Catatan Popular

Rabu, 23 Disember 2020

Abu Bakar Bin Abdur Rahman : Seorang ahli ibadah yang khusyu‘

Seorang hamba yang ahli ibadah

Abū Bakar bin ‘Abd-ir-Ramān adalah seorang ahli ibadah yang khusyu di dalam shalatnya dan memperbanyak shalat sunnah, sebagai pengamalan dari firman Allah azza wa jalla:

“Laksanakanlah shalat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan (laksankanlah pula shalat) Shubuh. Sungguh, shalat Shubuh itu disaksikan (oleh malaikat) Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajjud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji. 

Dan katakanlah (Muammad), ya Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan (pula) aku ke tempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang menolong(ku).” (al-Isrā’: 78-80).

Dia adalah orang yang banyak melaksanakan shaum dan shalat, dia melaksanakan shaum sepanjang hidupnya. Dia tidak pernah meninggalkan yang wajib, bahkan menyertainya dengan yang sunnah. Tidak pernah meninggalkan yang sunnah, bahkan melaksanakannya dengan sangat sempurna. Berikut ini perkataan salah seorang saudaranya tentang dirinya: “Saudaraku, Abū Bakar, selalu melaksankan shaum dan tidak pernah berbuka. Lalu pada suatu hari putranya datang kepadanya dan dia sedang berbuka, maka putranya berkata: “Mengapa hari ini engkau berbuka?” Abū Bakar menjawab: “Aku sedang junub dan belum mandi sampai waktu Shubuh, lalu Abū Hurairah memberikan fatwa kepadaku agar aku berbuka.” Maka mereka mengirimkan utusan kepada ‘Ā’isyah untuk bertanya mengenai masalah tersebut, lalu ‘Ā’isyah menjawab: “Suatu ketika Nabi s.a.w. dalam keadaan junub, lalu beliau mandi setelahnya pada waktu Shubuh, kemudian beliau keluar dan kepalanya masih bercucuran air, lalu beliau melaksanakan shalat, kemudian menjalankan shaum pada hari itu.”

Tidak ada alasan ataupun penyakit yang dapat menahan dan mencegahnya dari melaksanakan kewajiban shalat. Dia menyerahkan seluruh penyakit yang menimpanya dan rintangan yang menghalanginya dari melaksanakan kewajibannya kepada Allah ‘azza wa jalla. 

Dia pernah terkena penyakit di tangannya, dan pada saat sujud dia akan merasakan sakit yang teramat sangat, maka dia menyuruh keluarganya untuk membawa sebaskom air, kemudian dia meletakkan tangannya di dalam baskom air itu ketika sujud. Sampai sebatas ini dia telah mampu mengalahkan dan melampaui berbagai kesulitan yang menghalanginya dari Tuhannya, dia melaksanakan kewajibannya sebagai seorang hamba yang senantiasa beribadah dan bersujud.

 

Tiada ulasan: