Catatan Popular

Isnin, 4 Mac 2013

PAPARAN TASAWWUF DALAM AL QUR’AN : QALB



4 Jenis Qalb:

Qalb itu ada empat macam: qalb yang bersih, padanya pelita yang bersinar gemilang. Maka itulah qalb Al-Mu’min. Qalb yang hitam terbalik, maka itulah qalb Al-Kafir. Qalb terbungkus yang terikat dengan bungkusnya, maka itulah qalb Al-Munafiq. Dan qalb yang melintang, padanya keimanan dan dan ke-nifaq-an. 1
 Mengapa Qalb yang Bersih Diperlukan ?

Orang bertanya kepada Rasulullah s.a.w., “Wahai Rasulullah! Di manakah Allah? Di bumi atau di langit?” Rasulullah s.a.w. menjawab, “Allah Ta’ala berfirman, ‘Tidak termuat Aku oleh bumi-Ku dan lelangit-Ku, dan termuat Aku oleh qalb hamba-Ku yang mu’min, yang lemah-lembut, yang tenang-tenteram.’” 2

 Beberapa Karakteristik Qalb Ideal

Ali k.w. berkata, “Sesungguhnya Allah Ta’ala mempunyai wadah di bumi-Nya, yaitu qalb. Maka qalb yang paling dikasihi oleh Allah Ta’ala adalah yang paling kuat, yang paling bersih, dan yang paling lembut. Kemudian Ali k.w. menafsirkannya dengan mengatakan, “Paling kuatnya qalb itu mengenai Agama, paling bersihnya itu mengenai keyakinan, dan paling lembut kepada saudara-saudara. 3


Kedudukan Manusia Bergantung Kualitas Qalb-nya

Apabila dikehendaki oleh Allah kebajikan pada seorang hamba, niscaya dijadikan-Nya baginya Penasehat dari qalb-nya. 4
Barangsiapa mempunyai Penasehat dari qalb-nya, niscaya ada penjaga dari Allah kepadanya. 5

Jikalau tidaklah setan-setan itu mengelilingi qalb Bani Adam, niscaya mereka itu melihat ke alam malakut. 6

… dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara al-mar’i seseorang dengan qalb-nya, dan sesungguhnya kepada-Nya lah kalian akan dikumpulkan. 7

Orang bertanya kepada Rasulullah s.a.w., “Wahai Rasulullah! Siapakah manusia yang paling baik?” Rasulullah s.a.w. menjawab, “Tiap-tiap mu’min yang qalb-nya ‘makhmum’”. Lalu orang itu bertanya pula, “Apakah qalb yang ‘makhmum’ itu?” Rasulullah s.a.w. menjawab, “Orang yang takwa, hatinya bersih, tak ada padanya penipuan, kedurhakaan, pengkhianatan, kedengkian, dan hasad.” 8


Dosa Itu Mengotori Qalb

Manakala dosa itu telah bertindih-lapis, niscaya tercapkanlah di atas qalb. Dan pada ketika itu, butalah qalb dari mengetahui kebenaran dan kebaikan Agama. Dan ia mempermudah urusan akhirat. Dan membesarkan urusan dunia. Dan jadilah cita-citanya terbatas pada dunia. Maka apabila pendengarannya diketuk dengan urusan akhirat dan bahaya-bahaya yang ada di akhirat, niscaya masuk dari satu telinga dan keluar dari telinga yang satu lagi. Tidak menetap di dalam qalb dan tidak menggerakkannya kepada taubat dan memperoleh yang telah hilang. Merekalah orang-orang yang telah putus asa dari akhirat, sebagaimana putus asanya orang-orang kafir yang di dalam kubur. 9

Barangsiapa mengerjakan dosa, niscaya ia diceraikan oleh ‘aql yang tidak akan kembali lagi kepadanya untuk selama-lamanya. 10

Dan tidaklah yang mendustakan hal itu (yawm ad-Din) melainkan orang-orang yang melampaui batas lagi berdosa … sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup qulub mereka. 11

Dan di antara manusia ada yang mengatakan, “Kami beriman kepada Allah dan Hari Akhir.” Padahal mereka itu bukan orang-orang yang mu’min. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri mereka sendiri sedang mereka tidak menyadari. Dalam qulub mereka terdapat penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya, dan bagi mereka azab yang pedih disebabkan mereka berdusta. 12

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai qalb (tapi) tidak memahami dengannya, mereka mempunyai mata (tapi) tidak melihat dengannya, dan mereka mempunyai telinga (tapi) tidak mendengar dengannya. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih tersesat. Mereka itulah orang-orang lalai (Al-Ghafilun). 13

Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan menemui Kami, mereka ridha dengan kehidupan dunia dan sudah merasa tenteram dengannya dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami. 14

Mereka hanya mengetahui yang dzahir saja dari kehidupan dunia, sedang mereka tentang akhirat adalah lalai (Ghafilun). 15

Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai (hubb) kehidupan dunia melebihi akhirat. Dan bahwasanya Allah tidak menunjuki kaum kafir (al-qawm al-kafirin). Mereka itulah orang-orang yang qalb, pendengaran, dan penglihatan mereka telah dikunci mati oleh Allah. Mereka itulah orang-orang yang lalai (al-ghafilun). 16

Pernahkah engkau melihat orang yang mengambil hawa nafsunya sebagai sesembahannya (ilah) dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ‘Ilm-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan qalb-nya, dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah? Maka mengapa kalian tidak mengambil pelajaran? 17

Dan Kami jadikan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding, dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat. 18

Allah telah mengunci mati qulub dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka azab yang berat. 19

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan kedzaliman, mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk (Muhtadun). 20

Maka apakah mereka tidak berjalan di bumi, lalu mereka mempunyai qulub yang ber-‘aql dengannya, atau mempunyai telinga yang mendengar dengannya? Maka sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, akan tetapi yang buta (adalah) qulub yang di dalam shudur. 21

Orang-orang Arab Badwi berkata, “Kami telah beriman.” Katakanlah, “Kalian belum beriman, tetapi katakanlah ‘Kami telah berserah diri’, karena iman itu belum masuk ke dalam qulub kalian, dan jika kalian ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi (pahala) amal-amal kalian sedikitpun. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” 22


 Tanda-tanda

Tatkala Rasulullah s.a.w. membaca firman Allah Ta’ala:
“Barangsiapa dikehendaki Allah memberi petunjuk kepadanya, niscaya dibuka-Nya shudur orang itu untuk berserah diri…” 23

Lalu orang bertanya kepada Nabi s.a.w., “Apakah pembukaan itu?”
Nabi s.a.w. menjawab, “Sesungguhnya cahaya (nuur) itu apabila diletakkan dalam qalb, maka terbukalah dada (shudur) menerima nuur tersebut dengan seluas-luasnya.”
Berkata lagi orang itu, “Adakah tanda-tandanya?”

Nabi s.a.w. menjawab, “Ya, ada! Merenggangkan diri dari negeri tipu daya, kembali ke negeri kekal dan bersedia untuk mati sebelum datangnya mati.” 24

Maka apakah orang-orang yang dibuka Allah shudur-nya untuk berserah diri lalu ia mendapat nur dari Rabb-nya (sama dengan orang yang membatu hatinya?) Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu qalb-nya untuk dzikril’lah (mengingat Allah). Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. 25

… dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang dzalim (Adz-dzalimun). 26

Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun (al-Ghaffar) bagi orang-orang yang taubat, beriman, beramal shalih, kemudian tetap pada petunjuk. 27

CATATAN
1. Hadist Nabi s.a.w.
2. Hadist Nabi s.a.w.
3. Imam al-Ghazali, Ihya’ Ulumiddin jilid IV hal. 25
4. Hadist Nabi s.a.w.
5. Hadist Nabi s.a.w.
6. Hadist Nabi s.a.w.
7. QS Al-Anfal[8]: 24
8. Hadist Nabi s.a.w.
9. Imam al-Ghazali, Ihya’ Ulumiddin jilid IV hal. 31
10. Hadist Nabi s.a.w.
11. QS Al-Muthaffifiin[83]: 12, 14
12. QS Al-Baqarah [2]:8-10
13. QS Al-A’raf[7]: 179
14. QS Yunus [10]: 7
15. QS Ar-Ruum [30]: 7
16. QS An-Nahl [16]: 107-108
17. QS Al-Jaatsiyah[45]: 23
18. QS Yaasiin [36]: 9
19. QS Al-Baqarah [2]: 7
20. QS Al-An’am[6]:82
21. QS Al-Hajj [22]: 46
22. QS Al-Hujurat[49]: 11
23. QS Al-An’am[6]: 125
24. Hadits Nabi s.a.w.
25. QS Az-Zumar [39]: 22
26. QS Al-Hujurat [49]: 11
27. QS Thaahaa [20]: 82 

Tiada ulasan: