mereka merasa heran karena seakan-akan hal tersebut
adalah remeh. Tetapi, setelah diterangkan oleh Rasulullah saw., mereka
menyadari bahwa sebab yang kecil bisa mengakibatkan seseorang terjerumus dalam
kemusyrikan.
Ini menunjukkan besarnya bahaya syirik, dan bahwa syirik itu memastikan
pelakunya masuk neraka.
Dalam hadis tersebut di atas diterangkan bahwa orang yang pertama masuk neraka
karena ia mempersembahkan seekor lalat untuk sebuah berhala. Berhala adalah
shanam, yaitu sesuatu yang dipahat dalam bentuk tertentu. Namun, di dalam kitab
An-Nihayah disebutkan bahwa segala sesuatu yang disembah selain Allah, dan
segala sesuatu yang menyibukkan manusia sehingga ia melupakan Allah, hal itu
juga disebut berhala. Mempersembahkan sesuatu kepada (berhala dan lain-lainnya)
selain Allah adalah kesyirikan yang nyata.
Mengapa pelaku syirik dipastikan masuk neraka, di dalam kitab Qurratu A'yun
disebutkan bahwa karena ia menuju kepada selain Allah dengan hatinya dan tunduk
kepadanya lewat amalannya, maka sudah pasti neraka akan menjadi bagiannya.
Dalam sebuah hadis marfu dari Jabir disebutkan, "Barang siapa yang bertemu
Allah tanpa syirik kepada-Nya sedikit pun, maka dia masuk surga. Dan barang
siapa yang bertemu Allah dalam keadaan syirik kepada-Nya, maka dia masuk
neraka." Jika hal ini berlaku untuk orang yang memberikan persembahan
kepada berhala dengan seekor lalat, bagaimana dengan yang lebih dari itu.
Kita lihat fenomena kemusyrikan dewasa ini. Mereka tidak sekadar
mempersembahkan seekor lalat, akan tetapi berupa onta, sapi, kambing, kerbau,
dan lain-lainnya, yang mereka persembahkan untuk apa yang mereka sembah selain
Allah, seperti untuk orang yang telah mati, untuk makhluk gaib, untuk para
thaghut, untuk monumen, pohon, batu-batu, tempat-tempat keramat, dan
lain-lainnya. Dan, mereka melakukan persembahan itu lebih hebat daripada
perayaan persembahan kurban yang disyariatkan.
Jika dengan lalat saja bisa memasukkan pelakunya ke neraka, apalagi dengan
sesuatu yang lebih besar darinya.
Terkadang seseorang jatuh ke dalam syirik yang menyebabkan dia akan masuk
neraka tetapi tidak disadari, meskipun orang itu melakukannya hanya karena
ingin terbebas dari kejahatan orang-orang yang durhaka dari para pemuja berhala
maupun dari yang lainnya.
Di dalam kitab Fathul Majid diterangkan bahwa awalnya orang yang pertama itu
adalah muslim. Tetapi, keislamannya batal akibat perilakunya itu.
Lain halnya dengan orang yang kedua, mereka menunjukkan keutamaan tauhid,
keikhlasan, serta ketabahan dalam memegangi agama. Yaitu, ketika ia harus
mengorbankan jiwa dan raganya demi mempertahankan akidahnya.
Hendaknya kita bisa mengambil hikmah dari kisah di atas. Kapan pun dan di mana
pun juga kita harus tetap memegangi prinsip akidah kita meskipun nyawa
taruhannya. Sebagai orang yang beriman, kita harus berani mengambil risiko
keimanan seperti yang dilakukan oleh orang yang kedua. Walaupun harus mati,
tetapi ia adalah yang utama, karena justru dengan kematiannya itu, ia akan
mendapatkan balasan surga di sisi Allah SWT.
Tetapi, sebagian orang memilih kehidupan dunia ini dan membuang jauh-jauh
kebahagiaan akhirat, seperti orang yang pertama dalam kisah di atas. Manusia
melakukan hal tersebut bisa jadi karena ketidaktahuan mereka karena tidak
mengikuti petunjuk yang dibawa oleh seorang rasul yang diutus kepada mereka.
Selain itu, hendaklah kita mengingat bahwa salah satu dari tiga hal yang
apabila diamalkan oleh seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman. Yaitu,
"Dan hendaklah dia benci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah
menyelamatkannya darinya, sebagaimana ia membenci kalau dilemparkan ke dalam
api neraka."