Catatan Popular

Selasa, 19 Julai 2016

KITAB QOTRUL GHAITS PERMASALAHAN III : CARA BERIMAN TERHADAP PARA MALAIKAT?

OLEH IMAM NAWAWI AL BANTANI (IMAM NAWAWI KEDUA)

PERMASALAHAN III CARA BERIMAN TERHADAP PARA MALAIKAT?

Jika ditanyakan kepadamu: ” Bagaimana cara kamu beriman terhadap para malaikat?”.
Maka hendaklah kamu berkata: Sesungguhnya para malaikat itu bermacam-macam dalam masalah keadaan, pekerjaan, dan bentuk rupa mereka. 

Sebagian dari mereka adalah sebagaimana berikut:

Hamalatul Arsyi (para pemanggu Arsy) Mereka adalah tingkatan tertinggi dari para malaikat dan yang pertama diciptakan. Mereka di dunia ada empat dan di akhirat ada delapan dalam bentuk rupa aw’al (jenis kambing yang bertanduk dua), jarak antara kuku kaki hingga lutut mereka adalah tujuh puluh tahun perjalanan burung yang cepat. Adapun sifat Arsy telah disebutkan, bahwasanya Arsy adalah sebuah permata hijau, dan ia termasuk makhluk paling agung dalam penciptaanya dari sekian banyak makhluk Allah, yang setiap harinya dipakaikan seribu warna dari cahaya yang tidak ada seorangpun makhluk dari sekian banyak makhluk Allah mampu unutk menatapnya, adapun keberadaan benda-benda yang ada kesemuanya di Arsy adalah ibarat sebutir pasir yang berada dipadang pasir, juga telah disebutkan, bahwasanya Arsy adalah kiblat para penduduk langit sebagaimana Ka’bah menjadi kiblat para penduduk bumi.

Hafun (yang menglilingi) Wahab bin Munabbih mengatakan, disekitar Arsy terdapat tujuh puluh ribu sof yang terdiri dari para malaikat. Satu sof berada dibelakang sof yang lain, yang mengelilingi Arsy . Mereka-mereka (yang berada di sof pertama) berangkat, dan yang lain juga berangkat (yang berada di sof sesudahnya). Apabila mereka-mereka bertemu satu sama lain, maka mereka bertahlil dan yang lian bertakbir. 

Dari belakang tujuh puluh ribu sof tadi terdapat tujuh puluh ribu sof malaikat yang mengangkat tangannya sampai keleher dan meletakkanya diatas leher mereka, ketika mereka mendengar takbir dan tahlil para malaikat tadi, maka mereka melantangkan suaranya seraya berkata:

Dari tujuh puluh ribu sof ini, dibelakangnya terdapat seratus ribu sof para malaikat yang meletakkan tangan sebelah kanan diatas sebelah kiri, tidak satupun dari mereka kecuali bertasbih dengan bacaan tasbih yang tidak dibaca oleh yang lain. Jarak anatara dua sayap satu dari mereka adalah perjalanan delapan ratus tahun, sedang jarak dari daun telinga hingga pundaknya adalah perjalanan empat ratus tahun.

Allah menghijab dari para malaikat yang berada disekitar Arsy dengan tujuh puluh hijab dari cahaya, tujuh puluh hijab dari kegelapan, tujuh puluh hijab dari mutiara putih, tujuh puluh hijab dari Yaqut merah (rubi), tujuh puluh hijab dari Zabarjad hijau, tujuh puluh hijab dari salju, tujuh puluh hijab dari air, tujuh puluh hijab dari bebatuan es dan dengan hijab-hijab yang tidak akan mengetahuinya kecuali Allah.

Ruhaniyyun (para kejiwaan) Telah dikatakan bahwasannya keberadaan mereka di Ardlul Baidla’ (bumi yang putih) adalah ibarat sebuah batu marmer yang mana lebar bumi tersebut adalah empat puluh hari perjalanan matahari dan panjangnya tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah swt. Mereka memliki penikam dengan bertasbih dan bertahlil, kalau saja seandainya suara dari salah satu mereka diperdengarkan niscaya penduduk muka bumi pastilah binasa dari kengerian suaranya, dan ujung mereka sampai ke Hamaltul Arsy.
Karubiyyun (dengan di baca fathah huruf kafnya dan dibaca tahfif huruf Ra’-nya كَرُوبِيُّوْن ) Mereka adalah para pemimpin malaikat dan merekalah para malaikat yang berada disekitar Arsy.
Safarah (para duta) Yaitu yang menjadi perantara antara Allah dan semua para Nabi-Nya juga para Sholihin, yang menyampaikan risalah (pesan) Allah kepada mereka dengan melalui wahyu, ilham dan mimpi yang baik, atau yang menjadi perantara antara Allah dan makhluk-Nya. Mereka menyanpaikan kabar-kabar penciptaan-Nya kepada mereka. 

Adapun kata safarah disini adalah jamak dari kata safiir سَفِيْر) ) dengan makna utusan, bukan bentuk jamak dari kata saafir سَافِر) ) dengan makna sekretaris, karena sebenarnya Musannif telah mentafsirkan kata safarah dengan mereka para malaikat yang empat. Yaitu: Jibril, Mikail, Israfil dan Azrail (dengan dibaca fathah huruf ‘Ain-nya).

Jibril adalah malaikat yang turun kepada semua para Nabi, Mikail adalah yang menjadi wakil (staf) perhujanan, Israfil yang menjadi wakil peniupan sangkakala, yang mana sangkakala tersebut akan ditiup maka semua makhluk akan mati dan ditiup lagi untuk menghidupkan para makhluk tersebut, lalu nyawa-nyawa akan dikembalikan pada jasadnya, Azrail menjadi wakil pencabutan nyawa. Apabila ajal seorang telah tiba maka Allah memerintahkan untuk mencabut nyawanya. Malaikat maut memiliki beberapa asisten yang terdiri dari beberapa malaikat, yang mana malaikat maut akan menyuruh mereka terhadap pencabutan nyawa tersebut, lalu apabila nyawa telah sampai ketenggorokan maka malaikat maut mengambil alih pengambilan nyawa itu dengan dirinya sendiri.

Keluarnya nyawa adalah dari yafukh (ubun-ubun) sebagaimana masuknya kedalam badan. Adapun terbukanya mulut orang yang sakaratul maut (naza’) ketika nyawa keluar, maka disebutkan, karena saking mengerikan/menakutkannya apa yang ia lihat. Yang disebut yafukh ialah suatu tempat yang bergerak yang berada dikepala bayi.

Hafadhah (para penjaga) Muhammad Khalil mengatakan, telah diceritakan, bahwasannya Utsman bin Affan ra. bertanya pada Nabi saw.: berapa jumlah para malaikat yang ada pada manusia?. Rasullah saw. Menjawab: dua puluh malaikat, sebagian dari mereka adalah satu malaikat dari sebelah kananmu terhadap kebaikan-kebaikanmu, dia adalah yang menjadi pemimpin terhadap yang sebelah kirimu, jika kamu melakukan keburukan maka malaikat sebelah kiri berkata pada yang dari sebelah kanan: “Apakah akan aku tulis?” Yang dari sebelah kanan menjawab: “Jangan, siapa tahu ia akan bertaubat”, lalu yang sebelah kiri bertanya lagi, “Apabila tidak bertaubat?” Yang dari sebelah kanan menjawab, “Iya, tulislah, semoga Allah menyenangkan pada kita dari itu”. Nama malaikat sebelah kananmu adalah Raqib dialah yang menulis amal kebaikan dan yang sebelah kiri adalah Atid dialah yang menulis amal keburukan, dua malaikat yang berada dihadapan dan yang berada di belakangmu, satu malaikat yang memegang terhadap nashiyah-mu (kenig), apabila kamu tawadu’ terhadap Allah maka ia akan mengangkatmu, dan jika kamu sombong terhadap Allah maka ia akan menghancurkanmu, dua malaikat pada kedua bibirmu, mereka tidak mengingatkan padamu kecuali untuk bershalawat pada nabi Muhammad saw., satu malaikat pada mulutmu yang tidak akan membiarkan ular atau serangga masuk kedalam mulutmu, dan dua malaikat pada kedua belah matamu. Disebutkan bahwa nama mereka adalah Syawiyyah ((شَوِيَّة. Mereka inilah sepuluh malaikat yang ada pada diri manusia, lalu malaikat malam akan turun menggantikan malaikat siang, dan mereka-mereka inilah (malaikat malam dan malaikat siang) dua puluh malaikat yang berada pada diri manusia.

Katabah (para sekretaris) Merekalah para malaikat yang menghapus dari lauhul mahfudh, mereka adalah para malaikat yang mulia yang menjadi sekretaris. Sebagian dari mereka ada yang memiliki beberapa sayap, yaitu: Tiap-tiap satu dari mereka ada yang memiliki dua sayap-dua sayap, ada yang memiliki tiga sayap-tiga sayap, dan sebagian yang lain ada yang memiliki empat sayap-empat sayap, dan Allah akan menambahkan dalam penciptaan sayap-sayap pada selain bagian-bagian tadi,menurut kehendak dan kebijaksanaannya.


TAMBIHUN

Perkataan Mushannif pada kata hamalah, safarah, hafadhah dan katabah, dengan dibaca fathah ketiga hurufnya adalah bentuk jamak dari kata haamil, safiir, haafidh dan kaatib.
Semua para malaikat adalah makhluk. Yaitu yang tercipta dengan penciptaan Allah terhadap mereka sebagaimana makhluk lainnya, yang menyembah Allah. Mereka tidak akan berkata sesuatu hingga Allah mengatakannya, sebagaimana hamba sahaya yang terpelajar, tidak disifati dengan laki-laki dan tidak juga perempuan. Barang siapa yang ber-i’tiqad terhadap ke-perempuan atau kebancian mereka maka orang tersebut kafir, dan barang siapa yang ber-i’tiqad terhadap ke-lelakiannya maka orang tersebut fasiq. Mereka tidak memiliki syahwat, yaitu keinginan nafsu, dan tidak juga nafsu. 

Nafsu terbagi menjadi tujuh tingkatan, sebagaimana berikut:

Ammarah : Tempatnya di As-Shadr (dada), dan pasukannya adalah: bakhil (kikir), hirshu (cinta dunia), hasad, kebodohan, takabur, syahwat, ghosab (menggunakan milik orang lain tanpa idzin).

Lawwamah : Tempatnya di Al-Qalbu (hati), adapun hati letaknya dibawah buah dada sebelah kiri perkiraan dua bentang jari tangan. Pasukannya adalah: mencela, prasangka, memaksa, ujub, ghibah (bergunjing), riya’, sewenang-wenang, berbohong, lalai.

Mulhimah : Tempatnya di Ar-Ruh, adapun ruh letaknya dibawah buah dada sebelah kanan perkiraan dua bentang jari tangan. Pasukannya adalah: dermawan, kerelaan, tawadu’, taubat, sabar, lapang dada.

Muthmainnah : Tempanya di As-Sirru, yang mana letaknya disebelah buah dada sebelah kiri perkiraan dua bentang jari tangan hingga ke arah dada. Pasukannya adalah: kemurahan hati, tawkkal, ibadah, bersyukur, ridla’, khasyyah.

Rodliyah : Tempatnya di Sirrus Sirri, mungkin yang dimaksud oleh mushannif dengan kata Sirrus Sirri adalah Qalab (dengan dibaca fathah huruf lam-nya), yaitu seluruh jasad. Pasukannya adalah: kemurahan hati, zuhud, ikhlas, wara’, riyadlah, kepercayaan.

Mardliyyah : Tempatnya di Al-Khafi yang terletak di sebelah buah dada sebelah kanan perkiraan dua bentang jari tangan hingga kepertengahan dada. 
Pasukannya adalah: baik budi pekerti, meninggalkan yang selain Allah, halus/ramah terhadap manusia, membawa mereka pada kebaikan, memaafkan kesalahan, cinta dan condong kepada mereka guna mengeluarkan mereka dari kegelapan watak dan jiwa mereka menuju jiwa yang terang.

Kamilah : Tempatnya di Al-akhfa, yaitu pertengahan dada. Pasukannya adalah: ilmul yaqin, ainul yaqin dan haqqul yaqin.

Selain dari tidak memiliki nafsu, para malaikat juga tidak memiliki bapak dan ibu, karena sesungguhnya mereka adalah jasad yang berupa cahaya, yaitu kebanyakan dari mereka diciptakan dari cahaya. Namun kadang ada juga sebagin dari mereka yang diciptakan dari tetesan-tetesan yang menetes dari malaikat Jibril setelah ia mandi dari sebuah sungai yang berada dibawah Arsy. Para malaikat bisa berubah-rubah wujud/bentuk yang berbeda-beda, mereka juga tidak makan, minum dan tidak tidur. Adapun dalil yang mununjukkan akan hal itu adalah firman Allah: “Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya”.
Sedang tidur adalah suatu kelelahan/kelesuan yang akan menimpa pada manusia dan tidak menghilangkan akal mereka. Para malaikat tidak akan pernah maksiat atau menentang terhadap Allah, terhadap apa-apa yang telah Allah perintahkan kepada mereka, mereka akan selalu mengerjakan apa-apa yang telah diperintahkan.

Firman Allah:

“Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka)”.
Yaitu yang berupa ketaatan dan peraturan.

Fiman Allah:
“Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan”
Yakni, para malaikat adalah para hamba dari sekian banyak hamba Allah yang dimuliakan dengan kesucian dari dosa-dosa, yang tidak akan mendahului terhadap izin Allah dengan sebuah perkataan. Mereka hanya akan mengerjakan terhadap perintah Allah apabila Allah telah memerintahkannya, karena sesungguhnya mereka berada dipuncak pengawasan (muraqabah) Allah swt. maka mereka menyatukan antara perkataan dan perbuatan dalam bertaat, dan itulah puncak dari ketaata

Tiada ulasan: