Catatan Popular

Rabu, 23 Disember 2020

TASAWWUF MODEN BAB 4 FASAL 38 : HIKMAT (BAB 4 KESIHATAN JIWA DAN BADAN )

PROF DR. HAMKA (TOKOH AGAMA AGUNG INDONESIA)

Hikmat ertinya bijaksana. Iaitu keutamaan yang diberikan Allah kepada manusia, supaya manusia dapat mengendalikan syahwatnya dan kemarahannya, jangan sampai melantur. Ahli hikmat dinamai seorang Hakim, kata jamaknya Hukama.

Lukman digelari Al Hakim kerana dia banyak sekali mengajarkan sifat hikmat itu kepada anaknya, yang dengan dia dapat dikendalikan akal budi menurut mestinya.

Seperti sifat-sifat yang lain hikmat itu adalah berjalan di tengah-tengah. Terlalu ke atas, sehingga melebihi dari mesti, mendatangkan bahaya. Terlalu kurang hikmat, sehingga ke bawah dari mesti mendatangkan kerugian.

Hikmat yang amat berlebihan dari mesti, tidak patut dinamai ikmat lagi, tetapi bernama cerdik buruk. Cerdiknya tidak memberi manfaat, tetapi merugikan orang lain, mana yang tunduk dititinya, mana yang tinggi dipanjatnya. Cerdik buruk berisi senyum, tetapi di dalam senyum tersimpan kedengkian:

"Bila engkau melihat singa mengeluarkan saingnya, janganlah engkau sangka dia tersenyum".

Dari mulut keluar perkataan manis, laksana bubur bercampur santan dan tengguli, tapi di dalam tersimpan racun yang mematikan.

Yang di bawah sekali, tidak ada hikmatnya. Ialah orang goblok. Fikirannya tidak lebih dari barang yang ada di mukanya.Dia tidak mengerti akibat. Kalau datang seorang penipu menepuk kuduknya, dan memberinya sebatang rokok lisong, dengan sebuah kertas yang harus ditandatangani, padahal kertas itu meminta persetujuannya untuk menyerahkan lehernya segera diikat, maka sambil menjentik-jentikkan abu rokok itu , dia tidak keberatan menandatangani kertas itu. Pendeknya dijualnya negeri dan bangsanya dengan sekali tepuk kuduk, atau sebatang rokok lisong. Di zaman sekarang dengan 'amplop tertutup'. Atau orang masuk dari pintu belakang, mendekati isterinya "Nyonya Besar' yang tamak dan menyukai hidup mewah.

Bodoh adalah penyakit, ada yang dari sebab tabiat, atau keturunan, amat sukar sembuhnya. Adapun dari sebab musabab turunan atau tabiat itu, kata orang kadang-kadang boleh sembuh, kalau pada satu ketika ditimpa oleh penyakit lain. Tetapi yang timbul lantaran kurang pengajaran dan pendidikan dan kurang pergaulan, dapat dihilangkan dengan menempuh sebab-sebabnya tersebut. Ada juga penyakit pada orang pintar, tetapi tidak tahu harga diri, rendah gengsi (malu), kurang darjat.

Orang gila dapat dikenal dari kelakuannya, dan orang bodoh dapat pula dikenal dari aksi dan buah tuturnya. Tinggi rupanya dari botolnya.

Tiada ulasan: