Catatan Popular

Selasa, 27 Jun 2017

KITAB MUKASYAFATUL QULUB BAB 14 SHALAT DENGAN KHUDU’ DAN KHUSYU’ (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI

Firman Allah SWT berfirman:
"Sungguh amat beruntung bagi orang beriman; mereka adalah yang khusuk dalam shalatnya. (QS.23 Al Mukminuun:1-2)"
Ketahuilah bahwa khusuk menurut pengertian ulama adalah bagian dari pekerjaan hati; seperti khawatir dan takut. Juga diantara mereka ada yang berpendapat bahwa khusus merupakan pekerjaan anggota badan seperti diam, tidak menoleh atau bermain-main. Mereka juga berbeda pendapat; apakah khusuk merupakan bagian dari kewajiban shalat atau sekedar keutamaan saja dari dua pendapat!

Pendapat pertama memegang dalil hadits:
"Tidak diterima shalat seorang hamba kecuali sesuai apa yang dipikirkan".
Juga dalil berfirman Allah SWT:
"Dirikanlah shalat untuk mengingat AKU,,, (QS.20 Thaha:14)"
Lalai adalah kebalikan dari ingat. Ada firman Allah SWT:
"Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. (QS.7:205)".

Imam Baihaqi mengeluarkan hadits melalui Ibnu Sirin RA:
Diceritakan kepadaku bahwa Rasulullah SAW ketika shalat mengangkat pandangannya ke lngit. Lalu turunlah ayat diatas. Imam Abdur Razak menambahkan lafadz:
"Kemudian Allah SWT memerintah shalat dengan khusuk".
Dan beliau SAW pun langsung melempar pandangannya kearah sujud.
Sabda Nabi SAW:
"Rasulullah SAW ketika shalat pernah menghadapkan pandangannya ke langit, lalu ayat ini (diatas) turun, dan beliau SAW langsung menundukkan kepalanya. (HR.Imam Hakim dan Imam Baihaqi, hadits Abu Hurairah RA)".

Diriwayatkan:
Melalui Hasan RA. Sesungguhnya Nabi SAW bersabda:
"Perumpamaan shalat 5 waktu ialah seperti sungai mengalir didepan pintu rumah seseorang diantara kalian semua. Kemudian dia mandi disana 5X dalam sehari, lalu apakah masih tersisa sesuatu yang kotor".
Maksudnya shalat 5 waktu mampu menghapus semua dosa-dosa tanpa tersisa, kecuali dosa-dosa besar. Demikian ini kalau mengerjakan shalat dengan khusuk dan menghadirkan hati. Kalau tidak khusuk, shalat pun tidak diterima.

Sabda Nabi SAW:
"Sesungguhnya aku mewajibkan shalat, memerintah haji, thawaf, dan syiar-nya ibadah haji adalah untuk mengingat Allah SWT. Andaikan dalam hatimu tidak ingat sedikitpun untuk mengagungkan nama Allah SWT dan tujuannya apa kamu mengingat-Nya; lalu bagaimana harga dzikirmu itu".
Sabda Nabi SAW:
"Barang siapa yang shalatnya tidak mampu mencegah perbutan keji dan munkar, maka tidak akan bertambah-tambah (dekat) kecuali semakin jauh".

Kata Abu Bakar bin Abdullah RA:
"Wahai anak cucu Adam, andaikan kamu ingin memasuki rumah tuanmu tanpa izin dan tanpa penerjemah, ternyata kamu berhasil masuk".
Katanya:
"Bagaimana hal itu terjadi".
Jawabnya:
"Sempurnakan wudhumu dan masuklah ke mihrob-mu. Saat itulah engkau benar-benar memasuki Tuhanmu tanpa izin dan berbicara dengan-Nya tanpa penerjemah".


Hadits melalui Aisyah RA, katanya:
"Rasulullah SAW berbicara pada kami dan kami bicara dengan beliau, namun ketika beliau SAW shalat, maka beliau tidak mengenal kami dan kami tidak mengenal beliau, sebab terlalu sibuknya tenggelam mengagungkan Allah Azza Wa Jalla".


Nabi SAW bersabda:
"Allah tidak memandang shalat seseorang yang tidak menghadirkan hati bersama badannya".


Nabi Ibrahim kholilullah ketika shalat detak jantungnya terdengar sampai 2 mil. As'id At Tanukhi ketika shalat air matanya terus mengalir membasahi pipi sampai jengggotnya.


Rasulullah SAW pernah melihat seseorang lelaki sambil mempermainkan jenggotnya. Beliau SAW bersabda:
"Andai hatinya khusus (khusuk) tentu badannya juga khusus".


Diriwayatkan:
Ali KW bila datang waktu shalat tubuhnya bisa terguncang dan wajahnya berubah pucat basi. Keluarganya bertanya:
"Wahai Amirul mukminin, apa yang menimpamu".
Dia menjawab:
"Sudah datang waktu, dimana amanah yang pernah Allah tawarkan kepada bumi, langit, dan gunung, mereka semua menolak amanah itu karena khawatir tidak mampu memikulnya dan aku memikulnya".


Diriwayatkan:
Melalui Ali bin Hasan, katanya:
Bila ia wudhu wajah kulitnya berubah pucat. Istrinya bertanya:
"Apa yang terjadi ketika wudhu".
Ia menjawab:
"Apakah kamu tidak mengerti dihadapan siapakah aku hendak menghadap".

Diriwayatkan:
Melalui Hatim Al Ashom:
Dia ditanya mengenai shalatnya, dia menjawab:
"Bila waktu shalat datang aku segera menyempurnakan wudhu, kemudian mendatangi tempat aku shalat, aku duduk sampai anggota jasadku berada diantara kebutuhanku, syiroth berada ditelapak kaki, surga disebelah kananku, neraka dikiriku, malaikat maut dibelakangku, dan aku beranggapan bahwa shalat inilah yang terakhir. Kemudian aku berdiri dalam keadaan antara berharap-harap cemas, lalu aku melafadzkan takbir dengan mantap, membaca sangat tartil, ruku' disertai tawadhu', sujud dengan khusuk, lalu aku duduk dipantat sebelah kiri dan aku menegakkan telapak kaki kanan pada jarinya; semua kusertai dengan hati ikhlas, dan aku tidak tahu apakah shalatku diterima atau tidak".

Kata Ibnu Abbas RA:
"Shalat 2 raka'at amat singkat disertai tafakkur, lebih baik daripada shalat suntuk dengan hati lalai".
Sabda Nabi SAW:
"Akan datang di akhir zaman umatku mendatangi masjid dan mereka hanya mengobrol, serta ingatan mereka hanya masalah duniawi dan cinta dunia. Maka janganlah duduk bersama mereka karena Allah tidak butuh pada mereka".


Melalui Hasan RA sesungguhnya Nabi SAW bersabda:
"Mau-kah kamu kukabarkan seorang pencuri paling jelek diantara manusia".
Mereka bertanya:
"Siapakah wahai Ya Rasul"
Sabda Nabi:
"Yakni orang yang mencuri shalatnya".
Mereka bertanya:
"Bagaimana cara mereka mencuri shalat".
Rasul menjawab:
"Ialah tidak menyempurnakan ruku' dan sujudnya".


Nabi SAW bersabda:
"Pertama kali yang dihisab amal seorang hamba di hari kiamat ialah shalatnya. Kalau ia menyempurnakan shalatnya maka hisab itu ringan, dan kalau ia mengurangi (mencuri) sedikit saja dari shalatnya, maka Allah SWT berfirman pada malaikat:
"Apakah hamba-KU ini memiliki amalan sunnah! Maka sempurnakan kewajibannya dengan amalan tersebut".


Nabi SAW bersabda:
"Tidak ada pemberian seorang hamba sahaya dengan pemberian yang baik daripada minta izin shalat dua raka'at".


Ketika Umar bin Khattab RA hendak berdiri melakukan shalat, tiba-tiba sendinya bergetar dan giginya mengggeram. Lalu ada yang bertanya, dia pun menjawab:
"Sudah datang waktunya menyampaikan amanah dengan menunaikan kewajiban dan aku tidak tahu bagaimana melakukannya".


Kisah:
Dari Kholaf bin Ayyub:
Waktu ia berdiri shalat, tiba-tiba lebah menyengatnya sampai darah Kholaf mengalir. Namun ia tidak merasakan apa-apa, sampai akhirnya Ibnu Sa'id yang menunjukkan lukanya. Ia langsung membasuh pakaiannya. Ada yang bertanya:
"Kamu disengat lebah sampai darahmu keluar, lalu kenapa kamu tidak merasakan apa-apa".
Ia bertanya juga:
"Apakah hal itu pantas bagi orang yang berdiri dihadapan Tuhan Maha Raja Maha Perkasa, malaikat maut ada ditengkuk-Nya, neraka dikiri-Nya dan shiroth berada dibawah Telapaknya".

Amr bin Dzar terserang suatu penyakit yang mengharuskan dipotong tangannya, padahal ia terkenal sangat zuhud dan ahli ibadah. Dokternya berkata:
"Ini tidak ada upaya lain kecuali harus dipotong".
Jawab Amr bin Dzar:
"Potonglah".
Para Dokter berkata:
"Kami tidak bisa memotongmu kecuali kamu harus diikat dengan tali".
Kata Amr:
"Jangan lakukan sebelum aku mengerjakan shalat dan saat itu potonglah".

Ditengah-tengah shalat tangannya dipotong dan ia tidak merasakan apapun yang dilakukan dokter. Subhanallah...
Hakikat Solat Khusyu’ wal Khudu’

    Solat,Maksudnya : Hubungan manusia dengan sang Kholiq (Maha Pencipta)
    Khusyu’ Maksudnya : Konsentrasi
    Khudu’ Maksudnya :Tertib , Tertib dibagi menjadi 3 :

    Tertib Waktu, yaitu solat diawal Waktu
    Tertib Tempat, solat dimana azan diazankan yaitu di Masjid 
    Tertib Cara, yaitu solat dengan cara berjamaah


Maksud dan tujuaannya :

    Sifat-sifat didalam Solat kita bawa kedalam kehidupan kita sehari-hari.
    Jika di dalam Solat kita tutup aurat, maka di luar Solat pun kita hendaklah menutup aurat.
    Didalam Solat kita menundukan pandangan, maka diluar Solat pun kita hendaklah menundukan pandangan.
    Didalam Solat kita mengucapkan salam, maka diluar Solat juga hendaklah kita mengucapkan salam ketika bertemu sesama muslim.

Kelebihan atau Keutamaannya :
Sabda Rasulullah saw :

    Barang siapa yang menjaga Solat nya lima waktu siang dan malam selama 40 hari Berturut-turut tanpa ketinggalan Takbiratul Ula bersama Imam, maka ia akan mendapatkan 2 kebebasan : Terbebas dari Siksa Kubur dan Terbebas dari Sifat Munafiq.
    Barang siapa yang menjaga Solat nya maka Allah swt akan memberi 5 jaminan yaitu Akan diberi Keberkatan rezeki; Akan diselamatkan dari siksa kubur; Akan diberi catatan Amalan dari tangan kanan; Akan meniti titian sirat pantas seperti kilat;  Akan masuk syurga tanpa hisab

Cara untuk mendapatkannya :  

    Hendaklah Solat diawal waktu, berjamaah, di mana azan di azankan(Masjid).
    Hendaklah Solat di sof yang paling depan.
    Hendaklah da’wahkan kepada saudara Muslim supaya solat. Manakala, yang sudah Solat hendaklah diseru Solat berjamaah.

    Hendaklah berdo’a agar Allah SWT tanamkan Hakikat Solat Khusyu’ Wal khudu’ didalam diri kita serta dalam diri saudara kita diseluruh alam.

KITAB MUKASYAFATUL QULUB BAB 13 AMANAH (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI

Firman Allah SWT:
"Sesungguhnya kami telah mengajukan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, kalau mereka enggan menerimanya (maksudnya: mereka menolak) dan mereka takut menerimanya. (QS.33:72)"
Mereka mengkhawatirkan amanah itu, jangan-jangan mereka tidak mampu lalu menerima siksa, atau takut mengkhianati amanah itu.


Maksud amanah dalam ayat diatas ialah bermakna ketaatan dan kewajiban yang ada kaitannya dengan pahala dan siksa. Kata Imam Thabrani:
"Amanah sifatnya mencakup seluruh segi amanah".
Ini menurut qoul yang shaheh dan pendapat ini juga yang banyak dikatakan oleh ulama. Mereka hanya berbeda dari segi perinciannya saja. Kata Ibnu Mas'ud:
"Seperti amanah harta ialah benda titipan atau yang lain".

Diriwayatkan:
Sesungguhnya amanah terdapat di setiap kewajiban, dan amanah terberat ialah harta. Kata Abu Darda:
Mandi jinabat merupakan amanah".
Kata Ibnu Umar RA:
Pertama kali yang diciptakan Allah buat manusia ialah farji-nya. Dia berfirman:
"Ini merupakan amanah yang AKU titipkan buat kamu. Kamu jangan memakainya kecuali dengan jalan yang benar.Kalau kamu menjaganya, AKU pun menjaganya".
Jadi farji, telinga, mata, lisan, jiwa, tangan dan kaki, semuanya amanah. Dan tidak disebut beriman bila seseorang tidak memegang amanahnya".

Kata Hasan:
Amanah sudah pernah ditawarkan kepada langit, bumi, gunung, namun mereka terguncang karena menanggungnya. Allah SWT berfirman kepada mereka:
"Bila engkau berbuat baik, tentu Aku beri pahala. Bila berbuat jelek tentu Aku siksa kamu".
Mereka berkata:
"Tidak".
Imam Mujahid berkata:
Ketika Allah menciptakan Adam, Dia menyodorkan amanah kepadanya dengan berfirman demikian:
Adam AS menjawab:
"Sungguh aku telah memikul amanah itu".

Ini jelas bahwa menyodorkan amanah pada bumi, langit dan gunung merupakan penyodoran pemilihan belaka, bukan suatu ketetapan. Andai Allah menetapkan pada mereka, tentu mereka pun tidak akan menolak. Kata Imam Fuqoha dan lainnya:
"Penyodoran (menawarkan) dalam ayat diatas hanya kiasan saja".
Maksudnya langit, bumi, dan gunung yang gagah tentu tidak kuasa memikul beban hukum-hukum syari'at, sebab didalamnya ada siksa dan pahala. Jadi Taklif (beban) ini sangat berat, dimana sesungguhnya bumi, langit dan gunung tidak akan kuasa memikulnya. Lalu Allah membebankan pada manusia:
"Kemudian amanah itu dipikul oleh manusia... (QS.33:72)".
Adam AS menerima dan sanggup melaksanakan amanah itu, dimana transaksinya terhadi di alam "Dzur", yang semua keturunan adam AS keluar dari punggungnya, lalu mereka diambil sumpah.
"Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh. (QS.33:72)"

Pengambilan amanah itu tersebut sesungguhnya manusia sudah mendzalimi diri sendiri. Dan bodohnya, terletak pada ukuran penawaran amanah, padahal dia tidak tahu urusan yang bersifat Ketuhanan.
Kata Ibnu Abbas AS:
Amanah diberikan kepada Adam AS lalu dikatakan:
"Ambillah beserta apa yang didalamnya, andai engkau berbakti, AKU mengampunimu, dan bila tidak, AKU menyiksamu".
Jawab Adam AS:
"Aku menerima dengan semua isinya".
Namun tidak sampai lama, kira-kira antara waktu ashar dan malam hari, dia sudah makan buah khuldi. Andaikan tidak disertai Rahmat-Nya, tidak diterima tobatnya, lalu entahlah!


Amanah merupakan bagian dari iman. Barangsiapa yang menjaga amanah Allah, tentu Allah menjaga imannya. Nabi SAW bersabda:
"Tidak disebut beriman bila seseorang tidak memiliki amanah. Dan tidak disebut beragama bila tidak pernah ada perjanjian".
Kata ahli sya'ir:

Celakalah bagi orang yang puas dengan khianat secara cepat; dan yang menjaga amanahnya di lambung.
Ia melempar jauh sikap agamawan dan kedisiplinan sebagai orang yang beragama; berikut harga diri; maka jatuhlah masa bencana untuknya.
Kata penyair lain:

Rusaklah tabiat orang yang ridho dengan khianat; dia tidak akan mempertimbangkan kecuali peristiwa yang mengenaskan.
Tidak akan berhenti suatu bencana, dan akan turun; selama-lamanya pada orang yang merusak kepercayaan.
Rasulullah SAW bersabda:
"Seorang mukmin memiliki tabiat pada semua makhluk kecuali sifat khianat dan pembohong".
Rasulullah SAW bersabda:
"Umatju tidak akan berhenti dengan kebajikan selama mereka tidak menganggap amanah sebagai keuntungan dan shadaqah sebagai kerugian".
Sabda Nabi SAW:
"Sampaikan amanah kepada orang yang memberimu amanah dan jangan mengkhianati orang yang mengkhianatimu".
Dalam kitab shaheh (Imam Bukhari Muslim) Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Tanda orang munafik ada 3:
Berbicara bohong.
Kalau berjanji mengingkari dan
Diberi amanah akan dikhianati.
Kalau orang dipercaya menyimpan suatu rahasia, ia akan mengkhianati dan menyebar pada orang lain. Kalau dititpkan, ia tidak mengakui akan titipan itu, tidak dijaga atau dipakai tanpa izin.

Memelihara merupakan sifatnya malaikat yang muqorrobin dan sifatnya Para Nabi dan Rasul, serta menjadi kebiasaan bgi yang berbuat baik dan bertaqwa. Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadamu untuk menyampaikan beberapa amanah kepada yang berhak memiliki. (QS.4 An Nisa':58)"
Para ahli tafsir meriwayatkan ayat ini:
Maksudnya mencakup dari banyak kepentingan syari'at, dan orang yang dituju ialah semua orang mukallaf; penguasa atau awam. Artinya wajib bagi penguasa berbuat adil terhadap yang teraniaya, memberikan hak-haknya, yang kesemuanya merupakan amanah, misalnya menjaga harta orang Islam, apalagi milik anak yatim. Wajib seorang ulama mengajar orang-orang awam tentang hukum agama, juga namanya amanah, sebab dialah yang dipercaya Allah untuk menjaga amanah. Juga orang tua wajib memelihara dan mendidik anaknya karena anak adalah amanah. Rasulullah SAW bersabda:
"Kalian adalah penjaga, dan akan ditanyakan mengenai barang yang dijaga".

Dalam Kitab Zahrur Riyadl ada sebuah cerita:
Ada seorang hamba pada hari kiamat didatangkan dan dihadapkan kepada Allah SWT, Dia berfirman:
"Apakah engkau sudah mengembalikan amanahnya si fulan?"
Jawab hamba:
"Belum, Ya Tuhan".
Kemudian Allah mengutus malaikat untuk membawa si hamba ke neraka Jahannam, sampai didasarnya selama 70 tahun, baru ia naik ke atas lagi sambil membawa amanah. Namun sesampai diatas ia terpeleset dan jatuh lagi ke dasar neraka Jahannam selama 70 tahun, lalu naik lagi, terpeleset lagi, sampai berulang-ulang kali. Sampai akhirnya ia memperoleh Rahmat Allah dan Syafa'at Nabi SAW juga ridho dari orang yang memiliki amanah, (ia bisa naik dan selamat)".

Diriwayatkan melalui Salman RA. Ia bercerita:
Suatu ketika kami berda disamping Nabi SAW, tiba-tiba ada jenazah dibawa untuk di shalati. Nabi SAW bersabda:
"Apakah dia masih punya hutang?"
Mereka menjawab:
"Tidak, Ya Rasul!"
Kemudian beliau SAW menshalati.

Datang lagi jenazah yang lain, sabda Nabi SAW:
"Apakah dia punya hutang?"
Jawab mereka:
"Punya".
Sabda Nabi SAW:
"Apakah dia meninggalkan sesuatu?"
Jawab mereka:
"Tiga dinar".
Kemudian Nabi SAW menshalati dia. Lalu datang lagi jenazah yang ketiga. Sabda Nabi SAW:
"Apakah dia masih punya hutang?"
"Masih, Ya Rasul!"
Sabda Nabi SAW:
"Apakah dia meninggalkan sesuatu".
Jawab mereka:
"Tidak, ya Rasul"
Sabda Nabi SAW:
"Shalati saja kawanmu itu".

Melalui Abu Qotadah RA:
Ada seorang lelaki bertanya:
"Ya Rasul, ceritakanlah padaku andai aku terbunuh dalam perang sabilillah; jadi orang sabar, mencari kebajikan, menghadap tanpa melarikan diri, apakah Allah akan menghapus kesalahan-kesalahanku?"
Sabda beliau SAW:
"Ya".
Dan lelaki itu pun pergi, namun Nabi SAW memanggil lagi dan bersabda:
"Allah akan mengampuni dosa-dosa orang yang mati syahid kecuali masalah hutang piutang."


KITAB MUKASYAFATUL QULUB BAB 12 IBLIS DAN SIKSAANYA (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI

Allah SWT berfirman:
"Bila kamu berpaling (tidak taat kepada Allah dan utusan-Nya), maka sesungguhnya Allah tidak mengkasihani orang-orang kafir. (QS.3 Al Imran:32)"
Yakni Allah tidak mengampuni mereka dan tidak menerima tobat mereka sebagaimana tidak menerima tobatnya iblis karena kafir dan kesombongannya. Dan Allah menerima tobatnya Nabi Adam AS sebelum ia bertobat, sebab dia mengakui dosa yang menimpa serta menyesali.

Secara hakekat yang menimpa para Nabi bukanlah dosa, sebab mereka maksum (terjaga) dari dosa sebelum kenabian atau sesudahnya. Disebut dosa hanya dari segi harfiah saja, tidak dari segi hakekat. Demikianlah sehingga Nabi Adam dan Hawa berdo'a:
"Tuhan Kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, bila Engkau tidak mengampuni kami dan mengkasihani kami, tentulah kami termasuk orang-orang yang rugi. (QS.7 Al A'raf:23)"

Mereka menyesal, bertobat dan selalu mengharap rahmat Allah SWT sebagaimana ada firman:
"Janganlah kamu berputusa asa dari Rahmat Allah. (QS.39:53)".
Sementara iblis tidak mengakui dosanya, apalagi menyesali! Tidak dicela dan tidak bertobat serta sudah putus asa dengan Rahmat Allah dan ia sangat sombong. Dan barangsiapa yang sikapnya seperti sikapnya iblis maka tobatnya tidak diterima. Barangsiapa yang sikapnya seperti Nabi Adam AS, Allah akan menerima tobatnya.
Setiap kemaksiatan yang dimulai dengan menuruti hawa nafsu masih ada harapan diampuni, seperti maksiatnya Adam. Tapi kalau maksiatnya didasari kesombongan, demikian ini maksiatnya iblis.

Kisah:
Iblis mendatangi Nabi Musa AS. Ia berkata:
"Engkau adalah manusia yang diutus Allah, dan Dia telah berfirman kepadamu secara langsung".
Jawab Musa:
"Ya, benar. Apa yang kamu inginkan dan kamu siapa".
Jawab Iblis:
"Aku iblis, wahai Musa! Dan katakan kepada Tuhanmu, ada diantara makhluk-Mu yang mau bertobat".

Kemudian Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa AS:
"Katakan padanya bahwa Aku menerima permohonannya. Dan perintahkan dia untuk sujud kepada kuburannya Nabi Adam AS. Kalau dia mau bersujud, Aku mau menerima tobatnya".
Musa AS memberitahukan berita ini kepada iblis dan iblis justru marah-marah dan congkak. Iblis membantah:
"Wahai Musa, aku sudah tidak sujud ketika dia masih di surga, lalu bagaimana mungkin aku sujud pada yang sudah mati".

Iblis dan Siksanya
Sesungguhnya siksaan iblis di neraka amat berat. Ada yang bertanya:
"Bagaimana engkau merasakan siksa Allah".
Jawab iblis:
"Seberat-berat siksa yang pernah terjadi".

"Sesungguhnya Adam sekarang ada di taman surga, sekarang sujudlah kamu kepadanya dan ajukan senggang waktu sampai engkau diampuni".
Ternyata dia masih menolak. Siksanya semakin ahsyat sekaliber 70.000X lipat siksa penghuni neraka. Salah satu hadits menyebutkan:
"Bahwa Allah mengeluarkan iblis dari neraka setiap 100.000 tahun sekali. Juga mengeluarkan Nabi Adam AS dan Dia memerintah iblis untuk sujud kepada Adam AS. Namun iblis tetap menolak dan dimasukkan lagi ke neraka".

Wahai saudara-saudaraku! Kalau kalian ingin selamat dari cengkraman iblis, maka berpegang teguhlah pada Tuhan Yang Maha Mengkasihani dan mintalah Perlindungan Dari-Nya.

Kisah:
Ketika hari kiamat, diambillah kursi dari api neraka, lalu iblis didudukkan diatasnya. Sementara syetan-syetan dan orang-orang kafir berkerumun disampingnya. Mereka berteriak meringkik-ringkik seperti kuda. Ada yang berkata pada mereka:
"Wahai ahli neraka, bagaimana yang kau rasakan hari ini sebagaimana yang dijanjikan Tuhanmu".
Jawab mereka:
"Benarlah adanya. Ini adalah hari dimana aku berputus asa dari Rahmat".
Lalu Allah memerintahkan para malaikat untuk memukul iblis dan para pengikutnya dari cambuk api neraka. Mereka pun jatuh ke nereka selama 40 tahun dan tidak lagi mendengar perintah untuk keluar.

Ada riwayat:
Kelak pada hari kiamat iblis akan didatangkan, dia diperintah duduk diatas kursi api neraka dan dilehernya ada kalung laknat. Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menarik kursi iblis dan menceburkan ke neraka, namun para malaikat tidak kuasa mengangkat iblis. Allah mengutus jibril bersama 80.000 malaikat, namun juga tidak mampu. Lalu diutus malaikat Israfil dan Izrail bersama mereka, tetap saja tidak kuasa menangkat iblis. Kemudian Allah SWT berfirman:
"Andaikan semua malaikat yang Kuciptakan berkumpul berlipat ganda, mereka tetap tidak mampu memindah iblis selama dilehernya ada kalung laknat".

Bantahan Iblis
Diriwayatkan:
Sesungguhnya iblis memiliki nama-nama: di langit dunia bernama 'Abid (ahli ibadah), langit kedua bernama Zahid (ahli zuhud), langit ke tiga bernama Al 'Arif (yang ma'rifat), langit ke empat bernama Al Waali (kekasih), di langit ke lima bernama At Taqoo (ahli taqwa), langit ke enam namanya Al Khoozin (bendahara), di langit ke tujuh namanya 'Azaaziil  dan Luhmahfudz namanya iblis, dikarenakan lalai akibat dari perintah-Nya, dimana Allah memerintahkan sujud kepada Nabi Adam AS justru ia membantah:
"Apakah tidak lebih utama aku daripada dia! Engkau jadikan aku dari api dan dia dijadikan dari tanah!".
Allah SWT berfirman:
"AKU melakukan sesuatu sesuai yang KU kehendaki".

Iblis berpendapat bahwa dirinya lebih mulia dibanding Adam AS. Ia berdiri membelakangi Adam karena berbangga diri dan sombong, ia hanya berdiri, sementara para malaikat sujud pada Adam amat lama. Ketika mereka bangkit dari sujud, iblis tetap berdiri, kemudian mereka sujud yang kedua dengan sujud syukur. Ia tetap berdiri dan berpaling amat berbangga diri tanpa menyesal sedikitpun. Kemudian Allah merubah bentuk wajah iblis yang mulanya indah berubah menjadi wajah babi hutan; kepalanya seperti unta, dadanya seperti punuk unta besar, wajahnya antara dada dan kepala seperti kera, kedua matanya melotot seluas wajahnya, lubang hidungnya lebar seperti alat bekam, bibirnya seperti bibir lembu, taringnya seperti babi hutan dan janggutnya hanya ditumbuhi 7 helai rambut. Kemudian Allah mengusirnya dari surga, dari langit, dari bumi dan dari semua wilayah. Ia tidak bisa masuk bumi kecuali secara sembunyi dan dilaknati sampai hari kiamat.

Sekarang berfikirlah, dulu ia makhluk yang cemerlang, tampan, bersayap empat, pandai dan ahli ibadah, yang menjadi kebanggaan dan pemimpin para malaikat. Namun semuanya tidak menjadi jaminan (menjadi makhluk terbaik), dimana didalamnya terselip 1 pelajaran bagi makhluk lainnya.
Ada atsar menyebutkan:
Ketika Allah mencerca iblis, menangislah malaikat Jibril dan Mikail. Allah pun berfirman:
"Apa yang menjadikan kalian menangis".
Jawab mereka:
"Kami pun tidak luput dari tipu dayamu".
Allah SWT berfirman:
"Demikianlah, adakah kalian merasa tidak aman dari-Ku".

Do'a dan Kekuasaan Iblis
Diriwayatkan:
Sesungguhnya iblis berdo'a:
"Wahai Tuhan, Engkau sudah mengeluarkan aku dari surga karena masalah dengan Adam dan aku tidak akan bisa menguasai dia kecuali dengan Penguasaan-Mu".
Allah SWT berfirman:
"Engkau bisa menguasai Adam; maksudnya anak-anak mereka untuk menjaga kenabian bapak-bapak mereka".
Kata iblis:
"Tambahkan untukku".
Firman-Nya:
"Tidak dilahirkan anak Adam kecuali anakmu juga lahir sebanyak anaknya Adam".
Pinta iblis:
"Tambahkan lagi untukku".
Firman-Nya:
"Dan mereka (hati mereka) merupakan rumahmu dan engkau bisa berjalan melewati aliran darah mereka".
Kata iblis:
"Tambah lagi untukku".
Firman Allah SWT:
"Siapkan pasukan berkudamu dan pasukan berjalan kaki untuk menghadapi anak cucu Adam. Gunakanlah harta sebagai sekutumu untuk menghadapi mereka, dengan mendorong mereka sampai masuk kearah yang haram. Dan untuk anak-anak remaja; arahkan mereka ke jalan yang haram, seperti senggama dalam waktu haid, berbuat syirik dari segi nama-pun, misalnya 'Abdul Uzza', mengarahkan mereka ke keyakinan salah, pekerjaan tidak halal, beri mereka janji-janji yang batil atau tidak benar mengenai syafa'at Ketuhanan, mengandalkan nenek moyang, mengakhirkan tobat dan banyak khayalannya".
Semua itu jalan untuk menyesatkan mereka, yang seolah-olah Tuhan berkata:
"Berbuatlah sekehendakmu. (QS.41:40)"

Adam AS menuntut:
"Wahai Tuhan, sesungguhnya Engkau telah memberikan kekuasaan pada iblis untuk aku dan aku pun tidak mungkin menolaknya kecuali lantaran pertolongan-MU".
Allah SWT berfirman:
"Tidak dilahirkan seorang anakmu, kecuali aku menyerahkan anak pada malaikat yang selalu menjaganya".
Pinta Adam AS:
"Tambahkan untukku, Ya Tuhan".
Firman-Nya:
"Setiap kebajikan memperoleh lipatan 10X".
Kata Adam:
"Tambahkan lagi, Ya Tuhan".
FirmanNya:
"Aku akan mengampuni mereka dan Aku tidak peduli seberapa besar kesalahan mereka".
Kata Adam AS:
"Kalau begitu aku sudah merasa cukup".

Pinta iblis lagi:
"Wahai Tuhan, ciptakan utusan-utusanku dari anak cucu Adam".
Firman Allah SWT:
"Tukang Nujum".
Kata iblis:
"Apa kitabku".
Firman-Nya:
"Tahi lalat ciptaanmu".
Kata iblis:
"Apa haditsku".
FirmanNya:
"Kebohongan".
Pinta Iblis:
"Apa Al Quran-ku".
Firman-Nya:
"Nyanyian".
Kata Iblis:
"Apa mu'adzin-ku".
FirmanNya:
"Seruling".
Iblis berkata:
"Dimana masjidku".
Firman-Nya:
"Beberapa pasar".
Iblis berkata:
"Dimana rumahku"
Firman-Nya:
"Tempat pemandian".
Iblis berkata:
"Makananku apa"
Firman-Nya:
"Semua makanan yang tidak menyebut Asma-KU".
Iblis berkata lagi:
"Apa minumanku".
FirmanNya:
"Yang memabukkan".
Kata iblis yang terakhir:
"Apa perangkapku".
Jelas-Nya:

"Wanita".

KITAB MUKASYAFATUL QULUB BAB 11 TAAT DAN CINTA KEPADA ALLAH SERTA UTUSANNYA (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI

Firman Allah SWT:
"Katakanlah; bilamana kamu benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku, tentu Allah juga mencintai kamu.... (QS.3 Al Imran:31)"

Ketahuilah bahwa cintanya Allah kepadamu adalah menurut bagaimana cinta kalian kepada Allah dan Utusan-Nya dengan mengikuti perintah-Nya. Dan bukti cinta Allah kepada hamba-Nya ialah dengan Anugerah-Nya dan ampunan-Nya.
Ada yang berkata:
"Bila hamba mengerti bahwa kesempurnaan hakiki adalah milik Allah, maka apapun yang dilihatnya baik dan sempurna pada dirinya atau orang lain tidak luput dari pertolongan Allah. Dan pasti cinta mereka tidak ada lain kecuali hanya kepada Allah. Inilah yang menyebabkan hasrat untuk berbakti kepada-Nya dan suka terhadap sesuatu yang bisa mendekatkan diri pada-Nya. Makanya cinta mereka direalisasikan dengan taat kepaa-Nya dan mengikuti jejak Rasulullah SAW dari segi taat beribadah pada-Nya.

Syir'atul Islam
Melalui Hasan, katanya para umat zaman Rasulullah SAW selalu berkata:
"Ya Muhammad, sungguh kami amat mencintai Tuhan kami"
Kemudian Allah menurunkan ayat diatas.


Melalui Bisyri, katanya:
Aku bermimpi melihat Nabi SAW, beliau bersabda begini:
"Hai Bisyri, aapa kau tahu lantaran apa Allah mengangkat derajatmu lebih tinggi dibanding teman-temanmu".
Kataku:
"Tidak, Ya Rasul".
Jawab Nabi:
"Yakni dengan pelayananmu terhadap orang-orang shaleh, cinta dan nasehatmu terhadap sesama kawan dan engkau memegang dan mengikuti sunnahku".

Sabda Nabi SAW:
"Barangsiapa yang menghidup-hidupkan sunnahku, maka sungguh dia mencintaiku. Dan barangsiapa yang mencintaiku, maka kelak ia bersama aku pada hari kiamat didalam surga".

Ucapan sahabat Nabi SAW yang terkenal:
"Orang yang berpegang teguh pada sunnah Nabi SAW (Dimana beliau SAW sebagai utusan sekaligus pemegang akhlak ketika semua orang rusak akhlaknya, dan ketika banyak aliran) maka ia memperoleh pahala seperti 100 orang mati syahid".

Nabi SAW bersabda:
"Setiap umatku pasti masuk surga kecuali yang membangkang".
Ada yang bertanya:
"Siapa saja yang membangkang, Ya Rasul"
Sabda Nabi:
"Barangsiapa yang taat kepadaku akan masuk surga, dan siapa yang maksiat kepadaku ia telah membangkang. Dan setiap perbuatan yang tidak berdasarkan sunnahku disebut maksiat".

Sebagian ulama berkata:
"Bilamana kalian melihat seorang syeikh atau Kyai mampu terbang ke angkasa, berjalan diatas laut, menelan api dan lain-lain, namin ia masih meninggalkan kewajiban yang diwajibkan Allah SWT atau meninggalkan kesunnahan yang disunnahkan oleh Nabi-Nya dengan sengaja; maka ketahuilah bahwa dia adalah pembohong dalam setiap dakwahnya. Perbuatannya tidak bisa disebut keramat melainkan istidroj".

Imam Junaid RH berkata:
"Seseorang tidak bisa menyampaikan sesuatu kepada Allah keculi menurut kehendak Allah. Dan jalan untuk sampai kepada Allah adalah dengan mengikuti sunnah Nabi yang terpilih Muhammad SAW"


Imam Ahmad Al Hawaarii RH berkata:
Tiap-tiap perbuatan tanpa didasari Sunnah Nabi SAW, maka rusak, sebagaiman ada sabda Nabi SAW:
"Barangsiapa yang menyia-nyiakan sunnahku, maka syafaatku haram bagi dia".

Kisah:
Diantara orang-orang gila ada seorng lelaki menganggap bahwa orang gila itu tolol dalam perilakunya. Perilaku itu diceritakan kepada Ma'ruf Al Karokhi, dan ia tersebyum saja sambil berkata:
"Wahai saudaraku, dia memang memiliki orang-orang yang cinta dari kalangan orang awam atau pembesar, dari orang yang punya akal atau orang gila. Dan orang yang kau lihat tadi termasuk dari yang gila".

Imam Junaid RH berkata:
Guru kami As Sarii sedang sakit,. Kami tidak tahu penyebab dan obatnya, hanya ada tabib yang pandai menyuruh kami mengambil sebotol air seni guru. Tabib pun melihat air tersebut agak lama, kemudian berkata:
"Air kencing ini sepertinya air kencing orang yang sedang rindu".
Aku pun pingsan tidak sadar dan botol itu jatuh dari tanganku. Setlah sadar aku menghampiri guru As Sarii, lalu kuceritakan semuanya. Ia hanya tersenyum dan berkata:
"Alangkah tajam penglihatannya, dan semoga Allah membunhnya".
Aku berkata:
"Apakah kerinduan seseorang bisa dilihat dari air kencing".
Jelas Guru As Sarii:
"Ya, bisa".

Kata Imam Fudlail RA:
Ketika ditanya padamu:
"Apakah engkau mencintai Allah"
Maka dialah. Karena bila kamu menjawab:
"Tidak"
Maka kafirlah engkau. Bila engkau menjawab:
"Iya,"
Maka kamu bukan sifatnya orang yang mencintai Allah. Dan takutlah kamu akan Kemurkaan Allah.

Kata Sufyan:
"Barangsiapa yang mencintai orang yang cinta kepada Allah, artinya dia telah mencintai Allah. Juga yang mengagungkan orang yang mengagungkan Allah, sama dengan ia mengagungkan Allah".


Kata Sahl:
:Tandanya cinta Allah adalah mencintai Al Quran. Dan tandanya cinta Allah dan cinta Al Quran ialah mencintai Nabi Muhammad SAW; dengan tanda mencintai sunnahnya. Tanda mencintai sunnahnya ialah mencintai akherat. Tanda cinta akherat ialah benci terhadap dunia dan tanda benci dunia ialah mengambil urusan duniawi hanya sebagai bekal untuk menuju akherat".

Kata Abu Hasan Az Zanjaani:
"Dasarnya ibadah ada 3 syarat: mata, hati dan lidah. Mata untuk menarik pelajaran, hati untuk tafakkur dan lisan/lidah untuk berkata benar, bertasbih dan berdzikir. Sebagaiman ada firman Allah SWT:
"Berdzikirlah kalian kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya; dan bertasbihlah pada-Nya disaat pagi dan petang. (QS.33 Al Ahzab:41-42)"

Kisah:
Sesungguhnya Abdullah dan Ahmad bin Harbi mendatangi suatu tempat. Yang Ahmad bin Harbi memotong rumput, sementara Abdullah berkata:
"Ada 5 hal yang berhasil menguasaimu:

Hatimu sibuk dengan sesuatu, sampai tak sempat bertasbih untuk Tuanmu.
Engkau membiasakan kesibukan itu sampai benar-benar lupa dzikir kepada Allah.
Engkau menjadikan sebagai kebiasaan.
Sampai-sampai banyak orang mengikuti.
Engkau menetapkan dirimu akan sesuatu sebagai Dasarnya Allah 'Azza Wa Jalla kelak dihari kiamat.
Demikian disebutkan dalam Rounaqul Majaalisi.

Kata Saroo RA:
Aku melihat sawiqo dibawah oleh Jurjani, ia memakannya tanpa dilumuri dengan air. Aku pun berkata:
"Kenapa engkau tidak makan yang lain saja".
Ia menjawab:
"Aku telah memperhitungkan ketika mengunyah dan menelan ada 90X tasbih dan akhirnya aku tidak makan roti sejak 40 tahun yang lalu".

Sahl bin Abdullah makan setiap 15 hari sekali. Bahkan dalam bulan Romadhon hanya makan sekali saja. Suatu saat tertentu pernah tidak makan selama 70 hari, justru ia lemah kalau makan dan kuat kalau lapar. Dia selalu bersama-sama Abu Himaad Al Aswaad selama 30 tahun dan ia tidak pernah melihat ada makanan atau minuman, namun tidak pernah luput dari Dzikir kepada Allah.

Kisah:
Amr bin Ubaid tidak akan keluar dari tempatnya kecuali ada 3 tujuan:

Berjama'ah.
Menjenguk orang sakit.
Mengantar jenazah.
Ia berkata:
"Aku memandang semua orang adalah pencuri dan penyamun, padahal umur merupakan mutiara terindah. Selayaknya diisi penuh dengan amalan akherat. Mengertilah bahwa orang yang mengkehendaki akherat akan menjauhi urusan duniawi agar tujuan hati tetap satu dan segi lahiriah tidak keluar dari batiniahnya. Sebab tidak mungkin memelihara satu perkara tanpa memperhatikan antara yang lahir dan batin".

Kata Asy Syubali:
"Kalau mengantuk menalariku, maka aku harus mencelaki mataku dengan geram. Kalau masih mengantuk, aku pun mengoleskan pena celak ke mataku".

Kisah:
Kata Ibrahim bin Hakim:
"Bila ayahku mengantuk, ia menceburkan dirinya ke laut. Ia melafadzkan tasbih dan ikan-ikan mengerumuni membaca tasbih bersamanya".

Kisah:
Sesungguhnya Wahib bin Mummbih brdo'a kepada Allah agar dihilangkan rasa kantuk semalam saja. Dan hilangnya rasa tidurnya selam 10 tahun. Sementara Hasan Al Hallaj mengikut dirinya dari mata kaki sampai lutut dengan 13 tali. Keadaan seperti itu tetap mengerjakan shalat sehari semalam 1.000 raka'at. Juga Al Junaid bekerja ke pasar membuka tokonya, ia masuk dan menurunkan tabirnya dan mengerjakan shalat 400 raka'at, kemudian ia pulang. Dan Habsyi bin Dawud mengerjakan shalat shubuh selama 40 tahun dengan wudhunya shalat 'Isya. Untuk itu selayaknya orang mukmin selalu dalam keadaan suci, membayangkan dirinya duduk dihadapan Rasulullah SAW menurut ukuran hadir dan dekatnya hati, sehingga nampak tenang dan agung dalam setiap perbuatan. Ia bersabar menghadapi orang lain dan tidak mengikutsertakan dalam kejahatan, serta memohonkan ampun buat orang lain terhadap Allah. Tidak perlu bangga dengan amal kebajikannya, sebab berbangga diri adalah sifatnya syetan. Pandanglah diri ini dengan hina dan memandang orang shaleh dengan pandangan mulia. Barangsiapa yang tidak memahami keagungan orang lain, maka Allah menghalangi bisa berkawan dengan dia. Juga barangsiapa yang tidak mengenal ketaatan dengan orang lain, Allah akan mencabut rasa manisnya taat kepada Allah.


Fudlail bin Iyadl ditanya:
"Wahai Abu Ali, kapan orang bisa jadi shaleh"
Ia menjawab:
"Bila nasehat ada dalam hatinya, artinya dalam hati ada rasa takut kepada Allah dan di lisan selalu benar serta anggota badannya selalu beramal shaleh".

Allah SWT berfirman ketika memi'rajkan Nabi SAW:
"Wahai Muhammad, bila engkau ingin jadi orang yang wira-i maka zuhudlah terhadap dunia dan cintailah akherat".
Beliau SAW bertanya:
"Tuhanku, bagaimana cara aku berzuhud".
Allah SWT berfirman:
"Ambillah dunia sekedar buat minum, makan, dan berpakaian. Dan janganlah menimbun untuk hari esok serta langgengkan dzikir kepada-Ku".
Beliau SAW bertanya:
"Wahai Tuhanku, bagaimana caranya melanggengkan dzikir kepada-Mu".
Allah SWT berfirman:
"Asingkan diri dari manusia, buat tidurmu untuk shalat dan makanmu untuk lapar".


Nabi SAW pernah bersabda:
"Zuhud terhadap dunia bisa memberikan kesempatan hati dan badan untuk istirahat. Sedangkan rakus duniawi bisa menimbulkan keprihatinan. Cinta dunia merupakan pangkal kesalahan dan mengasingkan dari dunia merupakan pangkal kebajikan dan ketaatan".

Kisah:
Ada seorang lelaki membeli budak muda. Budak itu berkata:
"Wahai tuanku, aku ingin membuat perjanjian denganmu:

Tuan jangan menghalangi aku melakukan shalat fardhu.
Silahkan tuan memerintah aku pada siang hari semau tuan dan tidak memerintahkan di malam hari.
Tuan menyediakan satu ruang yang dilarang masuk kecuali aku.
Kata tuannya:
"Untukmu semua syarat-syarat itu. Dan sekarang lihatlah kamar-kamar yang engkau kehendaki".
Si budak berkeliling dan dia menemukan sebuah kamar yang tidak terawat. Kata si budak:
"Aku ambil kamar yang ini".
Jawab si tuan:
"Mengapa engkau memilih kamar yang tidak terawat".
Jawab si budak:
"Tidakkah tuan mengerti, sesuatu yang tidak terawat bila bersama Allah akan berubah jadi taman".

Selanjutnya si budak melayani tuannya di siang hari dan berdzikir di malam hari. Saat ia berdzikir, tuannya mengelilingi rumah dan sampailah pada kamar si  budak. Ia sangat terkejut, kamar itu berubah bercahaya, sementara si budak bersujud, yang diatas kepalanya ada pancaran "Nur" antara langit dan bumi. Si budak bermunajat merendahkan diri:
"Wahai Tuhanku, engkau bebankan kewajibanku terhadap tuanku di siang hari. Andaikan tidak, tentu aku tidak akan sibuk kepada-Mu kecuali di siang dan malam hari. Dan sekarang terimalah alasanku itu wahai Tuhanku".

Si tuan memandang si budak sampai pagi tiba. Ia pun pulang dan menceritakan pada istrinya. Pada malam kedua ia mengajak istrinya melihat kamar si budak. Melihat si budak bersujud dan sorotan cahaya memancar dari kepalanya. Mereka memandangi si budak di ambang pintu sambil menangis. Tuan tiba-tiba memanggil budak, dan berkata:
"Wahai budak, sekarang engkau merdeka karena Allah SWT. Engkau pernah mengajukan alasan pada-Nya serta tenggelam dzikir pada-Nya".


Namun si budak langsung menengadahkan tangannya keatas dan berdo'a:
"Wahai Dzat Yang memiliki Rahasia, sesungguhnya rahasiaku sudah terbuka. Dan aku tidak ingin hidup lagi kalau rahasiaku terbuka".
Ia memohon sekali lagi:
"Aku mohon kematian".
Ia langsung jatuh dan meninggal dunia. Demikianlah sifat orang-orang shaleh dan orang-orang yang dirundung rindu kepada Allah serta yang mencari Ridho-Nya.

Nabi Musa AS punya kawan yang amat dicintai. Suatu hari si kawan berkata:
"Wahai Musa, berdo'alah pada Tuhanmu agar Dia mengenaliku dengan amat kenal".
Nabi Musa AS pun berdo'a dan Do'anya dikabulkan.

Nabi Musa AS menyusul kawannya ke gunung bersama binatang-binatang liar, namun ia tidak menemukan kawannya itu. Nabi Musa AS mengeluh:
"Ya Tuhanku, saudaraku dan kesayanganku, aku telah kehilangan temanku".
Ada yang menjawab:
"Wahai Musa, barangsiapa yang mengenal-Ku dengan amat kenal, maka dia tidak akan berteman lagi dengan makhluk selama-lamanya".

Ada sebuah hadits:
Sesungguhnya Nabi Yahya dan Nabi Isa berjalan-jalan di pasar dan ada wanita yang menghadang mereka. Tiba-tiba Yahya AS berkata:
"Demi Allah aku tidak melihat hal itu".
Jawab Isa:
"Maha Suci Allah....! Tubuhmu bersamaku, lalu hatimu kemana".
"Wahai anak bibiku, andaikan ketenangan hatiku tertuju pada selain Tuhanku dalam sekejap mata saja, engkau pasti menyangka bahwa aku tidak mengenal Allah"

Ada yang berpendapat:

"Bukti kebenaran kemakrifatan ialah melepas urusan duniawi dan memurnikan diri untuk Dzat Yang Menguasai. Sesungguhnya pemabuk minuman yang disenangi tidak akan sembuh kecuali memperlebar pandangan fikir dan itu merupakan cahaya Ketuhanan".