Catatan Popular

Selasa, 15 Mac 2022

HIKAM ATHAILLAH SYARAH GURU LANANG KE 39 : HANYA ALLAH YANG DAPAT MENGHIDUPKAN SESEORANG DARI BENCANA

Menurut Kalam Hikmah ke 39 Al-Arifbillah Syeikh Ahmad Ibnu Athaillah As kandary:

 

Laatarfa’ananna ilaa ghairihi haajatan huwa muuriduhaa ‘alaika fakaifa yarfa’u ghairahu maakaana huwalahu waadhi’aan man laayastathii’u an yarfa’a haajatan ‘an nafsihi fakaifa yastathii’u an yakuuna lahaa ‘an ghairihi raafi’aan.

 

Artinya : Janganlah sekali-kali kamu mengangkat (menginginkan) suatu hajat kepada selain Allah. Padahal Dia-lah yang menyampaikan hajat kepadamu. Maka bagaimanakah selain Allah itu dapat menghilangkan sesuatu hajat yang telah diletakkannya?. Orang tiada akan mampu menghilangkan sesuatu dari dirinya sendiri, maka bagaimanakah dia akan mampu menghilangkan hajat orang lain?”.

 

Segala sesuatu yang terjadi dan menimpa diri manusia, itu adalah merupakan cobaan yang datangnya dari Allah. Dan oleh karena  segala sesuatu itu datangnya dari Allah, maka hanya Allah pulalah yang dapat menyingkirkannya, sebagaimana firman-Nya yang tersebut dalam Al-Quran Surat Yunus ayat 107, yang artinya :

Apabila Allah menimpakan suatu kemadharatan, maka tidak akan ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan apabila Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak akan ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Oleh karena itu, apabila suatu saat kita mendapatkan musibah, maka hendaknya kita memohon pertolongan kepada Allah, karena hanya Dia-lah yang dapat menghindarkan hamba-hamba-Nya dari berbagai macam musibah atau bencana.

Sehubungan dengan hal ini, tersebutlah riwayat pada suatu hari Muhammad bin Husen bin Hamdan sedang duduk di beranda masjid bersama Yazid bin Harun. Kemudian tiba-tiba muncullah seorang laki-laki asing yang lantas bertanya kepada Muhammad bin Husen tentang bagaimana cara menghilangkan bencana yang telah lama dialaminya akan tetapi belum jug berakhir.

Setelah mndengarkan pengaduan  dari orang asing tersebut, kemudian Muhammad bin Husen membacakan kepadanya sebuah kitab yang di dalamnya tertulis firman Allah, yang artinya :

“Sesungguhnya Allah Azza Wajalla berfirman : Demi kemulyaan-Ku, kebesaran-Ku, kemurahan-Ku, dan ketinggian-Ku di atas Arsy-Ku. Sungguh aku putuskan harapan orang yang mengharap kepada selain Aku dengan kekecewaan. Dan Aku kenakan pakaian kepadanya dari kehinaan di kalangan manusia. Dan Aku jauhkan dia dari dekat-Ku serta Aku putuskan hubungan dengan-Ku. Mengapa dia mengharap selain Aku di dalam kesukaran, padahal kesukaran itu ada dalam genggaman-Ku dan hanya Akulah yang dapat menyingkirkannya. Dan dia berharap kepada selain Aku dan dia mengetuk pintu selain pintu-Ku padahal pintu-pintu itu tertutup, hanya pintu-Kulah yang terbuka bagi siapa saja yang mau berdo’a kepada-Ku. Siapakah yang pernah mengharap kepada-Ku untuk melepaskan kesukarannya lalu aku kecewakan. Dan siapakah yang pernah mengharap kepada-Ku dengan membawa dosa yang besar, kemudian aku putuskan harapannya? Atau siapa yang pernah mengutuk pintu-Ku lalu dia kubukakan?. Sesungguhnya Aku telah mengadakan hubungan langsung antara Aku dengan cita-cita dan harapan semua makhluq-Ku, lalu mengapa kamu bersandar selain Aku? Dan Aku rela dengan perlindungan-Ku. Dan Aku telah memenuhi langit-Ku dengan Malaikat yang tak bosan-bosan-Nya bertasbih kepada-Ku. Kemudian Aku perintahkan kepada Malaikat supaya tidak menutup pintu yang mendindingi antara Aku dengan hamba-hamba-Ku.

Aku akan tetapi mereka tidak percaya akan firman-Ku. Tidakkah mereka mengerti bahwa siapa saja yang ditimpa bencana yang Aku turunkan, tidak ada seorangpun yang dapat menyingkirkannya kecuali hanya Aku. Lalu mengapakah Aku melihat dia dengan semua angan-angan dan harapannya selalu berpaling dari dapa-Ku. Mengapa dia tertipu oleh selain Aku?”.

Tiada ulasan: