Catatan Popular

Selasa, 9 Julai 2019

SYARAH HIKAM ATHAILLAH SYEIKH MUJAHID KE 38 - BERPENGHARAPAN HANYA KEPADA ALLAH

Menurut Kalam Hikmah ke 38 Al-Arifbillah Syeikh Ahmad Ibnu Athaillah As kandary:


”Jangan palingkan harapanmu selain dari Allah, karena Dzat yang Maha Hidup itu tidak mungkin mengenalnya oleh semua angan-angan.”


Semua kehendak yang diangan-diangankan seorang hamba, tidak akan sampai, kecuali membulatkan niat dan harapan ditujukan hanya kepada Allah, meskipun Allah Ta'ala tidak bergantung kepada khayalan dan angan-angan manusia untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada-Nya. Sebab Allah adalah Dzat Maha Sempurna, tidak bergantung kepada siapa pun. Hambalah yang wajib menggantungkan dirinya kepada Rabbul ’Alamin. Allah Ta'ala Maha Memberi, tidak memerlukan pemberian hamba. Allah Ta'ala Maha Kaya, tidak memerlukan khayalan dan angan-angan para hamba untuk mendekati-Nya, sebab Allah SWT. jua yang akan menentukan hamba-Nya datang menemuinya dengan petunjuk-petunjuk yang telah disampaikan kepada para Rasul.

Allah Ta'ala tidak berhajat kepada manusia, karena Allah meliputi segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, di darat dan di laut. Manusialah yang berhajat kepada Allah, maka hajat itu di sampaikan permohonannya hanya kepada Allah. Kebutuhan manusia akan pertolongan Allah, tidak begitu saja diterima oleh hamba, tanpa pengharapan itu diwujudkan dengan amal ikhtiar yang sungguh-sungguh.

Orang-orang yang arif bijaksana berharap kepada Allah dengan khouf dan raja'. Khouf artinya selalu dalam kekuatiran akan amal ibadahnya, kalau-kalau Allah tidak menerima amal ibadahnya, dan raja' artinya selalu dengan penuh harapan memohon kepada Allah SWT. agar amal ibadahnya diterima Allah.

Seorang hamba yang mukmin tidak akan berhenti menyampaikan harapan kepada Allah SWT. Ia tidak bosan-bosan meminta kepada Al Khalikul alam walaupun berkali-kali, karena Allah SWT. adalah satu-satunya tambatan hati dan tempat mengadu. Ia menangis kepada Allah, walaupun sesekali ada perasaan terlintas di dalam sanubarinya, kalau semua yang ia pinta Allah tidak mendengarnya, kalau harapan yang ia panjatkan, Allah tidak mau melayani. Ia kuatir kalau do'a dan pintanya, tidak dibukakan pintu rahmat oleh Allah. Sementara harapannya tetap teguh, tetap membara, terus ia meminta, minta hanya kepada Allah Rabbul Izzah. Itulah sifat orang saleh yang arif dan terus-menerus bermakrifat kepada Allah.

Bermohon hanya kepada-Nya adalah sikap iman orang saleh. Mengapa harus kepada orang lain, padahal yang selain Allah tidak ia temukan bukti-bukti yang menandakan bahwa apa yang ia minta akan diperoleh dari siapa…? Padahal bermohon kepada Allah SWT. pintu rahmat Allah selalu terbuka dan tidak pernah ditutup. Mengapa orang-orang yang menyebut dirinya peminta-minta karena hidup susah dan sulit perjalanan yang ditempuh, meminta dan berharap, kepada selain-Nya, padahal Allah ada dimana-mana, menampakkan kekuasaannya di hadapan mata manusia yang susah itu, mengapa meminta kepada selain Allah, padahal banyak orang yang meminta kepada Allah, tidak pernah Allah mengecewakan mereka. Padahal Allah berjanji, bahwasanya setiap do'a tidak pernah Allah menolaknya.

Kalau pintu rahmat dan anugerah Allah kepada manusia tetap terbuka, tidaklah sepatutnya manusia meminta dan berharap kepada yang bukan Allah.

Sesungguhnya Allah itu hanya satu dan Maha Perkasa (Al Wahidul Qahhar). Maha Mulia dan Maha Hebat (Al Azizul Jabbar).


Tiada ulasan: