Catatan Popular

Ahad, 8 September 2019

KITAB AL ASRAR FIL AWLIYA BAHAGIAN KELAPAN : Definisi Tasawuf


(AWAL DALAM JENJANG KEWALIAN)

Hazrat Khwaja Farīduddīn Mas'ūd Ganjshakar

Sejak dahulu hingga sekarang telah lahir beraneka ragam makna (definisi) serta uraian penafsiran tentang Tasawuf, baik yang berasal dari Ahli Hakikat (Kaum Shufi sendiri), maupun dari kalangan selainnya dengan bermacam tujuan dan keinginan. Hal demikian dikarenakan Tasawuf merupakan jalan menuju mardhatillah, sebagaimana dikatakan:

Thariq (jalan) menuju kepada Allah itu sebanyak bintang di langit atau sebanyak nafas makhluk Allah.
[Menurut lafazh lainnya:

Beraneka ragam bentuk/ mujahadah dapat dilihat di kitab Siyarrus Salikin II: 237-241 & III 56-57, karya Abdus Shamad al Palimbani al Jawi]


Di antara definisi/ makna Tasawuf itu adalah seperti yang dikatakan oleh Syaikh Junaid Al Baghdadi Rhm, bahwa Tasawuf itu adalah membersihkan hati daripada hal/ perkara yang mengganggu pada kebanyakan makhluk, berjuang meninggalkan pengaruh kelakuan bawaan, memadamkan sifat-sifat rendah, menjauhi segala panggilan (seruan) dari hawa nafsu, menghendaki sifat-sifat ruhani yang suci, bergantung kepada hakikat, mendahulukan sesuatu yang terlebih penting dan terlebih kekal, menaburkan nasihat kepada sesama, memegang teguh janji dengan Allah dalam hal Hakikat dan mengikut contoh Rasulullah SAW dalam hal syariat .


Dan lagi berkata Sufi lainnya, yaitu Syaikh Ma’ruf al Karkhi Rhm : “Tasawuf adalah mengambil hakikat, dan putus asa dari apa yang ada dalam tangan sesama makhluk”


Abu Muhammad al Jurairi Rhm mengatakan: “Tasawuf adalah masuk ke dalam akhlak menurut contoh yang diwariskan Nabi dan keluar dari akhlak yang rendah”.
Abu Ali Ahmad ar Ruzbari Rhm barkata: “ Seorang shufi ialah yang memakai kain shuf untuk membersihkan jiwa, memberi makan hawanya dengan kepahitan, meletakkan dunia di bawah tempat duduk dan berjalan (suluk) menurut apa yang dicontohkan Rasulullah Al Mushthafa SAW”.


Dan sebagai inti daripada Tasawuf itu adalah merupakan ilmu menggali hati agar terpancar darinya sumber mata air kehidupan Sunnah Rasulullah SAW sebagai sebaik-baik jalannya orang-orang terpilih baik awal maupun akhir. Itulah sumber mata air keutamaan yang tiada habis dikuras dan digali, tempat lahirnya kehidupan dan terbitnya cahaya hati para ‘Arifin, serta ruhaniyah yang suci.


Tasawuf sebenarnya merupakan thariqah untuk menuju pemurnian jiwa, untuk mencapai kepatuhan sejati pada kebenaran wahyu Ilahi yang diturunkan atas Rasul-Nya, untuk mendorong agar menjalankan perintah Syari’at dengan tulus, dan menumbuhkan kepatuhan yang mutlak, yang tidak mementingkan diri, tiada demi keridhaan Allah. Ia adalah jalan untuk menjadi hamba Allah yang tulus dan bersungguh-sungguh. Dan Tasawuf bukanlah untuk melakukan hal-hal misterius, atau untuk mengagungkan pemujaan.


Ja’far As Shadiq Rhm berkata: “Aku telah berteman dengan 400 orang shufi, kutanyakan kepada mereka 4 masalah, tiada seorangpun yang dapat menjawabnya. Karenanya aku merasa kesal dan pada malam harinya aku bermimpi bertemu Nabi SAW, kutanya keempat masalah itu. Kutanyakan apa dan bagaimana hakikat tauhid, bagaimana definisi akal, apa artinya Tasawuf dan apa hakikat faqir”. Rasulullah menjawab: “Hakikat tauhid itu apa yang terlintas dalam hatimu adalah baharu dan fana. Sedang Allah berbeda dengan yang seperti itu, karena Dia tidak sama dengan yang baharu. Mengenai definisi akal sekurangnya meninggalkan kemewahan dunia dan lebih dari itu meninggalkan memikirkan Zat Allah.

Definisi Tasawuf adalah meninggalkan penyabdaran sesuatu kepada makhluk dan menyembunyikan segala rahasia. Hakikat faqir adalah tidak memiliki sesuatu dan tidak dimiliki oleh sesuatu. Dan yang dimaksud tidak memiliki sesuatu yakni tidak memandang apa yang ada pada tanganmu menjadi milikmu, tetapi engkau pandang hanya titipan Allah jua dan Allah dapat mengambilnya sewaktu-waktu. Dan maksud bukan dimiliki oleh sesuatu yakni hatimu tiada cenderung kepada sesuatu, baik kemewahan dunia maupun nikmat akhirat, dan hanya yang menjadi tumpuan hati kepada Allah.
Secara umum Tasawuf itu bisa disederhanakan menjadi:

Mempertahankan adab syariat dan Ilahiyyah baik zhahir maupun batin.

Tiada ulasan: