Catatan Popular

Rabu, 6 November 2019

KISAH FIRASAT MUKMIN 8 SYEIKH ABDILLAH AR RAZI


Abu AbdiLlah Ar-Razi ketika singgah di Naisabur mengalami pengalaman sufi yang menarik. Dia mengatakan, "Ibnul Ambari pernah mengenakan pada saya pakaian yang terbuat dari bulu domba.

Ketika itu saya melihat di kepala Dalf Asy-Syibli terdapat topi manis yang diikat dengan kain wol. Saya berbisik dalam diri saya, 'alangkah baiknya jika kedua hiasan tersebut berkumpul pada diri saya.' Ketika Asy-Syibli berdiri dari duduknya, dia menoleh kepadaku dan saya mengikutinya. Biasanya jika saya ingin mengikutinya, dia pasti menoleh kepadaku terlebih dahulu, namun kali ini tidak. Dai langsung berjalan dan masuk ke rumah tanpa memperhatikan saya.   
"Lepaskan kain bulu itu." Perintahnya. Sayapun melepaskannya. Dia kemudian dia melipat kain itu, lalu menggabungkannya dengan topi dan memerintahkan seseorang untuk membakarnya."    

Abu Hafs An-Naisaburi megatakan, "Tidak patut bagi seseorang mengaku memiliki firasat yang tajam sementara dia takut pada firasat orang lain karena Nabi SAW pernah bersabda,"Takutlah kalian pada firasat orang mukmin". Beliau tidak mengatakan "Berfirasatlah". Maka bagaimana mungkin sah firasat seseorang sementara dia masih takut di maqam firasat."    

Ahmad nin Masruq mengatakan, "Saya memasuki rumah seorang laki-laki yang sudah lanjut usia. Dia adalah satu diantara kawan-kawan kami.

Saya memangilnya tetapi tidak mendapat sahutan. Sayapun masuk ke dalam dan mendapatinya dalam keadaan setengah lemah. Saya bergumam dalam hati,"Dari mana dia mendapat pertolongan, sementara dia adalah orang yang sudah sangat tua ?

" Tiba-tiba dia menyahut, "Hai Abul Abas, tinggalkan bisikan hatimu yang busuk itu. Sesungguhnya bagi Alloh ada kelembutan yang sangat samar."    

Tiada ulasan: