Catatan Popular

Rabu, 6 Mei 2020

BAHAGIAN 45 KEHIDUPAN RASULULLAH SAW (KITAB ASY SYAMAIL)


Oleh Muhammad bin `Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dhahhak as-Sulami.
(Imam at-Tirmidzi)

“Kami berada di samping abu Hurairah r.a. sedang ia memakai dua lembar kain kattan* yang dicelup bahan Lumpur merah. Lalu ia membuang ingusnya pada salah satu dari dua kainnya itu. Ia berkata : “Bakh, Bakh*”. Abu Hurairah membuang ingusnya pada kain kattan itu. 

Selanjutnya ia bercerita :”Sungguh,aku teringat kembali ketika aku tersungkur diantara mimbar Rasulullah saw.dengan kamar `Aisyah r.a. karena pingsan. Tiba-tiba datang seorang laki-laki lantas ia letakkan kakinya di atas leherku. Ia mengira aku dalam keadaan gila.Sebenarnya aku tidak gila,tapi kejadian itu hanyalah kelaparan.”(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dari Hammad bin Zaid, dari Ayyub, yang bersumber dari Muhammad bin Sirin*)

• Kain Kattan ialah kain yang terbuat dari serat kayu. Atau kain yang dibuat dengan cara kasar,biasanya disebut kain rami.


• bakh, bakh ialah kalimat yang sering digunakan oleh orang Arab untuk menyatakan rasa kagum, atau rasa senang, atau tidak menyenangi sesuatu. Pada hadist ini, kalimat bakh,bakh berarti suatu isyarat terhadap pernyataan kurang senang, atau keadaan yang menyedihkan.


• Muhammad bin Sirin al Bashri adalah maula (budak yang dibebaskan) Anas bin Malik r.a.

“Rasulullah saw. tidak pernah kenyang makan roti, dan tiada pula dengan daging, kecuali dalam keadaan dlaffaf.”(Diriwayatkan oleh Qutaibah, dari Ja’far bin Sulaiman ad Dluba’I, yang bersumber dari Malik bin Dinar r.a.)

Malik bin Dinar selanjutnya berkata: “Aku bertanya kepada seorang laki-laki dari pedusunan: “Apa yang dimaksud dengan dlaffaf?” Ia menjawab: “Makan bersama orang banyak.” “Sesungguhnya kami, keluarga Muhammad saw.pernah selama sebulan tidak menyalakan api (tidak menanak apapun) kecuali korma dan air.” (Diriwayatkan oleh Harun bin Ishaq,dari Ubadah, dari Hisyam bin `Urwah, dari ayahnya yang bersumber dari `Aisyah r.a.)


“Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya aku dijadikan takut oleh Allah dan tiada seorangpun yang diberi rasa takut sebagaimana aku. Sungguh, aku telah ditimpa cobaan di jalan Allah, dan tiada seorangpun yang mendapat cobaan sebagaimana aku. Sungguh merupakan pengalaman bagiku, iaitu selama tiga puluh hari tiga puluh malam, aku dan bilal tidak mendapatkan makanan yang pantas dimakan orang yang mempunyai rongga perut. Waktu itu hanya ada sedikit makanan yang disembunyikan pada ketiak bilal.”(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari Rauh bin Aslam Abu Hatim al Bashri,dari Hammad bin Salamah, dari Tsabit, yang bersumber dari Anas r.a.)

Tiada ulasan: