Diriwayatkan, pada suatu hari Syekh Ahmad Kanji sedang mengambil air wudhu, terlintas dalam hatinya bahwa Tharekat Syekh Abdul Qadir itu lebih disukai daripada thorekat-thorekat lainnya. Gurunya yaitu
Syekh Abi Ishaq Maghribi mengetahui pula apa yang
terlintas dalam hati muridnya, lalu beliau bertanya : "Apakah kamu mengetahui tentang kedudukan
Syekh Abdul Qadir?".
Dijawab oleh Syekh Ahmad Kanji : "Saya tidak
tahu".
Lalu gurunya menjelaskan: "Perlu diketahui bahwa Syekh Abdul Qadir itu memiliki duabelas
sifat-sifat kemuliaan. Kalau lautan dijadikan tintanya, dan pepohonan dijadikan penanya, manusia, malaikat, dan jin sebagai penulisnya, maka tidak akan mampu menuliskan sifat-sifatjatidiri yang dimiliki beliau itu".
Mendengar penjelasan dari gurunya itu, ia makin bertambah mahabbah kecintaannya kepada
Syekh Abdul Qadir, hatinya berbisik : "Salah satu harapanku jangan dahulu aku meninggal sebelum aku mendalami dan mengamalkan thariqahnya".
Kemudian dengan kemauan yang keras berangkatlah ia menuju kota Baghdad, setibanya disebuah gunung di wilayah Ajmir, dibawah gunung mengalir sungai, lalu ia
mengambil air wudhu untuk bersembahyang serta beristirahat di tempat itu. Angin bertiup sepoi-sepoi basah mengipasi badan yang letih sehingga ia terlena dan tertidur dengan nyenyaknya.
Didalam keadaan tidur ia bermimpi dikunjungi Syekh Abdul Qadir. Beliau membawa mahkota merah dan sorban hijau, Syekh Ahmad Kanji berdiri menghormati
kedatangan beliau.
"Mari kesini lebih dekat lagi", kata beliau sambil mengenakan mahkota merah dan sorban hijau di atas
kepala Syekh Ahmad Kanji, dan berkata :"Wahai Ahmad Kanji, sekarang kamu sudah menjadi muridku, dan menjadi anakku dan menjadi Rijalullah ( Pahlawan
Allah )". Lalu beliau menghilang dan bangunlah Syekh Ahmad Kanji dari tidurnya, mahkota dan sorban sudah melekat terpakai di atas kepalanya, lalu ia bersujud
syukur atas nikmat Allah yang telah diterimanya.
Kemudian ia pulang kembali kepada gurunya sambil
memperlihatkan mahkota merah dan sorban hijau hadiah pelantikan dari Syekh Abdul Qadir,dan menceritakan tentang peristiwa yang telah dialaminya.
Gurunya berkata : "Wahai Ahmad Kanji, mahkota dan sorban itu adalah suatu hirqoh kemuliaan dan keberkahan bagimu, dan kamu sangat dikasihi Syekh Abdul Qadir. Sekarang berdirilah tegak, dan kamu telah menjadi wali yang utama".
Dengan mengharap keberkahannya, Syekh Abi Ishaq
Maghribi memakai mahkota dan sorban itu di kepalanya, lalu diserahkan kembali kepada Syekh
Ahmad Kanji.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan