Catatan Popular

Isnin, 24 Jun 2019

SAHABIYYAH PENGUKIR SEJARAH Ummu Haram Wanita yang Syahid di Lautan



Ummu Haram binti Milhan merupakan bibi dari Anas bin Malik, salah satu sahabat yang sejak kecil melayani keperluan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan selalu bersama Rasulullah. Haram binti Milhan juga merupakan istri dari sahabat Rasulullah, Ubadah bin Shamit.

Ummu Haram dan Ubadah tinggal di kota Kuba, Kota tepat di luar Madinah. Kota Kuba ini merupakan kota yang menjadi tempat pemberhentian Rasulullah ketika beliau hijrah ke Madinah untuk pertama kalinya. Hingga kemudian tempat ini menjadi spesial untuk beliau dan seringkali berkunjung ke kota Kuba ini. Setiap kali beliau mengunjungi kota Kuba, Beliau pun selalu berkunjung dan istirahat sejenak di rumah Ummu Haram.

Dari hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari. Dikisahkan pada suatu hari ketika beliau sedang berkunjung dan tertidur di rumah Ummu Haram, Beliau terbangun dan kemudian tersenyum.

“Mengapa engkau tersenyum, Ya Rasulullah?” Tanya Ummu haram. Beliau menjawab, “Sekelompok manusia dari umatku diperlihatkan kepadaku, mereka berperang di jalan Allah dengan berlayar di lautan sebagaimana raja-raja di atas pasukannya atau laksana para raja yang memimpin pasukannya.”

Ummu Haram berkata, “Wahai Rasulullah, doakanlah agar aku termasuk golongan mereka.”

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan Ummu Haram lalu meletakkan kepalanya dan melanjutkan tidurnya. Sebentar kemudian beliau bangun dan tertawa.

Ummu Haram bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang membuat Anda tertawa?” Rasulullah bersabda, “Sekelompok manusia dari umatku diperlihatkan kepadaku tatkala berperang di jalan Allah laksana raja bagi pasukannya.”

Ummu Haram berkata, “Wahai Rasulullah, doakanlah agar aku termasuk golongan mereka.” Rasulullah kemudian bersabda, ‘Engkau termasuk golongan para pemula.”

Apa yang dimimpikan oleh Rasulullah kemudian terjadi beberapa tahun setelah beliau wafat. Saat itu Muawiyah bin Sufyan , di masa kekhalifahan Utsman bin Affan ra, menyiapkan kapal dan pasukan untuk menaklukkan Pulau Cyprus yang ketika itu berada di bawah kekuasaan Byzantium.

Ummu Haram, yang usianya ketika itu sudah cukup tua ikut menyertai pasukan tersebut. Ini merupakan angkatan pertama pasukan Muslim yang melakukan perjalanan jihad melalui laut. Pasukan ini mendarat di kota Larnaca, di bagian selatan pulau Cyprus.

Setelah mengalahkan musuh dan bersiap untuk pulang, Ummu Haram terjatuh dari hewan yang dikendarainya. Lehernya pun patah dan beliau pun meninggal dunia disebabkan kejadian itu. Jenazah Ummu Haram kemudian dimakamkan di tempat ia mengalami kecelakaan di Cyprus, sekitar lima kilometer dari kota Larnaca. Hingga sekarang, makamnya menjadi tempat tujuan para turis yang mengunjungi Cyprusmdan menjadikan makam tersebut sebagai tempat penting bagi muslim di Cyprus.

Kerajaan Turki Utsmani menghormati makam Ummu Haram dengan membangun sebuah masjid di sebelahnya. Kompleks makam ini kemudian dikenal sebagai Hala Sultan Tekke.

Tiada ulasan: