Catatan Popular

Jumaat, 21 Mei 2021

KITAB MUKASYAFATUL QULUB : BAB 50 Perang Melawan Syetan (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI

 

Nabi SAW bersabda:

"Dalam hati ada dua model pendekatan:

Pendekatan dari malaikat, dimana selalu membenarkan kebajikan dan membenarkan yang haq. Barangsiapa yang menemukan pendekatan itu, sebaiknya ia mengerti bahwa semua itu dari Allah SWT dan hendaklah memuji kepada Allah.

Pendekatan dari musuh (syetan), dia menjanjikan kejahatan. bohong atas kebenaran dan mencegah kebajikan. Barangsiapa yang menemukan hal ini, sebaiknya ia mohon perlindungan kepada Allah dari syetan yang terkutuk".

Kemudian beliau SAW membaca firman Allah SWT:

"Syetan menjanjikan kamu dengan kemiskinan (bila kamu bersedekah), dan memerintah kamu berbuat yang jahat” (QS.2 Al Baqarah:268).

Kata Hasan RA:

"Sesungguhnya Dua duanya merupakan 2 buah tujuan yang saling berebut dalam hati. satu tujuan dari Allah, satu tujuan lainnya dari syetan. Maka semoga Allah memberikan Rahmat kepada hamba yang mau meneliti (merenungkan) tujuannya. Apapun yang dari Allah dikerjakan dan apapun yang dari musuh selalu diperangi".

Jabir bin Ubaidah Al Adawi berkata:

Aku mengeluh kepada Al A'la' bin Ziyad mengenai perasaan was-wasku yang menyesakkan hatiku. Dia berkata:

"Sesungguhnya manusia itu laksana sebuah rumah yang dilewati beberapa pencuri. Bila mereka menemukan sesuatu didalamnya pasti akan dihadapi. Dan bila mereka tidak menemukan sesuatu, pasti mereka meninggalkannya".

Maksudnya:

"Seungguhnya hati yang bebas dari kesenangan nafsu tidak akan dimasuki oleh syetan. Maka dari itu Allah berfirman:

"Sesungguhnya hamba-hambaKU, tiada bagimu kekuasaan atas mereka.” (QS.15 Al Hijr:42).

Maka dari itu setiap orang yang mengikuti hawa nafsu, otomatis menjadi hambanya nafsu, bukan hamba Allah. Dengan demikian Allah menguasakan syetan untuk menguasai mereka.

Firman-Nya:

"Apakah engkau pernah melihat orang yang mengambil hawa nafsunya sebagai Tuhan” (QS.45 Al Jaatsiat:23).

Inipun isyarah:

Bahwa orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhan yang disembah (yang dituruti), maka dia hambanya nafsu, bukan hambanya Tuhan Esa. Maka dari itu Amer bin Ash berkata kepada Nabi SAW:

"Ya Rasul, syetan telah menghalangiku antara aku, shalat, dan bacaanku".

Beliau SAW bersabda:

"Dia adalah syetan. Bila kamu merasakan, mintalah perlindungan kepada Allah dan meludahlah ke kirimu 3 Kali".

Kata Amer bin Ash:

"Aku pun melakukan, dan Allah menghilangkan dariku".

Dalam hadits:

"Sesungguhnya dalam wudhu' ada syetan yang bernama Al Walhan (menimbulkan was-was), maka berlindunglah kepada Allah".

Tidak akan mampu menghapus rasa was-was dalam hati yang diakibatkan syetan, kecuali dengan cara mengingat hal-hal yang di was-waskan. Dengan begitu lintasan itu akan hilang dari hati. namun sesuatu selain Allah dan selain yang berhubungan denganNya, mungkin tempat bersarangnya syetan.

Dan dzikir kepada Allah adalah yang menyelamatkan, sebab disana tak ada syetan yang berputar. Sesuatu tidak akan bisa diobati kecuali dengan melawannya. Dan lawan dari was-was syaithani adalah dengan dzikir kepada Allah, mohon perlindungan dari upaya kekuatan syetan.

Inilah maksud dzikir;

"A-'uudzubilllahi minasyaithoonir rajiim"

Dan dzikir:

"Laa haula walaa quwwata illaa billaahil 'aliyyil Adhiimi".

Pertaktikan ini tidak akan mampu kecuali oleh orang-orang bertaqwa yang dzikirnya paling menonjol. Dan syetan hanya mampu mencuri hati mereka ketika masa-masa senggang.

Allah SWT berfirman;

"Sesungguhnya orang-orang bertaqwa bila mereka ditimpa was-was dari syetan, mereka akan ingat kepada Allah, maka seketika itu mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS.Al A'raf:201).

Firman-Nya:

"Dan kejahatan (bisikan) syetan yang selalu tersembunyi.” (QS.An Naas:4).

Imam Mujahid berkata:

"Bisikan itu membentang dalam hati. Bila mereka ingat (dzikir) kepada Allah, bisikan bersembunyi. Dan bila lengah, ia pun kembali terbentang dalam hati. Jadi antara dzikir kepada Allah dan was-was syetan selalu tolak menolak laksana tolak menolaknya antara gelap dan malam atau antara siang dan malam".

Allah SWT berfirman:

"Syetan telah menguasai mereka, lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah.” (QS.Al Mujadalah:19).

Dari Annas RA bahwa Nabi SAW bersabda:

"Sesungguhnya syetan menyusupkan belalainya ke dalam hati anak cucu Adam, ketika dia dzikir kepada Allah, syetan akan mundur, dan ketika lupa kepada Allah SWT, syetan akan menggigit dengan mulut hatinya".

Ibnu Wadhah menerangkan dalam suatu hadits:

Ketika seorang lelaki sudah berumur 40 tahun dan belum bertobat, syetan akan mengusap wajahnya sambil berkata:

"Demi moyangku, ini adalah wajah orang yang tidak beruntung".

Syahwat ---sebagaimana dikatakan--- selalu bercampur dengan darah dan daging anak cucu Adam AS. Demikian pula syetan ketika berkuasa menguasai dalam daging dan darah serta mengelilingi hati dari semua sudut.

Nabi SAW pernah bersabda;

"Sesungguhnya syetan berjalan pada anak cucu Adam mengikuti peredaran darah. maka persempitlah jalannya dengan lapar".

Sebab lapar dapat mematahkan keinginan nafsu, dan tempat berjalannya syetan adalah keinginan nafsu. Pengepungan syetan dihati manusia sebagaimana dijelaskan dalam surah Al A'raf;16.

Demikian pula ada sabda Nabi SAW:

"Syetan duduk menghadang jalan anak cucu Adam dari semua jalan. Dia duduk pada jalan Islam dan berkata:

"Adakah kamu harus masuk Islam! meninggalkan agamamu dan agama nenek moyangmu".

Tapi Adam AS tetap menantang dan masuk Islam.

KITAB MUKASYAFATUL QULUB : BAB 49 Larangan Menggunjing dan Adu Domba (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI

 

MENGGUNJING

Allah memutuskan dalam Kitab-Nya mengenai ghoibah (menggunjing) adalah sifat yang tercela dan pelakunya seperti memakan daging bangkai.

Firman Allah SWT:

"....dan janganlah kamu mencari aib orang lain (menggunjing). Senangkah salah seorang kamu memakan daging saudaranya yang telah mati! Maka kamu pasti merasa jijik memakannya” (QS.49 Al hujurat:12).

Dari Abu Barzah RA bahwa Nabi SAW bersabda;

"Janganlah kamu saling hasud, membenci, menipu, saling menggunjing, saling membelakangi satu sama lain. Jadilah kalian hamba-hamba yang bersaudara".

Dari Jabir dan Sa'id RA bahwa Nabi SAW bersabda;

"Hati-hatilah terhadap gunjingan, sebab menggunjing lebih berat daripada berzina. Sebab ada seorang lelaki berzina dan bertobat, lalu Allah menerima tobatnya. Dan seorang penggunjing tidak akan diampuni kecuali saudaranya yang digunjing mengampuni".

Nabi SAW bersabda:

Ketika beliau SAW diisra'kan melewati kaum yang mencakar wajahnya dengan kukunya sendiri.

Aku bertanya:

"Hai Jibril, mereka siapa".

Jawab jibril:

"Mereka ialah orang yang menggunjing manusia dan harga diri mereka sendiri".

Sulaiman bin Jabir RA datang kepada Nabi SAW, dia bertanya:

"Ajarkan aku kebaikan yang bisa aku manfaatkan".

Nabi SAW menjawab:

"Sekali-kali kamu jangan meremehkan sesuatu yang sedikit dari kebaikan, sekalipun hanya menuangkan air ke dalam timba orang yang mengambil air, sekalipun kamu bertamu saudaramu (saudara Islam) dengan wajah manis, dan kalau dia sudah berlalu, kamu jangan menggunjingnya".

Dikatakan;

Bahwa Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa AS:

"Barangsiapa yang mati bertobat dari pergunjingan, dialah orang yang terakhir masuk surga. Dan barangsiapa yang mati dalam keadaan (membawa dosa) menggunjing, dialah orang pertama masuk neraka".

Kata Annas RA:

Rasulullah SAW berkhutbah dihadapan kami mengenai riba dan akibatnya yang besar.

Beliau SAW bersabda:

"Sesungguhnya satu dirham diperoleh lelaki dari riba bahayanya lebih besar menurut Allah dibanding seorang lelaki yang berzina 36 kali. Dan sungguh, riba diatas riba ialah harga diri seorang lelaki Islam (yang dipergunjingkan)".

 

ADU DOMBA

Adu domba (namimah) adalah sifat dalam derajat yang hina.

Allah SWT berfirman:

"Yang kasar hati, lain dari itu, yang terkenal kejahatannya.” (QS.68 Al Qolam:13).

Kata Abdullah bin Mubarrok:

"Lafadz 'Az Zaniim', ialah anak zina yang tidak mampu menyembunyikan pembicaraan. Ia mengisyarahkan dengan ucapannya, yang selalu berjalan dan berusaha mengadu domba. Menunjukkan bahwa dirinya adalah anak zina. Ini diambil dari dalil firman-Nya (diatas)".

Allah SWT berfirman:

"Celakalah (siksalah) untuk orang-orang pengumpat dan pencela.” (QS.104 Al Humazah:1).

Lafadz 'Humazah' ialah orang yang suka mengadu domba".

Firman-Nya:

"Pembawa kayu bakar.” (QS.Al Lahab:4).

Ada yang mengatakan bahwa wanita selalu mengadu domba yang membawa pembicaraan kesana kemari.

Allah SWT berfirman:

"....kemudian keduanya berkhianat pada suaminya, maka suami keduanya tidak mampu mempertahankan mereka dari siksa Allah sedikitpun.”(QS.66 At Tahrim:10).

Dikatakan;

"Ialah istri Luth AS yang mengabarkan tamu (ganteng) yang datang. Demikian juga istri Nabi Nuh AS yang menceritakan bahwa Nuh gila".

Nabi SAW bersabda:

"Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba".

Hadits lain:

"Tidak masuk surga orang yang qothoth".

Qothoth ialah orang yang suka mengadu domba.

 

Sabda Nabi SAW:

"Orang yang paling dicintai Allah SWT ialah orang yang baik budi pekertinya, merendahkan sayap-sayapnya, menyenangkan dan disenangi. Dan sesungguhnya orang yang paling dibenci Allah diantara kalian ialah orang yang berjalan mengadu domba, yang memecah belah persaudaraan dan orang-orang yang mencari kesalahan orang-orang baik".

Dari Abu Dzar RA bahwa Nabi SAW bersabda;

"Barangsiapa yang menyebarkan kalimah membahayakan atas orang muslim agar dia mencelanya dengan kalimah itu tanpa hak, maka kelak di hari kiamat Allah akan mencelanya".

Dijelaskan bahwa sesungguhnya sepertiga siksa kubur berasal dari adu domba.

Ka'ab Al Akhbar meriwayatkan:

Kemarau panjang pernah menimpa kaum Bani Israil, kemudian Nabi Musa AS mohon hujan, namun Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Musa AS:

"Sesungguhnya Aku tidak akan mengabulkan do'amu dan orang-orang yang mengikutimu, dimana diantara mereka masih ada yang suka mengadu domba yang benar-benar dikerjakan".

Nabi Musa AS berkata:

"Ya Tuhanku, siapa dia! Tunjukkan kepadaku dan aku akan mengusirnya dari daerah ini (Bani Israil)".

Kemudian Allah SWT berfirman:

"Hai Musa, aku melarangmu untuk mengadu domba, dan diantara mereka masih ada adu domba (mengadu-adu). Maka bertobatlah kalian semua, maka Aku akan menurunkan hujan".

 

Satu Kisah:

Pernah seorang lelaki mengikuti orang ahli hikmah sejauh 700 pos dalam 7 macam kalimah. Ketika datang dia bertanya:

"Sungguh aku datang kepadamu untuk mencari ilmu-ilmu yang diberikan Allah SWT. Beritahukanlah padaku mengenai langit; apa yang lebih berat daripada langit. Masalah bumi, apa yang lebih luas dari bumi. Masalah batu, apa yang lebih keras dari batu. Masalah api, apa yang lebih panas dari api. Tentang laut, apa yang lebih kaya daripada laut dan tentang anak yatim, apa yang lebih hina daripada anak yatim".

Orang ahli hikmah berkata padanya;

"Kebohongan yang dilakukan orang suci lebih berat daripada semua langit dan lebih luas dari bumi. Hati yang menerima (qona'ah) lebih kaya daripada laut; rakus dan dengki lebih panas dari api,,,, dan hati orang kafir lebih keras dari batu dan orang yang suka mengadu domba bila terbongkar masalahnya, dia lebih hina daripada anak yatim".

KITAB MUKASYAFATUL QULUB : BAB 48 Antara Iman dan Kemunafikan (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI


Ketahuilah bahwa sempurnanya iman hanya membenarkan Ke-Esaan Allah SWT dan membenarkan semua yang dibawa oleh para utusan Allah SWT dengan selalu menambah-nambahkan amal baik.

Firman-Nya:

"Sesungguhnya orang-orang mukmin ialah orang-orang yang beriman kepada Allah, Rasul-Nya, lalu mereka berjuang dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah; mereka inilah orang-orang yang benar.” (QS.49 Al Hujurat;15).

Firman-Nya:

",,,tetapi kebajikan ialah orang yang beriman kepada Allah, beriman pada Hari Akhir, para Malaikat-Nya, Kitab-KitabNya dan para Nabi-Nya.” (QS.2 Al Baqarah:177).

Kemudian diisyaratkan ada 20 sifat, diantaranya, selalu menepati janji dan sabar menerima penderitaan.

Kemudian Dia berfirman, lanjutan ayat:

"....demikianlah orang-orang yang benar dan mereka inilah orang-orang yang bertaqwa.” (QS.2;177).

Firman-Nya:

".....Allah pasti meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan (meninggikan) beberapa derajat orang-orang yang berilmu.” (QS.58;11).

Firman-Nya:

"Tidaklah sama diantara kamu, orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum menaklukkan (kota Mekkah)” (QS.57:10).

Sungguh Dia berfirman:

"Derajat mereka bertingkat-tingkat di sisi Allah” (QS.3:163).

Nabi SAW bersabda:

"Keadaan iman masih telanjang, dan pakaiannya adalah bertaqwa".

Nabi SAW bersabda;

"Iman memiliki 70 cabang lebih dan cabang yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan dijalan".

Ini menunjukkan bahwa sempurnanya iman seseorang harus disertai amal perbuatan.

Nabi SAW bersabda;

"Ada 4 hal, barangsiapa yang memiliki 4 hal tersebut, maka dia murni termasuk orang munafik sekalipun dia berpuasa dan shalat, sementara dia menyangka dirinya orang beriman.

Mereka ialah orang bila

Berbicara bohong.

Bila berjanji menyelisihi (mengingkari),

Bila dipercaya, mengkhianati, dan

Bila bertengkar, selalu curang.

Sebagian ulama berkata:

"Diantara manusia yang paling dekat dengan kemunafikan ialah orang melihat bahwa dirinya bebas dari kemunafikan".

 

Cerita Hudzaifah RA:

"Pada hari ini orang-orang munafik lebih banyak pada masa Rasulullah SAW. Waktu itu mereka menyembunyikan kemunafikannya dan pada hari ini mereka menampakkannya. Sifat munafik jelas bertentangan dengan kebenaran dan kesempurnaan iman. Kedudukan nafsu amat samar dan orang yang jauh dari nafsu ialah orang yang selalu khawatir akan nafsu. Dan orang yang dekat dengan nafsu ialah orang yang melihat dirinya bebas dari nafsu".

Nabi SAW bersabda;

"Barangsiapa yang punya dua lidah di dunia (munafik), maka Allah akan menjadikan memiliki dua lidah di akherat".

Nabi SAW bersabda;

"Seburuk-buruk manusia ialah orang yang memiliki dua wajah. Mereka datang dengan satu wajah dan datang pada lainnya dengan wajah lain pula.”

Hasan berkata:

"Sesungguhnya diantara sifat munafik ialah antara hati dan lidah berbeda, berbeda yang tertutup dan yang terlihat, berbeda tempat masuk dan tempat keluar".

Firman Allah SWT:

"(Waktu itu) bagi mereka sudah jelas, yakni (siksa) Allah yang belum pernah mereka perkirakan.” (QS.30 Az Zumar:47).

Tafsirannya dikatakan:

"Mereka mengerjakan banyak amal yang mereka sangka suatu kebajikan, namun kenyataan mereka ada dalam timbangan kejahatan".

Abu Sulaiman AD Darani berkata:

"Aku mendengar sebagian penguasa, tapi aku mengingkarinya, aku khawatir kalau dia memerintah untuk membunuhku. Bukannya aku takut mati, namun aku khawatir kalau-kalau nyawaku lepas, datang dari hatiku merasa sebagai orang suci. maka aku pun menahan diri".

Ini termasuk jenis kemunafikan yang berlawanan dengan hakekat keimanan, kebenaran dan kesempurnaannya. Jadi sifat munafik ada dua macam:

Munafik yang bisa mengeluarkan dari agama dan membawa mereka abadi dalam neraka seperti orang kafir.

Membimbing ke neraka disaat tertentu atau mengurangi derajat neraka iliyyin dan menurunkan pada tingkat siddiqin.


KITAB MUKASYAFATUL QULUB : BAB 47 Keutamaan Latihan Jiwa Para Ahli Keramat (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI

 

Ketahuilah bahwa Allah 'Azza Wa Jalla kalau menghendaki baik hati seorang hamba, maka hatinya akan waspada terhadap kekurangan dirinya. Barangsiapa yang mata hatinya mampu menerobos, tentu tidak akan merasa khawatir akan semua kekurangannya. Dengan mengetahui kekurangannya, dia akan berusaha mengobati. Namun kebanyakan manusia amat bodoh meneliti kekurangannya. Umumnya mereka mampu melihat kotoran di mata saudaranya dan tidak bisa terlihat batang kurma di matanya sendiri.

 

Orang yang hendak mengetahui kekurangan dirinya ada 4 cara:

Pertama:

"Sering-seringlah duduk bersanding di dekat para kyai. Dia mampu melihat kelemahan diri sendiri dan bisa mengamati bahaya yang samar, menguatkan jiwa, menuruti petunjuk para kyai. Kepadanya akan diperlihatkan semua kelemahan dari segi lahir maupun batin. Dan seorang Kyai akan senantiasa mengingatkannya.

Kedua:

Demikianlah yang seharusnya dilaksanakan orang berakal dan orang-orang besar dari para pemimpin agama. Umar RA berkata:

"Mudah-mudahan Allah akan melimpahkan Rahmat terhadap orang yang menunjukkan kelemahanku".

Umar RA pernah bertanya kepada Salman RA mengenai kelemahan dirinya. Kata Umar RA:

"Apa yang kamu rasakan tentang diriku tentang semua yang membuatmu benci".

Mulanya Salman RA tidak mau berkata, lantas Umar RA mendesak, Salman RA pun berkata:

"Aku mengerti bahwa sesungguhnya kamu mengumpulkan 2 lauk pauk dalam 1 hidangan. kamu punya 2 stel baju; 1 untuk siang hari dan 1 satunya untuk malam hari".

Umar RA berkata:

"Apakah masih ada lagi selain itu".

Jawab Salman RA:

"Tidak".

Kata Umar RA:

"Kalau 2 ini aku telah meninggalkan".

Umar RA juga pernah bertanya kepada Hudzaifah RA:

"Kamu adalah pemilik ilmu rahasia Rasulullah SAW tentang orang-orang munafik; lalu apa kamu melihat jejakku seperti orang munafik".

Umar yang sudah tinggi pangkatnya masih saja mencurigai dirinya seperti itu. Mudah-mudahan Allah meridhoinya. Tiap-tiap orang yang tinggi pangkatnya dan sempurna akalnya, pasti amat sedikit untuk sombong besar diri, dan kecurigaannya lebih besar terhadap dirinya sendiri. Namun hal-hal seperti ini amat sedikit. Di kalangan teman-teman lebih nikmat terhadap kemunkaran dan menjauhi amar ma'ruf; dan dia lebih suka mengabarkan kelemahan-kelemahan dan tidak mau menambah-nambah, maksudnya hanya sekedar yang diwajibkan saja. Makanya di kalangan para sahabat-sahabatmu (temanmu) masih ada yang saling dengki, yakni sekelompok orang yang menganggap bukan suatu cacat dianggap cacat. Untuk itulah Daud Ath Tha'i telah memutuskan dari kerumunan manusia. Dia menjawab;

"Apa yang bisa kuperbuat terhadap orang-orang yang menyembunyikan kelemahan-kelemahanku".

Keinginan kuat bagi orang yang memiliki agama ialah supaya mereka menyadari kelemahan-kelemahannya dengan dasar peringatan dari orang lain. Dan orang semua bagi kita adalah sebaliknya. Orang yang memberitahu kelemahan kita adalah yang kita benci. Ini bukti bahwa kita amat lemah. Dan budi pekerti yang jahat bahayanya laksana ular dan kala yang berbisa. Bila ada orang memperingatkan kita bahwa di baju kita ada kala misalnya, pasti kita akan menerima sebagai suatu anugerah dari orang itu. Kita akan membunuh atau menjauhkan kala dari tubuh kita. Padahal sakit yang ditimbulkan oleh kala (hewan berbisa) hanya bertahan sehari bahkan kurang dari itu. Dan sakitnya budi pekerti yang rendah didasar hati seharusnya lebih ditakuti kelak ketika sesudah mati, sakit selamanya atau bahkan ribuan tahun. Namun kita tidak pernah gembira atas orang yang rela memperingatkan kita atas bahaya budi pekerti rendah. Kita tidak sibuk menghilangkan, malah kita sibuk menandingi ucapan orang yang memberi nasehat. Kita sering berucap:

"Kamu juga melakukan begini dan begini",

Kita lebih sering memusuhinya daripada mengambil manfaat dari nasehatnya.

Bencana ini mirip dengan kerasnya hati yang ditimbulkan banyaknya dosa. Dan pangkal dari semua itu karena lemahnya iman. Maka kita memohon kepada Allah SWT agar Dia memberikan "ilham" buat kita yang seharusnya semua itu petunjuk bagi kita, sehingga kita waspada dengan kelemahan kita, sibuk mengobati, memberikan pertolongan kepada kita dan mensyukuri terhadap orang yang menasehati kita dengan Kemurahan dan Anugerah-Nya.

Ketiga:

Mengambil manfaat dari lidah-lidah musuh demi ingin menarik kelemahan kita, sebab pandangan benci suatu musuh akan nampak jelas suatu kesalahan. Dan bisa saja mengambil manfaat dari musuh yang dibenci lebih mendekatkan ingat terhadap kesalahan daripada memperoleh nasehat dari teman akrab yang selalu mudahanah (suka kejahatan dan tidak mau berbuat baik), senang memuji kita dan menyembunyikan kelemahan kita. Nanun pada dasarnya tabiat manusia tidak mempercayai kata-kata musuh, bahkan sering kita memandang dengan dasar dengki. Dn bagi orang waspada akan tetap mengambil manfaat setiap ucapan musuhnya. Sebab namanya "Kesalahan", tetap suatu hal yang pasti, sekalipun kabar itu datang dari musuh.

Keempat:

Sebaiknya tetap bergaul dengan manusia. Dan setiap yang dilihat mereka ada suatu aib, lalu kita wajib menuntut diri sendiri. Sebab hal ini mampu menyadarkan dirinya (kita) dari hal-hal yang tercela. Sebab orang mukmin adalah cermin bagi mukmin yang lain. Dia bisa mengetahui kelemahan-kelemahan orang lain, berikut juga kelemahan-kelemahan kita. Juga tabiat manusia pada dasarnya selalu senang mengikuti hawa nafsu, maka sifat yang dipunyai teman sebaya tidak bisa lepas dari dasar sifat itu, sedikit atau banyak. Maka jalan terbaik ialah melepaskan (membersihkan diri) dari yang dia cela terhadap orang lain. Dan ini merupakan pelajaran buatmu. Andaikan manusia mau meninggalkan apa yang dia benci terhadap orang lain, pasti kamu tidak butuh lagi seorang pengajar. Katanya:

"Sudah tak ada lagi orang yang mengajar aku. Aku melihat kebodohan orang lain suatu hal yang tercela dan aku menjauhinya".

Cara ini adalah orang yang tidak menemukan seorang Kyai yang bijak, cerdas dan waspada terhadap kelemahan-kelemahan jiwa yang menginginkan kebaikan dalam agama. Mereka membebaskan pendidikan jiwanya sendiri dan sibuk dengan mendidik hamba-hambaNya dengan tujuan kebaikan terhadap mereka. Barangsiapa yang menemukan orang seperti itu, sungguh dia telah menemukan seorang dokter. Tekunilah dia, dialah yang mampu menyelamatkan penyakit dan membebaskan kehancuran yang siap mengkoyak-koyak.

Ketahuilah, apa yang kami terangkan diatas; bila kamu merenungkan dengan mengambil pelajaran (nasehat), maka mata hatimu akan terbuka. Kamu akan mampu melihat penyakit-penyakit hati, akan mampu menemukan obatnya dengan cahaya ilmu dan yakin. Tapi kalau merasa lemah (untuk mengerti), maka tidak seharusnya kamu kehilangan kepercayaan diri dan iman, sekalipun caranya mengambil dan meniru pada orang yang berhak ditiru. Sebab iman memiliki tingkatan, sebagaimana ilmu juga punya tingkatan-tingkatan. Ilmu yang berhasil adalah setelah beriman, artinya ilmu seseorang berada dibalik imannya. Allah SWT berfirman:

"Allah pasti meninggikan derajatnya orang-orang beriman dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat” (QS.58 Al Mujadalah;11).

Barangsiapa yang membenarkan bahwa menentang keinginan nafsu merupakan jalan menuju Allah 'Azza Wa Jalla, serta tidak mau mempelajari atas sebab dan rahasianya, maka dia termasuk orang-orang beriman. Dan bila mau memperhatikan apa yang kami terangkan, maka ia termasuk orang yang diberi ilmu pengetahuan. Allah menjanjikan surga bagi mereka. Dari dalil yang menguatkan bahasan ini (Al Quran dan Hadits) amat banyak sekali. Allah SWT berfirman:

"Dan menahan diri dari keinginan nafsu, maka sungguh surga adalah tempat tinggalnya.” (QS.79 An Nazi'at;40-41).

Firman-Nya:

"Ialah mereka orang-orang yang hatinya diuji Allah untuk bertaqwa.” (QS.49 Al Hujurat:3).

Ialah melepaskan dirinya untuk tidak mengikuti keinginan nafsu.

Nabi SAW bersabda:

"Orang mukmin berada dalam 5 bahaya;

Orang mukmin lainnya mendengki,

Orang munafik membenci,

Orang kafir memerangi,

Syetan menyesatkan, dan

Hawa nafsu merupakan musuh yang saling berebut (menguasai hati), dimana wajib diperangi.”

Diriwayatkan:

Sesungguhnya Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Daud AS:

"Hai Daud, takutlah dan peringatkan kepada teman-temanmu untuk tidak termakan keinginan nafsu, sebab hati yang selalu menuruti keinginan nafsu maka akalnya terhalang dari-KU".

Isa AS berkata;

"Beruntung sekali orang yang meninggalkan keinginan nafsu demi membela sesuatu yang ghaib yang tidak bisa terlihat'.

Nabi SAW pernah bersabda kepada kaum yang baru datang dari jihad (perang):

"Selamat datang kalian, kalian telah datang dari perang kecil menuju perang besar".

Ditanyakan kepada beliau SAW:

"Ya Rasul, perang apa yang lebih besar".

Nabi SAW bersabda:

"Perang melawan hawa nafsu".

Nabi SAW bersabda:

"Bertahanlah kamu ketika datang bahaya dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu yang mengajak durhaka kepada Allah. Andaikan demikian, dia kelak memusuhimu di hari kiamat, lalu sebagian tubuh akan mencari bagian yang lain kecuali Allah mengampuni dan merahasiakan".

Sufyan Ats Tsauri berkata:

"Aku tidak pernah mengobati yang amat tersulit (upaya penyembuhan) kecuali nafsuku sendiri. Suatu hari akan berhasil menahan dan di hari lain aku kalah".

Abu Abbas Al Mushilli berkata kepada nafsunya sendiri:

"Hai nafsu, tidakkah didunia sudah bersenang-senang dengan anak raja tanpa bersungguh-sungguh mencari akherat bersama orang-orang ahli ibadah. Seakan-akan aku bersamamu selalu kamu tahan dalam surga dan neraka".

Yahya bin Mu'adz Ar Razi berkata:

"Perangilah hawa nafsu dengan pedang-pedang Riyadloh (latihan jiwa)".

Riyadloh ada 4 cara:

Makan ala kadarnya.

Tidur seperlunya.

Bicara seperlunya, dan

Sabar menghadapi gangguan para manusia.

Sedikit makan bisa mematikan hawa nafsu, sedikit tidur menjernihkan semua kemauan, sedikit bicara bisa menyelamatkan dari bahaya dan sabar atas manusia bisa meninggikan keutamaan. Tidak ada yang amat sulit bagi seorang hamba kecuali sabar ketika disakiti, sabar ketika nafsu bergerak mengikuti kesenangan dan dosa. Jika demikian, hunuslah pedang-pedang Riyadloh. Sehingga kamu akan selamat dari bahaya nafsu, maka keinginan nafsu akan bersih, bercahaya, berikut rohaniahnya. Akhirnya ia selalu taat mengerjakan kebajikan.

Yahya bin Mu'adz Ar Razi berkata:

"Musuh manusia ada 3;

Dunia,

Syetan, dan

Nafsu.

Sebagian Hukama berkata:

"Barangsiapa yang dikuasai nafsu maka dia menjadi tawanannya, terkurung, tertindas dan terbelenggu. Nafsu itu menarik kemana saja ia mau dan menghalangi hati dari faedah-faedah".

Ja'far bin Humaid berkata:

"Seluruh para ulama atau ahli hikmah bersepakat bahwa kenikmatan tidak akan ditemukan kecuali meninggalkan kenikmatan itu sendiri".

Abu Yahya Al Warraq berkata:

"Barangsiapa yang memuaskan anggota badannya dengan kesenangan, maka ia benar-benar telah menanam pohon penyesalan dalam hatinya".

Ali KW berkata:

"Barangsiapa yang rindu terhadap surga, dia pasti menghindari kesenangan nafsu yang bersifat duniawi".

 

KITAB MUKASYAFATUL QULUB : BAB 46 Keutamaan Masjid (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI

 

Allah 'Azza Wa Jalla berfirman:

"Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah, ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari akhir.” (QS.9 At Taubah:18).

Nabi SAW bersabda:

"Barangsiapa yang memakmurkan masjid karena Allah, sekalipun seperti sarang burung merpati, maka di surga Allah akan membangunkan sebuah gedung".

Nabi SAW bersabda:

"Barangsiapa yang senang dengan masjid, maka Allah akan senang padanya".

Nabi SAW bersabda:

"Bilamana kamu ke masjid hendaklah shalat 2 raka'at sebelum duduk".

Nabi SAW bersabda:

"Tiada bagi tetangga masjid kecuali (harus) shalat di masjid".

Nabi SAW bersabda;

"Para malaikat mendo'akan orang diantara kalian selama masih berada ditempat shalat".

Do'a para malaikat:

"Ya Allah, berilah mereka keberkahan, Rahmat, Ampunan bagi dia sebelum berhadats dan sebelum keluar dari masjid".

Nabi SAW bersabda;

"Akan datang suatu zaman menimpa umatku yang datang ke masjid, mereka datang dan duduk-duduk di masjid berkelompok dan yang diingat hanya dunia dan membicarakan cintanya terhadap dunia. Janganlah kamu berkumpul dengan mereka, sebab mereka tidak dibutuhkan Allah".

Nabi SAW bersabda:

Bahwa Allah SWT berfirman dalam Kitab-KitabNya:

"Sesungguhnya rumah-rumahKU yang ada dibumiKU ialah beberapa masjid, dan sesungguhnya orang-orang yang menjenguk Aku adalah yang memakmurkan masjid. Maka amat beruntung bagi hamba yang mensucikan diri dalam rumahnya, lalu dia mengunjungi dalam Rumah-KU".

Jelaslah sudah, orang yang dikunjungi pasti memuliakan yang mengunjungi.

Nabi SAW bersabda;

"Bilamana kamu melihat orang yang terbiasa ke masjid, maka bersaksilah kamu atasnya dengan iman".

Sa'id bin Musyayyab RA berkata:

"Barangsiapa yang duduk di masjid, sungguh dia telah berkumpul dengan Tuhannya. Dan tidak ada yang berhak dikatakan kecuali yang baik".

Diriwayatkan dalam atsar (bukan hadits):

"Obrolan di masjid menghapus kebaikan sebagaimana ternak menghabiskan rumput".

An Nakhai berkata:

Para ulama berpendapat:

"Berjalan di malam hari menuju masjid, dia harus masuk surga".

Annas bin Malik berkata:

"Barangsiapa yang menerangi masjid dengan lampu, maka para malaikat dan para malaikat pemikul Arsy akan memohonkan ampun selama dia ada di masjid".

Ali KW berkata:

"Bila seorang hamba mati, menangislah tempat shalat di bumi dan tempat naiknya amal ke langit".

Lalu dia membaca:

"Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan mereka pun tidak lagi diberi tempo” (QS.44;29).

Ibnu Abbas RA berkata:

"Bumi akan menangisinya selama 40 pagi".

Atha' Al Khurasyani berkata:

"Tiadalah hamba sujud pada tempat sujud sekali saja, kecuali pada hari kiamat kelak tempat itu akan bersaksi dan menangisi pada hari kematiannya".

Annas bin Malik berkata:

"Tiada suatu tempat yang dibuat dzikir, kecuali tempat itu akan berbangga diri terhadap tempat sekitarnya, dan dia merasa bergembira dengan dzikir kepada Allah SWT sampai penghujung akhir bumi ke-7. Dan tiada seorang hamba berdiri shalat kecuali di bumi akan bersolek untuknya".

Ada yang berkata:

"Tidak ada tempat yang pernah disinggahi manusia kecuali tempat itu akan mendo'akan dia atau melaknati".